Share

Bab 5

Penulis: Levin Sergio
Wajah Regina langsung berubah. "Apa yang kamu katakan? Di mana Pak Andre? Apa yang terjadi?"

Andre dan Ruben berjalan keluar sambil memasang ekspresi bersalah. "Maaf, Nona Regina. Kondisi Nona Elin sangat parah. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin!"

Ruben berkata dengan nada enggan, "Awalnya, operasi berjalan lancar. Tapi entah mengapa, napas Nona Elin tiba-tiba melemah."

"Nona Regina, bukannya kemampuan medis kami yang kurang, tapi pasien memang nggak tertolong lagi!"

Plak!

Sebelum selesai memberi penjelasan, Regina yang emosi telah menampar wajahnya.

"Nona Regina, kamu ...."

Ruben menutupi separuh wajahnya yang terbakar, tanpa berani mengatakan sepatah kata pun.

Tubuh Regina bergetar hebat. Dia sangat marah. "Bodoh! Bukankah kamu tadi bilang kemampuan medismu pasti bisa menyelamatkan adikku?"

Ruben membuka mulutnya, tetapi tenggorokannya seakan-akan tercekat. Dia merasa malu sekali.

"Pak Andre, aku akan bertanya sekali lagi, apa ada dokter berbakat di Rumah Sakit Perdana kalian? Kalau terjadi sesuatu pada Elin, kamu dan putra bodohmu pasti akan menanggung akibatnya ...."

Kemarahan Regina membuat Andre dan putranya sangat ketakutan. Sampai-sampai tangan dan kaki mereka menjadi dingin.

Awalnya, mereka mengira bisa memberikan kontribusi dan mengambil hati Keluarga Suteja.

Namun, mereka salah mendiagnosis penyakit. Akibatnya, nyawa gadis kecil itu dipertaruhkan sekarang.

Wajah Andre tampak ragu. Dia juga tergagap. "Se, sebenarnya masih ada dokter berbakat lainnya. Kita bisa membiarkannya mencoba."

"Siapa?"

"Nathan Anggoro, Dokter Nathan!"

Regina tiba-tiba tersadar. "Ya, ya, masih ada Dokter Nathan. Cepat, cepat undang Dokter Nathan untuk menyelamatkan adikku. Cepat!"

Ruben sangat cemburu dan berkata, "Huh! Nathan berada di departemen yang sama denganku. Aku tahu persis level kemampuannya. Mana mungkin dia bisa mengatasinya."

Tatapan mata Regina dipenuhi dengan kilatan dingin. "Diam! Kalau dokter goblok sepertimu masih berani berbicara, aku akan potong lidahmu!"

Wajah Ruben memucat. Dia tahu bahwa di mata putri Keluarga Suteja ini, reputasinya telah ternoda. Dia tidak bisa membalikkan situasi lagi.

Namun, dia sama sekali tidak tahan melihat Nathan mendapatkan perlakuan istimewa seperti itu.

"Nggak perlu mengundangku. Lagi pula, menyelamatkan nyawa pasien sudah menjadi tugasku."

Saat ini, Nathan juga telah datang.

Dia melirik Regina sekilas. Dia berkata dengan suara rendah, "Karena kamu kakaknya pasien, nggak seharusnya kamu melampiaskan amarahmu di sini saat ini."

"Ikutlah denganku. Aku butuh bantuanmu untuk menyelamatkan nyawa pasien."

Wajah Regina seketika memerah karena Nathan tiba-tiba menegurnya tanpa alasan yang jelas.

Gadis itu tidak menyangka dokter kecil ini berani berbicara seperti itu padanya.

Sekretaris itu mengerutkan kening dan berkata, "Dokter Nathan, harap bersikap sopan kepada Nona Regina."

Nathan sudah berjalan menuju ruang ICU. Dia berkata tanpa menoleh, "Maaf, aku hanya bertindak sesuai aturan."

"Kalau aku sudah membuat kalian nggak senang, kalian boleh menghentikanku menyelamatkan pasien."

