Share

Bahagia Usai Bercerai
Bahagia Usai Bercerai
Penulis: Melisristi

Talak Tiga

“Akh, Mas! Pelan-pelan. Sss– sakit ….” 

Wanita itu diseret paksa, menangis tertahan saat tangannya ditarik kian kuat. 

“Diam kamu! Malu-maluin aja!” Pria itu mengeram kesal, menghempaskan tubuhnya hingga wanita itu terjatuh. 

“Dasar istri kampungan! Malu-maluin aja! Udah aku bilang untuk diam di rumah! Kenapa malah datang ke sini dan ikut campur di dalam sana?!!” Napas pria itu menggebu, memerah marah. Dengan kasar pria itu mencengkam kedua pipi istrinya. Ya, wanita yang saat ini menangis adalah istrinya. 

“Udah aku peringati untuk tidak membuat keributan Kirana, tapi kamu dengan mudahnya masuk dan mempermalukan aku dengan pakaian kamu ini. Kau tidak sadar apa yang kamu lakukan, hah?”

“M--mas, s--sakit….” Wanita itu, Kirana Farhana namanya, menangis kian deras saat suaminya tampak hilang kendali, ia ketakutan, tubuhnya gemetar hebat, kepalanya makin terangkat sebab tangan suaminya terus mencengkram pipinya. 

2 tahun pernikahan bersama Aditya Darmawijaya, kehidupan Kirana tidak pernah bahagia, jangankan untuk bahagia, mendapat secuil kasih sayang dan cinta dari suaminya saja ia tak pernah. Perjodohan yang dulu dilakukan atas orang tua mereka menyeret ke dalam pernikahan yang tak diharapkan, suaminya … tak pernah mengharapkan pernikahan ini. 

Ia terlahir dari kampung, hal itulah yang membuat Aditya tidak suka terhadapnya. Istri dekil, istri bodoh, bermacam-macam hinaan sering Kirana dengar, namun sejauh itu … ia tahan untuk tetap mempertahankan rumah tangganya. Atas wasiat Abahnya, tidak mungkin Kirana memutus tali pernikahan itu. 

“M--mas, aku ke sini atas perintah I--ibu … ibu bilang Mas lupa nggak bawa dompet, a--aku ke sini hanya untuk mengantarkan dompet Mas yang tertinggal ….” Walau suaranya tersendat-sendat karena isak tangis, namun hal itu mampu membuat tangan Aditya terlepas dari pipinya. 

Aditya mengusap kasar wajahnya, “mana dompetnya?!” ucapnya kasar. Sorot matanya masih terlihat jelas akan kemarahan. 

Dengan kaki gemetar Kirana berdiri, mengambil dompet yang ada di saku bajunya. 

“Sekarang pergi! Jangan pernah menginjak kaki kamu ke tempat di mana aku bekerja, kau membuat reputasiku hancur!” ucapnya sengit setelah merampas paksa dompetnya. 

“Mas Adi?” Suara seseorang tiba-tiba hadir, suara wanita yang tiba-tiba bergelayut manja pada Aditya. “kenapa lagi? Istri kamu nyari masalah?” tanyanya. Wanita dengan bermodel seksi itu mendengkus kesal, “Ck! Ceraiin aja gak sih? Bikin sumpek aja liatnya!”

Kirana mengepalkan tangannya, ia sudah tau suara itu, suara yang selama ini menjadi selingkuhan suaminya. Dengan napas panjang Kirana menahan sesak, sungguh jika dikata lelah, ia sudah lelah. Sangat lelah. Capek. Siapa yang akan bertahan pada hubungan seperti ini? Siapapun tidak akan pernah bukan? Tapi sejauh itu pula Kirana tidak bisa. Ia sudah ditinggal pergi oleh keluarganya, kerabatnya, ia sudah tak punya siapa-siapa. Katakan bahwa ia yatim-piatu, tak mempunyai sanak saudara, selain Aditya … Kirana hidup hanya mengandalkan dari suaminya saja. Walau tau hanya rasa sakit yang ia rasa. 

“Tidak bisa. Jika aku menceraikannya Ibu tidak akan setuju. Kau tau bahwa dia menantu kesayangan Ibu, kalau dia pergi siapa yang akan mengurus Ibu?” ucap Aditya menatap kesal Kirana. Katakan bahwa ia juga ingin lepas dari pernikahan ini, namun mengingat Ibunya yang sudah cacat dengan derita stroke yang dideritanya membuat Aditya mau tak mau mempertahankan pernikahan itu. Lagipula untuk menceraikannya harus ada alasan kuat, jika hanya embel-embel tidak cinta jelas Ibunya itu tidak akan setuju. 

