Share

Bab 5

Author: Levin Sergio
Wajah Regina langsung berubah. "Apa yang kamu katakan? Di mana Pak Andre? Apa yang terjadi?"

Andre dan Ruben berjalan keluar sambil memasang ekspresi bersalah. "Maaf, Nona Regina. Kondisi Nona Elin sangat parah. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin!"

Ruben berkata dengan nada enggan, "Awalnya, operasi berjalan lancar. Tapi entah mengapa, napas Nona Elin tiba-tiba melemah."

"Nona Regina, bukannya kemampuan medis kami yang kurang, tapi pasien memang nggak tertolong lagi!"

Plak!

Sebelum selesai memberi penjelasan, Regina yang emosi telah menampar wajahnya.

"Nona Regina, kamu ...."

Ruben menutupi separuh wajahnya yang terbakar, tanpa berani mengatakan sepatah kata pun.

Tubuh Regina bergetar hebat. Dia sangat marah. "Bodoh! Bukankah kamu tadi bilang kemampuan medismu pasti bisa menyelamatkan adikku?"

Ruben membuka mulutnya, tetapi tenggorokannya seakan-akan tercekat. Dia merasa malu sekali.

"Pak Andre, aku akan bertanya sekali lagi, apa ada dokter berbakat di Rumah Sakit Perdana kalian? Kalau terjadi sesuatu pada Elin, kamu dan putra bodohmu pasti akan menanggung akibatnya ...."

Kemarahan Regina membuat Andre dan putranya sangat ketakutan. Sampai-sampai tangan dan kaki mereka menjadi dingin.

Awalnya, mereka mengira bisa memberikan kontribusi dan mengambil hati Keluarga Suteja.

Namun, mereka salah mendiagnosis penyakit. Akibatnya, nyawa gadis kecil itu dipertaruhkan sekarang.

Wajah Andre tampak ragu. Dia juga tergagap. "Se, sebenarnya masih ada dokter berbakat lainnya. Kita bisa membiarkannya mencoba."

"Siapa?"

"Nathan Anggoro, Dokter Nathan!"

Regina tiba-tiba tersadar. "Ya, ya, masih ada Dokter Nathan. Cepat, cepat undang Dokter Nathan untuk menyelamatkan adikku. Cepat!"

Ruben sangat cemburu dan berkata, "Huh! Nathan berada di departemen yang sama denganku. Aku tahu persis level kemampuannya. Mana mungkin dia bisa mengatasinya."

Tatapan mata Regina dipenuhi dengan kilatan dingin. "Diam! Kalau dokter goblok sepertimu masih berani berbicara, aku akan potong lidahmu!"

Wajah Ruben memucat. Dia tahu bahwa di mata putri Keluarga Suteja ini, reputasinya telah ternoda. Dia tidak bisa membalikkan situasi lagi.

Namun, dia sama sekali tidak tahan melihat Nathan mendapatkan perlakuan istimewa seperti itu.

"Nggak perlu mengundangku. Lagi pula, menyelamatkan nyawa pasien sudah menjadi tugasku."

Saat ini, Nathan juga telah datang.

Dia melirik Regina sekilas. Dia berkata dengan suara rendah, "Karena kamu kakaknya pasien, nggak seharusnya kamu melampiaskan amarahmu di sini saat ini."

"Ikutlah denganku. Aku butuh bantuanmu untuk menyelamatkan nyawa pasien."

Wajah Regina seketika memerah karena Nathan tiba-tiba menegurnya tanpa alasan yang jelas.

Gadis itu tidak menyangka dokter kecil ini berani berbicara seperti itu padanya.

Sekretaris itu mengerutkan kening dan berkata, "Dokter Nathan, harap bersikap sopan kepada Nona Regina."

Nathan sudah berjalan menuju ruang ICU. Dia berkata tanpa menoleh, "Maaf, aku hanya bertindak sesuai aturan."

"Kalau aku sudah membuat kalian nggak senang, kalian boleh menghentikanku menyelamatkan pasien."