Sekretaris itu tertegun dan hampir ingin mengamuk.

Regina melambaikan tangannya untuk menghentikannya. Dia menatap punggung Nathan. Dia baru menyadari bahwa dia sama sekali tidak marah setelah ditegur oleh pria ini.

Di ruang ICU.

Nathan telah mengenakan sarung tangan dan bersiap menyelamatkan pasien.

Wajah gadis kecil yang berada di meja operasi itu terlihat pucat pasi. Bahkan, napasnya sudah hampir tidak terdengar lagi.

Ruben dan ayahnya yang menyaksikan adegan itu hanya bisa diam-diam mendengus dingin.

Lagi pula, gadis kecil ini tidak tertolong lagi. Sekarang, mereka akan melihat bagaimana Nathan bisa mempertahankan nyawa gadis kecil itu.

Namun, ada bagusnya juga. Jika gadis kecil dari Keluarga Suteja ini meninggal, mereka juga bisa melemparkan semua tanggung jawab dan membiarkan Nathan yang menanggung semuanya.

Ruben bertanya dengan dingin, "Nathan, segala upaya yang memungkinkan sudah kami coba. Apa lagi yang bisa kamu lakukan?"

Nathan tidak menggubrisnya dan hanya berkata kepada perawat yang membantunya, "Pisau bedah!"

Setelah menerima pisau bedah, Nathan segera memotong pergelangan tangan gadis kecil itu tanpa ragu sedikit pun.

Darah langsung mengalir keluar.

Andre sontak berteriak, "Dokter Nathan, apa yang kamu lakukan? Vitalitas pasien sudah hampir nggak ada, kenapa kamu masih membuatnya kehilangan darah?"

Regina juga ketakutan. Melihat tangan adiknya berdarah, dia juga bingung dengan apa akan dilakukan Dokter Nathan ini.

Nathan berkata dengan datar, "Mengeluarkan darah untuk mengeluarkan racun dari tubuh anak ini."

"Awalnya, racun hanya menyerang bagian permukaan kulit, jadi kita bisa langsung menggunakan obat."

"Tapi karena tertunda oleh kalian, racun kini telah masuk ke dalam aliran darah dan hanya bisa disembuhkan dengan metode pengambilan darah."

Ruben berkata dengan marah, "Omong kosong. Mana mungkin Nona Elin terkena racun? Kalau dia memang terkena racun, aku pasti sudah mengetahuinya dari awal."

Begitu selesai mengucapkan kata-kata itu dengan nada tidak puas, seorang dokter yang sedang mengawasi berkata dengan suara pelan, "Sepertinya dia memang keracunan. Lihat darah pasien. Warnanya sudah menghitam."

Saat ini, darah yang mengalir keluar dari tubuh Elin telah berubah dari merah menjadi hitam kotor. Ini juga merupakan tanda nyata keracunan.

Ruben seolah-olah dipermalukan di sana. Wajahnya langsung merah padam.

Andre mengerutkan kening dan berkata, "Nathan, kamu memang mengeluarkan racun dari darah Nona Elin."

"Tapi anak itu masih begitu kecil. Kalau kamu terus mengeluarkan darahnya seperti ini, meski pada akhirnya racunnya berhasil dikeluarkan, dia juga pasti nggak akan tertolong lagi."

Nathan berkata dengan tenang, "Benar, jadi kita harus memberinya transfusi darah dan membuang racunnya secara bersamaan."

Andre menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu terlalu menganggap remeh masalah ini. Mustahil bisa berhasil."

Namun, Nathan telah memandang Regina, memberi isyarat padanya untuk memperlihatkan pergelangan tangannya.

Regina mengikuti instruksinya. Gadis itu segera memperlihatkan pergelangan tangannya yang indah dan kulitnya yang seputih susu.

"Kalian kakak beradik. Aku sudah menguji golongan darah kalian dan hasilnya cocok. Jadi, kamu bisa memberikan transfusi darah kepada adikmu."

