Nathan berkata dengan nada datar, "Biarkan saja. Lagi pula, memang sudah nggak ada gunanya lagi."Perawat itu kebingungan dan tidak tahu apa yang dimaksud Dokter Nathan.Nathan tidak menjelaskan terlalu banyak padanya. Berdasarkan keterampilan medis yang dimilikinya, Nathan sudah mengetahui bahwa Ruben menderita impotensi dan ejakulasi dini. Itu sebabnya, dia barusan mengatakan kemaluan Ruben tidak berguna lagi.Tepat di saat ini, pintu departemen terbuka. Wakil kepala rumah sakit, Andre, bergegas masuk dengan sekelompok staf medis.Melihat Ruben yang tergeletak di lantai sambil memegangi selangkangannya karena kesakitan, wajah Andre langsung memucat."Nathan, sebagai seorang tenaga medis, kamu nggak mematuhi etika medis dan memukul rekan kerjamu. Tahukah kamu apa konsekuensinya?"Seorang dokter maju, lalu memeriksa luka Ruben. Tak lama kemudian, dia langsung berteriak, "Gawat, gawat!"Andre tidak memercayainya dan berkata, "Apa yang terjadi? Apa putraku dipukul sampai mati oleh bajing
Mendengar itu, Tiara tidak mengatakan apa pun, melainkan melirik Nathan dari balik mejanya.Melihat Nathan bersikap seolah-olah hal itu tidak ada hubungannya dengannya. Tiara tidak bisa menahan emosi dalam hatinya lagi."Dokter Nathan, apa nggak ada yang perlu kamu jelaskan di sini?""Atau kamu mengakui pernyataan yang dikatakan Pak Andre dan telah melanggar peraturan rumah sakit?""Kalau memang begitu, silakan berkemas dan tinggalkan Rumah Sakit Perdana sekarang juga. Aku nggak bisa menoleransi bajingan seperti itu bekerja di bawah komandoku."Nathan mengerutkan kening dan berkata, "Bu Tiara, kamu memanggil kami ke sini, seharusnya kamu sudah tahu apa yang terjadi, jadi mengapa kamu masih bertanya lagi?""Kamu ...."Tiara sangat emosi. Dia langsung memelototi Nathan.Andre memanfaatkan kesempatan itu dan berkata sambil menggertakkan gigi, "Bu Tiara, kamu juga sudah lihat. Nathan ini nggak punya kerendahan hati dan kesopanan yang seharusnya dimiliki seorang dokter. Dia jelas-jelas baji
Berita pemecatan Ruben dengan cepat menyebar ke seluruh rumah sakit.Dalam sekejap, para dokter dan perawat sangat terkejut. Mereka tidak menyangka situasi akan berubah drastis."Dia memang pantas dia mendapatkannya. Bajingan ini telah melecehkan perawat wanita berkali-kali. Sekarang akhirnya dia mendapatkan balasannya.""Syukurlah. Akhirnya Andre dan putranya diberi hukuman. Dokter Nathan memang hebat dan pantang menyerah."Banyak orang yang diam-diam bersorak. Mereka lega karena Nathan tidak dikeluarkan dari rumah sakit.Sebaliknya, mereka yang tidak menyukai Nathan dan berharap pria itu dipecat, benar-benar kebingungan.Wakil kepala rumah sakit tidak bisa mengalahkan Nathan? Tidak masuk akal sekali.Tanpa dukungan dari CEO Grup Sebastian, Nathan bukanlah siapa-siapa.Beberapa dokter pria yang punya pemikiran cabul saling berpandangan. Dalam benak mereka sekarang bermunculan adegan-adegan yang tidak senonoh.Jangan-jangan Nathan menjadi gigolonya kepala rumah sakit mereka?Jika meman