Sekretaris itu tertegun dan hampir ingin mengamuk.

Regina melambaikan tangannya untuk menghentikannya. Dia menatap punggung Nathan. Dia baru menyadari bahwa dia sama sekali tidak marah setelah ditegur oleh pria ini.

Di ruang ICU.

Nathan telah mengenakan sarung tangan dan bersiap menyelamatkan pasien.

Wajah gadis kecil yang berada di meja operasi itu terlihat pucat pasi. Bahkan, napasnya sudah hampir tidak terdengar lagi.

Ruben dan ayahnya yang menyaksikan adegan itu hanya bisa diam-diam mendengus dingin.

Lagi pula, gadis kecil ini tidak tertolong lagi. Sekarang, mereka akan melihat bagaimana Nathan bisa mempertahankan nyawa gadis kecil itu.

Namun, ada bagusnya juga. Jika gadis kecil dari Keluarga Suteja ini meninggal, mereka juga bisa melemparkan semua tanggung jawab dan membiarkan Nathan yang menanggung semuanya.

Ruben bertanya dengan dingin, "Nathan, segala upaya yang memungkinkan sudah kami coba. Apa lagi yang bisa kamu lakukan?"

Nathan tidak menggubrisnya dan hanya berkata kepada perawat yang membantunya, "Pisau bedah!"

Setelah menerima pisau bedah, Nathan segera memotong pergelangan tangan gadis kecil itu tanpa ragu sedikit pun.

Darah langsung mengalir keluar.

Andre sontak berteriak, "Dokter Nathan, apa yang kamu lakukan? Vitalitas pasien sudah hampir nggak ada, kenapa kamu masih membuatnya kehilangan darah?"

Regina juga ketakutan. Melihat tangan adiknya berdarah, dia juga bingung dengan apa akan dilakukan Dokter Nathan ini.

Nathan berkata dengan datar, "Mengeluarkan darah untuk mengeluarkan racun dari tubuh anak ini."

"Awalnya, racun hanya menyerang bagian permukaan kulit, jadi kita bisa langsung menggunakan obat."

"Tapi karena tertunda oleh kalian, racun kini telah masuk ke dalam aliran darah dan hanya bisa disembuhkan dengan metode pengambilan darah."

Ruben berkata dengan marah, "Omong kosong. Mana mungkin Nona Elin terkena racun? Kalau dia memang terkena racun, aku pasti sudah mengetahuinya dari awal."

Begitu selesai mengucapkan kata-kata itu dengan nada tidak puas, seorang dokter yang sedang mengawasi berkata dengan suara pelan, "Sepertinya dia memang keracunan. Lihat darah pasien. Warnanya sudah menghitam."

Saat ini, darah yang mengalir keluar dari tubuh Elin telah berubah dari merah menjadi hitam kotor. Ini juga merupakan tanda nyata keracunan.

Ruben seolah-olah dipermalukan di sana. Wajahnya langsung merah padam.

Andre mengerutkan kening dan berkata, "Nathan, kamu memang mengeluarkan racun dari darah Nona Elin."

"Tapi anak itu masih begitu kecil. Kalau kamu terus mengeluarkan darahnya seperti ini, meski pada akhirnya racunnya berhasil dikeluarkan, dia juga pasti nggak akan tertolong lagi."

Nathan berkata dengan tenang, "Benar, jadi kita harus memberinya transfusi darah dan membuang racunnya secara bersamaan."

Andre menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu terlalu menganggap remeh masalah ini. Mustahil bisa berhasil."

Namun, Nathan telah memandang Regina, memberi isyarat padanya untuk memperlihatkan pergelangan tangannya.

Regina mengikuti instruksinya. Gadis itu segera memperlihatkan pergelangan tangannya yang indah dan kulitnya yang seputih susu.

"Kalian kakak beradik. Aku sudah menguji golongan darah kalian dan hasilnya cocok. Jadi, kamu bisa memberikan transfusi darah kepada adikmu."