Andre langsung menegurnya, "Nathan, jangan sembarangan. Sekalipun Nona Regina dan Nona Elin punya golongan darah yang sama, kamu juga nggak bisa melakukan transfusi darah begitu saja."

"Ini bukanlah sembarangan hal. Kalau kamu bertindak gegabah seperti ini, tekanan darah Nona Elin akan melonjak tinggi. Saat itu, nggak akan ada seorang pun yang mampu menyelamatkannya."

Dokter tua lainnya juga menasihati. "Nathan, kamu nggak boleh sembarangan. Nggak ada metode transfusi darah langsung. Setidaknya, kamu harus membiarkan Nona Regina mengambil darah, kemudian menggunakan alat untuk mentransfernya ke dalam tubuh Nona Elin. Ini baru solusi terbaik."

Nathan telah menghubungkan tabung infus kepada Regina dan Elin.

Kemudian, pria itu menjawab dengan tenang, "Biasanya, transfusi darah nggak pernah dilakukan dengan cara seperti ini."

"Tapi sekarang ini situasi khusus. Kondisi gadis kecil ini nggak bisa ditunda lagi."

Ruben memanfaatkan kesempatan itu untuk mentertawakannya. "Kata-katamu memang sangat indah, tapi kalau kamu berani menggunakan metode ini, aku yakin pasti akan terjadi sesuatu."

"Apalagi, bukan hanya Nona Elin yang akan dalam bahaya, tapi Nona Regina juga akan terlibat."

Nada bicara Nathan berubah dingin. "Sejak tadi, kamu sudah berulang kali memengaruhiku untuk menyelamatkan pasien. Karena kamu begitu hebat, bagaimana kalau kamu yang turun tangan saja?"

Ruben merasa frustrasi dan berkata sambil menggertakkan giginya, "Baiklah, kamu hebat. Kalau begitu, aku akan lihat baik-baik bagaimana Dokter Nathan menyelamatkan pasiennya?"

Nathan mendengus dingin. Gerakannya secepat kilat. Dia tampak menyentuh bagian pembuluh darah Elin.

Tiba-tiba, sebuah pemandangan ajaib muncul.

Darah di tubuh Regina mengalir ke dalam tubuh Elin secara otomatis.

Apalagi, darah beracun dalam tubuh Elin dikeluarkan secara teratur melalui pergelangan tangannya yang lain.

Yang satunya mengeluarkan racun dan yang satunya lagi menerima transfusi darah. Yang ajaibnya, dua proses itu tidak berpengaruh satu sama lain.

Setelah menerima transfusi darah, wajah pucat Elin mulai merona.

"Ini ...."

Para dokter dan perawat yang menyaksikan dari samping tampak tercengang.

Andre memandang Nathan dengan tatapan yang dipenuhi keterkejutan.

"Dokter Nathan, apa teknik yang barusan kamu gunakan itu ... teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian dari pengobatan kuno?"

Bab terkait

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 6

    Nathan tidak menyangkal dan hanya mengangguk. Dia tidak menyangka bahwa wakil kepala rumah sakit ternyata berwawasan luas.Ruben bertanya kepada ayahnya seperti orang bodoh, "Ayah, apa itu teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian? Apa benar sehebat itu?"Wajah Andre berubah gelap. Dia berharap bisa menampar putra bodohnya sampai mati."Dasar bodoh! Diam saja! Apa kamu merasa ini semua masih nggak cukup memalukan?""Penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian adalah keterampilan medis yang legendaris.""Konon, ada beberapa tabib kuno yang nggak pernah menampakkan diri bahkan menggunakan metode ini untuk mengambil nyawa seseorang dalam sekejap. Mereka bisa menyegel pembuluh darah seseorang, membunuh ataupun menyelamatkan nyawa seseorang dalam sekejap ...."Regina juga punya wawasan luas. Saat melihat Nathan menggunakan teknik itu, dia sempat terkejut.Pemuda yang dirumorkan menjadi 'gigolo-nya' Emilia ini memang ahli dalam bidang pengobatan.Dia tidak mengerti, me

