Share

Bahagia Usai Bercerai
Bahagia Usai Bercerai
Author: Melisristi

Talak Tiga

Author: Melisristi
last update Last Updated: 2024-10-18 08:11:03

“Akh, Mas! Pelan-pelan. Sss– sakit ….”

Wanita itu diseret paksa, menangis tertahan saat tangannya ditarik kian kuat.

“Diam kamu! Malu-maluin aja!” Pria itu mengeram kesal, menghempaskan tubuhnya hingga wanita itu terjatuh.

“Dasar istri kampungan! Malu-maluin aja! Udah aku bilang untuk diam di rumah! Kenapa malah datang ke sini dan ikut campur di dalam sana?!!” Napas pria itu menggebu, memerah marah. Dengan kasar pria itu mencengkam kedua pipi istrinya. Ya, wanita yang saat ini menangis adalah istrinya.

“Udah aku peringati untuk tidak membuat keributan Kirana, tapi kamu dengan mudahnya masuk dan mempermalukan aku dengan pakaian kamu ini. Kau tidak sadar apa yang kamu lakukan, hah?”

“M--mas, s--sakit….” Wanita itu, Kirana Farhana namanya, menangis kian deras saat suaminya tampak hilang kendali, ia ketakutan, tubuhnya gemetar hebat, kepalanya makin terangkat sebab tangan suaminya terus mencengkram pipinya.

2 tahun pernikahan bersama Aditya Darmawijaya, kehidupan Kirana tidak pernah bahagia, jangankan untuk bahagia, mendapat secuil kasih sayang dan cinta dari suaminya saja ia tak pernah. Perjodohan yang dulu dilakukan atas orang tua mereka menyeret ke dalam pernikahan yang tak diharapkan, suaminya … tak pernah mengharapkan pernikahan ini.

Ia terlahir dari kampung, hal itulah yang membuat Aditya tidak suka terhadapnya. Istri dekil, istri bodoh, bermacam-macam hinaan sering Kirana dengar, namun sejauh itu … ia tahan untuk tetap mempertahankan rumah tangganya. Atas wasiat Abahnya, tidak mungkin Kirana memutus tali pernikahan itu.

“M--mas, aku ke sini atas perintah I--ibu … ibu bilang Mas lupa nggak bawa dompet, a--aku ke sini hanya untuk mengantarkan dompet Mas yang tertinggal ….” Walau suaranya tersendat-sendat karena isak tangis, namun hal itu mampu membuat tangan Aditya terlepas dari pipinya.

Aditya mengusap kasar wajahnya, “mana dompetnya?!” ucapnya kasar. Sorot matanya masih terlihat jelas akan kemarahan.

Dengan kaki gemetar Kirana berdiri, mengambil dompet yang ada di saku bajunya.

“Sekarang pergi! Jangan pernah menginjak kaki kamu ke tempat di mana aku bekerja, kau membuat reputasiku hancur!” ucapnya sengit setelah merampas paksa dompetnya.

“Mas Adi?” Suara seseorang tiba-tiba hadir, suara wanita yang tiba-tiba bergelayut manja pada Aditya. “kenapa lagi? Istri kamu nyari masalah?” tanyanya. Wanita dengan bermodel seksi itu mendengkus kesal, “Ck! Ceraiin aja gak sih? Bikin sumpek aja liatnya!”

Kirana mengepalkan tangannya, ia sudah tau suara itu, suara yang selama ini menjadi selingkuhan suaminya. Dengan napas panjang Kirana menahan sesak, sungguh jika dikata lelah, ia sudah lelah. Sangat lelah. Capek. Siapa yang akan bertahan pada hubungan seperti ini? Siapapun tidak akan pernah bukan? Tapi sejauh itu pula Kirana tidak bisa. Ia sudah ditinggal pergi oleh keluarganya, kerabatnya, ia sudah tak punya siapa-siapa. Katakan bahwa ia yatim-piatu, tak mempunyai sanak saudara, selain Aditya … Kirana hidup hanya mengandalkan dari suaminya saja. Walau tau hanya rasa sakit yang ia rasa.

