Share

Telepon

Wulan menanti kata yang keluar dari mulut Wahyu dengan perasaan tak menentu. Ia yakin putrinya tidak tidak baik-baik saja. Diamnya lelaki di sambungan telepon meyakinkan hatinya jika putri kecilnya kini tak bersama Wahyu.

"Kenapa diam Mas? Dimana Diana?" Bentak Wulan karena Wahyu hanya diam membisu.

Hening, Wahyu tak kunjung menjawab pertanyaan Wulan. Dia masih berpikir bagaimana caranya agar Wulan tan marah jika dia berkata jujur

"Mas Wahyu ...!" Bentak Wulan lagi.

"Maaf Lan, Diana ... Diana hilang." Ucap Wahyu terbata.

"Kamu apakan anakku Mas? Bahkan dia memilih kabur dari pada tinggal bersama ayah kandungnya. Ayah macam apa kamu?hiks ... Hiks ...."Ucap Wulan diiringi tangis.

Wanita yang memakai hijab warna ungu itu tak bisa lagi membendung air mata. Dadanya terasa sesak kala membayangkan Wahyu bertindak kejam pada putrinya. Dalam hati ,tak ada lagi rasa cinta dan hormat untuk lelaki yang masih menyandang gelar suami. Kini bagi Wulan, suaminya telah mati. Rasa benci dan kecewa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status