Saat ini, Nathan juga telah menerima telepon dari Bima."Tuan Nathan, Emilia menginginkan tanah panti asuhan. Anda ingin memberikannya kepadanya atau nggak?"Nathan berpikir sejenak, lalu menjawab, "Terserah kamu saja. Bagaimanapun juga, kami berdua pernah bersama. Kalau persyaratan yang ditawarkan oleh Grup Sebastian cocok, kamu bisa berikannya kepadanya."Bima menghela napas dan berkata, "Sudah saya duga, Tuan Nathan masih belum sepenuhnya melepaskan gadis ini. Baiklah. Kalau begitu, biarlah Grup Sebastian yang mengambilnya."Tak lama kemudian, berita bahwa Grup Nugroho setuju untuk menyerahkan tanah kepada Grup Sebastian untuk dikembangkan telah sampai di telinga Emilia.Kebahagiaan datang terlalu cepat, sampai-sampai Emilia tidak percaya. "Apa Tuan Bima berubah pikiran?"Staf yang menyampaikan pesan sebelumnya berkata, "Pantas saja Bu Emilia punya reputasi baik dalam komunitas bisnis Beluno. Ternyata kamu juga punya taktik tersembunyi. Jujur saja, setelah Tuan Bima menerima panggil
"Sudahlah, Nona Regina. Sebaiknya kita bahas masalah penting saja."Nathan juga hampir tidak sanggup menahan serangan dari Regina.Wanita ini begitu menawan dan menggoda. Baik itu senyumannya ataupun setiap gerakannya tampak begitu memikat. Dia benar-benar tidak bisa menahan diri lagi.Regina berhenti tertawa dan mengangguk. "Baiklah, mari kita bahas masalah penting.""Tiara, aku rasa Dokter Nathan bisa menyembuhkan penyakitmu."Tiara menatap Nathan dan berkata dengan nada menghina, "Dia? Selama bertahun-tahun ini, aku telah mengunjungi banyak dokter terkenal. Bahkan, beberapa di antaranya termasuk ahli terkenal di Mavodi. Tapi mereka semua mengatakan sangat sulit. Sebaliknya, dia hanya seorang dokter kecil, kemampuan macam apa yang dia miliki?"Nathan mengerutkan kening dan berkata, "Kalau aku nggak salah, penyakit yang ingin kamu obati itu atresia rahim, 'kan?"Tiara sangat malu saat menyebutkan masalah ini. Dia berkata kepada Regina, "Regina, ini rahasia di antara kita berdua. Menga
"Bagus, putriku. Pria nggak tahu berterima kasih ini memang pantas disiram!""Kak, bagus sekali. Menurutku, kamu seharusnya nggak hanya menyiramnya dengan air, tapi kamu juga harus menamparnya agar dia mengingatnya."Tamara dan putranya bertepuk tangan dan bersorak. Keduanya diam-diam merasa bangga.Daniel berkata sambil tersenyum jahat, "Nathan, bahkan aku merasa kasihan padamu. Emilia adalah gadis yang baik, lembut, dan berbudi luhur. Kamu bukan hanya nggak menghargainya dengan baik, tapi kamu juga membuatnya emosi.""Kamu benar-benar nggak tertolong lagi. Pantas saja, Emilia minta putus denganmu."Melihat air di wajah Nathan yang jatuh membasahi bajunya, Emilia tertegun sejenak."Ke ... kenapa kamu nggak menghindar?"Nathan memang bisa menghindar, tetapi dia tidak ingin."Apa kamu puas sekarang? Senang?""Aku rasa seharusnya kamu lebih jelas daripada siapa pun mengenai sifat asli ibumu dan juga adikmu itu.""Kamu percaya dengan apa yang mereka katakan. Emilia, kamu benar. Berpisah a
Daniel menatap Nathan sambil tersenyum, "Kenapa, Nathan? Dari nada bicaramu, sepertinya kamu punya pendapat?"Tamara berkata dengan nada meremehkan, "Tentu saja dia keberatan. Dia nggak bisa menerima kenyataan bahwa Tuan Daniel lebih cakap darinya, jadi dia cemburu."Nathan menggelengkan kepalanya. Sikap tidak tahu malunya Daniel benar-benar melebihi ekspektasinya.Padahal, Bima yang meneleponnya untuk meminta pendapat. Berkat persetujuannya, barulah Grup Sebastian berkesempatan mengambil alih tanah panti asuhan.Daniel memegang gelas anggur dan berkata, "Nathan, mana boleh kamu seperti itu.""Aku berbaik hati mengundangmu untuk bergabung, tapi kamu malah nggak berterima kasih dan berbalik mempertanyakanku. Dilihat dari sikapmu ini, sepertinya yang membantu Emilia bukanlah aku, melainkan kamu?"Tamara mencibir. "Cuih! Dia hanya seorang pecundang, mana mungkin? Kalau dia bisa melakukan hal seperti itu, aku akan makan kotoran di depannya!"Nathan menatap Emilia dan berkata dengan nada se
