Home / All / Bad Friend / Bab 3 - Pahlawan Kesiangan

Share

Bab 3 - Pahlawan Kesiangan

Author: Tsu Ka
last update Last Updated: 2021-05-19 17:10:00

Kiran, Kevin, Yuda, Dewi dan juga Rendra duduk di satu meja yang sama di kantin.

Ini adalah  pertama kalinya Kiran dan Kevin duduk di satu meja yang sama di kantin selama mereka sekolah di sini.

Waktu makan di kantin dibagi menjadi beberapa waktu. Sebelum-sebelumnya, Kiran dan Kevin tidak pernah mendapatkan giliran makan pada waktu yang sama. Tapi kali ini karena mereka satu kelas, tentu saja mereka mendapat giliran waktu yang sama.

Semua orang dapat merasakan ketegangan yang terjadi antara Kevin dan Kiran. Sebenarnya Kevin dan Kiran tidak kenapa-kenapa. Hanya saja, entah bagaimana, suasana terasa sangat mencekam karena kebisuan mereka berdua. Hanya suara alat makan yang terdengar di antara mereka.

"Dua pasang kekasih sedang makan bersama. Seharusnya ini menjadi film roman. Kenapa malah jadi film menyeramkan?" gumam Rendra pada dirinya sendiri, namun masih bisa di dengar oleh keempat orang yang makan bersamanya.

"Aku ingin susu stroberi," ucap Kiran tiba-tiba.

Dewi yang mendengarnya segera berdiri. "Aku akan membelikannya," ucap Dewi sambil tersenyum manis.

"Baiklah. Aku tunggu," balas Kiran santai.

Ketika Dewi hendak pergi, Kevin langsung mencekal pergelangan tangannya. "Tidak usah. Dia yang menginginkannya. Maka, dia sendiri yang harus membelinya," ucap Kevin dengan wajah kesal karena Dewi mau saja diperalat oleh Kiran.

Kevin menatap Kiran dengan tatapan tajam. Suasana menjadi semakin tegang.

"Lihatlah. Singa betina itu sudah memancing peperangan. Aku yakin, sebentar lagi akan ada perang dunia ketiga," gumam Rendra sambil bergidik ngeri.

Rendra mengatakan itu bukan tanpa alasan. Dulu, sewaktu mereka masih duduk di bangku SMP, Kiran dan Kevin pernah bertengkar hebat. Kedua orang tua mereka bahkan harus dipanggil ke sekolah.

Entah apa alasan pertengkaran Kevin dan Kiran waktu itu. Yang jelas, dulu Kevin sempat merobek-robek baju olahraga Kiran yang akan dipakai untuk ujian. Kevin mengakui bahwa itu adalah perbuatannya. Tanpa pikir panjang, Kiran langsung menyerang Kevin secara membabi buta. Murid yang lain pun segera melaporkannya pada guru karena mereka sendiri tidak berani untuk memisahkan mereka berdua.

"Kenapa? Aku tidak memaksa kekasihmu. Dia sendiri yang menawarkan dirinya," ucap Kiran dengan wajah tanpa dosa.

Bagi Kiran, hal seperti barusan adalah hal yang wajar. Ini bukan pertama kalinya Dewi bersedia melakukan hal-hal seperti itu untuknya.

"Tidak apa-apa. Aku sendiri yang menginginkannya. Aku juga mau beli untuk diriku," ucap Dewi mencoba meyakinkan Kevin.

"Kau dengar sendiri, bukan?" ucap Kiran dengan wajah yang sangat tenang.

Dengan berat hati, Kevin pun akhirnya melepaskan tangan Dewi.

Kiran dapat menangkap raut kesal di wajah Kevin dan entah kenapa Kiran senang melihatnya.

Kiran tersenyum tipis sambil menyendok makanannya. Sepertinya, aku tahu cara untuk balas dendam padanya, ucap Kiran dalam hati.

Kiran belum bisa menerima kekalahannya dari Kevin. Ia merasa terhina karena Kevin menang dari dirinya dengan begitu mudah.


Seperti biasa, Kevin, Rendra dan Yuda akan menikmati waktu istirahat mereka dengan menonton siswa lain bermain bola di pinggir lapangan. Terkadang, mereka juga ikut bermain jika mereka sedang ingin.

