Share

Bab 6

Author: Levin Sergio
Nathan tidak menyangkal dan hanya mengangguk. Dia tidak menyangka bahwa wakil kepala rumah sakit ternyata berwawasan luas.

Ruben bertanya kepada ayahnya seperti orang bodoh, "Ayah, apa itu teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian? Apa benar sehebat itu?"

Wajah Andre berubah gelap. Dia berharap bisa menampar putra bodohnya sampai mati.

"Dasar bodoh! Diam saja! Apa kamu merasa ini semua masih nggak cukup memalukan?"

"Penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian adalah keterampilan medis yang legendaris."

"Konon, ada beberapa tabib kuno yang nggak pernah menampakkan diri bahkan menggunakan metode ini untuk mengambil nyawa seseorang dalam sekejap. Mereka bisa menyegel pembuluh darah seseorang, membunuh ataupun menyelamatkan nyawa seseorang dalam sekejap ...."

Regina juga punya wawasan luas. Saat melihat Nathan menggunakan teknik itu, dia sempat terkejut.

Pemuda yang dirumorkan menjadi 'gigolo-nya' Emilia ini memang ahli dalam bidang pengobatan.

Dia tidak mengerti, mengapa orang berkemampuan seperti Nathan akan disalahpahami sebagai gigolo ....

Perawatan tidak memakan waktu lama. Setelah sepuluh menit, transfusi darah selesai.

Setelah Nathan membalut luka pasien dan membersihkannya, dia menginstruksikan semua orang untuk tidak mengganggu anak itu beristirahat dan berjalan keluar dari ICU.

Regina buru-buru mengejarnya. "Dokter Nathan, tunggu sebentar."

Nathan berbalik dan memandangnya. "Ada hal lain?"

Usai memberikan transfusi darah, wajah Regina terlihat pucat. Dia berkata dengan nada serius, "Bukan apa-apa. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih pada staf medis Rumah Sakit Perdana."

"Kalau bukan berkat kalian, nyawa Elin mungkin nggak akan terselamatkan lagi."

Regina memberi isyarat dengan tangannya. Sekretarisnya segera memberikan imbalan terima kasih yang telah dia persiapkan.

Begitu menerima imbalan terima kasih, para perawat dan dokter yang membantu Nathan semuanya tampak terkejut.

Lantaran Keluarga Suteja sangat bermurah hati.

Apalagi, mereka sadar bahwa mereka bisa mendapatkan semua ini juga berkat Nathan!

"Nona Regina terlalu sungkan. Menyelamatkan nyawa sudah menjadi tugas kami sebagai dokter. Bagaimana kami bisa menerima imbalan terima kasih dari Anda?"

Saat ini, Ruben dan ayahnya juga mendekat. Perkataannya terdengar seakan-akan dirinya paling benar.

Ada ekspresi bangga di wajah Ruben, yang berusaha keras disembunyikannya, seolah-olah penyelamatan nyawa pasien bisa berhasil berkat dirinya.

"Maaf, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Dokter Nathan beserta timnya. Sama sekali nggak ada hubungannya dengan kalian berdua!"

Nada acuh tak acuh dari Regina seketika membekukan senyum di wajah Ruben dan ayahnya. Keduanya seakan-akan disiram dengan baskom berisi air dingin.

Regina mengabaikan mereka begitu saja. Sebaliknya, dia segera mengeluarkan kartu emas dan menyerahkannya kepada Nathan.

"Dokter Nathan, anggap ini sebagai tanda terima kasih khusus dari Keluarga Suteja kami. Aku harap kamu menerimanya."

Sebelum Nathan sempat berbicara.

Ruben telah bergegas mendekat dan menatap kartu emas itu.

"Nona Regina, bukankah ini kartu emas hitam eksklusif Grup Suteja kalian?"

"Kenapa kamu malah memberikannya pada pecundang ini? Seharusnya, kamu berikan pada ayahku, atau nggak kepadaku juga boleh. Ayahku adalah wakil kepala Rumah Sakit Perdana. Sekalipun ingin memberi penghargaan, kamu juga nggak boleh melangkahi jabatan ...."

