Alyada Kirania Putri—biasa dipanggil Kiran. Kiran adalah siswi kaya raya dan juga pintar. Hal itulah yang membuat dirinya menjadi pribadi angkuh dan tidak dapat disentuh. Ia selalu menjaga reputasi dan juga kehormatannya. Sementara itu, Kevin Clavinova adalah saingan terberatnya. Pintar, tampan dan juga kaya raya. Selain itu, Kevin juga merupakan preman di sekolahnya. Kevin dan Kiran selalu bersaing dalam segala hal, sehingga sering terjadi gesekkan di antara mereka. Kebencian Kevin terhadap Kiran semakin memuncak ketika Kiran memperlakukan kekasih Kevin dengan buruk. Kevin yang tidak terima akhirnya melakukan segala cara untuk menjatuhkan Kiran. Cara bersih dan cara kotor Kevin lakukan pada Kiran.
View More"Sayang … apa kamu yakin akan masuk hari ini?" tanya Rima pada Kiran ketika mereka sedang sarapan.Kiran menganggukan kepalanya. "Iya, Ma. Lagipula masa skorsing ku sudah berakhir.""Bagaimana luka di kepalamu? Apa sudah tidak sakit lagi?" tanya Rima khawatir."Iya. Mama tenang saja. Dokter kan sudah bilang kalau ini hanya luka luar dan tidak berbahaya," jawab Kiran."Oh ya, Ma. Ayah kemana?" tanya Kiran yang tidak menemukan ayahnya di meja makan."Ayah ada urusan mendadak. Jadi dia sudah pergi sejak tadi.""Oh … padahal hari ini aku ingin berangkat bersama ayah ….""Permisi, Non. Kata pak satpam, ada yang menjemput Non Kiran di depan," ucap bi Siti.
Kevin, Rendra dan juga Dewi kembali ke kelas mereka. Perhatian semua orang di kelas tertuju pada mereka bertiga."Lihat! Kenapa mereka cuma datang bertiga? Pasti ada yang tidak beres," ucap Fira pada Rasti.Rasti hanya diam. Sebenarnya ia tahu masalahnya. Tapi ia memilih untuk diam. Rasti rasa, ia tidak berhak untuk ikut campur dengan persoalan mereka."Kalian darimana saja?" tanya Yuda penasaran karena mereka bertiga melewatkan jam pelajaran pertama."Kita abis ngeberesin si biang masalah," jawab Rendra sambil duduk di kursinya.Sementara itu, Dewi hanya bisa menundukkan wajahnya di tempatnya."Ngeberesin si biang masalah? Kiran maksudnya?" tebak Yuda. "Memangnya ada apa? Terus Kirannya mana?" tanya Yuda yang tak meli
Kiran turun dari dalam mobil mewahnya. Ia segera pergi menuju kelas dengan langkah sedikit terburu-buru."Dewi, ikut aku!" ucap Kiran dari ambang pintu.Semua orang yang ada di kelas merasa penasaran karena Kiran menyuruh Dewi untuk mengikutinya. Mereka semua mencoba menerka-nerkaDewi pun menghampiri Kiran dan berjalan mengikutinya di belakang."Kita mau ke mana?" tanya Dewi."Ikut saja," jawab Kiran singkat.Rasti yang baru saja sampai ke sekolah tanpa sengaja melihat mereka berdua."Mereka mau ke mana? Kelihatannya sangat buru-buru," gumam Rasti.Rasti terlihat berpikir. "Ah, sudahlah. Bukan urusanku juga."
