Share

KEKACAUAN DI PESTA PENTING

“kau begitu sangat berambisi rupanya untuk menjadi Nyonya Laksono,” ucap wanita yang baru saja datang itu.Adam terkejut karena Kehadiran wanita yang sangat ia benci itu, bagaimana bisa dia kecolongan dengan kedatangan Kalea. Adam segera menghampiri Kalea dan memperingatkannya agar tidak mengacau.

“Kembali ke villa, jangan membuat kekacauan disini Kalea,” pinta Adam.

Remasan kuat di tangan Kalea, membuatnya memekik kesakitan.

“Ahsss, sakit Dam,” desis Kalea.

Adam sedikit melonggarkan cengkraman tangannya, setelah itu berusaha menelpon Daren agar menjemput Kalea. Adam tidak menyangka jika Kalea akan berhasil kabur, dan keluar dari dalam kamar yang telah dikuncinya.

“Sialan, kemana asisten tidak berguna ini,” kesal Adam.

Daren tidak menjawab panggilan telepon dari dirinya, ia lupa bahwa sudah mengizinkan Daren untuk bersantai sejenak.

Annabelle menatap nyalang ke arah Kalea, ia tidak tau lagi harus berbuat apa. Pasti dirinya akan dipermalukan kali ini oleh Kalea.

“Hei, hei, hei, siapa wanita pengacau ini. Berani sekali kau mengacau di pesta mewah kami,” ucap Beni.

Sebelumnya Beni belum pernah melihat Kalea di pesta manapun, dan kali ini datang perdana dengan kekacauan.

“Aku adalah istri sah dari Tuan Adam Laksono, aku kesini untuk menemani suamiku tentunya,” ucap Kalara.

Teriakan lantang itu begitu mengejutkan Adam dan juga Annabelle, bisa-bisanya Kalea berkata seperti itu padahal belum diperkenalkan oleh Adam.

“Tunggu nona, jangan terlalu terburu-buru mengaku-ngaku, apa kau tau konsekuensinya kalau kau ketahuan berbohong?,” tandas Jason.

Semua orang yang berada di pesta itu memang tidak akan ada yang mengetahui jika Adam sudah menikahi Kalea. Yang tau hanyalah Adam, Kalea dan juga Annabelle.

“Iya, lagi pula tidak mungkin Tuan Adam mengkhianati istrinya sendiri dan pergi ke pesta bersama wanita lain,” ucap yang lainnya menimpali.

Kalea pun tampak tersudut, ia yakin jika dirinya benar-benar akan berjuang sendiri di pesta itu untuk menunjukkan kebenaran.

“Lihat! ini cincin pernikahanku dengan Adam, nenek yang memesan sepasang dari desainer perhiasan ternama,” tunjuk Kalea pada jari manis nya.

Sontak semua memandang jarinya, memang benar jari manis Kalea bercincin. Namun saat menoleh ke jari Adam, tidak satupun jarinya yang mengenakan cincin yang Kalea sebutkan tadi.

“Mana, tidak ada satupun cincin di jari Adam,” ucap Jason mengangkat tangan Adam satu persatu.

Kalea terbelalak, merasa heran mengapa Adam tidak mengenakan cincin kawin mereka berdua.

Kalea pun mendekat ke arahnya dan melihat kedua tangan Adam, dan memang tidak satu jari pun yang mengenakan cincin.

“Mana cincin mu Adam, kau melepasnya?,” tanya Kalea mendesak.

Adam hanya tertunduk, tidak berani menatap ke arah wanita yang tengah menjadi lawan bicaranya itu.

Annabelle yang melihat Adam terdesak, mencoba untuk membuat perhatian orang teralih.

“kau tidak boleh kurang ajar pada kekasihku, kalau memang Adam sudah menikah pasti dia tidak akan berhubungan denganku,” ungkap Annabelle mencoba mengecoh.

“kau memang tidak tau malu Annabelle, kau sudah tau kalau Adam menikah denganku. Kenapa kau masih mau menjadi kekasihnya, apa kau mau menjadi maduku?,” sarkas Kalea.

Adam yang mendengar pun reflek mengangkat tangannya dan menampar Kalea di pipi kanannya. Tercetak jelas tanda merah itu di pipi Kalea yang putih dan mulus.

“kau jangan kurang ajar pada Belle, kau hanya wanita rendahan yang nenek jadikan tumbal padaku, jadi jangan banyak bertingkah!,” ucap Adam memperingatkan.

Kalea tercengang mendengar penuturan Adam, bahkan dia tidak menyangka jika Adam akan menyebutnya sebagai tumbal dari neneknya karena sudah dijodohkan dengan Adam.

Khawatir Kalea semakin menjadi, Adam membujuknya untuk pulang ke villa dan dirinya akan menyusul. Namun Kalea menolak dan enggan beranjak dari sana.

“Lihat dia, wanita murahan yang merebut suamiku ini ternyata masih tidak tau malu. Tidak mau meminta maaf kepadaku, bahkan dia masih mengelak tentang kebenaran ini,” teriak Kalea pada semua tamu yang menghadiri pesta tersebut.

