Beranda / Semua / Bad Friend / Bab 4 - Bendera Perang Dikibarkan

Share

Bab 4 - Bendera Perang Dikibarkan

Penulis: Tsu Ka
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-19 17:20:00

Bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan keluar dari tempat yang memenjarakan mereka selama beberapa jam terakhir.

Setelah semua orang keluar, barulah Kiran baru beranjak dari duduknya. "Ayo," ucap Kiran pada Dewi.

Dewi pun ikut berdiri dan berjalan di belakang Kiran sambil membawa tas Kiran di tangan kirinya dan juga buku-buku yang Kiran pinjam dari perpustakaan di tangan kanannya.

Kiran berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah, tempat sang sopir menjemput dirinya.

Brak.

Dewi tidak sengaja menjatuhkan buku-buku Kiran. Buku-buku itu memang cukup tebal, sehingga Dewi sedikit kesulitan untuk membawanya.

Kiran langsung berbalik dan menatap tajam Dewi yang sedang memunguti buku-buku itu di lantai.

"Ah, maaf. Aku tidak sengaja menjatuhkannya," ucap Dewi menyesal.

"Ck. Tidak berguna. Kalau kau tidak kaya, setidaknya … jadilah orang yang berguna," ucap Kiran sambil melipat tangannya di depan dada.

Dewi menghentikan sejenak gerakan tangannya ketika mendengar kata-kata menyakitkan yang keluar dari bibir Kiran. "Maaf …" ucap Dewi lemah.

Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Jika teman yang lain akan menawarkan tumpangan pada teman mereka, maka beda lagi dengan Kiran. Setelah Dewi menaruh tas dan juga buku-buku Kiran ke dalam mobil mewahnya, Kiran justru menyuruh Dewi untuk segera pergi dari sana.

Kiran menatap kepergian Dewi dengan rasa jijik. " Dasar lintah," ucap Kiran tanpa beban.

Ketika Kiran hendak masuk ke dalam mobil mewahnya, tiba-tiba saja seseorang menutup pintu mobilnya.

Kiran sangat kaget dan ia langsung melihat siapa orang yang telah lancang melakukan hal itu padanya.

"Apa yang kau lakukan?!" ucap Kiran dengan tatapan tajam.

Orang yang telah lancang menutup pintu mobil Kiran, tidak lain dan tidak bukan adalah Kevin Clavinova. Siapa lagi yang berani melakukan hal seperti itu pada Kiran selain dia.

"Justru aku yang ingin bertanya padamu. Apa yang kau lakukan?" balas Kevin dengan dingin.

"Memang apa yang aku lakukan?" tanya Kiran tak mengerti.

Kevin tersenyum sinis. "Dasar wanita licik. Di depan orang-orang kau berpura-pura baik dan membelikan banyak makanan. Tapi ketika tidak ada orang, kau memperlakukan seseorang seperti pelayan!"

"Ah … Dewi," ucap Kiran sambil tersenyum kecil. Sekarang ia mengerti kenapa Kevin melakukan ini. Kevin pasti melihat apa yang barusan terjadi. "Kau melihat yang barusan terjadi ya? Kenapa? Kau tidak terima?" lanjut Kiran dengan senyum yang menjengkelkan.

Kevin mendengus melihat Kiran yang mengatakan itu semua tanpa rasa bersalah sedikit pun. "Aku akan memperingatkanmu sekali lagi. Jika kau tidak mengindahkan peringatanku kali ini … maka bersiaplah! Karena yang akan kau hadapi adalah diriku. Aku tidak akan ragu lagi untuk melawanmu," tutur Kevin penuh penekanan.

Kiran mengangkat sebelah alisnya. "Apa yang harus ditakutkan dari seorang preman ingusan?" balas Kiran dengan senyum merendahkan.

Setelah mengatakan itu, Kiran pun masuk ke dalam mobilnya. Dan tak lama kemudian, sang sopir pun datang. Sang sopir baru saja kembali dari toilet setelah buar air besar.

Kevin hanya diam menatap kepergian Kiran. Entah apa yang sekarang Kevin pikirkan.