Kiran dan rombongannya sudah berada di dekat apartemen Kevin. Kiran memang berbohong tentang Dewi agar ia bisa melakukan rencananya untuk balas dendam pada Kevin."Nona, kenapa kita ke sini?" tanya pak Hakim.Kiran tersenyum penuh arti. "Aku ingin Pak Hakim melakukan sesuatu untukku," jawab Kiran yang duduk di belakang bersama bi Siti dan juga bi Sumi.Bi Siti dan bi Sumi sendiri sudah hampir memasuki kepala empat. Bi Siti berusia tiga puluh tahun, sementara bi Sumi berusia tiga puluh tujuh tahun.Bi Siti dan bi Sumi sudah bekerja sangat lama dengan keluarga Kiran. Sejak kecil, Kiran selalu di asuh oleh mereka berdua. Jadi, Kiran sangat dekat dengan mereka."Melakukan sesuatu?" tanya pak Hakim belum mengerti."Aku ingi
"Ppttt." Fira menahan tawa ketika Kiran terkena bola. "Ini sangat lucu. Ahahah," ucap Fira pelan sambil menahan tawa.Rasti menyikut Fira yang duduk bersebelahan dengannya. "Diamlah! Kalau dia tahu kita menertawakannya, habislah kita," bisik Rasti pada Fira.Fira pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil terus menahan tawa."Apa kau baik-baik saja?" tanya Yuda khawatir.Kiran sebenarnya ingin menangis—tapi ketika ia melihat sekeliling—semua orang sedang memperhatikannya. Tidak. Kiran tidak boleh menangis. Kiran tidak ingin terlihat lemah di hadapan semua orang.Pandangan Kiran berhenti pada sosok pria yang menjadi penyebab ini semua, yaitu Kevin.Kevin yang menyadari Kiran sedang menatapnya malah t
Semua orang beralih menatap dasi yang Kevin pakai setelah Rendra berkata seperti itu.Ya. Rendra benar. Dasi yang dipakai Kevin terlihat lebih pendek daripada biasanya.Kevin melirik dasi yang ia pakai hari ini. "Oh … ini. Dasi yang kemarin tidak sengaja aku buang dan cuma ada dasi ini yang tersisa di tempatku," jawab Kevin sambil berjalan menuju bangku.Kevin memang hanya memiliki satu dasi, tidak seperti Kiran. Kevin berpikir, untuk apa beli banyak-banyak? Lagipula, jika ia butuh, ia hanya tinggal membelinya saja.Kiran memperhatikan dasi yang dipakai Kevin lamat-lamat ketika Kevin berjalan melewatinya. Kiran yakin, dasi yang dipakai oleh Kevin adalah dasi miliknya."Tapi jika dilihat-lihat … pakai dasi seperti itu keren juga," ucap Rendra dengan polosnya.
Kiran sudah berada di dalam mobil sekarang. Wajah Kiran terlihat begitu tenang, namun tangannya masih saja gemetaran."Nona! Kita sudah sampai," ucap pak Hakim—supir yang biasa mengantar jemput Kiran.Sepertinya Kiran terlalu asyik dengan lamunannya, sampai-sampai Kiran tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di depan rumahnya."Nona!" Pak Hakim kembali memanggil Kiran, namun Kiran masih tidak menyahut juga.Pak Hakim pun menengok ke belakang. "Nona!" panggil pak Hakim sekali lagi sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kiran.Kiran pun akhirnya tersadar dari lamunannya."Maaf, Nona. Saya tidak sopan. Kita sudah sampai," ucap pak Hakim pada Kiran sambil meminta maaf.Kiran tidak merespon
"Wah … sepertinya peperangan sudah dimulai," ucap Rendra sambil tersenyum penuh arti.Yuda yang mendengar perkataan Rendra langsung menggeplak pelan kepala Rendra dengan sebuah buku yang ada di tangannya."Aww, apa-apaan kau ini!" ucap Rendra tidak terima."Jangan memperburuk keadaan," ucap Yuda santai.Kiran benar-benar merasa dipermainkan. Ia tidak terima. Kiran kemudian menggebrak meja dengan sedikit keras, membuat suasana di kelas menjadi hening seketika.Sekarang, semua mata tertuju pada kedua aktor utama dalam pertikaian ini. Penonton sangat antusias melihat apa yang terjadi.Kiran melangkahkan kakinya mendekati Kevin. Suasana semakin tegang. Tatapan penuh intimidasi yang Kiran layangkan, sedikit pun tidak menggentarkan Kevin. Tatap
Bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan keluar dari tempat yang memenjarakan mereka selama beberapa jam terakhir.Setelah semua orang keluar, barulah Kiran baru beranjak dari duduknya. "Ayo," ucap Kiran pada Dewi.Dewi pun ikut berdiri dan berjalan di belakang Kiran sambil membawa tas Kiran di tangan kirinya dan juga buku-buku yang Kiran pinjam dari perpustakaan di tangan kanannya.Kiran berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah, tempat sang sopir menjemput dirinya.Brak.Dewi tidak sengaja menjatuhkan buku-buku Kiran. Buku-buku itu memang cukup tebal, sehingga Dewi sedikit kesulitan untuk membawanya.Kiran langsung berbalik dan menatap tajam Dewi yang sedang memunguti buku-buku itu di
Sebuah mobil sport berwarna ungu berhenti di depan gerbang sebuah SMA favorit di kota itu. Sang supir kemudian membukakan pintu mobil untuk majikannya.Setelah pintu mobil terbuka, keluarlah seorang siswi berpenampilan rapi dari dalam mobil sport berwarna ungu tersebut.Siswi itu memakai seragam putih abu. Baju dan juga roknya menjulur panjang dan juga tidak ketat sama sekali. Berbeda dengan kebanyakan siswi yang sengaja memakai seragam yang serba ketat untuk mempertontonkan kemolekan tubuh mereka.Siswi ini benar-benar terlihat seperti murid teladan. Salah. Bukan seperti. Lebih tepatnya, siswi ini memang murid teladan. Ia selalu mendapatkan ranking pertama di kelasnya. Ia juga pernah mendapat predikat murid terbaik diantara semua siswa.Rambut sebahu siswi itu diikat satu ke belakang dengan memakai ikat rambut kec...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments