Beranda / Romansa / Bahagia Usai Bercerai / Di Luar Prediksi!

Share

Di Luar Prediksi!

Penulis: Melisristi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-18 08:13:47

“Lukamu cukup dalam Nona, jadi pantas saja darahnya terus keluar.”

Kirana menatap seorang wanita yang saat ini sedang menutupi lukanya dengan kasa. Setelah diberi obat kini lututnya diperban.

“Sudah selesai, sekarang darahnya tidak akan keluar lagi,” ucap wanita itu yang belum diketahui namanya. 

Kirana tersenyum tipis. “Terima kasih Mbak, dan umm … maaf telah merepotkan Anda.”

“Tidak usah berterima kasih, ini semua kan atas perintah Tuan Arion. Sudah menjadi tugas saya menuruti perintahnya.” Kirana tersenyum mengangguk, memang semua ini terjadi atas kebaikan Arion padanya. Padahal sebelumnya ia sudah menolak untuk disembuhkan namun karena Arion yang kala itu memaksa membuat Kirana mau tak mau menurut. Dan di sinilah ia berada, di rumah kediaman Tuan Hengkara.

“Apa sekarang saya boleh pulang? Saya merasa tidak pantas menginjakkan kaki di sini. Apalagi saya bukan siapa-siapanya Tuan. Jadi tak enak,” ucap Kirana sembari celingak-celinguk. Diruangan ini memang hanya ada dirinya dan wanita itu membuat Kirana merasa aman jikalau ia pulang dalam keadaan sepi begini. 

“Lebih baik tunggu dulu, Nona. Takutnya Tuan mencari Anda.”

Kirana terkekeh kecil. “wanita seperti saya siapa yang akan mencari, Mbak. Hanya orang-orang terpenting yang Tuan cari.” Kirana tersenyum kecut, ya, siapa pula yang akan peduli padanya? Selain karena rasa kasihan yang mengantarkannya ke sini. Orang-orang melihatnya memang seperti itu. Kasihan dan kasihan. 

Namun, hal itu sudah tidak aneh bagi Kirana, karena nyatanya selama ia hidup ia hanya mengandalkan belas kasihan dari orang lain. Namun sekarang sudah cukup! Ia tidak boleh hidup atas dasar bantuan orang lain! Ia harus hidup mandiri, berdiri sendiri dan berjuang sendiri! Ya, sekarang ia harus membawa perubahan pada dirinya sendiri. 

“Nah, itu Tuan muda!” Ucapan wanita itu sukses membuat Kirana beranjak dari duduknya, ia menoleh ke belakang yang mana ada Arion di sana. Benar, dia menuju ke sini! 

Kirana gugup, meremas jari-jemarinya. Penampilan Arion kali ini benar-benar berubah total. Bukan lagi pakaian satpam dengan alat-alat yang tersimpan, melainkan pakaian mewah yang terlihat bermerek wah. 

“Bagaimana sekarang? Sudah diobati?” tanya Arion melirik pada wanita yang tadi bersama Kirana. Pandangan matanya mengarah pada lutut Kirana yang sudah diperban. 

“Sudah Tuan Muda.”

“Baiklah, kau boleh pergi.” Wanita itu sedikit membungkuk, setelahnya pergi sesuai perintah Tuannya. Namun berbeda dengan Kirana, mendadak jantungnya berdegup sangat cepat, menjadi patung yang tak bergerak sedikit pun . Situasi ini benar-benar membuatnya tak berkutik! Bagaimana akan tenang jika ia ditinggalkan berdua dalam satu ruangan? Jelas membuat hatinya resah. 

“Kau punya rumah?” Pertanyaan Arion berhasil membuat Kirana mendongak, untuk sekian kali matanya kembali bersibubruk dengan manik hitam legam itu, namun dengan cepat Kirana memalingkan wajahnya dengan gugup. 

“Em … saya—saya—-”

“Maaf sebelumnya telah mendengar semuanya, tapi ….”