Regina tidak sanggup menghadapi orang yang tidak tahu malu seperti itu lagi. Dia langsung memberi perintah dengan dingin, "Pengawal, suruh dia keluar dari sini."

Kedua pengawal itu segera maju ke depan, lalu menjambak rambut Ruben, dan menyeretnya dengan kasar. Mereka sama sekali tidak menggubris teriakannya.

Andre yang menyaksikan adegan itu tidak berani marah pada Regina. Jadi, dia hanya bisa melampiaskannya pada Nathan. "Keterampilan medismu memang bagus, Nathan. Tapi aku harap kamu bisa memahami satu hal. Tanpa dukungan dari rumah sakit, memangnya kamu bisa apa? Huh!"

Nathan masih belum mengambil kartu emas yang diberikan Regina.

Dia tidak punya kebiasaan menerima hadiah dari pasien, meskipun kartu emas itu mewakili Keluarga Suteja yang terkenal dan akan membuat banyak orang di Beluno yang iri pada pemiliknya.

"Nona, jangan-jangan Dokter Nathan ini sedang menggunakan taktik 'jual mahal' padamu?" tanya sekretaris sambil mengerutkan kening. Dia belum pernah bertemu dengan orang yang menolak kartu emas Keluarga Suteja.

Apalagi, kartu emas ini sangat istimewa karena diberikan oleh Regina secara langsung. Maknanya tentu tidak biasa.

Regina menggelengkan kepalanya sambil berpikir sejenak. "Nggak. Sepertinya dia benar-benar nggak menginginkannya."

"Tapi kalau dia benar-benar menggunakan taktik 'jual mahal', sepertinya juga nggak begitu buruk...”

Di akhir kalimatnya, Regina memperlihatkan senyum menawan. Sepasang matanya tampak berbinar. Tidak ada yang tahu apa yang gadis itu pikirkan sekarang.

Sekretaris itu mengerutkan kening, tetapi dia tidak menganggap serius kata-kata nona mudanya.

Gadis bangsawan dari Keluarga Suteja sudah terkenal memiliki kecantikan yang luar biasa. Hanya sedikit orang di Beluno yang bisa menarik perhatiannya.

Walau Dokter Nathan tampan dan punya keterampilan medis yang hebat, tetapi dia juga hanyalah seorang dokter ....

Tak terasa, sudah waktunya pulang kerja. Usai menyelesaikan pekerjaannya, Nathan pun bersiap meninggalkan Rumah Sakit Perdana.

Baru saja sampai di depan pintu, sebuah mobil Maserati berwarna merah muda melaju dan berhenti di sampingnya.

Jendela mobil terbuka, memperlihatkan wajah yang sangat cantik.

"Dokter Nathan, kebetulan sekali. Kita bertemu lagi."

Nathan menganggukkan kepalanya. "Halo, Nona Regina."

Regina tersenyum dan berkata, "Apa pun yang terjadi, Elin harus mengucapkan terima kasih secara langsung karena kamu telah menyelamatkan nyawanya. Kebetulan ada acara penggalangan dana di Panti Asuhan Gluton malam ini. Dokter Nathan, bagaimana kalau kamu menemani Elin kami?"

Nathan sebenarnya ingin menolak, tetapi saat mendengar mereka akan pergi ke Panti Asuhan Gluton, dia pun naik ke mobil.

"Kalau begitu, merepotkanmu, Nona Regina. Kebetulan aku juga mau pergi ke Panti Asuhan Gluton."

Regina terkejut. "Apa Dokter Nathan juga tamu undangan malam ini?"

Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku hanya seorang dokter kecil, mana mungkin aku bisa diundang? Aku hanya dekat dengan anak-anak dan kepala panti asuhan. Jadi, sekalian berkunjung."

Regina tidak bertanya lagi. Setelah dipikir-pikir, tamu yang datang ke Panti Asuhan Gluton malam ini semuanya termasuk tokoh-tokoh terkemuka di Beluno.

