Share

KAU TIDAK AKAN BISA LEPAS DARIKU!!!

“Aku tidak mau ke salon Dam, aku mau ke apartemen kau saja,” bujuk Annabelle.

Ia tidak mau Adam meninggalkan dirinya sendirian, jadi Annabelle memutuskan untuk tinggal bersama Adam malam ini di apartemen Adam.

“Baiklah wanitaku, malam ini kita bersenang-senang di apartemenku saja ya,” usul Adam.

Annabelle pun setuju dan mengangguk, setelah itu Adam melajukan mobilnya menuju apartemen miliknya. Sesampainya di gedung apartemen, Adam menuju basement untuk memarkirkan mobilnya.

Tanpa mereka sadari, seseorang sudah mengikutinya sedari tadi. Sesaat setelah keluar dari villa Linggar, orang itu membuntuti hingga ke apartemen Adam.

“Halo Tuan bos, mereka baru saja tiba di apartemen,” ucap seseorang yang tadi membuntuti Adam dan Annabelle.

Ia tampak melaporkan hal tersebut kepada seseorang di seberang telpon.

“Buntuti mereka, dan beritahu aku mereka tinggal di unit berapa. Ambil foto dan juga video sebanyak mungkin untuk bukti,” ucap seseorang yang ditelpon penguntit tadi.

“Baik Tuan, segera aku kirimkan nomor unit apartemen beserta foto dan juga video nya,” ucap lelaki itu.

Setelah itu membuntuti Adam kembali hingga keduanya masuk kedalam apartemen unit 107.

Lelaki bayaran itu memfoto Adam dan juga Annabelle beberapa kali lalu memberitahukan unit apartemen yang dihuni oleh Adam.

“Kamar unit 107, ini juga foto serta video yang anda minta Tuan,” ucapnya lagi di dalam panggilan suara.

“Kalau bisa, ambil juga video di dalam kamar apartemen mereka berdua. Aku akan memperhitungkan setiap tindakan yang sudah mereka perbuat,” ucap lelaki misterius yang dipanggil Tuan bos oleh lelaki bayaran yang menguntit Adam dan Annabelle.

Sementara itu, di rumah sakit terdengar decitan suara mesin EKG, seperti sedang menghitung detik demi detik sisa hidup dari Kalea. Untung saja malam itu Nirmala segera datang ke villa Linggar, setelah mendapatkan firasat cucu menantunya dalam bahaya. Dan benar saja, Kalea ditemukan terendam dengan air bercampur darah di bathup.

Kiara memotong urat nadinya dengan pisau belati milik Adam yang selalu disimpannya di laci.

Nirmala yang mendapati kamar terkunci, segera meminta ketiga bodyguardnya untuk mendobrak pintu dan merangsek masuk kedalam kamar Kalea.

Melihat cucu menantunya dalam keadaan tak sadarkan diri, Nirmala segera membawanya ke rumah sakit agar nyawa Kalea dapat tertolong. Sesampainya di rumah sakit, Kalea segera masuk ruang operasi karena luka sayatan di pergelangan tangannya yang cukup dalam.

“Apakah kau sudah tidak kuat nak, sampai harus melukai diri sendiri dan membahayakan nyawamu,” gumam Nirmala dalam perasaan bersalahnya.

Nirmala menebak jika malam itu Adam bertengkar dengan Kalea, hingga Adam menyinggung Kalea dan menyebabkan Kalea ingin mengakhiri hidupnya.

“Nyonya sepuh, Tuan Adam bersama kekasihnya memojokkan Nyonya muda hingga seperti ini,” ucap Bibi Mai yang sedari tadi turut serta menemani Nirmala menunggu di depan ruangan operasi.

Gemeretak gigi Nirmala, menandakan jika dirinya sudah kehabisan kesabaran terhadap cucu laki-laki nya itu.

“Dosa apa yang sudah aku perbuat di masa lalu tuhan, hingga kau memberikanku cucu yang tidak tau diri itu,” batin Nirmala dengan terduduk lemas di lantai.

“Nyonya, duduklah diatas, jangan seperti ini,” ucap Bibi Mai mencoba membantu Nirmala untuk bangun.

Nirmala hanya terus menangis, sementara Kalea di dalam ruang operasi tengah memperjuangkan antara hidup dan matinya.

Setelah menunggu tiga jam lama nya, dokter keluar dengan raut wajah kecewa nya. TIdak tahu harus apa yang dikatakan kepada pemegang saham terbesar di rumah sakit tersebut.