“Tidak bisa. Jika aku menceraikannya Ibu tidak akan setuju. Kau tau bahwa dia menantu kesayangan Ibu, kalau dia pergi siapa yang akan mengurus Ibu?” ucap Aditya menatap kesal Kirana. Katakan bahwa ia juga ingin lepas dari pernikahan ini, namun mengingat Ibunya yang sudah cacat dengan derita stroke yang dideritanya membuat Aditya mau tak mau mempertahankan pernikahan itu. Lagipula untuk menceraikannya harus ada alasan kuat, jika hanya embel-embel tidak cinta jelas Ibunya itu tidak akan setuju.

“Kalo soal ngurus Ibu, aku juga bisa,” jawab si wanita enteng, semakin bergelayut manja di lengan Aditya. Tidak tahu malu memang, sudah tahu bahwa Aditya sudah menikah namun dengan gatalnya perempuan itu terus menempel. Derina namanya, wanita cantik, seksi, tinggi, berbadan ideal bagi kalangan wanita dan tentu menggoda. Siapa yang tidak tergoda akan dirinya? Siapa saja akan tergoda termasuk suaminya.

“Kalau begitu ceraikan aku sekarang Mas!” ucap Kirana tegas. Untuk pertama kalinya ia meminta hal ini dengan keberanian penuh. Selama ini Kirana selalu diam, menahan segala bentuk nyeri yang ia rasa, hal itu ia lakukan demi apa? Hanya demi Ibu Aditya yang sakit. Tapi sekarang sudah cukup, ia sudah lelah dengan semuanya. Biarlah dirinya menjadi gelandangan saja, itu lebih baik dari pada harus tersiksa layaknya dineraka setiap harinya.

“Mulai berani kamu, hah?!” Aditya hendak layangkan tamparan, namun dicegah oleh Derina.

“Aku bukannya berani sama kamu, Mas. Tapi ini kan yang kamu inginkan? Cerai denganku? Kalau begitu talak aku, Mas! Talak aku hari ini juga!” ucapnya berteriak. Mendapat tantangan itu membuat Aditya kian marah. Harga dirinya benar-benar diremehkan.

“Baik! Kamu, Kirana Farhana, aku ceraikan dengan talak 3!” ucap Aditya dengan spontan, tak sadar bahwa ucapan itu refleks membuat langkah kaki Kirana bergerak mundur.

Bagaikan gemuruh disiang hari, jantung Kirana mendadak terhenti saat itu juga. Janji yang dulu pernah tersemat kini terlepas sudah. Dengan ucapan talak 3 itu … kini pernikahannya hancur sudah. Terputus bagaikan benang yang tak mungkin bisa disatukan kembali.

Napas Aditya memburu, namun dengan pengucapan itu tiba-tiba bibirnya kelu. Baru menyadari bahwa ia memberikan talak 3 sekaligus kepada Kirana.

“Kiran… ?”

Kirana mundur pelan saat Aditya memanggilnya. Tatapannya kosong, namun jauh dalam lubuk hatinya mendadak rasa itu terasa ringan ia pikul. Beban berat yang selama ini ia tanggung terasa lepas bersamaan kalimat talak 3 yang terucap. Bebannya kini benar-benar terasa ringan.

“Terima kasih, terima kasih Mas.” Kirana berbalik, dengan kaki pincang ia berlari meninggalkan keduanya.

“Kiran?” Aditya hendak berlari namun Derina mencegahnya.

“Jangan Mas, biarkan saja dia pergi, bukankah hal ini yang kamu inginkan dari dulu? Lepas dari belenggu pernikahan ini? Sekarang kamu bebas Mas, tidak akan ada lagi tanggung jawab kamu terhadap Kiran,” ucap Derina bertujuan menangkan Aditya, namun Aditya terdiam, mendadak lemas. Ucapan talak itu … benar-benar diluar kendalinya.

“Sekarang kita kembali ke acara Mas, sekarang pestanya pasti sudah dimulai.”