Mengingat dari status dan jabatan Dokter Nathan, mustahil pria itu akan menghadiri pertemuan kelas atas seperti itu.

Tiba-tiba dua mobil SUV melaju kencang, lalu mengepung sisi kiri dan kanan mobil Maserati.

Wajah Regina mendadak berubah. Dia bersiap untuk menambah kecepatan.

Mobil SUV di depan mengerem mendadak, memaksa mobil Maserati berhenti.

Diiringi tujuh hingga delapan pria kekar melompat keluar dari mobil. Pria yang memiliki bekas luka di depan melompat ke depan Maserati dan berkata kepada Regina sambil tersenyum, "Nona Regina, silakan keluar dari mobil."

Regina tidak panik, melainkan bertanya dengan dingin, "Kalian anak buahnya siapa? Berani menyentuh anggota Keluarga Suteja? Kalian tahu akibatnya akan seperti apa?

Pria yang penuh bekas luka itu tersenyum sinis. "Justru karena tahu kamu itu putri sulung Keluarga Suteja, kami baru bertindak."

"Jangan khawatir, Nona Regina. Kami nggak akan melukaimu, tapi kamu mungkin nggak akan bisa pergi ke Panti Asuhan Gluton malam ini."

Regina baru menyadari bahwa pesaing malam inilah yang mencoba mencegatnya di sini.

"Dokter Nathan, Elin, duduk yang benar. Para bajingan ini benar-benar cari mati sendiri. Aku akan menelepon ke rumah sekarang juga."

Melihat Regina menelepon, wajah pria yang penuh luka itu berubah gelap. Dia langsung melambaikan tangannya untuk memberi isyarat. "Buka pintu mobilnya."

Dua orang pria berbadan kekar itu langsung datang membawa palu dan berusaha mendobrak pintu mobil. Ternyata mereka datang dengan persiapan.

Regina terlihat cemas. Sekalipun dia menelepon sekarang dan pengawalnya bergegas datang, mungkin juga sudah terlambat.

"Nona Regina, aku sarankan sebaiknya jangan bertindak bodoh lagi. Bekerja samalah dengan kami."

Pria yang penuh bekas luka itu tersenyum sinis, seolah-olah dia telah menguasai semuanya.

Tepat di saat ini, pintu mobil Maserati terbuka.

Nathan turun dari mobil.

"Dokter Nathan, jangan turun. Bahaya!" teriak Regina dengan cepat. Dia bahkan tidak ingat untuk menelepon lagi.

Pria yang punya bekas luka itu tertawa terbahak-bahak. "Nona Regina, gigolo-mu ini terlalu penakut. Dia bahkan sudah menyerah sebelum anak buahku bertindak. Benar-benar pengecut."

Regina menghela napas tak berdaya dan meletakkan ponselnya. "Baiklah, Keluarga Suteja nggak akan ikut acara penggalangan dana di panti asuhan malam ini."

"Jangan menyakiti Dokter Nathan. Dia hanya orang luar dan nggak ada hubungannya dengan dendam kita."

Saat ini, Nathan angkat bicara.

"Anak di dalam mobil adalah pasienku dan kalian sudah membuatnya ketakutan. Aku akan beri kalian waktu sepuluh detik untuk menghilang sekarang juga."

Related chapters

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 7

    Suaranya begitu datar dan tidak terdengar arogan sama sekali.Pria yang punya bekas luka dan juga beberapa pria kekar di belakangnya tertegun pada awalnya, kemudian mereka langsung tertawa terbahak-bahak."Hahaha .... Lucu sekali. Apa yang barusan dikatakan gigolo ini? Dia mau buat aku menghilang?""Bodoh. Sepertinya kamu terlalu banyak menonton drama idola, jadi sekarang kamu sok ingin menjadi pahlawan dan menyelamatkan gadis ini?""Bos, buat apa buang-buang waktu dengannya? Bunuh saja dia!"Anak buah di samping pria bekas luka mengayunkan pipa baja di tangannya ke arah Nathan sambil bersiul. Apalagi, serangannya terlihat sangat brutal.Regina menghela napas. Sepertinya dia harus mengambil tindakan untuk melindungi Nathan.Keberanian Nathan memang patut dipuji, tetapi pria itu agak bodoh dan tidak bisa memahami situasi yang sedang mereka hadapi.Tepat di saat itu, dia mendengar suara teriakan melengking.Setelah itu, dia melihat pria kekar yang barusan berinisiatif menyerang itu terja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 8