Andre langsung menegurnya, "Nathan, jangan sembarangan. Sekalipun Nona Regina dan Nona Elin punya golongan darah yang sama, kamu juga nggak bisa melakukan transfusi darah begitu saja."

"Ini bukanlah sembarangan hal. Kalau kamu bertindak gegabah seperti ini, tekanan darah Nona Elin akan melonjak tinggi. Saat itu, nggak akan ada seorang pun yang mampu menyelamatkannya."

Dokter tua lainnya juga menasihati. "Nathan, kamu nggak boleh sembarangan. Nggak ada metode transfusi darah langsung. Setidaknya, kamu harus membiarkan Nona Regina mengambil darah, kemudian menggunakan alat untuk mentransfernya ke dalam tubuh Nona Elin. Ini baru solusi terbaik."

Nathan telah menghubungkan tabung infus kepada Regina dan Elin.

Kemudian, pria itu menjawab dengan tenang, "Biasanya, transfusi darah nggak pernah dilakukan dengan cara seperti ini."

"Tapi sekarang ini situasi khusus. Kondisi gadis kecil ini nggak bisa ditunda lagi."

Ruben memanfaatkan kesempatan itu untuk mentertawakannya. "Kata-katamu memang sangat indah, tapi kalau kamu berani menggunakan metode ini, aku yakin pasti akan terjadi sesuatu."

"Apalagi, bukan hanya Nona Elin yang akan dalam bahaya, tapi Nona Regina juga akan terlibat."

Nada bicara Nathan berubah dingin. "Sejak tadi, kamu sudah berulang kali memengaruhiku untuk menyelamatkan pasien. Karena kamu begitu hebat, bagaimana kalau kamu yang turun tangan saja?"

Ruben merasa frustrasi dan berkata sambil menggertakkan giginya, "Baiklah, kamu hebat. Kalau begitu, aku akan lihat baik-baik bagaimana Dokter Nathan menyelamatkan pasiennya?"

Nathan mendengus dingin. Gerakannya secepat kilat. Dia tampak menyentuh bagian pembuluh darah Elin.

Tiba-tiba, sebuah pemandangan ajaib muncul.

Darah di tubuh Regina mengalir ke dalam tubuh Elin secara otomatis.

Apalagi, darah beracun dalam tubuh Elin dikeluarkan secara teratur melalui pergelangan tangannya yang lain.

Yang satunya mengeluarkan racun dan yang satunya lagi menerima transfusi darah. Yang ajaibnya, dua proses itu tidak berpengaruh satu sama lain.

Setelah menerima transfusi darah, wajah pucat Elin mulai merona.

"Ini ...."

Para dokter dan perawat yang menyaksikan dari samping tampak tercengang.

Andre memandang Nathan dengan tatapan yang dipenuhi keterkejutan.

"Dokter Nathan, apa teknik yang barusan kamu gunakan itu ... teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian dari pengobatan kuno?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Lys Viss
semakin menarik
goodnovel comment avatar
Andi Prasetya
bgus banget
goodnovel comment avatar
Ar Saputra
lanjuuut gas pol
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 6

    Nathan tidak menyangkal dan hanya mengangguk. Dia tidak menyangka bahwa wakil kepala rumah sakit ternyata berwawasan luas.Ruben bertanya kepada ayahnya seperti orang bodoh, "Ayah, apa itu teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian? Apa benar sehebat itu?"Wajah Andre berubah gelap. Dia berharap bisa menampar putra bodohnya sampai mati."Dasar bodoh! Diam saja! Apa kamu merasa ini semua masih nggak cukup memalukan?""Penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian adalah keterampilan medis yang legendaris.""Konon, ada beberapa tabib kuno yang nggak pernah menampakkan diri bahkan menggunakan metode ini untuk mengambil nyawa seseorang dalam sekejap. Mereka bisa menyegel pembuluh darah seseorang, membunuh ataupun menyelamatkan nyawa seseorang dalam sekejap ...."Regina juga punya wawasan luas. Saat melihat Nathan menggunakan teknik itu, dia sempat terkejut.Pemuda yang dirumorkan menjadi 'gigolo-nya' Emilia ini memang ahli dalam bidang pengobatan.Dia tidak mengerti, me