Ya, tepat malam ini pukul 8, Aditya yang bekerja sebagai manager di sebuah perusahaan diundang khusus ke kediaman Hengkara. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Hengkara? Keluarga terpandang, terkaya, dan jelas memiliki saham di mana-mana. Cabangnya saja di mana-mana, bahkan perusahaan yang sekarang diduduki Aditya melesat tinggi karena keluarga Hengkara.

Demi menjaga utuh kerjasama, Aditya jelas mendatangi acara tersebut, namun hal yang tidak terduga malah terjadi. Istrinya yang dekil malah datang dan mengatakan ingin bertemu dengannya. Melalui satpam yang berjaga, istrinya itu dibolehkan masuk dengan tujuan bertemu dirinya. Dan di situlah kemurkaan Aditya, ia merasa harga dirinya dijatuhkan oleh Kirana. Merasa malu atas ulahnya itu.

“Ayo, Mas. Apa yang kamu pikirkan?” tanya Derina menarik lengannya.

Aditya menghela napas panjang,sebelum kemudian ia menjawab, “Iya, ayo sayang.” Aditya mengapit lengan Derina, berjalan meninggalkan Kirana yang kini sudah menghilang.

***

Rekomendasi cerita aku yang sudah Tamat. Dijamin Seruuuuu. baca minimal sampai 10 bab yukkk...

Obsesi Bara (Tamat)

Melahirkan Keturunan Untuk CEO (Tamat)

Related chapters

  • Bahagia Usai Bercerai   Ku Kira Petugas Satpam, Ternyata...

    ‘’Kamu Kirana Farhana, aku ceraikan dengan talak 3!’Ucapan yang belum genap lima menit itu terus terngiang di telinga Kirana. Dengan langkah sempoyan Kirana berjalan. Namun karena merasakan sakit di bagian lutut ia mendadak berhenti di tempat. Dilihatnya lutut itu yang berdarah, mungkin saat tadi Aditya yang mendorongnya tanpa perasaan, tanpa tahu bahwa lututnya terkena batu yang cukup keras. Kirana meringis sakit, darahnya mengucur tanpa bisa dicegah, bingung untuk menghentikan pendarahan agar tidak keluar semakin banyak.“Bersihkan lukanya dengan ini.” Di tengah rasa sakit itu tiba-tiba seseorang mengulurkan sebuah botol yang berisi cairan, entah apa, Kirana tidak tahu. Ia mendongak mendapati seorang petugas satpam dengan topi yang menutup setengah wajahnya. “Terima kasih, Pak. Tapi saya tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil.” Mencoba tersenyum, Kirana mencoba kuat di hadapan orang yang mengasihaninya. “Ck! Kalau tidak dibersihkan lukanya akan terkena infeksi.” Pria itu berjongko

    Last Updated : 2024-10-18
  • Bahagia Usai Bercerai   Arion Mahaprana Hengkara

    “Ya ampun Arion? Putraku!” Tuan Hengkara segera memeluk putranya kala topi itu terlepas, membuat beberapa orang yang ada di sana menganga tak percaya. Apalagi teruntuk Aditya dan Derina, keduanya terkejut setengah mati. Ekspresi Kirana? Jangan tanyakan lagi, ia benar-benar terkejut atas apa yang ia dengar. Apa katanya? Putraku? Itu berarti orang yang baru saja menolongnya tak lain… ? “A--apa maksud Anda, dia adalah putra Anda?” tanya seseorang. “Jelas ini putraku, Arion Mahaprana Hengkara!” ujar Tuan Hengkara penuh bangga. Pria itu menepuk bahu Arion. Ya, dia Arion Mahaprana Hengkara, putra satu-satunya keluarga Hengkara! Pewaris tunggal Hengkara! “Kapan kamu pulang, Nak? Kenapa tidak berkabar?” tanya Tuan Hengkara merasa pangling akan putranya ini, wajar 5 tahun putranya itu berada di luar negeri dan sekarang dia sudah kembali. “Tentu saja untuk memberi kejutan, Ayah. Sekaligus melihat siapa yang pantas untuk bekerja di perusahaan Hengkara dan siapa yang tidak layak untuk bekerja

    Last Updated : 2024-10-18
  • Bahagia Usai Bercerai   Di Luar Prediksi!