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 7

    Suaranya begitu datar dan tidak terdengar arogan sama sekali.Pria yang punya bekas luka dan juga beberapa pria kekar di belakangnya tertegun pada awalnya, kemudian mereka langsung tertawa terbahak-bahak."Hahaha .... Lucu sekali. Apa yang barusan dikatakan gigolo ini? Dia mau buat aku menghilang?""Bodoh. Sepertinya kamu terlalu banyak menonton drama idola, jadi sekarang kamu sok ingin menjadi pahlawan dan menyelamatkan gadis ini?""Bos, buat apa buang-buang waktu dengannya? Bunuh saja dia!"Anak buah di samping pria bekas luka mengayunkan pipa baja di tangannya ke arah Nathan sambil bersiul. Apalagi, serangannya terlihat sangat brutal.Regina menghela napas. Sepertinya dia harus mengambil tindakan untuk melindungi Nathan.Keberanian Nathan memang patut dipuji, tetapi pria itu agak bodoh dan tidak bisa memahami situasi yang sedang mereka hadapi.Tepat di saat itu, dia mendengar suara teriakan melengking.Setelah itu, dia melihat pria kekar yang barusan berinisiatif menyerang itu terja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 8

    Ponsel Regina tiba-tiba berdering. Setelah menjawabnya, Regina berkata kepada Nathan, "Dokter Nathan, kamu jalan-jalan sendiri dulu. Aku punya urusan yang harus kutangani. Sampai jumpa!"Nathan mengangguk. "Nona Regina, pergilah!"Masih ada waktu sebelum acara penggalangan dana dimulai.Para pebisnis yang mengincar tanah Panti Asuhan Gluton masih terus berdatangan. Kini gerbang panti asuhan sudah penuh dengan mobil mewah.Tampak sebuah Rolls-Royce hitam yang menarik perhatian semua orang melaju ke arah sana.Begitu pintu mobil terbuka, seorang gadis cantik yang mengenakan gaun putih dan berkaki jenjang keluar dari mobil. Penampilannya benar-benar membuat semua orang takjub."Gadis yang cantik sekali! Temperamennya juga nggak tertandingi!""Kalau aku bisa mendapatkan gadis secantik itu, sekalipun butuh waktu setidaknya tiga tahun, itu juga sepadan!""CEO cantik dari Grup Sebastian juga datang. Gadis ini bukan hanya cantik, tapi dia juga punya kemampuan bisnis yang luar biasa. Malam ini,

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 9

    Dia menatap Nathan dengan dingin. Ada kekecewaan, kemarahan, dan kecemburuan di matanya, yang bahkan dia sendiri juga tidak menyadarinya."Nathan, nggak kusangka, hubungan kita baru saja berakhir, tapi kamu sudah menemukan pacar baru. Konyol sekali aku masih merasa bersalah padamu selama ini. Sepertinya aku yang terlalu sentimental!"Nathan membalas, "Kalau mau bahas masalah ini, aku rasa aku masih nggak bisa dibandingkan dengan kecepatan Bu Emilia dalam mencari pasangan baru!""Kamu .... Baiklah! Aku nggak bisa menang berdebat denganmu. Kamu benar."Emilia kembali terdiam.Kecantikan Regina, terutama tubuhnya yang seksi dan juga temperamennya yang begitu mendominasi, membuat Emilia merasa tertekan.Andai orang yang berdiri di samping Nathan adalah seorang gadis dengan penampilan biasa, dia mungkin akan mentertawakannya dan meremehkannya.Namun, Regina berbeda. Hal ini membuat Emilia merasa terancam.Dilihat dari bagian mana pun, gadis ini tidak kalah darinya. Bahkan, dada Regina yang