    Ponsel Regina tiba-tiba berdering. Setelah menjawabnya, Regina berkata kepada Nathan, "Dokter Nathan, kamu jalan-jalan sendiri dulu. Aku punya urusan yang harus kutangani. Sampai jumpa!"Nathan mengangguk. "Nona Regina, pergilah!"Masih ada waktu sebelum acara penggalangan dana dimulai.Para pebisnis yang mengincar tanah Panti Asuhan Gluton masih terus berdatangan. Kini gerbang panti asuhan sudah penuh dengan mobil mewah.Tampak sebuah Rolls-Royce hitam yang menarik perhatian semua orang melaju ke arah sana.Begitu pintu mobil terbuka, seorang gadis cantik yang mengenakan gaun putih dan berkaki jenjang keluar dari mobil. Penampilannya benar-benar membuat semua orang takjub."Gadis yang cantik sekali! Temperamennya juga nggak tertandingi!""Kalau aku bisa mendapatkan gadis secantik itu, sekalipun butuh waktu setidaknya tiga tahun, itu juga sepadan!""CEO cantik dari Grup Sebastian juga datang. Gadis ini bukan hanya cantik, tapi dia juga punya kemampuan bisnis yang luar biasa. Malam ini,

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 9

    Dia menatap Nathan dengan dingin. Ada kekecewaan, kemarahan, dan kecemburuan di matanya, yang bahkan dia sendiri juga tidak menyadarinya."Nathan, nggak kusangka, hubungan kita baru saja berakhir, tapi kamu sudah menemukan pacar baru. Konyol sekali aku masih merasa bersalah padamu selama ini. Sepertinya aku yang terlalu sentimental!"Nathan membalas, "Kalau mau bahas masalah ini, aku rasa aku masih nggak bisa dibandingkan dengan kecepatan Bu Emilia dalam mencari pasangan baru!""Kamu .... Baiklah! Aku nggak bisa menang berdebat denganmu. Kamu benar."Emilia kembali terdiam.Kecantikan Regina, terutama tubuhnya yang seksi dan juga temperamennya yang begitu mendominasi, membuat Emilia merasa tertekan.Andai orang yang berdiri di samping Nathan adalah seorang gadis dengan penampilan biasa, dia mungkin akan mentertawakannya dan meremehkannya.Namun, Regina berbeda. Hal ini membuat Emilia merasa terancam.Dilihat dari bagian mana pun, gadis ini tidak kalah darinya. Bahkan, dada Regina yang

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 10

    Tampak orang-orang dari Keluarga Suteja duduk di sisi lain aula.Regina melambaikan tangannya dan memanggil sekretarisnya. "Sumbangkan 40 miliar menggunakan nama Dokter Nathan."Sekretaris itu tercengang. "Nona, apa 40 miliar nggak terlalu banyak?"Grup Suteja memang kaya, tetapi juga tidak boleh menghambur-hamburkan uang seperti ini!Regina tersenyum bangga. "Apa salahnya menyumbangkan 40 miliar untuk pria yang aku sukai?""Meski Emilia, CEO cantik, itu meremehkannya, aku nggak akan sebodoh dia! Jelas-jelas pria berbakat ini ada di depannya, tapi dia buta dan nggak memegangnya erat-erat. Ironis sekali!"Tangan Regina yang indah dan putih tampak memegang sebuah dokumen.Semua informasi mengenai Grup Sebastian tertera di sana. Hanya dalam beberapa tahun, Grup Sebastian telah berkembang dari sebuah pabrik kecil yang hampir bangkrut menjadi perusahaan tercatat di Beluno.Kekayaan yang dimiliki Emilia telah meningkat berkali-kali lipat dan telah melampaui 20 triliun.Yang lebih menarik lag