    “Lukamu cukup dalam Nona, jadi pantas saja darahnya terus keluar.”Kirana menatap seorang wanita yang saat ini sedang menutupi lukanya dengan kasa. Setelah diberi obat kini lututnya diperban.“Sudah selesai, sekarang darahnya tidak akan keluar lagi,” ucap wanita itu yang belum diketahui namanya. Kirana tersenyum tipis. “Terima kasih Mbak, dan umm … maaf telah merepotkan Anda.”“Tidak usah berterima kasih, ini semua kan atas perintah Tuan Arion. Sudah menjadi tugas saya menuruti perintahnya.” Kirana tersenyum mengangguk, memang semua ini terjadi atas kebaikan Arion padanya. Padahal sebelumnya ia sudah menolak untuk disembuhkan namun karena Arion yang kala itu memaksa membuat Kirana mau tak mau menurut. Dan di sinilah ia berada, di rumah kediaman Tuan Hengkara.“Apa sekarang saya boleh pulang? Saya merasa tidak pantas menginjakkan kaki di sini. Apalagi saya bukan siapa-siapanya Tuan. Jadi tak enak,” ucap Kirana sembari celingak-celinguk. Diruangan ini memang hanya ada dirinya dan wanit

    Last Updated : 2024-10-18
  • Bahagia Usai Bercerai   Dipertemukan Kembali

    Kirana menarik napas dalam-dalam, bercandaan Arion cukup membuatnya setengah kesal. Aish! Salah sendiri kenapa terlalu berharap bahwa isinya adalah uang? Dasar matre! Arion tertawa renyah, ia menggelengkan kepalanya sedikit. “Saya bercanda, yang aslinya ini,” ucapnya kembali menyodorkan amplop cokelat. Kali ini isinya benar-benar uang. “ambil ya,” ucapnya lagi sembari menyimpan amplop tersebut ditelapak tangan Kirana. Kirana melirik, ada hal aneh yang justru ia pikirkan saat ini. Sikap Arion padanya kenapa begitu ramah? Sungguh, bukankah keduanya baru bertemu? Kenapa terasa aneh begini? Atau jangan-jangan ada sesuatu yang disembunyikan? Mengenai kebaikan Arion padanya? Kirana hendak menjawab namun tiba-tiba suara dering ponsel terdengar. Menyadari bawah itu milik Arion pria itu lantas melirik Kirana. “Jika kau ingin pergi pergilah. Nanti saya akan menyuruh salah satu pelayan untuk mengantarkanmu sampai ke pintu depan.” Arion pergi begitu saja setelah menerima telpon, benar-benar s

    Last Updated : 2024-10-18
  • Bahagia Usai Bercerai   Balik Lagi

    “Jika kau ingin pergi pergilah. Nanti saya akan menyuruh salah satu pelayan untuk mengantarkanmu sampai ke pintu depan." Arion berlalu meninggalkan Kirana begitu saja, namun tanpa Kirana ketahui bahwa pria itu diam-diam bersembunyi dibilik pintu yang tak jauh darinya. “Antarkan dia sampai ke pintu utama, setelahnya kau boleh pergi,” ucap Arion pada salah satu pelayan yang sudah ia suruh. “Baik Tuan.” Pelayan wanita itu sedikit membungkuk kemudian melenggang pergi menemui Kirana. Dalam pandangan yang tak pernah lepas dalam menatap Kirana, Arion menghubungi seseorang. “Ikuti gadis yang saya suruh. Ingat, jangan melakukan apapun selain sebuah kabar mengenai dirinya. Dan jangan lupa cari informasi mengenai dirinya!” ucap Arion di telpon, menatap Kirana yang sudah pergi menjauh. “Kau melupakan aku, Kiran …,” ucapnya lirih sebelum kemudian melenggang pergi meninggalkan ruangan tersebut. ***“Apa yang kau katakan? Oma tidak ada?” ucap Arion dengan raut gusar. Setelah beberapa menit dis