“Tidak apa-apa Tuan, lagipula semuanya sudah terjadi,” ucap Kirana cepat, ia sudah menduga Arion pasti tau mengenai permasalahan dirinya dengan Aditya, toh dia berdiam diri sebagai seorang petugas satpam, tak memungkinkan jika dia tahu mengenai perceraian itu. 

“Terima kasih sebelumnya, ini kedua kalinya Tuan membantu saya. Tapi sekarang saya harus pergi, ada sesuatu yang harus saya urus Tuan.” Masih menunduk, Kirana berucap tanpa berani menatap wajahnya Arion. 

“Tidak usah mengucap terimakasih, memang sudah seharusnya manusia membantu manusia yang lain. Mengenai kau pulang … salah satu sopir kami akan mengantarmu.”

“Tidak Tuan, jangan!” Kirana langsung mendongak, menggeleng untuk menerima bantuan yang ketiga kalinya. 

“Tidak usah, saya bisa pulang sendiri Tuan. Lagipula dekat kok.” Benar-benar menolak, Kirana tidak ingin merepotkan orang lain. 

“Beneran?” Arion menaikan satu alisnya, entah kenapa dimata Kirana hal itu cukup menggemaskan. Ish! Kirana menggeleng kecil, semenjak bertemu dengan pria seperti Arion hatinya mendesir tak karuan. Dia terlalu tampan untuk dirinya yang jelek. 

“I--iya, beneran Tuan. Saya bisa sendiri,” ucap Kirana tersenyum kecil. 

“Tapi ini sudah malam, tidak baik untuk perempuan keluar malam-malam sendirian.”

“Tidak apa-apa, karena saya sudah biasa.” Untuk kedua kalinya ia tersenyum canggung, menolak dengan halus. 

Arion terdiam sejenak, namun kemudian mengangguk mengiyakan. “baiklah jika kau memang punya rumah. Saya kira setelah permasalahan itu kau diusir, jadinya saya berniat untuk menawarkan bantuan.”

Kirana hanya tersenyum kecil, benar-benar! Jantungnya tidak bisa dikondisikan, makin mendesir tak karuan. Hal inilah yang membuat Kirana ingin cepat-cepat pergi. 

“Kalau begitu saya pamit pulang, Tuan. Permisi,” ucapnya lantas melewati Arion. 

“Tunggu sebentar!” Arion menghentikan langkah Kirana, pria dewasa itu berdiri tepat di hadapan Kirana. “ini untukmu, hanya untuk berjaga-jaga,” ucapnya sembari menyodorkan amplop bewarna cokelat.

Kirana melotot, dengan cepat menggeleng sebagai tanda penolakan. Ia tahu isinya, pasti uang merah yang Arion sisihkan untuknya. Ya ampun … hal ini semakin membuat Kirana tak enak. Pasalnya Arion terlalu baik terhadapnya padahal baru kenal juga. 

“Tidak Tuan, ambil kembali saja, saya tidak membutuhkannya,” tolak Kirana. Bohong, sejujurnya ia membutuhkan uang itu tapi … ya sudahlah ia juga malu untuk menerimanya. 

“Kau akan membutuhkannya, ambil saja.” Arion tetap menyodorkan amplop cokelat itu, semakin membuat Kirana tak enak hati dalam menerimanya. 

“Kirana? Nama kamu Kirana kan?”

“I--iya Tuan.” 

“Ya kalau gitu ambil,” ucapnya lagi. 

Kirana menelan salivanya pelan. Benar-benar bingung. Di sisi lain ia memang membutuhkannya namun di sisi lain pula ia merasa sungkan untuk menerimanya. Jadi? Apa ia terima saja uang dari Arion? 

“Ambil! Ini akan menjadi hal yang kamu butuhkan dikemudian hari.” Arion menarik lengan Kirana yang terdiam bak patung. Pria itu menyimpan amplop tersebut di telapak tangannya. 