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 10

    Tampak orang-orang dari Keluarga Suteja duduk di sisi lain aula.Regina melambaikan tangannya dan memanggil sekretarisnya. "Sumbangkan 40 miliar menggunakan nama Dokter Nathan."Sekretaris itu tercengang. "Nona, apa 40 miliar nggak terlalu banyak?"Grup Suteja memang kaya, tetapi juga tidak boleh menghambur-hamburkan uang seperti ini!Regina tersenyum bangga. "Apa salahnya menyumbangkan 40 miliar untuk pria yang aku sukai?""Meski Emilia, CEO cantik, itu meremehkannya, aku nggak akan sebodoh dia! Jelas-jelas pria berbakat ini ada di depannya, tapi dia buta dan nggak memegangnya erat-erat. Ironis sekali!"Tangan Regina yang indah dan putih tampak memegang sebuah dokumen.Semua informasi mengenai Grup Sebastian tertera di sana. Hanya dalam beberapa tahun, Grup Sebastian telah berkembang dari sebuah pabrik kecil yang hampir bangkrut menjadi perusahaan tercatat di Beluno.Kekayaan yang dimiliki Emilia telah meningkat berkali-kali lipat dan telah melampaui 20 triliun.Yang lebih menarik lag

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 11

    "Tuan Nathan Anggoro menyumbangkan 200 miliar!"Bisa dikatakan, pernyataan itu membuat para tamu terhormat di aula penggalangan dana gempar!Daniel tidak tinggal diam lagi. Dia langsung berdiri dan bertanya, "Pembawa acara, aku ingin minta verifikasi. Apakah ada orang dengan nama yang sama di tempat kejadian?"Tamara tampak begitu cemas, bagaikan seekor semut di wajan panas, berputar-putar tanpa henti."Benar, pasti hanya nama yang sama. Nathan, si pecundang itu, datang ke sini untuk menunjukkan niat baiknya. Paling-paling, dia hanya memberikan beberapa ratus ribu. 200 miliar? Jangan harap dia akan punya uang sebanyak itu dalam hidupnya!"Satu-satunya orang yang tetap di tenang di lokasi kejadian itu hanyalah Nathan.Dia masih duduk dengan tenang, apalagi ekspresinya begitu datar dan kalem.Pembawa acara tidak menolak permintaan Daniel. Setelah menyelidiki dengan cepat, dia segera mengumumkan hasilnya."Maaf, para tamu terhormat, hanya ada satu tamu bernama Tuan Nathan Anggoro di sini

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 12

    Pemuda berambut kuning yang memasang wajah tidak bersahabat itu adalah Ken Sebastian, adik laki-laki Emilia yang tidak berguna."Kalian kalah bersaing, jadi sekarang berencana untuk merampok secara paksa?"Nathan tampak acuh tak acuh dan tidak takut sedikit pun dengan parang di tangan Ken!Tamara berkata dengan kejam, "Nathan, jangan lupa. Tanpa Emilia, kamu bukanlah siapa-siapa. Kamu sudah bersamanya selama tiga tahun dan dia telah memberimu segalanya. Mengapa kamu nggak membalasnya?"Kata-katanya terdengar begitu indah!Nathan tersenyum. Sorot matanya penuh ejekan. "Seharusnya kamu bilang, bersama dengan Emilia dalam tiga tahun ini, akulah yang memberikan segalanya padanya dan bukanlah dia yang memberikan segalanya.""Cuih! Omong kosong!"Tamara sangat emosi. "Hidupmu sendiri masih harus bergantung pada Emilia. Memangnya apa yang sudah kamu berikan padanya? Uh? Dasar nggak tahu malu!"Nathan mencibir dan bertanya, "Benarkah? Seingatku, yang menegosiasikan kontrak-kontrak penting Grup