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 7

    Suaranya begitu datar dan tidak terdengar arogan sama sekali.Pria yang punya bekas luka dan juga beberapa pria kekar di belakangnya tertegun pada awalnya, kemudian mereka langsung tertawa terbahak-bahak."Hahaha .... Lucu sekali. Apa yang barusan dikatakan gigolo ini? Dia mau buat aku menghilang?""Bodoh. Sepertinya kamu terlalu banyak menonton drama idola, jadi sekarang kamu sok ingin menjadi pahlawan dan menyelamatkan gadis ini?""Bos, buat apa buang-buang waktu dengannya? Bunuh saja dia!"Anak buah di samping pria bekas luka mengayunkan pipa baja di tangannya ke arah Nathan sambil bersiul. Apalagi, serangannya terlihat sangat brutal.Regina menghela napas. Sepertinya dia harus mengambil tindakan untuk melindungi Nathan.Keberanian Nathan memang patut dipuji, tetapi pria itu agak bodoh dan tidak bisa memahami situasi yang sedang mereka hadapi.Tepat di saat itu, dia mendengar suara teriakan melengking.Setelah itu, dia melihat pria kekar yang barusan berinisiatif menyerang itu terja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 8

    Ponsel Regina tiba-tiba berdering. Setelah menjawabnya, Regina berkata kepada Nathan, "Dokter Nathan, kamu jalan-jalan sendiri dulu. Aku punya urusan yang harus kutangani. Sampai jumpa!"Nathan mengangguk. "Nona Regina, pergilah!"Masih ada waktu sebelum acara penggalangan dana dimulai.Para pebisnis yang mengincar tanah Panti Asuhan Gluton masih terus berdatangan. Kini gerbang panti asuhan sudah penuh dengan mobil mewah.Tampak sebuah Rolls-Royce hitam yang menarik perhatian semua orang melaju ke arah sana.Begitu pintu mobil terbuka, seorang gadis cantik yang mengenakan gaun putih dan berkaki jenjang keluar dari mobil. Penampilannya benar-benar membuat semua orang takjub."Gadis yang cantik sekali! Temperamennya juga nggak tertandingi!""Kalau aku bisa mendapatkan gadis secantik itu, sekalipun butuh waktu setidaknya tiga tahun, itu juga sepadan!""CEO cantik dari Grup Sebastian juga datang. Gadis ini bukan hanya cantik, tapi dia juga punya kemampuan bisnis yang luar biasa. Malam ini,

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 9

    Dia menatap Nathan dengan dingin. Ada kekecewaan, kemarahan, dan kecemburuan di matanya, yang bahkan dia sendiri juga tidak menyadarinya."Nathan, nggak kusangka, hubungan kita baru saja berakhir, tapi kamu sudah menemukan pacar baru. Konyol sekali aku masih merasa bersalah padamu selama ini. Sepertinya aku yang terlalu sentimental!"Nathan membalas, "Kalau mau bahas masalah ini, aku rasa aku masih nggak bisa dibandingkan dengan kecepatan Bu Emilia dalam mencari pasangan baru!""Kamu .... Baiklah! Aku nggak bisa menang berdebat denganmu. Kamu benar."Emilia kembali terdiam.Kecantikan Regina, terutama tubuhnya yang seksi dan juga temperamennya yang begitu mendominasi, membuat Emilia merasa tertekan.Andai orang yang berdiri di samping Nathan adalah seorang gadis dengan penampilan biasa, dia mungkin akan mentertawakannya dan meremehkannya.Namun, Regina berbeda. Hal ini membuat Emilia merasa terancam.Dilihat dari bagian mana pun, gadis ini tidak kalah darinya. Bahkan, dada Regina yang