Kirana tersentak, melihat amplopnya yang sudah ada ditangannya saja. 

“Buka dan lihatlah,” ucap Arion. Dengan ragu Kirana menatap amplop cokelat tersebut, membukanya untuk melihat isinya. Walau ragu namun tak ayal ia membukanya sebab penasaran. 

Pelan namun pasti, Kirana membuka amplop tersebut dan mengeluarkan isinya. Dan tepat saat barang itu keluar mata Kirana melotot terkejut. 

Ini ….

Ini bukan uang! Melainkan ….

“Jika nanti ada berandalan atau preman, kau gunakan alat ini untuk memukulnya ya?” ucap Arion setelah Kirana menatap cengo isinya. Diluar prediksi BMKG! Yang dikira uang ternyata hanya berisi alat pelindung diri? 

Bab terkait

  • Bahagia Usai Bercerai   Dipertemukan Kembali

    Kirana menarik napas dalam-dalam, bercandaan Arion cukup membuatnya setengah kesal. Aish! Salah sendiri kenapa terlalu berharap bahwa isinya adalah uang? Dasar matre! Arion tertawa renyah, ia menggelengkan kepalanya sedikit. “Saya bercanda, yang aslinya ini,” ucapnya kembali menyodorkan amplop cokelat. Kali ini isinya benar-benar uang. “ambil ya,” ucapnya lagi sembari menyimpan amplop tersebut ditelapak tangan Kirana. Kirana melirik, ada hal aneh yang justru ia pikirkan saat ini. Sikap Arion padanya kenapa begitu ramah? Sungguh, bukankah keduanya baru bertemu? Kenapa terasa aneh begini? Atau jangan-jangan ada sesuatu yang disembunyikan? Mengenai kebaikan Arion padanya? Kirana hendak menjawab namun tiba-tiba suara dering ponsel terdengar. Menyadari bawah itu milik Arion pria itu lantas melirik Kirana. “Jika kau ingin pergi pergilah. Nanti saya akan menyuruh salah satu pelayan untuk mengantarkanmu sampai ke pintu depan.” Arion pergi begitu saja setelah menerima telpon, benar-benar s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Bahagia Usai Bercerai   Balik Lagi

    “Jika kau ingin pergi pergilah. Nanti saya akan menyuruh salah satu pelayan untuk mengantarkanmu sampai ke pintu depan." Arion berlalu meninggalkan Kirana begitu saja, namun tanpa Kirana ketahui bahwa pria itu diam-diam bersembunyi dibilik pintu yang tak jauh darinya. “Antarkan dia sampai ke pintu utama, setelahnya kau boleh pergi,” ucap Arion pada salah satu pelayan yang sudah ia suruh. “Baik Tuan.” Pelayan wanita itu sedikit membungkuk kemudian melenggang pergi menemui Kirana. Dalam pandangan yang tak pernah lepas dalam menatap Kirana, Arion menghubungi seseorang. “Ikuti gadis yang saya suruh. Ingat, jangan melakukan apapun selain sebuah kabar mengenai dirinya. Dan jangan lupa cari informasi mengenai dirinya!” ucap Arion di telpon, menatap Kirana yang sudah pergi menjauh. “Kau melupakan aku, Kiran …,” ucapnya lirih sebelum kemudian melenggang pergi meninggalkan ruangan tersebut. ***“Apa yang kau katakan? Oma tidak ada?” ucap Arion dengan raut gusar. Setelah beberapa menit dis

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Bahagia Usai Bercerai   Dia Kirana, Si Kembang Desa