    Last Updated : 2024-11-04
  • Bahagia Usai Bercerai   Dia Kirana, Si Kembang Desa

    Kirana tersenyum canggung, ia menggaruk pangkal hidungnya. Tak berani menatap Arion maupun Tyas, Kirana hanya diam dengan perasaan malu. “Kamu sudah kenal juga dengan Kirana, Rion? Kenapa enggak bilang Oma?” “Aku sudah mengenalnya Oma, tapi dianya saja yang enggak kenal aku,” celetuk Arion tanpa disadari Kirana. Perempuan itu mendengar namun tidak mampu Kirana pahami maksudnya. “Ah maksudku, baru saja. Baru saja kami saling kenal,” ucap Arion membenarkan. Dalam diam Arion menatap Kirana, namun tanpa sengaja justru tatapan keduanya bertemu. Kirana dengan malunya langsung menunduk. Pipinya memerah merona dilihat seperti itu. “Ya sudah kalo kalian sudah kenal sebelumnya, biarkan dia masuk, kasihan!” ucap Tyas. Tyas menarik lengan Kirana, ia tersenyum tipis. “Kiran, ayo masuk!”“Tapi Oma—”“Nggak ada tapi-tapian! Percaya sama Oma nggak bakal ada yang nyakitin kamu di sini, nggak usah takut.”Kirana melirik sekilas pada Arion, bukan tidak ingin hanya saja ia merasa tak enak dengan pr

    Last Updated : 2024-11-04
  • Bahagia Usai Bercerai   Kecantikan Yang Tersembunyi

    “Oma jangan banyak-banyak, Kiran nggak biasa pakai beginian,” ucap Kirana menolak saat Tyas merias wajahnya. “udah malam juga Oma, waktunya tidur,” lanjutnya.“Baru juga jam setengah sepuluh, kamu diem dulu Kiran, setelah dirias kamu bakal cantik deh!” ucap Tyas antusias. Wanita berumur ini benar-benar membuat Kirana kewalahan. Sudah malam juga bukannya tidur wanita itu justru mendatangi kamarnya, mengatakan bahwa Kirana harus ikut makan malam dulu. Ya, setelah berbincang sebentar dengan Arion tadi di luar, wanita itu membawa Kirana ke sebuah kamar. Katanya kamar itu akan dirinya tempati. Tak enak rasanya, namun Tyas mengatakan hanya untuk sementara waktu, dirinya harus tinggal di sini selagi belum mempunyai rumah sendiri. Kirana pasrah, ia menurut pada Tyas saja. Toh ia sudah dibantu juga bukan? Tak mungkin jika ia membalas dengan penolakan. “Pakai ini ya? Oma keluar dulu,” ucap Tyas kala itu, meminta Kirana memakai baju dress sebawah lutut dengan lengan pendek. Dress itu indah,

    Last Updated : 2024-11-05
  • Bahagia Usai Bercerai   Berbohong

    Kirana merebahkan dirinya di atas kasur besar. Rasa lelah seakan hilang bersamaan matanya yang terpejam. Beban berat yang ia pikul sendiri seakan terlepas seiring mata itu yang mulai mengantuk. Namun anehnya ia belum bisa tidur, pikirannya teringat akan ucapan Arion beberapa menit yang lalu. . “Tuan, kenapa harus berbohong? Tuan sudah tau kan kalau saya sudah menikah?” tanya Kirana saat itu. Ia memberanikan diri bertanya setelah acara makan malam selesai. Untungnya Tyas sudah pergi hal itu dijadikan kesempatan Kirana untuk bertanya. “Tapi sekarang sudah cerai bukan? Jadi, tidak masalah bukan?” Arion balik bertanya. “Memang Tuan, kami sudah cerai tapi—”“Kalau begitu tidak apa-apa. Oma tidak akan tau mengenai kamu sudah menikah. Kecuali kalau kamu hamil dan punya anak baru dia akan tau kalau kamu sudah menikah,” tutur Arion. “atau katakan saja, sejauh mana kamu berhubungan dengan mantan suami kamu? Apa kalian mempunyai seorang anak dari dia?” Kirana terdiam. Jangankan punya anak di