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 10

    Tampak orang-orang dari Keluarga Suteja duduk di sisi lain aula.Regina melambaikan tangannya dan memanggil sekretarisnya. "Sumbangkan 40 miliar menggunakan nama Dokter Nathan."Sekretaris itu tercengang. "Nona, apa 40 miliar nggak terlalu banyak?"Grup Suteja memang kaya, tetapi juga tidak boleh menghambur-hamburkan uang seperti ini!Regina tersenyum bangga. "Apa salahnya menyumbangkan 40 miliar untuk pria yang aku sukai?""Meski Emilia, CEO cantik, itu meremehkannya, aku nggak akan sebodoh dia! Jelas-jelas pria berbakat ini ada di depannya, tapi dia buta dan nggak memegangnya erat-erat. Ironis sekali!"Tangan Regina yang indah dan putih tampak memegang sebuah dokumen.Semua informasi mengenai Grup Sebastian tertera di sana. Hanya dalam beberapa tahun, Grup Sebastian telah berkembang dari sebuah pabrik kecil yang hampir bangkrut menjadi perusahaan tercatat di Beluno.Kekayaan yang dimiliki Emilia telah meningkat berkali-kali lipat dan telah melampaui 20 triliun.Yang lebih menarik lag

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 11

    "Tuan Nathan Anggoro menyumbangkan 200 miliar!"Bisa dikatakan, pernyataan itu membuat para tamu terhormat di aula penggalangan dana gempar!Daniel tidak tinggal diam lagi. Dia langsung berdiri dan bertanya, "Pembawa acara, aku ingin minta verifikasi. Apakah ada orang dengan nama yang sama di tempat kejadian?"Tamara tampak begitu cemas, bagaikan seekor semut di wajan panas, berputar-putar tanpa henti."Benar, pasti hanya nama yang sama. Nathan, si pecundang itu, datang ke sini untuk menunjukkan niat baiknya. Paling-paling, dia hanya memberikan beberapa ratus ribu. 200 miliar? Jangan harap dia akan punya uang sebanyak itu dalam hidupnya!"Satu-satunya orang yang tetap di tenang di lokasi kejadian itu hanyalah Nathan.Dia masih duduk dengan tenang, apalagi ekspresinya begitu datar dan kalem.Pembawa acara tidak menolak permintaan Daniel. Setelah menyelidiki dengan cepat, dia segera mengumumkan hasilnya."Maaf, para tamu terhormat, hanya ada satu tamu bernama Tuan Nathan Anggoro di sini

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 12

    Pemuda berambut kuning yang memasang wajah tidak bersahabat itu adalah Ken Sebastian, adik laki-laki Emilia yang tidak berguna."Kalian kalah bersaing, jadi sekarang berencana untuk merampok secara paksa?"Nathan tampak acuh tak acuh dan tidak takut sedikit pun dengan parang di tangan Ken!Tamara berkata dengan kejam, "Nathan, jangan lupa. Tanpa Emilia, kamu bukanlah siapa-siapa. Kamu sudah bersamanya selama tiga tahun dan dia telah memberimu segalanya. Mengapa kamu nggak membalasnya?"Kata-katanya terdengar begitu indah!Nathan tersenyum. Sorot matanya penuh ejekan. "Seharusnya kamu bilang, bersama dengan Emilia dalam tiga tahun ini, akulah yang memberikan segalanya padanya dan bukanlah dia yang memberikan segalanya.""Cuih! Omong kosong!"Tamara sangat emosi. "Hidupmu sendiri masih harus bergantung pada Emilia. Memangnya apa yang sudah kamu berikan padanya? Uh? Dasar nggak tahu malu!"Nathan mencibir dan bertanya, "Benarkah? Seingatku, yang menegosiasikan kontrak-kontrak penting Grup