    Kirana tersenyum canggung, ia menggaruk pangkal hidungnya. Tak berani menatap Arion maupun Tyas, Kirana hanya diam dengan perasaan malu. “Kamu sudah kenal juga dengan Kirana, Rion? Kenapa enggak bilang Oma?” “Aku sudah mengenalnya Oma, tapi dianya saja yang enggak kenal aku,” celetuk Arion tanpa disadari Kirana. Perempuan itu mendengar namun tidak mampu Kirana pahami maksudnya. “Ah maksudku, baru saja. Baru saja kami saling kenal,” ucap Arion membenarkan. Dalam diam Arion menatap Kirana, namun tanpa sengaja justru tatapan keduanya bertemu. Kirana dengan malunya langsung menunduk. Pipinya memerah merona dilihat seperti itu. “Ya sudah kalo kalian sudah kenal sebelumnya, biarkan dia masuk, kasihan!” ucap Tyas. Tyas menarik lengan Kirana, ia tersenyum tipis. “Kiran, ayo masuk!”“Tapi Oma—”“Nggak ada tapi-tapian! Percaya sama Oma nggak bakal ada yang nyakitin kamu di sini, nggak usah takut.”Kirana melirik sekilas pada Arion, bukan tidak ingin hanya saja ia merasa tak enak dengan pr

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Bahagia Usai Bercerai   Kecantikan Yang Tersembunyi

    “Oma jangan banyak-banyak, Kiran nggak biasa pakai beginian,” ucap Kirana menolak saat Tyas merias wajahnya. “udah malam juga Oma, waktunya tidur,” lanjutnya.“Baru juga jam setengah sepuluh, kamu diem dulu Kiran, setelah dirias kamu bakal cantik deh!” ucap Tyas antusias. Wanita berumur ini benar-benar membuat Kirana kewalahan. Sudah malam juga bukannya tidur wanita itu justru mendatangi kamarnya, mengatakan bahwa Kirana harus ikut makan malam dulu. Ya, setelah berbincang sebentar dengan Arion tadi di luar, wanita itu membawa Kirana ke sebuah kamar. Katanya kamar itu akan dirinya tempati. Tak enak rasanya, namun Tyas mengatakan hanya untuk sementara waktu, dirinya harus tinggal di sini selagi belum mempunyai rumah sendiri. Kirana pasrah, ia menurut pada Tyas saja. Toh ia sudah dibantu juga bukan? Tak mungkin jika ia membalas dengan penolakan. “Pakai ini ya? Oma keluar dulu,” ucap Tyas kala itu, meminta Kirana memakai baju dress sebawah lutut dengan lengan pendek. Dress itu indah,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Bahagia Usai Bercerai   Berbohong

    Kirana merebahkan dirinya di atas kasur besar. Rasa lelah seakan hilang bersamaan matanya yang terpejam. Beban berat yang ia pikul sendiri seakan terlepas seiring mata itu yang mulai mengantuk. Namun anehnya ia belum bisa tidur, pikirannya teringat akan ucapan Arion beberapa menit yang lalu. . “Tuan, kenapa harus berbohong? Tuan sudah tau kan kalau saya sudah menikah?” tanya Kirana saat itu. Ia memberanikan diri bertanya setelah acara makan malam selesai. Untungnya Tyas sudah pergi hal itu dijadikan kesempatan Kirana untuk bertanya. “Tapi sekarang sudah cerai bukan? Jadi, tidak masalah bukan?” Arion balik bertanya. “Memang Tuan, kami sudah cerai tapi—”“Kalau begitu tidak apa-apa. Oma tidak akan tau mengenai kamu sudah menikah. Kecuali kalau kamu hamil dan punya anak baru dia akan tau kalau kamu sudah menikah,” tutur Arion. “atau katakan saja, sejauh mana kamu berhubungan dengan mantan suami kamu? Apa kalian mempunyai seorang anak dari dia?” Kirana terdiam. Jangankan punya anak di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Bahagia Usai Bercerai   Hanya Memanfaatkan