“Nyonya, maafkan kami, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun sepertinya kondisi cucu menantumu tidak akan pulih dengan cepat. Pendarahan yang terlalu banyak, membuatnya kritis,” ucap dokter Haris yang menangani Kalea.

Nirmala tidak tau lagi harus berbuat apa, kini Kalea justru dalam keadaan kritis dan itu semua disebabkan oleh cucunya sendiri.

“Apakah kemungkinan untuk sembuh akan ada Dokter Haris?,” tanya Nirmala dengan harap-harap cemas.

Dokter Haris pun tampak kembali bingung untuk menjelaskannya kepada Nirmala.

“Begini Nyonya, kemungkinan sembuh untuk Nyonya Kalea sangatlah kecil. Sekarang pun dia bisa tetap bertahan dengan alat-alat pendukung, jika tidak maka Nyonya Kalea tidak bisa bertahan,” ucap Dokter Haris dengan jujur.

Dokter Haris tidak ingin jika Nirmala terlalu berharap untuk kesembuhan sang cucu menantu.

“Baiklah, biarkan seperti itu saja. Setidaknya cucu kesayanganku masih bisa bertahan sampai saat ini, semoga saja ada keajaiban untuk kesembuhannya,” ucap Nirmala.

Mendengar Nirmala yang pasrah, Dokter Haris pun merasa lebih tenang terhadap kondisi Kalea.

Nirmala masuk ke dalam ruangan ICU, tubuh Kalea terbaring lemah dan juga pucat. Transfusi darah dilakukan secara berkala agar keadaan Kalea bisa pulih.

Setelah mengecek kondisi cucu menantunya itu, Nirmala menelpon Bardi untuk menjemput dan membawa Adam ke hadapannya. Bardi yang mendapatkan perintah dari Nirmala, segera mencari keberadaan Adam. Bardi segera bergerak, menelusuri setiap tempat yang sering didatangi Adam.

“Mana Adam?,” tanya Bardi pada Daren.

Bardi sudah sampai di perusahaan, dan berada di dalam ruangan Adam.

“Tuan Adam masih di perjalanan dari apartemen Tuan, mungkin sebentar lagi tiba,” jawab Daren gugup.

Tidak biasanya Bardi datang hingga menemui Adam di perusahaan, kalau sudah begitu pasti ada hal penting yang akan Bardi lakukan.

“Daren, kau tau kalau Adam punya wanita lain selain Kalea?,” selidik Bardi.

Daren tampak bingung harus menjawab apa, karena tidak ada instruksi langsung dari Adam mengenai hal tersebut.

“Mmm, itu, aku tidak bisa menjawabnya Tuan. Itu adalah hal pribadi Tuan Adam, aku tidak pernah ikut campur,” sahut Daren.

Jawaban tersebut pun membuat Bardi sangat tidak puas.

Saat keduanya tengah mengobrol, Adam datang bersama dengan Annabelle. Tentu saja hal tersebut mengundang amarah Bardi, karena Annabelle terus saja bergelayut manja di lengan Adam.

“kau!, istrimu koma di rumah sakit sementara kau disini bersama wanita lain , Adam!,” ucap Bardi dengan wajah datar.

Adam terkejut melihat adik dari neneknya itu sedang duduk di kursi kantor miliknya.

“K-kakek, aku,” ucap Adam menggantung.

Bardi langsung berdiri, tanpa banyak ucapan lagi Bardi pergi dari sana. Namun sebelum pergi, Bardi memanggil bodyguard yang sudah disiapkan untuk membawa Adam.

“Apa ini kakek?, aku mau dibawa kemana?,” tanya Adam yang tampak kesal karena dikepung seperti tawanan.

“kau harus ikut ke rumah sakit, Nirmala ingin meminta pertanggung jawabanmu atas kondisi Kalea,” ucap Bardi.

Setelah itu membawa Adam ke mobil, Annabelle berusaha menghalangi, namun sekali mendapat tatapan maut dari Bardi, Annabelle pun menghentikan aksinya itu.

“Daren, singkirkan wanita kotor ini, jangan sampai citra perusahaan tercemar,” sarkas Bardi.

Annabelle pun merasa kesal mendengar ucapan dari Bardi tadi, Annabelle merasa dirinya masih layak untuk menjadi cucu menantu dari keluarga besar Laksono.

“Lihat saja, sebentar lagi aku akan menjadi cucu menantu Laksono dan menggantikan wanita perebut itu. Rahasia Laksono ada di tanganku, jadi jangan bermain-main denganku,” kesal Annabelle.

Setelah itu pergi dari kantor Adam, dan menolak diantar oleh Daren.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status