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 13

    Nathan berkata dengan nada datar, "Biarkan saja. Lagi pula, memang sudah nggak ada gunanya lagi."Perawat itu kebingungan dan tidak tahu apa yang dimaksud Dokter Nathan.Nathan tidak menjelaskan terlalu banyak padanya. Berdasarkan keterampilan medis yang dimilikinya, Nathan sudah mengetahui bahwa Ruben menderita impotensi dan ejakulasi dini. Itu sebabnya, dia barusan mengatakan kemaluan Ruben tidak berguna lagi.Tepat di saat ini, pintu departemen terbuka. Wakil kepala rumah sakit, Andre, bergegas masuk dengan sekelompok staf medis.Melihat Ruben yang tergeletak di lantai sambil memegangi selangkangannya karena kesakitan, wajah Andre langsung memucat."Nathan, sebagai seorang tenaga medis, kamu nggak mematuhi etika medis dan memukul rekan kerjamu. Tahukah kamu apa konsekuensinya?"Seorang dokter maju, lalu memeriksa luka Ruben. Tak lama kemudian, dia langsung berteriak, "Gawat, gawat!"Andre tidak memercayainya dan berkata, "Apa yang terjadi? Apa putraku dipukul sampai mati oleh bajing

Bab terbaru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 50

    Saat ini, Nathan pun berkata dengan nada datar, "Anggur yang kubawa bukanlah anggur lokal. Ini juga bukan anggur yang bisa diseduh oleh kilang anggur."Tamara tampak emosi dan berkata, "Nathan, apa kamu akan mati kalau nggak membual? Anggur yang kamu bawa bukan anggur lokal? Jadi, maksudmu itu Anggur Abadi?""Benar. Ini memang Anggur Abadi!" jawab Nathan.Semua anggota Keluarga Sebastian tercengang, kemudian tertawa terbahak-bahak.Konyol! Konyol sekali!Dia bahkan berani bilang itu Anggur Abadi? Pecundang ini sungguh tidak tahu malu.Edward memperlihatkan senyum penuh arti di wajahnya. Sungguh suatu penghinaan bagi tuan muda sepertinya, jika dibandingkan dengan pecundang seperti itu.Tuan Besar Arga menghiburnya. "Nathan, meski anggurmu kualitasnya rendah, kita juga nggak perlu bersaing dengan orang lain.""Sama halnya dengan kata bijak ini, jangan kejar kupu-kupu, perbaiki kebun maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya!"Nathan mengangguk dan berkata, "Kakek benar. Aku akan mengi

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 49

    Memang benar. Dari penampilannya, anggur yang dibawa Nathan kelihatannya tidak begitu bagus.Anggur yang bagus membutuhkan kemasan yang baik, tetapi anggur yang dia bawa itu bahkan dikemas dalam kendi tanah liat. Sudah pasti orang-orang kurang tertarik melihatnya.Tamara langsung memarahinya. "Nathan, dasar bodoh. Asal kamu tahu saja, bisa membiarkanmu datang makan malam di sini juga termasuk aku sudah memberimu muka.""Tapi mengingat status Tuan Besar kami yang mulia, beliau nggak akan minum anggur pemberianmu. Sebaiknya kamu enyah dari sini secepatnya. Jangan mempermalukan Keluarga Sebastian kami."Nathan masih tenang. "Aku katakan sekali lagi, anggur ini merupakan anggur yang sangat berharga. Aku sudah memberikan pada Kakek sebelumnya. Apalagi, anggur ini punya khasiat yang sangat baik untuk kesehatannya."Ken mendengus dingin, lalu menyeringai. "Anggur yang sangat berharga? Nathan, kamu memang jago membual.""Sepertinya pemahamanmu tentang anggur masih kurang. Kalau begitu, biarlah

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 48

    Dilihat dari sudut mana pun, Tamara sangat puas terhadap Edward. Dia berkata sambil tersenyum, "Menantuku, silakan duduk. Kamu adalah tokoh utama dalam jamuan keluarga malam ini."Edward tampak begitu sopan terhadap orang-orang Keluarga Sebastian.Hal itu sontak membuat seluruh Keluarga Sebastian kegirangan. Semuanya beranggapan bahwa menantu laki-lakinya ini sangat sempurna dan tanpa cela."Melihat Edward begitu diterima keluarga kami, apa hatimu merasa nggak nyaman?"Entah sejak kapan, Emilia sudah berjalan mendekati Nathan dan menanyakan hal itu.Nathan tersenyum dan berkata, "Selamat, ya. Kamu sudah menemukan pria yang hebat. Kamu selalu berharap bisa menikah dengan keluarga kaya selama ini. Sekarang impianmu sudah terwujud."Ekspresi Emilia tampak rumit. Dia menghela napas. "Nathan, sebenarnya aku tahu kamu bukanlah orang yang jahat. Kamu punya kepribadian yang baik.""Melihat orang yang berbudi luhur seperti itu, seharusnya kamu menirunya. Aku mengatakan ini semua bukanlah untuk