Rendra yang sedari tadi mengawasi mereka segera menghampiri Kevin. "Hoy hoy hoy! Lihat! Apa yang baru saja singa betina itu katakan! Preman ingusan?" ucap Rendra memanas-manasi sahabatnya.

Kevin terus memperhatikan kepergian Kiran dengan tatapan mengerikan.

"Dia telah mengibarkan bendera perang. Akan aku pastikan dia akan menyesali perkataannya barusan,"  tutur Kevin dengan seringai iblisnya.

"Akhirnya …." ucap Rendra bahagia.

Akhirnya, satu-satunya orang yang bisa melawan Kiran akan bertindak. Dan Rendra sangat bahagia mendengarnya. Dengan begitu, Kiran tidak akan bisa bertindak seenaknya. Ini adalah kabar bahagia bagi mereka semua.


Saat ini, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun, Kevin masih terjaga. Berbeda dengan kedua temannya yang sudah tenggelam ke alam mimpinya. Ya. Rendra dan Yuda malam ini menginap di apartemen miliknya. Setidaknya, sekali dalam seminggu mereka memang suka menginap di tempat Kevin.

"Aku minta maaf atas kejadian tadi," ucap Kevin pada sang pujaan hati.

Kevin saat ini sedang melakukan video call dengan Dewi. Ia benar-benar merasa bersalah pada Dewi atas kejadian tadi siang.

Dewi tersenyum pada Kevin. "Iya. Aku maafkan. Lagipula … niatmu sebenarnya baik. Seharusnya akulah yang meminta maaf," tutur Dewi.

Kevin tersenyum mendengar jawaban sang pujaan hati. Inilah alasan kenapa Kevin jatuh hati pada Dewi. Bukan hanya cantik, tapi juga baik hati.


Kevin, Rendra dan juga Yuda baru saja tiba di sekolah. Mereka bertiga langsung menghampiri Dewi.

"Dewi? Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Rendra heran.

Pertanyaan Rendra sudah mewakili rasa penasaran Kevin dan juga Yuda. Mereka heran karena Dewi hanya berdiri di depan gerbang dan tidak segera masuk ke dalam.

Dewi tersenyum manis pada ketiga pria tampan tersebut. "Aku sedang menunggu Kiran."

Tanpa sadar, sudut bibir Kevin terangkat ketika melihat senyuman indah sang pujaan hati. Ia benar-benar merasa beruntung memiliki kekasih seperti Dewi.

"Aku akan menemanimu," ucap Kevin sembari menggandeng tangan Dewi.

"Utu utu utu. Manis sekali," goda Rendra pada Kevin dan Dewi.

"Kalau begitu aku duluan," ucap Yuda.

Yuda pun segera pergi menuju kelas setelah mengatakan itu.

"Hey, Yuda! Tunggu aku! Aku tidak mau jadi nyamuk diantara mereka!" ucap Rendra dengan suara keras sambil menyusul Yuda.

Para siswi menatap kagum sekaligus iri pada Dewi. Hanya Dewi yang mampu meluluhkan hati Kevin yang dingin.

Tak berselang lama, mobil Kiran tiba. Mobil itu berhenti persis di depan mereka berdua.

Setelah sang sopir membukakan pintu, Kiran pun keluar dari mobilnya. Ia kemudian melirik Kevin sebentar, sebelum tatapannya beralih pada Dewi. "Tasku ada di dalam," ucap Kiran pada Dewi.

Dewi mengerti. Kiran menyuruhnya untuk membawakan tasnya. Ia pun segera mengambil tas Kiran dari dalam mobil.

"Biar aku saja yang membawanya," ucap Kevin lembut pada Dewi.

"Eh? Kenapa?" tanya Dewi bingung.

"Aku kekasihmu. Biarkan aku membantumu," jawab Kevin sambil tersenyum hangat.

Kevin kemudian beralih menatap Kiran yang juga sedang menatapnya dengan tatapan heran. "Biar aku yang membawakan tasmu sebagai gantinya. Bagaimana?" tawar Kevin.

Kiran menaikkan sebelah alisnya. "Terserah," jawab Kiran acuh.

Kiran pun berjalan lebih dulu dibandingkan dengan Kevin dan Dewi.

Sesampainya di kelas, Kiran merasa heran karena Dewi hanya datang sendiri. "Mana kekasihmu, Dewi?" tanya Kiran.