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 11

    "Tuan Nathan Anggoro menyumbangkan 200 miliar!"Bisa dikatakan, pernyataan itu membuat para tamu terhormat di aula penggalangan dana gempar!Daniel tidak tinggal diam lagi. Dia langsung berdiri dan bertanya, "Pembawa acara, aku ingin minta verifikasi. Apakah ada orang dengan nama yang sama di tempat kejadian?"Tamara tampak begitu cemas, bagaikan seekor semut di wajan panas, berputar-putar tanpa henti."Benar, pasti hanya nama yang sama. Nathan, si pecundang itu, datang ke sini untuk menunjukkan niat baiknya. Paling-paling, dia hanya memberikan beberapa ratus ribu. 200 miliar? Jangan harap dia akan punya uang sebanyak itu dalam hidupnya!"Satu-satunya orang yang tetap di tenang di lokasi kejadian itu hanyalah Nathan.Dia masih duduk dengan tenang, apalagi ekspresinya begitu datar dan kalem.Pembawa acara tidak menolak permintaan Daniel. Setelah menyelidiki dengan cepat, dia segera mengumumkan hasilnya."Maaf, para tamu terhormat, hanya ada satu tamu bernama Tuan Nathan Anggoro di sini

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 12

    Pemuda berambut kuning yang memasang wajah tidak bersahabat itu adalah Ken Sebastian, adik laki-laki Emilia yang tidak berguna."Kalian kalah bersaing, jadi sekarang berencana untuk merampok secara paksa?"Nathan tampak acuh tak acuh dan tidak takut sedikit pun dengan parang di tangan Ken!Tamara berkata dengan kejam, "Nathan, jangan lupa. Tanpa Emilia, kamu bukanlah siapa-siapa. Kamu sudah bersamanya selama tiga tahun dan dia telah memberimu segalanya. Mengapa kamu nggak membalasnya?"Kata-katanya terdengar begitu indah!Nathan tersenyum. Sorot matanya penuh ejekan. "Seharusnya kamu bilang, bersama dengan Emilia dalam tiga tahun ini, akulah yang memberikan segalanya padanya dan bukanlah dia yang memberikan segalanya.""Cuih! Omong kosong!"Tamara sangat emosi. "Hidupmu sendiri masih harus bergantung pada Emilia. Memangnya apa yang sudah kamu berikan padanya? Uh? Dasar nggak tahu malu!"Nathan mencibir dan bertanya, "Benarkah? Seingatku, yang menegosiasikan kontrak-kontrak penting Grup

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 13

    Nathan berkata dengan nada datar, "Biarkan saja. Lagi pula, memang sudah nggak ada gunanya lagi."Perawat itu kebingungan dan tidak tahu apa yang dimaksud Dokter Nathan.Nathan tidak menjelaskan terlalu banyak padanya. Berdasarkan keterampilan medis yang dimilikinya, Nathan sudah mengetahui bahwa Ruben menderita impotensi dan ejakulasi dini. Itu sebabnya, dia barusan mengatakan kemaluan Ruben tidak berguna lagi.Tepat di saat ini, pintu departemen terbuka. Wakil kepala rumah sakit, Andre, bergegas masuk dengan sekelompok staf medis.Melihat Ruben yang tergeletak di lantai sambil memegangi selangkangannya karena kesakitan, wajah Andre langsung memucat."Nathan, sebagai seorang tenaga medis, kamu nggak mematuhi etika medis dan memukul rekan kerjamu. Tahukah kamu apa konsekuensinya?"Seorang dokter maju, lalu memeriksa luka Ruben. Tak lama kemudian, dia langsung berteriak, "Gawat, gawat!"Andre tidak memercayainya dan berkata, "Apa yang terjadi? Apa putraku dipukul sampai mati oleh bajing