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 47

    Akhirnya dia mengerti apa maksud dari dua jurus yang disebut Nathan barusan. Yang pertama, memancing musuh masuk dalam perangkap. Yang kedua, memaksa pelakunya memunculkan dirinya dan membuatnya putus asa."Kelvin, si pria malang ini, baru mengaku hanya karena dia sudah tersudut.Namun, Liam bisa memahami hal ini. Lagipula, siapa yang berani meminumnya? Dia bahkan bertekad untuk tidak meminumnya tadi!Hanya saja, Nathan bahkan lebih jahat dan licik dari bayangannya.Siapa sangka, ternyata semua air itu tidak beracun sama sekali. Lagi pula, Regina juga tidak mungkin mengetahui siapa pelakunya.Mereka hanya memainkan trik untuk memaksa Kelvin mengakui semua perbuatannya.Keji sekali!Memikirkan hal ini, Liam yang baru saja meredakan emosinya, mengepalkan tinjunya lagi. Wajahnya juga berubah drastis.Dia benar-benar merasakan penghinaan yang besar.Gigolo yang mengandalkan hidup pada perempuan ini beraninya mempermainkan dirinya, yang mana notabene tuan muda dari Grup Suteja.Bagaimana di

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 46

    Regina meminta yang lainnya bubar dan hanya menyisakan Nathan serta Tiara di ruang rapat itu."Regina, apa dari awal kamu sudah tahu kalau pelakunya Pak Kelvin?"Begitu semua orang keluar, Tiara sudah tidak sabar untuk menanyakan pertanyaan terbesar dalam hatinya.Regina memutar bola matanya dan berkata, "Kalau dari awal sudah tahu, pasti sudah menangkapnya. Mengapa harus membuat begitu banyak pergerakan?"Tiara tertegun dan bertanya, "Jadi, kamu nggak tahu siapa pelakunya? Lalu, mengapa kamu bilang kamu tahu?"Regina tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku nggak tahu. Itu sebabnya, Dokter Nathan mengajari taktik ini padaku.""Aku hanya perlu bilang gelas air milik pelaku sudah ditaruh racun dan yang meminumnya akan mati. Tak disangka, Kelvin benar-benar putus asa."Tiara tertegun dan menatap Nathan. "Nathan, kamu berbahaya sekali."Siapa bocah ini sebenarnya? Dia bahkan bisa memikirkan trik licik seperti itu.Namun, taktik ini cukup berguna. Pelaku bahkan tidak punya tempat untuk berse

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 45

    Kebenciannya terhadap Nathan kini telah mencapai puncak.Bajingan sialan ini telah sepenuhnya menghancurkan rencananya. Menyebalkan sekali!Tiba-tiba!Terdengar suara keras. Gelas di tangan Kelvin terjatuh ke bawah."Bu Regina, ini salah saya. Tolong beri saya kesempatan lagi. Saya benar-benar menyesal!"Bersamaan dengan pecahnya gelas itu, Kelvin juga berlutut dan memohon pengampunan pada Regina.Para eksekutif tercengang. Setelah beberapa saat, mereka baru bereaksi kembali."Kelvin, ternyata kamulah pelakunya?""Yang benar saja? Padahal, kami begitu percaya padamu tadi. Kamu benar-benar hebat!""Kelvin, kamu sudah terobsesi. Bisa-bisanya kamu meracuni CEO kita. Mati saja kamu!"Kelvin berlutut dan bersujud berulang kali. "Bu Regina, ini semua bukanlah kehendakku. Ada ... ada orang yang memaksaku melakukannya."Semua orang kembali dikejutkan!"Siapa yang memaksamu?" tanya Nathan dengan dingin.Kelvin mengangkat pandangannya, lalu melirik sekilas Liam, tetapi masih tidak menjawab.Waja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 44