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Bahagia Usai Bercerai   Nama Bayi Perempuan Kirana

    “Kirana …,” ucap Ningsih dengan suara lirih. Tak kalah terkejutnya, Ningsih meneguk salivanya susah payah. Pun dengan Aditya yang juga sama terkejut. “Kiran …!” Ningsih langsung berlari menuju Kirana, memegang tangannya kemudian berkata, “Kiran, tolongin Adi, Kiran … tolong keluarin dia. Dia nggak bersalah. Sama sekali nggak!” kata Ningsih dengan berderai air mata. Kirana terkejut, bukan pada Aditya yang sekarang berada di penjara melainkan pada kaki Ningsih yang bisa bergerak. “Ibu tidak lumpuh?” tanya Kirana dengan raut tak percaya. Ningsih seketika terdiam, menatap kakinya yang ditatap pula Kirana. “Kiran … maafin Ibu ….” ujarnya dengan berderai air mata. “Maafin Ibu yang udah bohongin kamu. Maaf ….”Jantung Kirana berdegup sangat cepat. Jadi, selama ini … Ningsih hanya berpura-pura?“Ibu membohongiku selama ini? Bertahun lamanya? Kenapa, bu? Kenapa?!” teriak Kirana seakan benar-benar menjadi manusia terbodoh. Entah apa alasan Ningsih melakukan ini semua, namun selama menjadi

  • Bahagia Usai Bercerai   Bertemu Kembali

    Ningsih terkejut, baru sadar bahwa ia tak memakai kursi roda sebagai alat kepura-puraannya. Selama ini baik kerabat, tetangga bahkan RT, RW sekalipun Ningsih selalu menerima bantuan berupa uang. Tak hanya itu orang-orang juga mengasihaninya sampai memberi beberapa hal seperti sembako dan kebutuhan lainnya. Walau memang tidak setiap bulan tapi Ningsih selalu diberi beberapa bansos tersebut. Dan sekarang ketika beberapa pasang mata menatap Ningsih membuat perempuan itu benar-benar gelagapan. “Bu saya--saya–”“Ooh ternyata begini kelakuan aslinya Bu Ningsih? Astaghfirullah….” Orang-orang yang ada di sana mengucap istighfar, namun ada beberapa orang pula yang langsung mengumpat tersebab marah. “ Dasar tidak tau malu! Pantas sekarang anaknya masuk penjara! Buah dari Karma emang nggak pernah jauh dari Ibunya!” kata tetangga yang memiliki mulut pedas. Hal itu jelas mengundang tatapan Ningsih. “Apa? Di penjara? Maksud kalian apa ya? Putra saya ada di rumah, mana ada masuk penjaraa!” kata

  • Bahagia Usai Bercerai   Masuk Penjara

    “Ini kesalahan kamu Adi! Andai saat itu kamu nggak cerai sama Kiran, mungkin semua ini nggak bakal kayak gini!” cecar Ningsih dengan marah yang terus berlanjut. Saat ini Aditya sudah pulang ke rumah dan ia malah disuguhi omelan Ningsih yang tidak ada henti-hentinya. “Bu, berhenti bawa-bawa nama Kirana! Dia udah nikah, bahagia dengan kehidupannya sekarang!” kata Aditya jengah. Ibunya itu selalu saja menyalahkan dirinya atas apa yang telah terjadi. Padahal sudah beberapa bulan berlalu tapi Ningsih tampaknya belum menerima keadaan ini. Wajar, Kirana yang apa-apa dijadikan layaknya babu, kini tampak sepi sebab tak ada pembantu. “Dan lagipula, Kirana berhak bahagia untuk sekarang dan seterusnya … sebab jika hidup kembali bersama kita, sudah dipastikan Ibu bakal jadikan dia pembantu.” “Heh, mana tau kamu bicara gitu hah?! Ibu—” “Bu, sudahlah… yang terjadi biarlah terjadi!” Ningsih menatap tajam sang anak, hah! Anak itu mana tau susahnya Ia jika harus bekerja rumah seorang diri! Mana t

