Beranda / Thriller / Balas Dendam Sang Pewaris / KAU LEBIH MEMBELA JALANGMU?!

Share

KAU LEBIH MEMBELA JALANGMU?!

“Lepas Daren, aku tidak mau ikut denganmu, aku masih mau disini!” tolak Kalea.

Berusaha melepaskan diri dari cengkraman Daren.

“Ayolah Nyonya, jangan mempersulit Tuan Muda. Kasihan Tuan, sudah terlalu banyak menanggung malu karena ulahmu tadi,” ucap Daren.

Kalea merasa jika dirinya melawan pun tidak ada gunanya, apalagi melawan tenaga dari seorang bodyguard sekaligus asisten Adam.

Kalea terpaksa ikut pulang ke villa bersama Daren.

Sementara di pesta, semua wartawan tengah bersiap untuk meminta klarifikasi dari Adam dan juga Annabelle terkait kejadian yang sudah menimpa mereka berdua tadi. Bisik-bisik dan juga sorot mata sinis menghujam keduanya yang tengah berdiri di podium.

“Selamat malam semuanya, aku Adam Laksono dengan besar hati meminta maaf kepada semua tamu undangan,” ucap Adam dengan sedikit membungkuk.

Begitu juga dengan Annabelle yang ikut berdiri di podium.

“Aku juga ingin meminta maaf atas yang sudah terjadi tadi, aku berharap kejadian tadi tidak akan merusak hubungan baik diantara kita semua khususnya terhadap Tuan Adam Laksono,” ungka Annabelle dengan merendah.

“Tuan Adam, bagaimana terkait tuduhan istri Anda mengenai nona Annabelle yang menjadi kekasih anda walaupun anda sudah beristri?,” tanya satu wartawan yang berdiri di paling depan.

Adam menarik nafas perlahan, lalu membuangnya dengan berat.

“Mengenai hal tersebut, nona Annabelle belum mengetahui kalau aku sudah menikah. Aku mengajaknya ke acara pesta ini, murni hanya untuk mengenalkannya sebagai rekan bisnisku,” ucap Adam yang mencoba untuk mengamankan nama baik Annabelle.

Namun bisikan demi bisikan semakin tidak terdengar baik, semua celetukan wartawan membuat Annabelle semakin berang.

“Apakah ada kemungkinan kalian akan bersama kembali dan kau akan menceraikan Nyonya Kalea, Tuan Adam?,” tanya wartawan yang lainnya.

Adam bingung harus menjawab, di satu sisi ada Annabelle yang harus dia jaga nama baiknya. Disisi lain juga ada nama baik keluarga yang harus ia pertahankan juga nama baiknya.

Annabelle berusaha memberikan kode kepada Adam agar tidak salah dalam menjawab pertanyaan wartawan yang justru bisa menjebak.

“Mmm, begini keadaannya, aku dengan Kalea istriku sekarang hanya menjalani pernikahan atas permintaan dari nenekku. Jadi aku tidak memiliki perasaan apapun kepadanya, kalian sudah pasti bisa menebak perasaanku ini untuk siapa,” ucap Adam yang terdengar sangat ambigu.

Annabelle terlihat sangat bahagia dengan jawaban yang diutarakan Adam, dengan tidak langsung Adam mengatakan jika Adam tidak mencintai Kalea.

Semua tamu pun berbisik kembali mengenai keduanya yang tampak sangat serasi di atas podium.

“Lalu selanjutnya hal apa yang akan kau lakukan Tuan Adam?,” tanya wartawan lagi.

Adam menghela nafas beberapa saat, dan memikirkan harus menjawab apa yang paling tepat agar tidak menimbulkan huru-hara di dalam rumah tangga dan juga keluarga besar Laksono.

Dengan pasti, Adam menggandeng tangan Annabelle dan mengangkatnya ke atas untuk menunjukkan kepada semua orang.

“Aku memang sudah menikah, tapi cintaku masih tetap untuk wanita disampingku ini. Jadi aku akan menunggu hingga nenek mengizinkanku bercerai dengan istriku,” ucap Adam.

Semua pun tercengang, merasa heran mengapa Adam bisa seberani itu. Dengan tidak langsung, ia sedang menantang sang nenek untuk berbuat sesuatu kepadanya dan juga Annabelle.

Setelah selesai membuat pernyataan, Adam menarik Annabelle turun dari podium dan segera membawanya pergi dari sana agar tidak menjadi bahan omongan orang lain.

Mendengar berita dari televisi mengenai cucunya berbuat ulah, Nirmala segera menemui Kalea dan ingin memastikan keadaan cucu menantunya itu di kediamannya.

“Bardi, antar aku ke villa, cucuku sudah berani bermain perempuan di belakangku,” gumam Nirmala.

Sepanjang perjalanan, dirinya tidak merasa tenang. Mengenai perusahaannya yang akan terganggu, dan juga cucu menantunya yang pasti tengah bersedih karena ulah cucunya sendiri.

Sesampainya di villa, Nirmala melihat Kalea tengah duduk di meja makan bersama Bibi Mai.