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 13

    Nathan berkata dengan nada datar, "Biarkan saja. Lagi pula, memang sudah nggak ada gunanya lagi."Perawat itu kebingungan dan tidak tahu apa yang dimaksud Dokter Nathan.Nathan tidak menjelaskan terlalu banyak padanya. Berdasarkan keterampilan medis yang dimilikinya, Nathan sudah mengetahui bahwa Ruben menderita impotensi dan ejakulasi dini. Itu sebabnya, dia barusan mengatakan kemaluan Ruben tidak berguna lagi.Tepat di saat ini, pintu departemen terbuka. Wakil kepala rumah sakit, Andre, bergegas masuk dengan sekelompok staf medis.Melihat Ruben yang tergeletak di lantai sambil memegangi selangkangannya karena kesakitan, wajah Andre langsung memucat."Nathan, sebagai seorang tenaga medis, kamu nggak mematuhi etika medis dan memukul rekan kerjamu. Tahukah kamu apa konsekuensinya?"Seorang dokter maju, lalu memeriksa luka Ruben. Tak lama kemudian, dia langsung berteriak, "Gawat, gawat!"Andre tidak memercayainya dan berkata, "Apa yang terjadi? Apa putraku dipukul sampai mati oleh bajing

Pinakabagong kabanata

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 280

    Raut wajah Nayana tampak begitu kusut, tetapi dia tidak bisa melampiaskannya.Lantaran perkataan Nathan bagaikan pukulan fatal yang membuat tubuhnya berkeringat dingin.Walau terdengar sangat tidak sopan, tetapi masuk akal dan membuatnya tidak bisa berkata-kata.Dia hampir jatuh ke dalam perangkap Simon dan Julian.Dua bajingan ini!Nathan berkata dengan nada datar, "Aku tahu mengapa kamu begitu lengah dan hampir jatuh ke dalam perangkap Simon beserta Julian.""Terus terang saja, kamu juga ingin Gluton hancur dan mendapat bagian.""Kamu punya ambisi dan keinginan besar. Kamu ingin Analin-mu tumbuh lebih kuat dan mendominasi.""Sayangnya, keserakahan sering kali memperlihatkan kelemahan seseorang. Nyonya Nayana, kamu hanya seorang wanita. Kelak harus lebih berhati-hati saat berhadapan dengan rubah tua seperti Simon."Tatapan serius Nathan membuat Nayana menggertakkan giginya.Ini pertama kalinya Janda Hitam sepertinya dimarahi oleh seorang gigolo.Namun, dia tidak bisa membantah setiap

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 279

    "Aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan padamu. Pertama, Simon berjanji padamu bahwa setelah Sirion menghancurkan Gluton, dia akan membagi dunia denganmu. Bukankah ini hanya pernyataan verbal saja? Kamu percaya begitu saja?"Tanpa menunggu Nayana berbicara, Nathan kembali melanjutkan dengan nada dingin, "Kedua, Beluno saat ini punya tiga kekuatan bawah tanah utama. Yang paling kuat adalah Simon dari Sirion. Kamu seharusnya paham.""Simon yang paling kuat masih didukung oleh Julian dan juga Sekte Pirata. Setelah dia menghancurkan Gluton, apa kamu bisa menjamin dia nggak akan berbalik membunuhmu?"Nayana menggertakkan giginya dan mencibir, "Anak muda, kamu kira kamu siapa? Memangnya kamu lebih memahami situasi bawah tanah Beluno daripada aku?""Setelah Sirion menghancurkan Gluton, mereka pasti juga akan terguncang. Jadi, apa yang bisa dilakukan Simon terhadap Analin kami?"Nathan melengkungkan bibirnya, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sepertinya kamu bukan hanya bodoh saja."

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 278

    "Nak, beraninya kamu menghina pemimpin kami. Apa kamu bosan hidup?""Kamu orang pertama yang berani menyebut pemimpin kami sebagai orang yang nggak punya otak di Analin ini!"Sekelompok master Analin berteriak keras sambil menatap Nathan dengan mata berapi-api, "Menghina penguasa Analin kami, bunuh dia!"Nayana telah memimpin Analin selama bertahun-tahun. Banyak orang telah menyaksikan kekejaman dan kelicikannya.Bocah ini berani sekali menyebut pemimpin mereka sebagai orang yang tidak punya otak di hadapannya. Ini sungguh penghinaan yang begitu terang-terangan padanya.Bocah ini pasti sudah bosan hidup. Mengingat temperamen pemimpin mereka, dia pasti akan membunuh bocah ini malam ini.Simon dan Julian tampak begitu kegirangan."Arjun, orang macam apa yang kamu undang ke sini? Apa kamu begitu ingin Gluton-mu tersingkirkan? Hahaha!""Nathan, Nyonya Nayana itu cantik dan berkemampuan. Tapi kenapa kamu malah bilang dia nggak punya otak? Aku tahu kamu sengaja bilang begini untuk menarik pe