  • Bahagia Usai Bercerai   Sebuah Rahasia Tersembunyi

    Derina duduk manis di hadapan calon mertuanya. Ya, siapa lagi kalau bukan Ibunya Aditya. Namun, yang ditatap justru hanya menampilkan raut cueknya, terlihat sekali bahwa Ningsih enggan melihat Derina. “Bu, kedatangan Derina ke sini….”“Ibu udah tau!” jawab Ningsih memotong ucapan Aditya yang hendak mengeluarkan bicaranya. “Ibu tidak setuju!” ucapnya blak-blakan dengan wajah yang menatap Derina. “ibu butuh menantu yang bakal fokus ke rumah tangga, bukan ngejar karir seperti kamu!” ucapnya terang-terangan. “Ibu pengen yang seperti Kiran, nurut dan gak banyak tingkah!”Derina yang mendengarnya jelas marah, ia paling tidak suka jika harus dibanding-bandingkan. Dan secara terang-terangan orang di depannya ini membandingkan dirinya dengan Kirana. “Bu, ini tidak seperti yang ibu pikirkan. Derina seperti ini sebab—”“Tidak ada alasan apapun. Ibu tetap menolak!” Dalam diam Derina menahan gejolak amarahnya.Cih, lagipula siapa yang mau menjadi menantunya? Yang hanya dijadikan pembantu? Buka

  • Bahagia Usai Bercerai   Sosok Bermuka 2

    “Sayang?” Kening Arion mengerut tatkala melihat dua orang yang sangat ia kenal. Tatapan matanya seketika langsung menajam. Aditya maupun Derina langsung tukar pandang, mendadak terkejut sebab ada Bosnya di sini. “Tuan Arion? Anda di sini?” tanya Derina ramah. Arion terkekeh lucu, memasukan tangan kanannya ke dalam saku celana. “Apa yang barusan kalian bicarakan dengan istri saya?” ucapnya berhasil membuat mata Derina maupun Aditya melebar. Apa katanya? Istri? “Tuan, A--anda tidak salah? Istri?”“Ah, tentu saja kalian tidak tau. Biar saya perjelas saja di sini. Kalian bisa melihat wanita yang ada di sisiku ini kan?” Arion menarik pinggang Kirana, dia menarik sudut bibirnya dalam memandang Derina apalagi terhadap Aditya. “Dia istri saya, kami sudah menikah yang mana tidak dipublikan.”“Mas?” Kirana mencubit pinggang Arion, kesal sekali kenapa suaminya itu malah membuka status mereka. “Kenapa sayang? Katakan, tadi mereka mengatakan apa tentangmu?” Mendengar pernyataan itu tangan A

  • Bahagia Usai Bercerai   Belum Selesai

    Sudah 7 bulan berlalu, dan kini usia kandungan Kirana sudah memasuki 8 bulan lebih. Ada banyak hal yang dialami oleh ibu muda itu, namun untungnya Kirana mampu mengkondisikan keadaan tersebut dengan baik. Takut terjadi apa-apa pada si bayi, Kirana memilih lebih berhati-hati dalam hal apapun. “Sayang?”Arion dengan jas mewahnya, menghampiri Kirana yang saat ini tengah duduk di tepi ranjang. “Pakaikan mas dasi dong?”Kirana tersenyum tipis kala Arion duduk berhadapan padanya. Dengan penuh telaten Kirana memakaikan dasi pada leher sang suami.“Mas tampan tidak?” tanyanya. “Ya jelas tampan, Mas. Mas selalu tampan setiap hari.”“Beneran?”“Hmm.”Arion mendelik kecil. “kok gitu jawabnya? Cuman hhmm?”Kirana terdiam dari gerakannya sejenak. “Ya terus, harus jawab gimana? Kan aku udah jawab. Mas selalu tampan setiap hari….” Kirana mencubit pelan hidung Arion yang mancung, gemas sekali. “Kenapa sih? Jangan cemberut kayak gitu.” Kirana menegur, Arion itu lucu sekali dimatanya, jadi teringat