"Hey hey hey! Lihat bagaimana singa betina itu memperlakukan Dewi," ucap Rendra pada kedua temannya.

Rendra dan Yuda pun mengikuti arah pandangan Rendra. Di sana, ada Kiran yang sedang berjalan di koridor kelas dengan Dewi yang berjalan di sampingnya.

Tapi bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah Dewi membawa banyak makanan dan juga beberapa buku di tangannya, sementara Kiran berjalan dengan santai tanpa membawa apa-apa. Mereka yakin, semua yang dibawa oleh Dewi adalah milik Kiran dan Dewi disuruh membawanya oleh Kiran.

"Apa yang salah?" tanya Yuda.

"Astaga. Kau sudah dibutakan oleh cinta. Lihatlah! Dewi—sahabatmu diperlakukan seperti pembantu," jawab Rendra kesal.

Kevin segera beranjak dari duduknya dengan wajah kesal. Ia sudah tidak bisa diam lagi.

"Vin, mau ke mana?" teriak Rendra ketika Kevin tiba-tiba beranjak dari sana.

"Kau memancing kemarahan Kevin. Kalau mereka bertengkar, itu semua ulahmu," ucap Yuda memperingati Rendra.

Setelah mengatakan itu, Yuda pun segera menyusul Kevin diikuti oleh Rendra. "Tunggu aku," teriak Rendra pada Yuda.

Kiran menghentikan langkahnya ketika Kevin berdiri di depannya.

Di hadapannya, Kevin berdiri dengan santai sambil memasukkan kedua tangannya ke kantong celana.

Kiran melipat kedua tangannya di depan dada. "Kau menghalangi jalanku," ucap Kiran dengan wajah menantang.

"Jalanmu? Ini bukan jalanmu, ini milik semua orang," balas Kevin.

"Minggir! Aku mau ke kelas!" titah Kiran tegas.

Kevin tersenyum meremehkan. "Kenapa aku harus menuruti wanita lemah sepertimu?" ucap Kevin yang sukses membuat emosi Kiran terpancing.

"Aku bilang minggir!" ucap Kiran dengan sedikit emosi.

"Minggir," ucap Dewi tanpa suara, akan tetapi masih bisa dimengerti oleh Kekasihnya.

"Dewi, serahkan itu padanya," ucap Kevin lembut.

Kiran tersenyum sinis. "Memang apa masalahnya jika kekasihmu membawa itu semua?"

"Aku tidak mengerti dengan makhluk sepertimu. Dewi adalah temanmu, tapi kau memperlakukannya seperti pembantu," sindir Kevin.

Kiran melirik tangan Dewi yang membawa buku dan juga makanan di tangannya. "Ah … itu," ucap Kiran.

"Dewi! Kemarikan itu!" ucap Kiran sambil mengambil kresek-kresek yang berisi makanan dari tangan Dewi.

Tanpa ba bi bu, kiran langsung membuang semua makanan itu ke tempat sampah yang ada di dekat mereka.

Kiran kembali berdiri di depan Kevin dengan senyuman menantang. "Kau puas? Itu adalah makanan kekasihmu! Dan aku sudah membuangnya ke tempat sampah. Jadi, kekasihmu tidak perlu lagi terbebani," ucap Kiran sambil menunjukkan seringainya.

Setelah mengatakan itu, Kiran melanjutkan langkahnya. Saat melewati Kevin, Kiran sengaja menubrukkan bahunya ke badan Kevin sebagai tanda bahwa ia tidak takut pada seorang Kevin Clavinova.

Dewi memperlihatkan wajah tidak suka pada Kevin dan itu membuat Kevin tidak mengerti.

Kevin dan Rendra hanya bisa bengong di tempatnya. Mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Pfttt. Kau menjadi pahlawan kesiangan. Ahaha. Pacarku memang yang terbaik," puji Yuda pada Kiran—kekasihnya.

Kevin dan Rendra mendelik tak suka pada Yuda. Akan tetapi, Yuda tetap tertawa dengan enaknya.

"Kekasihku memang suka membelikan makanan untuk Dewi dan yang lainnya." Yuda mencoba menjelaskan. "Kalian terlalu berprasangka buruk pada kekasihku," lanjut Yuda.