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 277

    "Julian dan Simon bukanlah orang baik. Kalau kamu mengikuti mereka, begitu wilayah Gluton kami hancur, wilayah Analin kalian pasti nggak akan lolos juga."Nayana tertawa dan berkata, "Oh? Kak Arjun, apa maksud perkataanmu?""Apa Tuan Simon dan Sirion ingin menguasai Analin kami?"Sebelum Arjun sempat menjawab, Simon sudah berkata, "Nyonya Nayana, Arjun hanyalah orang yang ceroboh. Kata-katanya nggak perlu dianggap serius.""Lagi pula, Sirion dan Analin bukan hanya selalu hidup damai tanpa saling mengganggu.""Sekalipun Sirion kami ingin menguasai Analin, juga masih harus bergantung pada kekuatan kami, 'kan?""Setelah menyingkirkan Gluton dan membunuh Arjun, mana mungkin kami masih punya energi untuk menghadapi Analin-mu? Bukankah itu sama saja dengan mencari mati?"Julian tersenyum dan berkata, "Tuan Simon benar. Sebenarnya, penerima manfaat terbesar dari strategi Sirion ini bukanlah kami sendiri, melainkan Analin kalian.""Alasan Sirion ingin bertarung sampai mati dengan Gluton juga k

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 276

    Di aula konferensi besar itu.Hanya dua orang yang duduk di sana. Mereka adalah Simon, penguasa Sirion dan Julian, generasi penerus Sekte Pirata.Melihat Nayana yang berjalan melenggang masuk sambil memasang senyuman di wajahnya.Mata Julian memanas dan berniat untuk menggodanyaSimon langsung menatapnya tajam, kemudian menggelengkan kepalanya, memberi isyarat agar Julian tidak sembarangan bicara.Di kalangan bawah tanah Beluno, Nayana merupakan wanita penggoda yang terkenal.Julian punya sifat mesum. Simon takut dia tidak bisa mengendalikan tubuh bagian bawahnya dan melakukan hal-hal buruk."Sudah membuat Tuan Simon dan Tuan Julian menunggu lama."Nayana tersenyum dan berkata, "Kak Arjun dan juga master dari Gluton sudah tiba. Kita bisa mulai sekarang."Julian mendengus dingin, lalu berkata dengan nada menghina, "Selain Arjun, apa masih ada master dari Gluton yang hebat? Di mataku, mereka semua hanyalah sampah."Suara Arjun terdengar dari luar pintu. "Tuan Julian begitu sombong. Apa k

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 275

    Arjun tertawa canggung dan berkata dengan takut-takut, "Bercanda saja. Jangan marah, Tuan Nathan. Saya hanya bercanda."Dia sama sekali tidak meragukan kebenaran dari perkataan Nathan. Berdasarkan kekuatan pria ini, Arjun pasti akan diizinkan untuk melakukan komedi tunggal.Mobil berhenti di depan sebuah gedung di Analin.Arjun membukakan pintu mobil untuk Nathan sambil berkata, "Tuan Nathan, ini adalah markas Janda Hitam, markas besar pasukan bawah tanah Analin."Nathan melirik sekilas dan mengangguk, "Lumayan, cukup mengesankan."Tepat di saat ini, seorang wanita cantik yang mengenakan kerudung berjalan perlahan mendekati mereka. Wanita ini juga dikelilingi oleh beberapa master yang punya aura kuat."Kak Arjun, akhirnya kamu datang juga. Silakan masuk. Tuan Simon dan Tuan Julian sudah nggak sabar menunggu lagi," kata wanita cantik itu sambil tersenyum. Dia juga tak lupa melirik ke arah Nathan.Arjun memperkenalkan, "Tuan Nathan, ini adalah Nayana, penguasa Analin di Beluno. Dia juga