    Ah, mengingat akan Aditya, Kirana jadi teringat akan Ibu Aditya. Bagaimana keadaan ia sekarang? Apa sudah makan atau belum? Apa Aditya mengurusnya atau tidak? Karena biasanya hanya dirinya sajalah yang mengurus perempuan itu. Penyakit stroke yang diderita Ibu Aditya membuat rasa khawatir hinggap didalam hati Kirana. Jika bukan ia yang selama ini menjaga serta mengurus lalu siapa lagi? Mendadak pikiran Kirana benar-benar terganggu. Mengenai Ibu Aditya ia akan menjenguknya siang ini. Tidak apa, siang ini Aditya pasti akan pergi kerja menjadikan rumah akan sepi selain Ibu Aditya saja. Namun, tanpa Kirana sedari di tempat lain… Plak! Sebuah tamparan keras didapat Aditya kala seorang perempuan menatapnya dengan amarah memuncak. “B0doh kamu, Adi! Ibu sudah bilang untuk tidak menceraikan Kirana! Tapi apa? Kamu malah menceraikannya hah?!” Amarah itu berkobar, menatap marah pada anaknya. Tidak marah bagaimana? Setelah mendengar pengakuan sang putra akan penceraian itu membuat Ningsih mara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Bahagia Usai Bercerai   Menjadi Pacar Pura-pura Arion

    “Lihat tuh istri orang, mereka cantik, kulitnya putih, bersih, enak dipandang lagi. Sedang kamu? Kamu nggak malu apa wajah kusam gitu? Pake lipstik-lipstik kek, biar tuh bibir nggak pucet! Malu, Kiran, aku malu punya istri kayak kamu!”Kirana menunduk dalam-dalam saat lontaran berupa hinaan itu tersemat dibibir Aditya. Matanya berkaca-kaca. “Gaji yang aku beri emang nggak cukup buat kamu perawatan, hah? Atau kamu pake buat hal yang nggak jelas?” ucapnya masih berlanjut. “Pake baju udah kayak pembantu! Longgar, bolong-bolong, kumel lagi! Nggak sadar diri!”Untuk sekian kali ucapan Aditya begitu nyelekit dalam sanubarinya. Amat sakit. Kirana hendak menyangkal namun Aditya seakan tak mengizinkannya untuk membuka suara. “Gadis kampung kodratnya memang seperti ini ya? Gak bisa dandan, bisanya cuman borosin uang!” Aditya jengah melihat istrinya sendiri, dengan cepat ia masuk ke dalam mobil. “Mas, bekal makannya!” Walau setiap hari tak lepas dari hinaan suami, namun tak memungkinkan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Bahagia Usai Bercerai   Teman Masa Kecil

    Satu hal yang tidak pernah Kirana pikirkan adalah kehidupan yang membawanya pada takdir tak terduga. Ia kira hidup setelah diceraikan akan menderita, atau mungkin menjadi gelandangan tersebab tidak punya siapa-siapa. Namun semuanya terbalik, justru ia dipertemukan dengan orang baik yang mau menampung dirinya untuk tinggal. Seperti sekarang, Tyas tetap bersi kukuh meminta dirinya untuk menjadi pacar pura-pura Arion. Dengan imbalan dibayar 10 juta plus tetap tinggal di rumahnya. Menolaknya? Sepertinya tidak bisa, terbukti dari Tyas yang membawanya ke meja rias. Kembali dirias oleh wanita itu, Kirana dibuat cantik bak bidadari. ***Kirana duduk di kursi sofa atas perintah Tyas, katanya sekarang tinggal menunggu Arion yang belum selesai bersiap. Benar-benar dag dig dug, Kirana gugup dengan isi hatinya yang berdetak tak karuan. “Kamu yang tenang aja, santai aja,” ucap Tyas menenangkan. Walau begitu tetap saja Kirana tidak bisa tenang. Dari atas tangga suara langkah kaki terdengar. Perp

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Bahagia Usai Bercerai   Nama Bayi Perempuan Kirana