Orang-orang di sekitar berteriak ketakutan. Mereka tidak menyangka gangster-gangster ini bahkan tidak takut dengan Keluarga Liman."Dalam hidupku, aku paling benci orang sok hebat sepertimu.""Siapa suruh kamu berlagak di sini? Huh? Hajar dia!"Pria botak itu memberi perintah dan langsung menginjak wajah Daniel.Daniel tergeletak di lantai. Belasan pria berpakaian hitam kompak menginjaknya dengan keras. Tidak puas hanya dengan menginjaknya, mereka juga menendangnya."Kalian bajingan, cari mati!""Hentikan! Aku perintahkan kalian untuk berhenti sekarang juga, atau aku akan membuat kalian semua menjadi abu!""Argh! Jangan pukul lagi. Kak, berbelas kasihanlah! Jangan pukul aku lagi. Kalau terus begitu, aku akan dipukuli sampai mati. Argh ...."Sayangnya, sebelum bertahan selama tiga detik, Daniel telah mengeluarkan lengkingan keras. Dia memegangi kepalanya sambil memohon ampun.Hidungnya patah. Seluruh wajahnya memar dan bengkak.Yang lebih parah lagi, selangkangannya juga ditendang sampa
Saat ini, Nathan pun berkata dengan nada datar, "Anggur yang kubawa bukanlah anggur lokal. Ini juga bukan anggur yang bisa diseduh oleh kilang anggur."Tamara tampak emosi dan berkata, "Nathan, apa kamu akan mati kalau nggak membual? Anggur yang kamu bawa bukan anggur lokal? Jadi, maksudmu itu Anggur Abadi?""Benar. Ini memang Anggur Abadi!" jawab Nathan.Semua anggota Keluarga Sebastian tercengang, kemudian tertawa terbahak-bahak.Konyol! Konyol sekali!Dia bahkan berani bilang itu Anggur Abadi? Pecundang ini sungguh tidak tahu malu.Edward memperlihatkan senyum penuh arti di wajahnya. Sungguh suatu penghinaan bagi tuan muda sepertinya, jika dibandingkan dengan pecundang seperti itu.Tuan Besar Arga menghiburnya. "Nathan, meski anggurmu kualitasnya rendah, kita juga nggak perlu bersaing dengan orang lain.""Sama halnya dengan kata bijak ini, jangan kejar kupu-kupu, perbaiki kebun maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya!"Nathan mengangguk dan berkata, "Kakek benar. Aku akan mengi
Memang benar. Dari penampilannya, anggur yang dibawa Nathan kelihatannya tidak begitu bagus.Anggur yang bagus membutuhkan kemasan yang baik, tetapi anggur yang dia bawa itu bahkan dikemas dalam kendi tanah liat. Sudah pasti orang-orang kurang tertarik melihatnya.Tamara langsung memarahinya. "Nathan, dasar bodoh. Asal kamu tahu saja, bisa membiarkanmu datang makan malam di sini juga termasuk aku sudah memberimu muka.""Tapi mengingat status Tuan Besar kami yang mulia, beliau nggak akan minum anggur pemberianmu. Sebaiknya kamu enyah dari sini secepatnya. Jangan mempermalukan Keluarga Sebastian kami."Nathan masih tenang. "Aku katakan sekali lagi, anggur ini merupakan anggur yang sangat berharga. Aku sudah memberikan pada Kakek sebelumnya. Apalagi, anggur ini punya khasiat yang sangat baik untuk kesehatannya."Ken mendengus dingin, lalu menyeringai. "Anggur yang sangat berharga? Nathan, kamu memang jago membual.""Sepertinya pemahamanmu tentang anggur masih kurang. Kalau begitu, biarlah