"Katanya dia mau ke toilet lebih dulu. Sebentar lagi dia pasti datang," jawab Dewi.

Beberapa saat kemudian, Kevin pun datang. Namun anehnya, Kevin tidak membawa tas Kiran di tangannya. Lalu ke mana tas Kiran?

"Hey! Mana tasku?" tanya Kiran.

Kevin tersenyum. "Tenang saja … aku sudah menaruhnya ke tempat yang tepat," jawab Kevin sambil menunjukkan seringainya.


Bab terkait

  • Bad Friend   Bab 5 - Insiden Dasi

    "Wah … sepertinya peperangan sudah dimulai," ucap Rendra sambil tersenyum penuh arti.Yuda yang mendengar perkataan Rendra langsung menggeplak pelan kepala Rendra dengan sebuah buku yang ada di tangannya."Aww, apa-apaan kau ini!" ucap Rendra tidak terima."Jangan memperburuk keadaan," ucap Yuda santai.Kiran benar-benar merasa dipermainkan. Ia tidak terima. Kiran kemudian menggebrak meja dengan sedikit keras, membuat suasana di kelas menjadi hening seketika.Sekarang, semua mata tertuju pada kedua aktor utama dalam pertikaian ini. Penonton sangat antusias melihat apa yang terjadi.Kiran melangkahkan kakinya mendekati Kevin. Suasana semakin tegang. Tatapan penuh intimidasi yang Kiran layangkan, sedikit pun tidak menggentarkan Kevin. Tatap

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • Bad Friend   Bab 6 - Masa Lalu yang Kelam

    Kiran sudah berada di dalam mobil sekarang. Wajah Kiran terlihat begitu tenang, namun tangannya masih saja gemetaran."Nona! Kita sudah sampai," ucap pak Hakim—supir yang biasa mengantar jemput Kiran.Sepertinya Kiran terlalu asyik dengan lamunannya, sampai-sampai Kiran tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di depan rumahnya."Nona!" Pak Hakim kembali memanggil Kiran, namun Kiran masih tidak menyahut juga.Pak Hakim pun menengok ke belakang. "Nona!" panggil pak Hakim sekali lagi sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kiran.Kiran pun akhirnya tersadar dari lamunannya."Maaf, Nona. Saya tidak sopan. Kita sudah sampai," ucap pak Hakim pada Kiran sambil meminta maaf.Kiran tidak merespon

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-29
  • Bad Friend   Bab 7 - Terkena Bola

    Semua orang beralih menatap dasi yang Kevin pakai setelah Rendra berkata seperti itu.Ya. Rendra benar. Dasi yang dipakai Kevin terlihat lebih pendek daripada biasanya.Kevin melirik dasi yang ia pakai hari ini. "Oh … ini. Dasi yang kemarin tidak sengaja aku buang dan cuma ada dasi ini yang tersisa di tempatku," jawab Kevin sambil berjalan menuju bangku.Kevin memang hanya memiliki satu dasi, tidak seperti Kiran. Kevin berpikir, untuk apa beli banyak-banyak? Lagipula, jika ia butuh, ia hanya tinggal membelinya saja.Kiran memperhatikan dasi yang dipakai Kevin lamat-lamat ketika Kevin berjalan melewatinya. Kiran yakin, dasi yang dipakai oleh Kevin adalah dasi miliknya."Tapi jika dilihat-lihat … pakai dasi seperti itu keren juga," ucap Rendra dengan polosnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Bad Friend   Bab 8 - Hujan Romantis

    "Ppttt." Fira menahan tawa ketika Kiran terkena bola. "Ini sangat lucu. Ahahah," ucap Fira pelan sambil menahan tawa.Rasti menyikut Fira yang duduk bersebelahan dengannya. "Diamlah! Kalau dia tahu kita menertawakannya, habislah kita," bisik Rasti pada Fira.Fira pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil terus menahan tawa."Apa kau baik-baik saja?" tanya Yuda khawatir.Kiran sebenarnya ingin menangis—tapi ketika ia melihat sekeliling—semua orang sedang memperhatikannya. Tidak. Kiran tidak boleh menangis. Kiran tidak ingin terlihat lemah di hadapan semua orang.Pandangan Kiran berhenti pada sosok pria yang menjadi penyebab ini semua, yaitu Kevin.Kevin yang menyadari Kiran sedang menatapnya malah t