"Berprasangka? Aku jauh lebih mengenalnya daripada dirimu. Kau telah dibutakan oleh cinta," ucap Kevin sinis.

"Oh ya? Ah … tapi aku malah semakin mencintainya," balas Yuda, masih tetap tertawa.

"Hilih," ucap Rendra tak suka. "Aku heran, kenapa kau bisa berpacaran dengannya. Aku yakin, singa betina itu pasti menggunakan guna-guna," ucap Rendra penuh curiga.

Yuda hanya tertawa mendengar ucapan Rendra.

Kevin mengepalkan kedua tangannya sambil menatap kepergian Kiran. Ia merasa telah dipermalukan di depan semua orang. Kevin yakin, Kiran membelikan makanan untuk semua orang hanya untuk pencitraan.


Related chapters

  • Bad Friend   Bab 4 - Bendera Perang Dikibarkan

    Bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan keluar dari tempat yang memenjarakan mereka selama beberapa jam terakhir.Setelah semua orang keluar, barulah Kiran baru beranjak dari duduknya. "Ayo," ucap Kiran pada Dewi.Dewi pun ikut berdiri dan berjalan di belakang Kiran sambil membawa tas Kiran di tangan kirinya dan juga buku-buku yang Kiran pinjam dari perpustakaan di tangan kanannya.Kiran berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah, tempat sang sopir menjemput dirinya.Brak.Dewi tidak sengaja menjatuhkan buku-buku Kiran. Buku-buku itu memang cukup tebal, sehingga Dewi sedikit kesulitan untuk membawanya.Kiran langsung berbalik dan menatap tajam Dewi yang sedang memunguti buku-buku itu di

    Last Updated : 2021-05-19
  • Bad Friend   Bab 5 - Insiden Dasi

    "Wah … sepertinya peperangan sudah dimulai," ucap Rendra sambil tersenyum penuh arti.Yuda yang mendengar perkataan Rendra langsung menggeplak pelan kepala Rendra dengan sebuah buku yang ada di tangannya."Aww, apa-apaan kau ini!" ucap Rendra tidak terima."Jangan memperburuk keadaan," ucap Yuda santai.Kiran benar-benar merasa dipermainkan. Ia tidak terima. Kiran kemudian menggebrak meja dengan sedikit keras, membuat suasana di kelas menjadi hening seketika.Sekarang, semua mata tertuju pada kedua aktor utama dalam pertikaian ini. Penonton sangat antusias melihat apa yang terjadi.Kiran melangkahkan kakinya mendekati Kevin. Suasana semakin tegang. Tatapan penuh intimidasi yang Kiran layangkan, sedikit pun tidak menggentarkan Kevin. Tatap

    Last Updated : 2021-05-19
  • Bad Friend   Bab 6 - Masa Lalu yang Kelam

    Kiran sudah berada di dalam mobil sekarang. Wajah Kiran terlihat begitu tenang, namun tangannya masih saja gemetaran."Nona! Kita sudah sampai," ucap pak Hakim—supir yang biasa mengantar jemput Kiran.Sepertinya Kiran terlalu asyik dengan lamunannya, sampai-sampai Kiran tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di depan rumahnya."Nona!" Pak Hakim kembali memanggil Kiran, namun Kiran masih tidak menyahut juga.Pak Hakim pun menengok ke belakang. "Nona!" panggil pak Hakim sekali lagi sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kiran.Kiran pun akhirnya tersadar dari lamunannya."Maaf, Nona. Saya tidak sopan. Kita sudah sampai," ucap pak Hakim pada Kiran sambil meminta maaf.Kiran tidak merespon

    Last Updated : 2021-05-29
  • Bad Friend   Bab 7 - Terkena Bola

    Semua orang beralih menatap dasi yang Kevin pakai setelah Rendra berkata seperti itu.Ya. Rendra benar. Dasi yang dipakai Kevin terlihat lebih pendek daripada biasanya.Kevin melirik dasi yang ia pakai hari ini. "Oh … ini. Dasi yang kemarin tidak sengaja aku buang dan cuma ada dasi ini yang tersisa di tempatku," jawab Kevin sambil berjalan menuju bangku.Kevin memang hanya memiliki satu dasi, tidak seperti Kiran. Kevin berpikir, untuk apa beli banyak-banyak? Lagipula, jika ia butuh, ia hanya tinggal membelinya saja.Kiran memperhatikan dasi yang dipakai Kevin lamat-lamat ketika Kevin berjalan melewatinya. Kiran yakin, dasi yang dipakai oleh Kevin adalah dasi miliknya."Tapi jika dilihat-lihat … pakai dasi seperti itu keren juga," ucap Rendra dengan polosnya.