    “Kirana …,” ucap Ningsih dengan suara lirih. Tak kalah terkejutnya, Ningsih meneguk salivanya susah payah. Pun dengan Aditya yang juga sama terkejut. “Kiran …!” Ningsih langsung berlari menuju Kirana, memegang tangannya kemudian berkata, “Kiran, tolongin Adi, Kiran … tolong keluarin dia. Dia nggak bersalah. Sama sekali nggak!” kata Ningsih dengan berderai air mata. Kirana terkejut, bukan pada Aditya yang sekarang berada di penjara melainkan pada kaki Ningsih yang bisa bergerak. “Ibu tidak lumpuh?” tanya Kirana dengan raut tak percaya. Ningsih seketika terdiam, menatap kakinya yang ditatap pula Kirana. “Kiran … maafin Ibu ….” ujarnya dengan berderai air mata. “Maafin Ibu yang udah bohongin kamu. Maaf ….”Jantung Kirana berdegup sangat cepat. Jadi, selama ini … Ningsih hanya berpura-pura?“Ibu membohongiku selama ini? Bertahun lamanya? Kenapa, bu? Kenapa?!” teriak Kirana seakan benar-benar menjadi manusia terbodoh. Entah apa alasan Ningsih melakukan ini semua, namun selama menjadi

  • Bahagia Usai Bercerai   Bertemu Kembali

    Ningsih terkejut, baru sadar bahwa ia tak memakai kursi roda sebagai alat kepura-puraannya. Selama ini baik kerabat, tetangga bahkan RT, RW sekalipun Ningsih selalu menerima bantuan berupa uang. Tak hanya itu orang-orang juga mengasihaninya sampai memberi beberapa hal seperti sembako dan kebutuhan lainnya. Walau memang tidak setiap bulan tapi Ningsih selalu diberi beberapa bansos tersebut. Dan sekarang ketika beberapa pasang mata menatap Ningsih membuat perempuan itu benar-benar gelagapan. “Bu saya--saya–”“Ooh ternyata begini kelakuan aslinya Bu Ningsih? Astaghfirullah….” Orang-orang yang ada di sana mengucap istighfar, namun ada beberapa orang pula yang langsung mengumpat tersebab marah. “ Dasar tidak tau malu! Pantas sekarang anaknya masuk penjara! Buah dari Karma emang nggak pernah jauh dari Ibunya!” kata tetangga yang memiliki mulut pedas. Hal itu jelas mengundang tatapan Ningsih. “Apa? Di penjara? Maksud kalian apa ya? Putra saya ada di rumah, mana ada masuk penjaraa!” kata

  • Bahagia Usai Bercerai   Masuk Penjara

    “Ini kesalahan kamu Adi! Andai saat itu kamu nggak cerai sama Kiran, mungkin semua ini nggak bakal kayak gini!” cecar Ningsih dengan marah yang terus berlanjut. Saat ini Aditya sudah pulang ke rumah dan ia malah disuguhi omelan Ningsih yang tidak ada henti-hentinya. “Bu, berhenti bawa-bawa nama Kirana! Dia udah nikah, bahagia dengan kehidupannya sekarang!” kata Aditya jengah. Ibunya itu selalu saja menyalahkan dirinya atas apa yang telah terjadi. Padahal sudah beberapa bulan berlalu tapi Ningsih tampaknya belum menerima keadaan ini. Wajar, Kirana yang apa-apa dijadikan layaknya babu, kini tampak sepi sebab tak ada pembantu. “Dan lagipula, Kirana berhak bahagia untuk sekarang dan seterusnya … sebab jika hidup kembali bersama kita, sudah dipastikan Ibu bakal jadikan dia pembantu.” “Heh, mana tau kamu bicara gitu hah?! Ibu—” “Bu, sudahlah… yang terjadi biarlah terjadi!” Ningsih menatap tajam sang anak, hah! Anak itu mana tau susahnya Ia jika harus bekerja rumah seorang diri! Mana t