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 274

    Di dalam mobil.Arjun menyetir mobil dan membawa Nathan menuju arah barat kota.Nathan mengangkat alisnya dan berkata, "Kak Arjun, ini bukan arah menuju Gluton, 'kan?"Arjun tersenyum pahit dan berkata, "Tuan Nathan, kita mau pergi ke Analin.""Malam ini adalah hari penting di mana diadakan pertemuan Gluton kita, Simon dari Sirion, dan juga kekuatan bawah tanah terakhir di Beluno, Janda Hitam dari Analin.""Kalau bukan karena ini, saya juga nggak akan berani minta Tuan Nathan mengikuti saya."Nathan menganalisis, "Tampaknya pertarungan Gluton dan Simon dari Sirion telah mencapai momen kritis.""Jadi Analin nggak bisa tinggal diam lagi dan terpaksa turun ke bawah untuk berunding, 'kan?""Tuan Nathan benar. Seperti itulah situasinya," ucap Arjun dengan kagum."Anda sebelumnya membantu saya menyingkirkan kaki tangan Simon yang paling hebat dan memenangkan kesempatan untuk melakukan serangan balik bagi Gluton.""Sekarang, Simon nggak bisa berbuat apa-apa terhadap Gluton. Janda Hitam campur

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 273

    "Aku nggak pernah menyesali keputusan yang aku buat.""Oh ya, bagaimana kamu masih bisa lajang? Bukankah ada Nona Regina dan juga Nona Tiara dari Keluarga Wijaya? Dua wanita cantik di Beluno ini sangat menyayangimu, 'kan?"Emilia sama sekali tidak sadar bahwa ada nada cemburu dalam kata-kata yang dia lontarkan itu.Tamara memutar bola matanya dan berkata, "Nathan, setelah putus dengan Emilia, sepertinya kamu juga cukup beruntung dalam hubungan asmara.""Dengar-dengar, Nona Regina itu 'memeliharamu' sekarang. Kamu pasti menjalani hidup mewah, 'kan?"Nathan tersenyum dan berkata, "Ya, yang kalian katakan benar.""Nona Regina sangat baik padaku.""Aku berencana untuk menyatakan cinta padanya nanti. Asalkan dipelihara oleh wanita kaya, aku juga bisa hidup enak dan nggak perlu khawatir dengan masa depan lagi."Tamara mendengus dan berkata dengan nada meremehkan, "Kamu hanya jago begitu saja. Pantas saja Emilia meremehkanmu. Jadi, ini semua salahmu sendiri. Kamu seharusnya introspeksi diri."

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 272

    "Jadi, 20% saham Grup Sebastian termasuk berkah?" tanya Nathan dengan datar."Bu Emilia terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!"Saat ini, Tuan Besar Arga juga berkata, "Nathan, ambillah. Kamu sudah banyak membantu Keluarga Sebastian. Kamu pantas menerimanya."Nathan tersenyum dan berkata, "Tuan Besar Arga, aku nggak kekurangan uang. Meski 20% saham Grup Sebastian itu banyak, mengambilnya ataupun nggak, bagiku itu nggak ada bedanya."Emilia menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan nada dingin, "Ya sudah kalau kamu nggak mau. Aku juga nggak bisa memaksamu.""Aku hanya bisa bilang, Nathan, aku sudah memberimu kesempatan, tapi kamu nggak memanfaatkannya dengan baik."Hati Emilia terasa sangat tidak nyaman. Nathan menolak menerima saham itu pasti karena dia memandang rendah Grup Sebastian.Namun, mana mungkin Nathan bisa tahu kalau Grup Sebastian sekarang sudah tidak sama seperti dulu lagi?Nathan yang sekarang ini tidak ada bedanya dengan dulu. Pria itu masih picik dan tidak punya am

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status