Share

Akbar cuek

Pak Iwan, ibu Handayani dan suaminya berjalan mengekor di belakang Akbar. Setelah dipersilahkan masuk tentunya. Koper berisi pakaian Akbar di letakkan di samping sofa. Mereka duduk berurutan dengan Akbar di tengah kakek dan neneknya.

Akbar diam, wajahnya ditekuk. Apa dia tidak suka tinggal di sini? Bukankah waktu bersama Mas Rohmad dia biasa saja?

"Kedatangan kami untuk mengantarkan Akbar. Dan ini dokumen yang dibutuhkan untuk mendaftarkan sekolahnya." Pak Iwan menyerahkan map plastik berisi dokumen.

"Terima kasih, Pak." Ku ambil map dan melihat satu persatu isi di dalamnya. Aku hanya ingin memastikan tidak ada yang terlewat.

"Untuk biaya keseharian Akbar, saya akan mengirimkan uang ke nomor rekening Bu Wulan. Termasuk laba restoran perbulannya."

"Kalau masalah uang, saya tidak setuju jika dikirimkan ke nomor rekening saya. Besok saya akan membuka kartu debit atas nama Akbar. Meski untuk pengelolaannya saya yang mengurus. Setidaknya uang harus terpisah agar tidak menimbulkan kesal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status