    Last Updated : 2021-05-31
  • Bad Friend   Bab 8 - Hujan Romantis

    "Ppttt." Fira menahan tawa ketika Kiran terkena bola. "Ini sangat lucu. Ahahah," ucap Fira pelan sambil menahan tawa.Rasti menyikut Fira yang duduk bersebelahan dengannya. "Diamlah! Kalau dia tahu kita menertawakannya, habislah kita," bisik Rasti pada Fira.Fira pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil terus menahan tawa."Apa kau baik-baik saja?" tanya Yuda khawatir.Kiran sebenarnya ingin menangis—tapi ketika ia melihat sekeliling—semua orang sedang memperhatikannya. Tidak. Kiran tidak boleh menangis. Kiran tidak ingin terlihat lemah di hadapan semua orang.Pandangan Kiran berhenti pada sosok pria yang menjadi penyebab ini semua, yaitu Kevin.Kevin yang menyadari Kiran sedang menatapnya malah t

    Last Updated : 2021-06-02
  • Bad Friend   Bab 9 - Misi Balas Dendam

    Kiran dan rombongannya sudah berada di dekat apartemen Kevin. Kiran memang berbohong tentang Dewi agar ia bisa melakukan rencananya untuk balas dendam pada Kevin."Nona, kenapa kita ke sini?" tanya pak Hakim.Kiran tersenyum penuh arti. "Aku ingin Pak Hakim melakukan sesuatu untukku," jawab Kiran yang duduk di belakang bersama bi Siti dan juga bi Sumi.Bi Siti dan bi Sumi sendiri sudah hampir memasuki kepala empat. Bi Siti berusia tiga puluh tahun, sementara bi Sumi berusia tiga puluh tujuh tahun.Bi Siti dan bi Sumi sudah bekerja sangat lama dengan keluarga Kiran. Sejak kecil, Kiran selalu di asuh oleh mereka berdua. Jadi, Kiran sangat dekat dengan mereka."Melakukan sesuatu?" tanya pak Hakim belum mengerti."Aku ingi

    Last Updated : 2021-06-04
  • Bad Friend   Bab 10 - Dua Mama

    Kiran turun dari dalam mobil mewahnya. Ia segera pergi menuju kelas dengan langkah sedikit terburu-buru."Dewi, ikut aku!" ucap Kiran dari ambang pintu.Semua orang yang ada di kelas merasa penasaran karena Kiran menyuruh Dewi untuk mengikutinya. Mereka semua mencoba menerka-nerkaDewi pun menghampiri Kiran dan berjalan mengikutinya di belakang."Kita mau ke mana?" tanya Dewi."Ikut saja," jawab Kiran singkat.Rasti yang baru saja sampai ke sekolah tanpa sengaja melihat mereka berdua."Mereka mau ke mana? Kelihatannya sangat buru-buru," gumam Rasti.Rasti terlihat berpikir. "Ah, sudahlah. Bukan urusanku juga."

    Last Updated : 2021-06-06
  • Bad Friend   Bab 11 - Identitas

    Kevin, Rendra dan juga Dewi kembali ke kelas mereka. Perhatian semua orang di kelas tertuju pada mereka bertiga."Lihat! Kenapa mereka cuma datang bertiga? Pasti ada yang tidak beres," ucap Fira pada Rasti.Rasti hanya diam. Sebenarnya ia tahu masalahnya. Tapi ia memilih untuk diam. Rasti rasa, ia tidak berhak untuk ikut campur dengan persoalan mereka."Kalian darimana saja?" tanya Yuda penasaran karena mereka bertiga melewatkan jam pelajaran pertama."Kita abis ngeberesin si biang masalah," jawab Rendra sambil duduk di kursinya.Sementara itu, Dewi hanya bisa menundukkan wajahnya di tempatnya."Ngeberesin si biang masalah? Kiran maksudnya?" tebak Yuda. "Memangnya ada apa? Terus Kirannya mana?" tanya Yuda yang tak meli