“Kalo soal ngurus Ibu, aku juga bisa,” jawab si wanita enteng, semakin bergelayut manja di lengan Aditya. Tidak tahu malu memang, sudah tahu bahwa Aditya sudah menikah namun dengan gatalnya perempuan itu terus menempel. Derina namanya, wanita cantik, seksi, tinggi, berbadan ideal bagi kalangan wanita dan tentu menggoda. Siapa yang tidak tergoda akan dirinya? Siapa saja akan tergoda termasuk suaminya. 

“Kalau begitu ceraikan aku sekarang Mas!” ucap Kirana tegas. Untuk pertama kalinya ia meminta hal ini dengan keberanian penuh. Selama ini Kirana selalu diam, menahan segala bentuk nyeri yang ia rasa, hal itu ia lakukan demi apa? Hanya demi Ibu Aditya yang sakit. Tapi sekarang sudah cukup, ia sudah lelah dengan semuanya. Biarlah dirinya menjadi gelandangan saja, itu lebih baik dari pada harus tersiksa layaknya dineraka setiap harinya. 

“Mulai berani kamu, hah?!” Aditya hendak layangkan tamparan, namun dicegah oleh Derina. 

“Aku bukannya berani sama kamu, Mas. Tapi ini kan yang kamu inginkan? Cerai denganku? Kalau begitu talak aku, Mas! Talak aku hari ini juga!” ucapnya berteriak. Mendapat tantangan itu membuat Aditya kian marah. Harga dirinya benar-benar diremehkan. 

“Baik! Kamu, Kirana Farhana, aku ceraikan dengan talak 3!” ucap Aditya dengan spontan, tak sadar bahwa ucapan itu refleks membuat langkah kaki Kirana bergerak mundur. 

Bagaikan gemuruh disiang hari, jantung Kirana mendadak terhenti saat itu juga. Janji yang dulu pernah tersemat kini terlepas sudah. Dengan ucapan talak 3 itu … kini pernikahannya hancur sudah. Terputus bagaikan benang yang tak mungkin bisa disatukan kembali. 

Napas Aditya memburu, namun dengan pengucapan itu tiba-tiba bibirnya kelu. Baru menyadari bahwa ia memberikan talak 3 sekaligus kepada Kirana. 

“Kiran… ?”

Kirana mundur pelan saat Aditya memanggilnya. Tatapannya kosong, namun jauh dalam lubuk hatinya mendadak rasa itu terasa ringan ia pikul. Beban berat yang selama ini ia tanggung terasa lepas bersamaan kalimat talak 3 yang terucap. Bebannya kini benar-benar terasa ringan. 

“Terima kasih, terima kasih Mas.” Kirana berbalik, dengan kaki pincang ia berlari meninggalkan keduanya. 

“Kiran?” Aditya hendak berlari namun Derina mencegahnya. 

“Jangan Mas, biarkan saja dia pergi, bukankah hal ini yang kamu inginkan dari dulu? Lepas dari belenggu pernikahan ini? Sekarang kamu bebas Mas, tidak akan ada lagi tanggung jawab kamu terhadap Kiran,” ucap Derina bertujuan menangkan Aditya, namun Aditya terdiam, mendadak lemas. Ucapan talak itu … benar-benar diluar kendalinya.

“Sekarang kita kembali ke acara Mas, sekarang pestanya pasti sudah dimulai.”

Ya, tepat malam ini pukul 8, Aditya yang bekerja sebagai manager di sebuah perusahaan diundang khusus ke kediaman Hengkara. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Hengkara? Keluarga terpandang, terkaya, dan jelas memiliki saham di mana-mana. Cabangnya saja di mana-mana, bahkan perusahaan yang sekarang diduduki Aditya melesat tinggi karena keluarga Hengkara. 

Demi menjaga utuh kerjasama, Aditya jelas mendatangi acara tersebut, namun hal yang tidak terduga malah terjadi. Istrinya yang dekil malah datang dan mengatakan ingin bertemu dengannya. Melalui satpam yang berjaga, istrinya itu dibolehkan masuk dengan tujuan bertemu dirinya. Dan di situlah kemurkaan Aditya, ia merasa harga dirinya dijatuhkan oleh Kirana. Merasa malu atas ulahnya itu. 

“Ayo, Mas. Apa yang kamu pikirkan?” tanya Derina menarik lengannya. 

Aditya menghela napas panjang,sebelum kemudian ia menjawab, “Iya, ayo sayang.” Aditya mengapit lengan Derina, berjalan meninggalkan Kirana yang kini sudah menghilang. 

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status