Share

Diusir Lagi

Aku masih duduk dengan punggung menempel di sandaran ranjang. Diana sudah terlelap ke alam mimpi. Dengkuran halus keluar dari mulutnya. Dia pasti kelelahan setelah perjalanan jauh.

Kamar terasa dingin hingga menusuk tulang. Segera kumatikan pendingin ruangan yang masih menyala. Kurebahkan tubuh ini samping Diana. Tidak lupa menutup tubuh dengan selimut besar. Kupejamkan mata, berharap segara menyusul putriku ke alam mimpi. Namun hingga setengah jam rasa kantuk belum juga menghampiri.

Bayang Mas Rohmad, Mbak Lia dan Aqila menari-nati dalam angan. Rasa lelah yang sempat mendera berganti dengan rasa kehilangan yang menyesakkan dada. Bulir bening yang sempat berhenti kini jatuh kembali. Aku menangis, mengeluarkan beban dan rasa kecewa yang hadir silih berganti.

Apa mereka pergi karena salahku?

Apa aku memang pantas disebut seorang pembunuh?

Pertanyaan itu berputar-putar dalam kepala. Rasanya ingin berteriak, mengeluarkan beban yang ada. Namun lagi-lagi aku tak bisa.

Jarum jam sudah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status