    Last Updated : 2021-06-09

Latest chapter

  • Bad Friend   Bab 12 - Jebakan Teman

    "Sayang … apa kamu yakin akan masuk hari ini?" tanya Rima pada Kiran ketika mereka sedang sarapan.Kiran menganggukan kepalanya. "Iya, Ma. Lagipula masa skorsing ku sudah berakhir.""Bagaimana luka di kepalamu? Apa sudah tidak sakit lagi?" tanya Rima khawatir."Iya. Mama tenang saja. Dokter kan sudah bilang kalau ini hanya luka luar dan tidak berbahaya," jawab Kiran."Oh ya, Ma. Ayah kemana?" tanya Kiran yang tidak menemukan ayahnya di meja makan."Ayah ada urusan mendadak. Jadi dia sudah pergi sejak tadi.""Oh … padahal hari ini aku ingin berangkat bersama ayah ….""Permisi, Non. Kata pak satpam, ada yang menjemput Non Kiran di depan," ucap bi Siti.

  • Bad Friend   Bab 11 - Identitas

    Kevin, Rendra dan juga Dewi kembali ke kelas mereka. Perhatian semua orang di kelas tertuju pada mereka bertiga."Lihat! Kenapa mereka cuma datang bertiga? Pasti ada yang tidak beres," ucap Fira pada Rasti.Rasti hanya diam. Sebenarnya ia tahu masalahnya. Tapi ia memilih untuk diam. Rasti rasa, ia tidak berhak untuk ikut campur dengan persoalan mereka."Kalian darimana saja?" tanya Yuda penasaran karena mereka bertiga melewatkan jam pelajaran pertama."Kita abis ngeberesin si biang masalah," jawab Rendra sambil duduk di kursinya.Sementara itu, Dewi hanya bisa menundukkan wajahnya di tempatnya."Ngeberesin si biang masalah? Kiran maksudnya?" tebak Yuda. "Memangnya ada apa? Terus Kirannya mana?" tanya Yuda yang tak meli

  • Bad Friend   Bab 10 - Dua Mama

    Kiran turun dari dalam mobil mewahnya. Ia segera pergi menuju kelas dengan langkah sedikit terburu-buru."Dewi, ikut aku!" ucap Kiran dari ambang pintu.Semua orang yang ada di kelas merasa penasaran karena Kiran menyuruh Dewi untuk mengikutinya. Mereka semua mencoba menerka-nerkaDewi pun menghampiri Kiran dan berjalan mengikutinya di belakang."Kita mau ke mana?" tanya Dewi."Ikut saja," jawab Kiran singkat.Rasti yang baru saja sampai ke sekolah tanpa sengaja melihat mereka berdua."Mereka mau ke mana? Kelihatannya sangat buru-buru," gumam Rasti.Rasti terlihat berpikir. "Ah, sudahlah. Bukan urusanku juga."

  • Bad Friend   Bab 9 - Misi Balas Dendam

    Kiran dan rombongannya sudah berada di dekat apartemen Kevin. Kiran memang berbohong tentang Dewi agar ia bisa melakukan rencananya untuk balas dendam pada Kevin."Nona, kenapa kita ke sini?" tanya pak Hakim.Kiran tersenyum penuh arti. "Aku ingin Pak Hakim melakukan sesuatu untukku," jawab Kiran yang duduk di belakang bersama bi Siti dan juga bi Sumi.Bi Siti dan bi Sumi sendiri sudah hampir memasuki kepala empat. Bi Siti berusia tiga puluh tahun, sementara bi Sumi berusia tiga puluh tujuh tahun.Bi Siti dan bi Sumi sudah bekerja sangat lama dengan keluarga Kiran. Sejak kecil, Kiran selalu di asuh oleh mereka berdua. Jadi, Kiran sangat dekat dengan mereka."Melakukan sesuatu?" tanya pak Hakim belum mengerti."Aku ingi