  • Bahagia Usai Bercerai   Hamil

    “Mas ini… ?”Kirana terperangah, ia tatap Arion dengan raut tidak percaya. Memberi kejelasan pada apa yang ia lihat dari ponsel Arion. Namun, seulas senyum hangat ia tujukan setelah melihat kembali wallpaper itu. “Ternyata Mas Ar diam-diam suka ambil foto Kiran ya?” ucap Kirana menatap foto yang menunjukkan dirinya sewaktu kecil. Wallpaper utama di ponsel Arion adalah dirinya, dan ia cukup terkejut akan hal itu. Sekarang Kirana percaya bahwa Arion memang benar-benar mencintainya. Tak hanya sebagian ucapan saja, melainkan memang benar-benar mencintainya. Kirana segera memeluk Arion dari samping, dan hal itu cukup terkejut untuk Arion. “Terima kasih ya, Mas. Makasih udah cinta sama Kiran, makasih udah ngertiin Kiran, makasih untuk ketulusan Mas dalam hubungan ini.”Usapan halus dirasa Kirana saat Arion mengusap rambutnya lembut. Arion tersenyum, kemudian ia cium ubun-ubun Kirana dengan gerakan pelan. “Semoga sampai di 7 kelahiran pun, kita tetap bersama-sama seperti inj. Dan semog

  • Bahagia Usai Bercerai   Pulang Ke Jakarta

    “Apa kamu tidak lelah Mas? Ada seseorang yang menunggumu di atas ranjang, tapi kau malah mencari ranjang hangat di orang lain,” ucap Kirana. Bertambah kerutan dikening Arion, pria itu menarik pelan bahu sang istri. “Apa maksudmu, Kiran? Kau menuduhku telah berselingkuh?”Kirana terdiam, bibirnya cemberut. Memalingkan wajah ke arah lain, Kirana justru ditarik oleh tangan Arion agar menatapnya. “Sudah berapa kali Mas bilang, cuma kamu wanita yang sekarang Mas cintai. Kenapa masih meragukannya?”“Aku nggak ragu! Hanya saja … seharian ini Mas memilih bersama Syera ketimbang istri sendiri. Wajar kan aku curiga?” Kirana membuang muka, bertambah cemberut lah bibirnya akan hal itu. Arion terkekeh. Melihat sisi kiri-kanan yang cukup masih ramai bisingnya orang-orang membuat Arion mengangkat Kirana ala koala, membawanya ke kamar agar leluasa berbicara satu-sama lain. Sedang perempuan itu terkejut, dengan cepat mengeratkan dalam memeluk leher Arion. “Tidak kusangka, seorang Kirana juga bisa

  • Bahagia Usai Bercerai   Posesif Kirana

    “Hendra? Kau di sini? Di mana Mas Arion?” tanya Kirana sehabis pulang dari sungai. Wanita itu memilih pulang ke penginapan, beristirahat dan tidur mungkin. “Tuan sedang ada urusan Nona, saya ditugaskan untuk menjaga Anda di luar sini.”Cih! Ada urusan? Dengan Syera maksdunya? “Oh.” Hanya itu yang keluar dibibirnya, Kirana memilih bodo amat dan masuk ke dalam penginapan. Hendra menatap cengo atas sikap yang ditujukan Kirana. Hanya oh? [Tuan, Nona sudah pulang barusan. Dia menanyakan Anda di mana, saya jawab sedang ada urusan. Tapi, Nona terlihat acuh tak acuh.]Hendra mengirimkan pesan tersebut pada Arion. Sebelum benar-benar berjaga di sini Hendra memang diperintahkan Arion untuk mengabari mengenai istrinya itu. Tadi saat Hendra ke sini ia mendapati kabar bahwa Kirana tidak ada dipenginapan, hal itu membuatnya berkabar pada Arion. Namun jawaban Arion cukup jelas, kabari jika Kirana sudah pulang. Untuk itulah Hendra langsung mengabari Arion mengenai kepulangan Kirana. [Kau tidak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status