  • Bahagia Usai Bercerai   Sebuah Rahasia Tersembunyi

    Derina duduk manis di hadapan calon mertuanya. Ya, siapa lagi kalau bukan Ibunya Aditya. Namun, yang ditatap justru hanya menampilkan raut cueknya, terlihat sekali bahwa Ningsih enggan melihat Derina. “Bu, kedatangan Derina ke sini….”“Ibu udah tau!” jawab Ningsih memotong ucapan Aditya yang hendak mengeluarkan bicaranya. “Ibu tidak setuju!” ucapnya blak-blakan dengan wajah yang menatap Derina. “ibu butuh menantu yang bakal fokus ke rumah tangga, bukan ngejar karir seperti kamu!” ucapnya terang-terangan. “Ibu pengen yang seperti Kiran, nurut dan gak banyak tingkah!”Derina yang mendengarnya jelas marah, ia paling tidak suka jika harus dibanding-bandingkan. Dan secara terang-terangan orang di depannya ini membandingkan dirinya dengan Kirana. “Bu, ini tidak seperti yang ibu pikirkan. Derina seperti ini sebab—”“Tidak ada alasan apapun. Ibu tetap menolak!” Dalam diam Derina menahan gejolak amarahnya.Cih, lagipula siapa yang mau menjadi menantunya? Yang hanya dijadikan pembantu? Buka

  • Bahagia Usai Bercerai   Sosok Bermuka 2

    “Sayang?” Kening Arion mengerut tatkala melihat dua orang yang sangat ia kenal. Tatapan matanya seketika langsung menajam. Aditya maupun Derina langsung tukar pandang, mendadak terkejut sebab ada Bosnya di sini. “Tuan Arion? Anda di sini?” tanya Derina ramah. Arion terkekeh lucu, memasukan tangan kanannya ke dalam saku celana. “Apa yang barusan kalian bicarakan dengan istri saya?” ucapnya berhasil membuat mata Derina maupun Aditya melebar. Apa katanya? Istri? “Tuan, A--anda tidak salah? Istri?”“Ah, tentu saja kalian tidak tau. Biar saya perjelas saja di sini. Kalian bisa melihat wanita yang ada di sisiku ini kan?” Arion menarik pinggang Kirana, dia menarik sudut bibirnya dalam memandang Derina apalagi terhadap Aditya. “Dia istri saya, kami sudah menikah yang mana tidak dipublikan.”“Mas?” Kirana mencubit pinggang Arion, kesal sekali kenapa suaminya itu malah membuka status mereka. “Kenapa sayang? Katakan, tadi mereka mengatakan apa tentangmu?” Mendengar pernyataan itu tangan A

  • Bahagia Usai Bercerai   Belum Selesai

    Sudah 7 bulan berlalu, dan kini usia kandungan Kirana sudah memasuki 8 bulan lebih. Ada banyak hal yang dialami oleh ibu muda itu, namun untungnya Kirana mampu mengkondisikan keadaan tersebut dengan baik. Takut terjadi apa-apa pada si bayi, Kirana memilih lebih berhati-hati dalam hal apapun. “Sayang?”Arion dengan jas mewahnya, menghampiri Kirana yang saat ini tengah duduk di tepi ranjang. “Pakaikan mas dasi dong?”Kirana tersenyum tipis kala Arion duduk berhadapan padanya. Dengan penuh telaten Kirana memakaikan dasi pada leher sang suami.“Mas tampan tidak?” tanyanya. “Ya jelas tampan, Mas. Mas selalu tampan setiap hari.”“Beneran?”“Hmm.”Arion mendelik kecil. “kok gitu jawabnya? Cuman hhmm?”Kirana terdiam dari gerakannya sejenak. “Ya terus, harus jawab gimana? Kan aku udah jawab. Mas selalu tampan setiap hari….” Kirana mencubit pelan hidung Arion yang mancung, gemas sekali. “Kenapa sih? Jangan cemberut kayak gitu.” Kirana menegur, Arion itu lucu sekali dimatanya, jadi teringat