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02
  • Bad Friend   Bab 9 - Misi Balas Dendam

    Kiran dan rombongannya sudah berada di dekat apartemen Kevin. Kiran memang berbohong tentang Dewi agar ia bisa melakukan rencananya untuk balas dendam pada Kevin."Nona, kenapa kita ke sini?" tanya pak Hakim.Kiran tersenyum penuh arti. "Aku ingin Pak Hakim melakukan sesuatu untukku," jawab Kiran yang duduk di belakang bersama bi Siti dan juga bi Sumi.Bi Siti dan bi Sumi sendiri sudah hampir memasuki kepala empat. Bi Siti berusia tiga puluh tahun, sementara bi Sumi berusia tiga puluh tujuh tahun.Bi Siti dan bi Sumi sudah bekerja sangat lama dengan keluarga Kiran. Sejak kecil, Kiran selalu di asuh oleh mereka berdua. Jadi, Kiran sangat dekat dengan mereka."Melakukan sesuatu?" tanya pak Hakim belum mengerti."Aku ingi

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Bad Friend   Bab 10 - Dua Mama

    Kiran turun dari dalam mobil mewahnya. Ia segera pergi menuju kelas dengan langkah sedikit terburu-buru."Dewi, ikut aku!" ucap Kiran dari ambang pintu.Semua orang yang ada di kelas merasa penasaran karena Kiran menyuruh Dewi untuk mengikutinya. Mereka semua mencoba menerka-nerkaDewi pun menghampiri Kiran dan berjalan mengikutinya di belakang."Kita mau ke mana?" tanya Dewi."Ikut saja," jawab Kiran singkat.Rasti yang baru saja sampai ke sekolah tanpa sengaja melihat mereka berdua."Mereka mau ke mana? Kelihatannya sangat buru-buru," gumam Rasti.Rasti terlihat berpikir. "Ah, sudahlah. Bukan urusanku juga."

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Bad Friend   Bab 11 - Identitas

    Kevin, Rendra dan juga Dewi kembali ke kelas mereka. Perhatian semua orang di kelas tertuju pada mereka bertiga."Lihat! Kenapa mereka cuma datang bertiga? Pasti ada yang tidak beres," ucap Fira pada Rasti.Rasti hanya diam. Sebenarnya ia tahu masalahnya. Tapi ia memilih untuk diam. Rasti rasa, ia tidak berhak untuk ikut campur dengan persoalan mereka."Kalian darimana saja?" tanya Yuda penasaran karena mereka bertiga melewatkan jam pelajaran pertama."Kita abis ngeberesin si biang masalah," jawab Rendra sambil duduk di kursinya.Sementara itu, Dewi hanya bisa menundukkan wajahnya di tempatnya."Ngeberesin si biang masalah? Kiran maksudnya?" tebak Yuda. "Memangnya ada apa? Terus Kirannya mana?" tanya Yuda yang tak meli

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Bad Friend   Bab 12 - Jebakan Teman

    "Sayang … apa kamu yakin akan masuk hari ini?" tanya Rima pada Kiran ketika mereka sedang sarapan.Kiran menganggukan kepalanya. "Iya, Ma. Lagipula masa skorsing ku sudah berakhir.""Bagaimana luka di kepalamu? Apa sudah tidak sakit lagi?" tanya Rima khawatir."Iya. Mama tenang saja. Dokter kan sudah bilang kalau ini hanya luka luar dan tidak berbahaya," jawab Kiran."Oh ya, Ma. Ayah kemana?" tanya Kiran yang tidak menemukan ayahnya di meja makan."Ayah ada urusan mendadak. Jadi dia sudah pergi sejak tadi.""Oh … padahal hari ini aku ingin berangkat bersama ayah ….""Permisi, Non. Kata pak satpam, ada yang menjemput Non Kiran di depan," ucap bi Siti.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16