Annabelle dan Adam pun semakin meradang, Adam menarik paksa tangan Kalea dan membawanya ke sebuah ruangan. Sementara Annabelle tengah tenggelam dalam rasa malu nya karena dicap sebagai perebut dan pengganggu suami orang.

Semua bisikan dari para tamu undangan membuatnya sangat risih dan juga malu. Beni yang sadar dengan hal itu pun, segera mendekati Annabelle dan berusaha untuk melindunginya.

“Cukup!, dia bukan perebut dan juga pengganggu suami orang. Annabelle ini wanita berkelas, tidak mungkin dia mau mengganggu suami orang,” ucap Beni mencoba melindungi.

Namun semuanya tidak lantas berhenti membicarakan Annabelle, Beni membawa Annabelle pergi dari sana dan berusaha menenangkan.

Sementara di ruangan VIP, Adam tengah bertengkar dengan Kalea, Adam memberi perhitungan kepada Kalea karena sudah mengacau.

“Aku sudah bilang dari awal Kalea, jangan ikut ke acara malam ini!,” tunjuk Adam di wajah Kalea.

Dengan kencang, tangan Kalea menepis tangan Adam yang tengah menunjuk wajahnya.

“Jangan menunjukku, dengan seperti itu kau menunjukkan kalau kau tidak lebih baik dariku Adam,” kesal Kalea.

Kalea tidak suka jika harga dirinya diremehkan oleh siapapun, walaupun dia hanya gadis dari pinggiran kota.

Adam melemparkan tubuhnya ke kursi dan meraih satu gelas anggur yang ada disana, dengan cepat ia menenggak dan menghabiskan satu gelas.

“Aku belum selesai bicara denganmu Dam, apa maksudmu mengenalkan Annabelle sebagai nyonya Laksono?,” desak Kalea.

Adam terkekeh mendengar pertanyaan dari sang istri, tidak mungkin Kalea tidak tahu alasan Adam sebenarnya.

“Apa kau berpura-pura Kalea, kau jelas tau sendiri kalau aku memang tidak pernah menginginkanmu hadir didalam hidupku!,” sarkas Adam.

Senyum licik tercetak di wajah Adam, dari awal menikah memang Adam tidak pernah mau menerima Kalea.

“Setidaknya kau berusaha untuk menerimaku Dam, kau benar-benar membuatku menyerah,” ucapnya dengan tangisan.

Kalea tidak bisa mentolerir perlakuan Adam kali ini, Kalea sudah kehabisan kesabaran untuk selalu memahami kondisi Adam.

“Halo nenek, ini Kal. Ada yang mau Kal bicarakan, Kal mau nenek datang ke villa kami,” tutur Kalea pada Nirmala.

Nyonya besar dari Laksono itu sangat tau betul dengan keadaan cucu menantunya. Jika tidak ada hal yang mendesak, tidak mungkin mau menghubungi dirinya.

Mendengar istrinya menelpon sang nenek, Adam kesal dan segera merebut ponsel Kalea dari tangannya.

“kau, hanya bisa mengadu. Apa yang bisa kau lakukan dengan pernikahan ini selain mengadu pada nenek hah!,” maki Adam.

Kalea hanya tertunduk lemas.

Tak lama Annabelle datang menghampiri keduanya, ditemani oleh Beni yang sedari tadi memapah Annabelle.

“Didik istri kau Dam, bisa-bisanya kau membiarkan dia mempermalukan aku di depan semua orang,” kesal Annabelle.

Kalea menoleh pada Annabelle, dan menatap nyalang. Dengan rasa kesal, Kalea mencoba untuk menampar Annabelle, namun dihalau oleh Adam.

“Jangan pernah berani menyentuh wanitaku, Kalea. Tangan kau tidak cukup bersih untuk menyentuh pipinya,” sarkas Ada.

Kalea berdecih, mendengar penuturan suaminya yang begitu sangat memuja wanita simpanannya.

“Apa, wanitamu? ya benar, dia memang wanitamu. Wanita simpanan yang tidak tau malu!,” sergah Kalea.

Annabelle semakin emosi mendengar ucapan Kalea, tidak segan-segan dirinya mendorong istri sah Adam itu dengan kencang.

Kalea tersungkur ke lantai, pelipis kirinya membentur meja dan berdarah.

“Ahhss,” ringis Kalea memegang kepalanya.

Rasa sakit hati itu bertambah dengan rasa sakit di pelipisnya.

“Kal.” pekik Adam.

“Apa yang kau lakukan Belle, jangan main fisik,” tutur Adam memperingatkan.

Kalea kembali berdecih, merasa jika Adam sangatlah manipulatif.

“Bukankah kau juga sering bermain fisik padaku, kalian berdua sama saja bukan,” sindir Kalea.

Ia mencoba berdiri dengan sisa tenaga yang terkumpul, rasa pening di kepalanya membuat tubuhnya tidak seimbang sehingga limbung dan hampir saja terjatuh lagi.

Untung saja ada dinding yang bisa dijadikan pegangan.

Adam terlihat berkompromi enggan, keduanya berbisik satu sama lain dan membuat Kalea semakin curiga.

Daren yang baru saja datang, segera membantu sang Tuan membereskan istrinya. Daren yang melihat beberapa kali panggilan dari tuannya, sudah paham jika ada keadaan darurat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status