Dilihat dari sudut mana pun, Tamara sangat puas terhadap Edward. Dia berkata sambil tersenyum, "Menantuku, silakan duduk. Kamu adalah tokoh utama dalam jamuan keluarga malam ini."Edward tampak begitu sopan terhadap orang-orang Keluarga Sebastian.Hal itu sontak membuat seluruh Keluarga Sebastian kegirangan. Semuanya beranggapan bahwa menantu laki-lakinya ini sangat sempurna dan tanpa cela."Melihat Edward begitu diterima keluarga kami, apa hatimu merasa nggak nyaman?"Entah sejak kapan, Emilia sudah berjalan mendekati Nathan dan menanyakan hal itu.Nathan tersenyum dan berkata, "Selamat, ya. Kamu sudah menemukan pria yang hebat. Kamu selalu berharap bisa menikah dengan keluarga kaya selama ini. Sekarang impianmu sudah terwujud."Ekspresi Emilia tampak rumit. Dia menghela napas. "Nathan, sebenarnya aku tahu kamu bukanlah orang yang jahat. Kamu punya kepribadian yang baik.""Melihat orang yang berbudi luhur seperti itu, seharusnya kamu menirunya. Aku mengatakan ini semua bukanlah untuk
Akhirnya dia mengerti apa maksud dari dua jurus yang disebut Nathan barusan. Yang pertama, memancing musuh masuk dalam perangkap. Yang kedua, memaksa pelakunya memunculkan dirinya dan membuatnya putus asa."Kelvin, si pria malang ini, baru mengaku hanya karena dia sudah tersudut.Namun, Liam bisa memahami hal ini. Lagipula, siapa yang berani meminumnya? Dia bahkan bertekad untuk tidak meminumnya tadi!Hanya saja, Nathan bahkan lebih jahat dan licik dari bayangannya.Siapa sangka, ternyata semua air itu tidak beracun sama sekali. Lagi pula, Regina juga tidak mungkin mengetahui siapa pelakunya.Mereka hanya memainkan trik untuk memaksa Kelvin mengakui semua perbuatannya.Keji sekali!Memikirkan hal ini, Liam yang baru saja meredakan emosinya, mengepalkan tinjunya lagi. Wajahnya juga berubah drastis.Dia benar-benar merasakan penghinaan yang besar.Gigolo yang mengandalkan hidup pada perempuan ini beraninya mempermainkan dirinya, yang mana notabene tuan muda dari Grup Suteja.Bagaimana di
Regina meminta yang lainnya bubar dan hanya menyisakan Nathan serta Tiara di ruang rapat itu."Regina, apa dari awal kamu sudah tahu kalau pelakunya Pak Kelvin?"Begitu semua orang keluar, Tiara sudah tidak sabar untuk menanyakan pertanyaan terbesar dalam hatinya.Regina memutar bola matanya dan berkata, "Kalau dari awal sudah tahu, pasti sudah menangkapnya. Mengapa harus membuat begitu banyak pergerakan?"Tiara tertegun dan bertanya, "Jadi, kamu nggak tahu siapa pelakunya? Lalu, mengapa kamu bilang kamu tahu?"Regina tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku nggak tahu. Itu sebabnya, Dokter Nathan mengajari taktik ini padaku.""Aku hanya perlu bilang gelas air milik pelaku sudah ditaruh racun dan yang meminumnya akan mati. Tak disangka, Kelvin benar-benar putus asa."Tiara tertegun dan menatap Nathan. "Nathan, kamu berbahaya sekali."Siapa bocah ini sebenarnya? Dia bahkan bisa memikirkan trik licik seperti itu.Namun, taktik ini cukup berguna. Pelaku bahkan tidak punya tempat untuk berse
Kebenciannya terhadap Nathan kini telah mencapai puncak.Bajingan sialan ini telah sepenuhnya menghancurkan rencananya. Menyebalkan sekali!Tiba-tiba!Terdengar suara keras. Gelas di tangan Kelvin terjatuh ke bawah."Bu Regina, ini salah saya. Tolong beri saya kesempatan lagi. Saya benar-benar menyesal!"Bersamaan dengan pecahnya gelas itu, Kelvin juga berlutut dan memohon pengampunan pada Regina.Para eksekutif tercengang. Setelah beberapa saat, mereka baru bereaksi kembali."Kelvin, ternyata kamulah pelakunya?""Yang benar saja? Padahal, kami begitu percaya padamu tadi. Kamu benar-benar hebat!""Kelvin, kamu sudah terobsesi. Bisa-bisanya kamu meracuni CEO kita. Mati saja kamu!"Kelvin berlutut dan bersujud berulang kali. "Bu Regina, ini semua bukanlah kehendakku. Ada ... ada orang yang memaksaku melakukannya."Semua orang kembali dikejutkan!"Siapa yang memaksamu?" tanya Nathan dengan dingin.Kelvin mengangkat pandangannya, lalu melirik sekilas Liam, tetapi masih tidak menjawab.Waja