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 14

    Mendengar itu, Tiara tidak mengatakan apa pun, melainkan melirik Nathan dari balik mejanya.Melihat Nathan bersikap seolah-olah hal itu tidak ada hubungannya dengannya. Tiara tidak bisa menahan emosi dalam hatinya lagi."Dokter Nathan, apa nggak ada yang perlu kamu jelaskan di sini?""Atau kamu mengakui pernyataan yang dikatakan Pak Andre dan telah melanggar peraturan rumah sakit?""Kalau memang begitu, silakan berkemas dan tinggalkan Rumah Sakit Perdana sekarang juga. Aku nggak bisa menoleransi bajingan seperti itu bekerja di bawah komandoku."Nathan mengerutkan kening dan berkata, "Bu Tiara, kamu memanggil kami ke sini, seharusnya kamu sudah tahu apa yang terjadi, jadi mengapa kamu masih bertanya lagi?""Kamu ...."Tiara sangat emosi. Dia langsung memelototi Nathan.Andre memanfaatkan kesempatan itu dan berkata sambil menggertakkan gigi, "Bu Tiara, kamu juga sudah lihat. Nathan ini nggak punya kerendahan hati dan kesopanan yang seharusnya dimiliki seorang dokter. Dia jelas-jelas baji

Latest chapter

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 50

    Saat ini, Nathan pun berkata dengan nada datar, "Anggur yang kubawa bukanlah anggur lokal. Ini juga bukan anggur yang bisa diseduh oleh kilang anggur."Tamara tampak emosi dan berkata, "Nathan, apa kamu akan mati kalau nggak membual? Anggur yang kamu bawa bukan anggur lokal? Jadi, maksudmu itu Anggur Abadi?""Benar. Ini memang Anggur Abadi!" jawab Nathan.Semua anggota Keluarga Sebastian tercengang, kemudian tertawa terbahak-bahak.Konyol! Konyol sekali!Dia bahkan berani bilang itu Anggur Abadi? Pecundang ini sungguh tidak tahu malu.Edward memperlihatkan senyum penuh arti di wajahnya. Sungguh suatu penghinaan bagi tuan muda sepertinya, jika dibandingkan dengan pecundang seperti itu.Tuan Besar Arga menghiburnya. "Nathan, meski anggurmu kualitasnya rendah, kita juga nggak perlu bersaing dengan orang lain.""Sama halnya dengan kata bijak ini, jangan kejar kupu-kupu, perbaiki kebun maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya!"Nathan mengangguk dan berkata, "Kakek benar. Aku akan mengi

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 49

    Memang benar. Dari penampilannya, anggur yang dibawa Nathan kelihatannya tidak begitu bagus.Anggur yang bagus membutuhkan kemasan yang baik, tetapi anggur yang dia bawa itu bahkan dikemas dalam kendi tanah liat. Sudah pasti orang-orang kurang tertarik melihatnya.Tamara langsung memarahinya. "Nathan, dasar bodoh. Asal kamu tahu saja, bisa membiarkanmu datang makan malam di sini juga termasuk aku sudah memberimu muka.""Tapi mengingat status Tuan Besar kami yang mulia, beliau nggak akan minum anggur pemberianmu. Sebaiknya kamu enyah dari sini secepatnya. Jangan mempermalukan Keluarga Sebastian kami."Nathan masih tenang. "Aku katakan sekali lagi, anggur ini merupakan anggur yang sangat berharga. Aku sudah memberikan pada Kakek sebelumnya. Apalagi, anggur ini punya khasiat yang sangat baik untuk kesehatannya."Ken mendengus dingin, lalu menyeringai. "Anggur yang sangat berharga? Nathan, kamu memang jago membual.""Sepertinya pemahamanmu tentang anggur masih kurang. Kalau begitu, biarlah