Bab terbaru

  • Bad Friend   Bab 12 - Jebakan Teman

    "Sayang … apa kamu yakin akan masuk hari ini?" tanya Rima pada Kiran ketika mereka sedang sarapan.Kiran menganggukan kepalanya. "Iya, Ma. Lagipula masa skorsing ku sudah berakhir.""Bagaimana luka di kepalamu? Apa sudah tidak sakit lagi?" tanya Rima khawatir."Iya. Mama tenang saja. Dokter kan sudah bilang kalau ini hanya luka luar dan tidak berbahaya," jawab Kiran."Oh ya, Ma. Ayah kemana?" tanya Kiran yang tidak menemukan ayahnya di meja makan."Ayah ada urusan mendadak. Jadi dia sudah pergi sejak tadi.""Oh … padahal hari ini aku ingin berangkat bersama ayah ….""Permisi, Non. Kata pak satpam, ada yang menjemput Non Kiran di depan," ucap bi Siti.

  • Bad Friend   Bab 11 - Identitas

    Kevin, Rendra dan juga Dewi kembali ke kelas mereka. Perhatian semua orang di kelas tertuju pada mereka bertiga."Lihat! Kenapa mereka cuma datang bertiga? Pasti ada yang tidak beres," ucap Fira pada Rasti.Rasti hanya diam. Sebenarnya ia tahu masalahnya. Tapi ia memilih untuk diam. Rasti rasa, ia tidak berhak untuk ikut campur dengan persoalan mereka."Kalian darimana saja?" tanya Yuda penasaran karena mereka bertiga melewatkan jam pelajaran pertama."Kita abis ngeberesin si biang masalah," jawab Rendra sambil duduk di kursinya.Sementara itu, Dewi hanya bisa menundukkan wajahnya di tempatnya."Ngeberesin si biang masalah? Kiran maksudnya?" tebak Yuda. "Memangnya ada apa? Terus Kirannya mana?" tanya Yuda yang tak meli

  • Bad Friend   Bab 10 - Dua Mama

    Kiran turun dari dalam mobil mewahnya. Ia segera pergi menuju kelas dengan langkah sedikit terburu-buru."Dewi, ikut aku!" ucap Kiran dari ambang pintu.Semua orang yang ada di kelas merasa penasaran karena Kiran menyuruh Dewi untuk mengikutinya. Mereka semua mencoba menerka-nerkaDewi pun menghampiri Kiran dan berjalan mengikutinya di belakang."Kita mau ke mana?" tanya Dewi."Ikut saja," jawab Kiran singkat.Rasti yang baru saja sampai ke sekolah tanpa sengaja melihat mereka berdua."Mereka mau ke mana? Kelihatannya sangat buru-buru," gumam Rasti.Rasti terlihat berpikir. "Ah, sudahlah. Bukan urusanku juga."

  • Bad Friend   Bab 9 - Misi Balas Dendam

    Kiran dan rombongannya sudah berada di dekat apartemen Kevin. Kiran memang berbohong tentang Dewi agar ia bisa melakukan rencananya untuk balas dendam pada Kevin."Nona, kenapa kita ke sini?" tanya pak Hakim.Kiran tersenyum penuh arti. "Aku ingin Pak Hakim melakukan sesuatu untukku," jawab Kiran yang duduk di belakang bersama bi Siti dan juga bi Sumi.Bi Siti dan bi Sumi sendiri sudah hampir memasuki kepala empat. Bi Siti berusia tiga puluh tahun, sementara bi Sumi berusia tiga puluh tujuh tahun.Bi Siti dan bi Sumi sudah bekerja sangat lama dengan keluarga Kiran. Sejak kecil, Kiran selalu di asuh oleh mereka berdua. Jadi, Kiran sangat dekat dengan mereka."Melakukan sesuatu?" tanya pak Hakim belum mengerti."Aku ingi

  • Bad Friend   Bab 8 - Hujan Romantis

    "Ppttt." Fira menahan tawa ketika Kiran terkena bola. "Ini sangat lucu. Ahahah," ucap Fira pelan sambil menahan tawa.Rasti menyikut Fira yang duduk bersebelahan dengannya. "Diamlah! Kalau dia tahu kita menertawakannya, habislah kita," bisik Rasti pada Fira.Fira pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil terus menahan tawa."Apa kau baik-baik saja?" tanya Yuda khawatir.Kiran sebenarnya ingin menangis—tapi ketika ia melihat sekeliling—semua orang sedang memperhatikannya. Tidak. Kiran tidak boleh menangis. Kiran tidak ingin terlihat lemah di hadapan semua orang.Pandangan Kiran berhenti pada sosok pria yang menjadi penyebab ini semua, yaitu Kevin.Kevin yang menyadari Kiran sedang menatapnya malah t