  • Bahagia Usai Bercerai   Hamil

    “Mas ini… ?”Kirana terperangah, ia tatap Arion dengan raut tidak percaya. Memberi kejelasan pada apa yang ia lihat dari ponsel Arion. Namun, seulas senyum hangat ia tujukan setelah melihat kembali wallpaper itu. “Ternyata Mas Ar diam-diam suka ambil foto Kiran ya?” ucap Kirana menatap foto yang menunjukkan dirinya sewaktu kecil. Wallpaper utama di ponsel Arion adalah dirinya, dan ia cukup terkejut akan hal itu. Sekarang Kirana percaya bahwa Arion memang benar-benar mencintainya. Tak hanya sebagian ucapan saja, melainkan memang benar-benar mencintainya. Kirana segera memeluk Arion dari samping, dan hal itu cukup terkejut untuk Arion. “Terima kasih ya, Mas. Makasih udah cinta sama Kiran, makasih udah ngertiin Kiran, makasih untuk ketulusan Mas dalam hubungan ini.”Usapan halus dirasa Kirana saat Arion mengusap rambutnya lembut. Arion tersenyum, kemudian ia cium ubun-ubun Kirana dengan gerakan pelan. “Semoga sampai di 7 kelahiran pun, kita tetap bersama-sama seperti inj. Dan semog

  • Bahagia Usai Bercerai   Pulang Ke Jakarta

    “Apa kamu tidak lelah Mas? Ada seseorang yang menunggumu di atas ranjang, tapi kau malah mencari ranjang hangat di orang lain,” ucap Kirana. Bertambah kerutan dikening Arion, pria itu menarik pelan bahu sang istri. “Apa maksudmu, Kiran? Kau menuduhku telah berselingkuh?”Kirana terdiam, bibirnya cemberut. Memalingkan wajah ke arah lain, Kirana justru ditarik oleh tangan Arion agar menatapnya. “Sudah berapa kali Mas bilang, cuma kamu wanita yang sekarang Mas cintai. Kenapa masih meragukannya?”“Aku nggak ragu! Hanya saja … seharian ini Mas memilih bersama Syera ketimbang istri sendiri. Wajar kan aku curiga?” Kirana membuang muka, bertambah cemberut lah bibirnya akan hal itu. Arion terkekeh. Melihat sisi kiri-kanan yang cukup masih ramai bisingnya orang-orang membuat Arion mengangkat Kirana ala koala, membawanya ke kamar agar leluasa berbicara satu-sama lain. Sedang perempuan itu terkejut, dengan cepat mengeratkan dalam memeluk leher Arion. “Tidak kusangka, seorang Kirana juga bisa

  • Bahagia Usai Bercerai   Posesif Kirana

    “Hendra? Kau di sini? Di mana Mas Arion?” tanya Kirana sehabis pulang dari sungai. Wanita itu memilih pulang ke penginapan, beristirahat dan tidur mungkin. “Tuan sedang ada urusan Nona, saya ditugaskan untuk menjaga Anda di luar sini.”Cih! Ada urusan? Dengan Syera maksdunya? “Oh.” Hanya itu yang keluar dibibirnya, Kirana memilih bodo amat dan masuk ke dalam penginapan. Hendra menatap cengo atas sikap yang ditujukan Kirana. Hanya oh? [Tuan, Nona sudah pulang barusan. Dia menanyakan Anda di mana, saya jawab sedang ada urusan. Tapi, Nona terlihat acuh tak acuh.]Hendra mengirimkan pesan tersebut pada Arion. Sebelum benar-benar berjaga di sini Hendra memang diperintahkan Arion untuk mengabari mengenai istrinya itu. Tadi saat Hendra ke sini ia mendapati kabar bahwa Kirana tidak ada dipenginapan, hal itu membuatnya berkabar pada Arion. Namun jawaban Arion cukup jelas, kabari jika Kirana sudah pulang. Untuk itulah Hendra langsung mengabari Arion mengenai kepulangan Kirana. [Kau tidak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status