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 48

    Dilihat dari sudut mana pun, Tamara sangat puas terhadap Edward. Dia berkata sambil tersenyum, "Menantuku, silakan duduk. Kamu adalah tokoh utama dalam jamuan keluarga malam ini."Edward tampak begitu sopan terhadap orang-orang Keluarga Sebastian.Hal itu sontak membuat seluruh Keluarga Sebastian kegirangan. Semuanya beranggapan bahwa menantu laki-lakinya ini sangat sempurna dan tanpa cela."Melihat Edward begitu diterima keluarga kami, apa hatimu merasa nggak nyaman?"Entah sejak kapan, Emilia sudah berjalan mendekati Nathan dan menanyakan hal itu.Nathan tersenyum dan berkata, "Selamat, ya. Kamu sudah menemukan pria yang hebat. Kamu selalu berharap bisa menikah dengan keluarga kaya selama ini. Sekarang impianmu sudah terwujud."Ekspresi Emilia tampak rumit. Dia menghela napas. "Nathan, sebenarnya aku tahu kamu bukanlah orang yang jahat. Kamu punya kepribadian yang baik.""Melihat orang yang berbudi luhur seperti itu, seharusnya kamu menirunya. Aku mengatakan ini semua bukanlah untuk

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 47

    Akhirnya dia mengerti apa maksud dari dua jurus yang disebut Nathan barusan. Yang pertama, memancing musuh masuk dalam perangkap. Yang kedua, memaksa pelakunya memunculkan dirinya dan membuatnya putus asa."Kelvin, si pria malang ini, baru mengaku hanya karena dia sudah tersudut.Namun, Liam bisa memahami hal ini. Lagipula, siapa yang berani meminumnya? Dia bahkan bertekad untuk tidak meminumnya tadi!Hanya saja, Nathan bahkan lebih jahat dan licik dari bayangannya.Siapa sangka, ternyata semua air itu tidak beracun sama sekali. Lagi pula, Regina juga tidak mungkin mengetahui siapa pelakunya.Mereka hanya memainkan trik untuk memaksa Kelvin mengakui semua perbuatannya.Keji sekali!Memikirkan hal ini, Liam yang baru saja meredakan emosinya, mengepalkan tinjunya lagi. Wajahnya juga berubah drastis.Dia benar-benar merasakan penghinaan yang besar.Gigolo yang mengandalkan hidup pada perempuan ini beraninya mempermainkan dirinya, yang mana notabene tuan muda dari Grup Suteja.Bagaimana di

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 46

    Regina meminta yang lainnya bubar dan hanya menyisakan Nathan serta Tiara di ruang rapat itu."Regina, apa dari awal kamu sudah tahu kalau pelakunya Pak Kelvin?"Begitu semua orang keluar, Tiara sudah tidak sabar untuk menanyakan pertanyaan terbesar dalam hatinya.Regina memutar bola matanya dan berkata, "Kalau dari awal sudah tahu, pasti sudah menangkapnya. Mengapa harus membuat begitu banyak pergerakan?"Tiara tertegun dan bertanya, "Jadi, kamu nggak tahu siapa pelakunya? Lalu, mengapa kamu bilang kamu tahu?"Regina tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku nggak tahu. Itu sebabnya, Dokter Nathan mengajari taktik ini padaku.""Aku hanya perlu bilang gelas air milik pelaku sudah ditaruh racun dan yang meminumnya akan mati. Tak disangka, Kelvin benar-benar putus asa."Tiara tertegun dan menatap Nathan. "Nathan, kamu berbahaya sekali."Siapa bocah ini sebenarnya? Dia bahkan bisa memikirkan trik licik seperti itu.Namun, taktik ini cukup berguna. Pelaku bahkan tidak punya tempat untuk berse

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 45

    Kebenciannya terhadap Nathan kini telah mencapai puncak.Bajingan sialan ini telah sepenuhnya menghancurkan rencananya. Menyebalkan sekali!Tiba-tiba!Terdengar suara keras. Gelas di tangan Kelvin terjatuh ke bawah."Bu Regina, ini salah saya. Tolong beri saya kesempatan lagi. Saya benar-benar menyesal!"Bersamaan dengan pecahnya gelas itu, Kelvin juga berlutut dan memohon pengampunan pada Regina.Para eksekutif tercengang. Setelah beberapa saat, mereka baru bereaksi kembali."Kelvin, ternyata kamulah pelakunya?""Yang benar saja? Padahal, kami begitu percaya padamu tadi. Kamu benar-benar hebat!""Kelvin, kamu sudah terobsesi. Bisa-bisanya kamu meracuni CEO kita. Mati saja kamu!"Kelvin berlutut dan bersujud berulang kali. "Bu Regina, ini semua bukanlah kehendakku. Ada ... ada orang yang memaksaku melakukannya."Semua orang kembali dikejutkan!"Siapa yang memaksamu?" tanya Nathan dengan dingin.Kelvin mengangkat pandangannya, lalu melirik sekilas Liam, tetapi masih tidak menjawab.Waja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 44