  • Bad Friend   Bab 7 - Terkena Bola

    Semua orang beralih menatap dasi yang Kevin pakai setelah Rendra berkata seperti itu.Ya. Rendra benar. Dasi yang dipakai Kevin terlihat lebih pendek daripada biasanya.Kevin melirik dasi yang ia pakai hari ini. "Oh … ini. Dasi yang kemarin tidak sengaja aku buang dan cuma ada dasi ini yang tersisa di tempatku," jawab Kevin sambil berjalan menuju bangku.Kevin memang hanya memiliki satu dasi, tidak seperti Kiran. Kevin berpikir, untuk apa beli banyak-banyak? Lagipula, jika ia butuh, ia hanya tinggal membelinya saja.Kiran memperhatikan dasi yang dipakai Kevin lamat-lamat ketika Kevin berjalan melewatinya. Kiran yakin, dasi yang dipakai oleh Kevin adalah dasi miliknya."Tapi jika dilihat-lihat … pakai dasi seperti itu keren juga," ucap Rendra dengan polosnya.

  • Bad Friend   Bab 6 - Masa Lalu yang Kelam

    Kiran sudah berada di dalam mobil sekarang. Wajah Kiran terlihat begitu tenang, namun tangannya masih saja gemetaran."Nona! Kita sudah sampai," ucap pak Hakim—supir yang biasa mengantar jemput Kiran.Sepertinya Kiran terlalu asyik dengan lamunannya, sampai-sampai Kiran tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di depan rumahnya."Nona!" Pak Hakim kembali memanggil Kiran, namun Kiran masih tidak menyahut juga.Pak Hakim pun menengok ke belakang. "Nona!" panggil pak Hakim sekali lagi sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kiran.Kiran pun akhirnya tersadar dari lamunannya."Maaf, Nona. Saya tidak sopan. Kita sudah sampai," ucap pak Hakim pada Kiran sambil meminta maaf.Kiran tidak merespon

  • Bad Friend   Bab 5 - Insiden Dasi

    "Wah … sepertinya peperangan sudah dimulai," ucap Rendra sambil tersenyum penuh arti.Yuda yang mendengar perkataan Rendra langsung menggeplak pelan kepala Rendra dengan sebuah buku yang ada di tangannya."Aww, apa-apaan kau ini!" ucap Rendra tidak terima."Jangan memperburuk keadaan," ucap Yuda santai.Kiran benar-benar merasa dipermainkan. Ia tidak terima. Kiran kemudian menggebrak meja dengan sedikit keras, membuat suasana di kelas menjadi hening seketika.Sekarang, semua mata tertuju pada kedua aktor utama dalam pertikaian ini. Penonton sangat antusias melihat apa yang terjadi.Kiran melangkahkan kakinya mendekati Kevin. Suasana semakin tegang. Tatapan penuh intimidasi yang Kiran layangkan, sedikit pun tidak menggentarkan Kevin. Tatap

  • Bad Friend   Bab 4 - Bendera Perang Dikibarkan

    Bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan keluar dari tempat yang memenjarakan mereka selama beberapa jam terakhir.Setelah semua orang keluar, barulah Kiran baru beranjak dari duduknya. "Ayo," ucap Kiran pada Dewi.Dewi pun ikut berdiri dan berjalan di belakang Kiran sambil membawa tas Kiran di tangan kirinya dan juga buku-buku yang Kiran pinjam dari perpustakaan di tangan kanannya.Kiran berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah, tempat sang sopir menjemput dirinya.Brak.Dewi tidak sengaja menjatuhkan buku-buku Kiran. Buku-buku itu memang cukup tebal, sehingga Dewi sedikit kesulitan untuk membawanya.Kiran langsung berbalik dan menatap tajam Dewi yang sedang memunguti buku-buku itu di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status