    Kelvin mengulurkan tangannya, lalu bergerak menuju gelas berisi air di depanya dengan gemetar.Tepat di saat menyentuh gelas, tangannya kembali ditarik, seakan-akan terbakar oleh api.Nathan menatap pria itu sambil tersenyum penuh arti.Kalau dia tidak salah, manajer umum inilah yang berteriak paling keras dan paling intens saat menyatakan kesetiaannya barusan.Namun, saat ini dia begitu ragu dan enggan mengambil tindakan!Seorang eksekutif mendesaknya. "Kelvin, mengapa kamu begitu ragu?""Semua orang sudah minum. Yang tersisa hanya kamu."Eksekutif lainnya juga mengerutkan kening dan berkata, "Semua orang baik-baik saja. Kamu pengecut. Ambil saja gelas itu dan teguk habis. Tunjukkan pada semua kalau kamu seorang pria sejati!"Saat mendengar itu, tubuh Kelvin bertambah gemetar.Dilihat dari penampilannya, pria besar dan kuat itu sudah hampir menangis.Selanjutnya, Nathan tersenyum dan berkata, "Pak Liam, sepertinya kamu belum menghabiskan airmu?"Liam mendengus dingin. "Aku wakil CEO G

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 43

    Namun, Nathan jelas menyadari bahwa Liam telah terlihat lega.Saat ini, tatapan keduanya tiba-tiba bertemu.Nathan langsung menunjukkan senyum penuh arti pada Liam.Sebaliknya, tatapan mata Liam begitu tampak mencemooh dan juga dingin.Meski bajingan kecil ini tahu rahasianya, dia masih belum tahu identitas pelaku sesungguhnya yang meracuni Regina.Asalkan orang yang meracuni itu tidak terbongkar, Liam tentunya tidak perlu khawatir.Sekalipun Regina mencurigainya, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Percuma saja jika mereka tidak menemukan bukti nyata.Saat ini, Regina tiba-tiba berkata, "Aku rasa kalian semua pasti sudah haus. Kami sudah menyiapkan air. Kalian bisa meminumnya."Liam mengerutkan kening dan berkata, "Regina, yang lebih penting sekarang adalah menangkap pelakunya dulu. Mana sempat khawatir masalah haus atau nggak lagi."Manajer Umum, Kelvin, juga ikut menimpali. "Yang dikatakan Pak Liam benar. Kalau kita nggak menemukan pelaku yang ingin mencelakai CEO hari ini, sekalip

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 42

    Grup Suteja, dalam ruang rapat.Selaku CEO Grup Suteja, Regina sedang mengadakan rapat manajemen.Setelah semua eksekutif masuk, Nathan berjalan mendekat dan mengunci pintu ruang rapat.Tindakan ini membuat para eksekutif tidak begitu senang."Bu Regina, apa maksud semua ini?""Bukan hanya tiba-tiba mengadakan rapat darurat, tapi sekarang juga mengunci pintu. Apa yang ingin kamu lakukan?""Bocah yang mengunci pintu, aku perintahkan kamu untuk membuka pintunya sekarang juga."Nathan berjalan ke samping Regina dan mengabaikan perintah barusan.Ekspresi salah satu eksekutif berubah jelek. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelah dilirik tajam oleh Liam, dia terpaksa duduk kembali dengan patuh.Di kursi utama.Regina menatap semua eksekutif dan berkata dengan dingin, "Aku tiba-tiba memanggil semua orang ke sini karena ada masalah darurat.""Terus terang saja, sudah lama ada orang yang mencoba meracuniku. Aku baru saja menemukan siapa pelakunya."Begitu kata-kata ini dilontarkan, ekspre

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status