    Kelvin mengulurkan tangannya, lalu bergerak menuju gelas berisi air di depanya dengan gemetar.Tepat di saat menyentuh gelas, tangannya kembali ditarik, seakan-akan terbakar oleh api.Nathan menatap pria itu sambil tersenyum penuh arti.Kalau dia tidak salah, manajer umum inilah yang berteriak paling keras dan paling intens saat menyatakan kesetiaannya barusan.Namun, saat ini dia begitu ragu dan enggan mengambil tindakan!Seorang eksekutif mendesaknya. "Kelvin, mengapa kamu begitu ragu?""Semua orang sudah minum. Yang tersisa hanya kamu."Eksekutif lainnya juga mengerutkan kening dan berkata, "Semua orang baik-baik saja. Kamu pengecut. Ambil saja gelas itu dan teguk habis. Tunjukkan pada semua kalau kamu seorang pria sejati!"Saat mendengar itu, tubuh Kelvin bertambah gemetar.Dilihat dari penampilannya, pria besar dan kuat itu sudah hampir menangis.Selanjutnya, Nathan tersenyum dan berkata, "Pak Liam, sepertinya kamu belum menghabiskan airmu?"Liam mendengus dingin. "Aku wakil CEO G

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 43

    Namun, Nathan jelas menyadari bahwa Liam telah terlihat lega.Saat ini, tatapan keduanya tiba-tiba bertemu.Nathan langsung menunjukkan senyum penuh arti pada Liam.Sebaliknya, tatapan mata Liam begitu tampak mencemooh dan juga dingin.Meski bajingan kecil ini tahu rahasianya, dia masih belum tahu identitas pelaku sesungguhnya yang meracuni Regina.Asalkan orang yang meracuni itu tidak terbongkar, Liam tentunya tidak perlu khawatir.Sekalipun Regina mencurigainya, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Percuma saja jika mereka tidak menemukan bukti nyata.Saat ini, Regina tiba-tiba berkata, "Aku rasa kalian semua pasti sudah haus. Kami sudah menyiapkan air. Kalian bisa meminumnya."Liam mengerutkan kening dan berkata, "Regina, yang lebih penting sekarang adalah menangkap pelakunya dulu. Mana sempat khawatir masalah haus atau nggak lagi."Manajer Umum, Kelvin, juga ikut menimpali. "Yang dikatakan Pak Liam benar. Kalau kita nggak menemukan pelaku yang ingin mencelakai CEO hari ini, sekalip

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 42

    Grup Suteja, dalam ruang rapat.Selaku CEO Grup Suteja, Regina sedang mengadakan rapat manajemen.Setelah semua eksekutif masuk, Nathan berjalan mendekat dan mengunci pintu ruang rapat.Tindakan ini membuat para eksekutif tidak begitu senang."Bu Regina, apa maksud semua ini?""Bukan hanya tiba-tiba mengadakan rapat darurat, tapi sekarang juga mengunci pintu. Apa yang ingin kamu lakukan?""Bocah yang mengunci pintu, aku perintahkan kamu untuk membuka pintunya sekarang juga."Nathan berjalan ke samping Regina dan mengabaikan perintah barusan.Ekspresi salah satu eksekutif berubah jelek. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelah dilirik tajam oleh Liam, dia terpaksa duduk kembali dengan patuh.Di kursi utama.Regina menatap semua eksekutif dan berkata dengan dingin, "Aku tiba-tiba memanggil semua orang ke sini karena ada masalah darurat.""Terus terang saja, sudah lama ada orang yang mencoba meracuniku. Aku baru saja menemukan siapa pelakunya."Begitu kata-kata ini dilontarkan, ekspre

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status