“Nak,” ucap Nirmala dengan lembut.

Kalea menoleh dan melihat wanita tua yang selama ini menjadi tumpuannya untuk mempertahankan rumah tangganya dengan Adam.

“Nenek,” sahut Kalea.

Air mata nya sulit dibendung lagi, tanpa mengadu yang tidak-tidak pun, Nirmala sudah paham bagaimana perasaan cucu menantunya itu.

“Aku akan segera membereskan bajingan kecil itu, kau sabar dulu ya,” ujar Nirmala menenangkan.

Namun Kalea menggeleng, ia sudah tidak mau lagi hidup bersama dengan Adam.

“Tidak Nek, Kal tidak mau lagi tinggal sama Adam. Kal akan selesaikan ini semua, Kal nyerah aja Nek,” ucap Kalea seraya berhambur ke pelukan Nirmala.

Nirmala hanya bisa mengelus lembut punggung cucu menantunya itu. Rasa iba dan juga prihatin, membuat dirinya mengingat kembali sosok kakek Kalea yang sudah membantu perusahaannya bangkit dulu disaat kritis.

“Nenek yang akan bicara padanya, nenek akan membereskan semuanya. Bardi, telpon Adam dan suruh datang ke mansion nanti malam,” ucap Nirmala.

Setelah itu ia berpamitan pada Kalea, dan mencoba membantu Kalea untuk mengurus masalahnya dengan sang cucu.

“Nenek pulang dulu ya, nanti akan nenek beri pelajaran bajingan kecil itu. Nenek tidak akan membiarkan kau terluka lagi,” ucap Nirmala dengan senyumnya.

Kalea pun terpaksa menurut dengan apa yang dikatakan oleh Nirmala. Dengan senyum terpaksa, Kalea membiarkan dulu Nirmala membereskan masalahnya dengan Adam.

Kalea berharap jika Adam akan mendengarkan ucapan dari Nirmala, walaupun ancamannya harta warisan setidaknya Adam akan takluk.

Sementara Adam sudah sampai di salon milik Annabelle, keduanya berencana makan malam berdua untuk merayakan karena sudah menyatakan hubungan keduanya di depan publik.

“Terimakasih sayang, kau sudah mau mengakui aku sebagai pemenang di hati kau,” ucap Annabelle.

Dengan penuh rasa cinta, Annabelle mencium bibir Adam dan dilanjutkan dengan aktivitas saling bertukar saliva.

Namun Daren yang canggung pun berdehem, sehingga membuat keduanya menghentikan aktivitas itu.

“T-tuan, nanti saja di rumah, aku ini jomblo jadi tolong hargai aku,” geurutu Daren.

Ia merasa mual jika harus melihat orang lain berciuman di depan matanya, karena Daren memang tidak terlalu mahir dalam urusan percintaan.

Adam hanya tersenyum sinis mendengar ucapan asistennya itu, Annabelle pun merasa sedikit malu karena sudah terlanjur agresif pada Adam.

Baru saja kaki Adam menapakkan kaki di depan salon Annabelle, Bardi asisten dari sang nenek sudah menghubunginya.

“Adam, Nirmala menyuruhmu untuk kembali ke mansion malam ini juga. Tentang hal apa yang ingin dibicarakan, kau sendiri sudah tau betul bukan!,” tegas Bardi.

Selain sebagai asisten Nirmala, Bardi juga adalah adik kandung dari Nirmala, dan sekaligus kakek untuk Adam juga. Adam pun merasa segan, dan akhirnya menuruti apa yang dikatakan Bardi tadi.

“Baik kakek, aku pulang sekarang,” jawab Adam.

Annabelle yang mendengar Adam akan langsung pulang, wajahnya seketika merengut dan menjadi masam.

“Sayang,” baru sepatah Adam berkata, Annabelle sudah menyilangkan kedua tangannya di dada dan memanyunkan bibirnya.

“kau kan sudah janji mau mengajakku dinner romantis malam ini, kau ingin mengingkarinya?,” kesal Annabelle.

“Nenek memintaku pulang, sepertinya berita tentang kita sudah sampai ke telinga nenek,” ucap Adam.

Adam meraih kedua bahu Annabelle dan menasehatinya agar jangan egois, dan membiarkan dirinya mengurus dulu masalah dengan neneknya.

“Biar aku mengurus dulu masalah kita ya, setelah selesai nanti aku kesini lagi dan aku janji kita jadi dinner, oke?,” tanya Adam membuat kesepakatan.

Annabelle pun akhirnya setuju dan membiarkan lelakinya itu malam ini pulang ke mansion, dan menemui neneknya.

“kau sudah menelponnya Bardi?,” tanya Nirmala pada adiknya itu.

“Sudah kak, sepertinya sedang di perjalanan,” sahut Bardi.

“Tentang yang dulu terjadi, kau tau betul Bardi. Siapa yang akan mewarisi semua hartaku, kau juga sudah tau,” ucap Nirmala sambil mengepalkan tangannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status