Kelvin mengulurkan tangannya, lalu bergerak menuju gelas berisi air di depanya dengan gemetar.Tepat di saat menyentuh gelas, tangannya kembali ditarik, seakan-akan terbakar oleh api.Nathan menatap pria itu sambil tersenyum penuh arti.Kalau dia tidak salah, manajer umum inilah yang berteriak paling keras dan paling intens saat menyatakan kesetiaannya barusan.Namun, saat ini dia begitu ragu dan enggan mengambil tindakan!Seorang eksekutif mendesaknya. "Kelvin, mengapa kamu begitu ragu?""Semua orang sudah minum. Yang tersisa hanya kamu."Eksekutif lainnya juga mengerutkan kening dan berkata, "Semua orang baik-baik saja. Kamu pengecut. Ambil saja gelas itu dan teguk habis. Tunjukkan pada semua kalau kamu seorang pria sejati!"Saat mendengar itu, tubuh Kelvin bertambah gemetar.Dilihat dari penampilannya, pria besar dan kuat itu sudah hampir menangis.Selanjutnya, Nathan tersenyum dan berkata, "Pak Liam, sepertinya kamu belum menghabiskan airmu?"Liam mendengus dingin. "Aku wakil CEO G
Namun, Nathan jelas menyadari bahwa Liam telah terlihat lega.Saat ini, tatapan keduanya tiba-tiba bertemu.Nathan langsung menunjukkan senyum penuh arti pada Liam.Sebaliknya, tatapan mata Liam begitu tampak mencemooh dan juga dingin.Meski bajingan kecil ini tahu rahasianya, dia masih belum tahu identitas pelaku sesungguhnya yang meracuni Regina.Asalkan orang yang meracuni itu tidak terbongkar, Liam tentunya tidak perlu khawatir.Sekalipun Regina mencurigainya, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Percuma saja jika mereka tidak menemukan bukti nyata.Saat ini, Regina tiba-tiba berkata, "Aku rasa kalian semua pasti sudah haus. Kami sudah menyiapkan air. Kalian bisa meminumnya."Liam mengerutkan kening dan berkata, "Regina, yang lebih penting sekarang adalah menangkap pelakunya dulu. Mana sempat khawatir masalah haus atau nggak lagi."Manajer Umum, Kelvin, juga ikut menimpali. "Yang dikatakan Pak Liam benar. Kalau kita nggak menemukan pelaku yang ingin mencelakai CEO hari ini, sekalip
Grup Suteja, dalam ruang rapat.Selaku CEO Grup Suteja, Regina sedang mengadakan rapat manajemen.Setelah semua eksekutif masuk, Nathan berjalan mendekat dan mengunci pintu ruang rapat.Tindakan ini membuat para eksekutif tidak begitu senang."Bu Regina, apa maksud semua ini?""Bukan hanya tiba-tiba mengadakan rapat darurat, tapi sekarang juga mengunci pintu. Apa yang ingin kamu lakukan?""Bocah yang mengunci pintu, aku perintahkan kamu untuk membuka pintunya sekarang juga."Nathan berjalan ke samping Regina dan mengabaikan perintah barusan.Ekspresi salah satu eksekutif berubah jelek. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelah dilirik tajam oleh Liam, dia terpaksa duduk kembali dengan patuh.Di kursi utama.Regina menatap semua eksekutif dan berkata dengan dingin, "Aku tiba-tiba memanggil semua orang ke sini karena ada masalah darurat.""Terus terang saja, sudah lama ada orang yang mencoba meracuniku. Aku baru saja menemukan siapa pelakunya."Begitu kata-kata ini dilontarkan, ekspre