  • Bad Friend   Bab 8 - Hujan Romantis

    "Ppttt." Fira menahan tawa ketika Kiran terkena bola. "Ini sangat lucu. Ahahah," ucap Fira pelan sambil menahan tawa.Rasti menyikut Fira yang duduk bersebelahan dengannya. "Diamlah! Kalau dia tahu kita menertawakannya, habislah kita," bisik Rasti pada Fira.Fira pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil terus menahan tawa."Apa kau baik-baik saja?" tanya Yuda khawatir.Kiran sebenarnya ingin menangis—tapi ketika ia melihat sekeliling—semua orang sedang memperhatikannya. Tidak. Kiran tidak boleh menangis. Kiran tidak ingin terlihat lemah di hadapan semua orang.Pandangan Kiran berhenti pada sosok pria yang menjadi penyebab ini semua, yaitu Kevin.Kevin yang menyadari Kiran sedang menatapnya malah t

  • Bad Friend   Bab 7 - Terkena Bola

    Semua orang beralih menatap dasi yang Kevin pakai setelah Rendra berkata seperti itu.Ya. Rendra benar. Dasi yang dipakai Kevin terlihat lebih pendek daripada biasanya.Kevin melirik dasi yang ia pakai hari ini. "Oh … ini. Dasi yang kemarin tidak sengaja aku buang dan cuma ada dasi ini yang tersisa di tempatku," jawab Kevin sambil berjalan menuju bangku.Kevin memang hanya memiliki satu dasi, tidak seperti Kiran. Kevin berpikir, untuk apa beli banyak-banyak? Lagipula, jika ia butuh, ia hanya tinggal membelinya saja.Kiran memperhatikan dasi yang dipakai Kevin lamat-lamat ketika Kevin berjalan melewatinya. Kiran yakin, dasi yang dipakai oleh Kevin adalah dasi miliknya."Tapi jika dilihat-lihat … pakai dasi seperti itu keren juga," ucap Rendra dengan polosnya.

  • Bad Friend   Bab 6 - Masa Lalu yang Kelam

    Kiran sudah berada di dalam mobil sekarang. Wajah Kiran terlihat begitu tenang, namun tangannya masih saja gemetaran."Nona! Kita sudah sampai," ucap pak Hakim—supir yang biasa mengantar jemput Kiran.Sepertinya Kiran terlalu asyik dengan lamunannya, sampai-sampai Kiran tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di depan rumahnya."Nona!" Pak Hakim kembali memanggil Kiran, namun Kiran masih tidak menyahut juga.Pak Hakim pun menengok ke belakang. "Nona!" panggil pak Hakim sekali lagi sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kiran.Kiran pun akhirnya tersadar dari lamunannya."Maaf, Nona. Saya tidak sopan. Kita sudah sampai," ucap pak Hakim pada Kiran sambil meminta maaf.Kiran tidak merespon

  • Bad Friend   Bab 5 - Insiden Dasi

    "Wah … sepertinya peperangan sudah dimulai," ucap Rendra sambil tersenyum penuh arti.Yuda yang mendengar perkataan Rendra langsung menggeplak pelan kepala Rendra dengan sebuah buku yang ada di tangannya."Aww, apa-apaan kau ini!" ucap Rendra tidak terima."Jangan memperburuk keadaan," ucap Yuda santai.Kiran benar-benar merasa dipermainkan. Ia tidak terima. Kiran kemudian menggebrak meja dengan sedikit keras, membuat suasana di kelas menjadi hening seketika.Sekarang, semua mata tertuju pada kedua aktor utama dalam pertikaian ini. Penonton sangat antusias melihat apa yang terjadi.Kiran melangkahkan kakinya mendekati Kevin. Suasana semakin tegang. Tatapan penuh intimidasi yang Kiran layangkan, sedikit pun tidak menggentarkan Kevin. Tatap

  • Bad Friend   Bab 4 - Bendera Perang Dikibarkan

    Bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan keluar dari tempat yang memenjarakan mereka selama beberapa jam terakhir.Setelah semua orang keluar, barulah Kiran baru beranjak dari duduknya. "Ayo," ucap Kiran pada Dewi.Dewi pun ikut berdiri dan berjalan di belakang Kiran sambil membawa tas Kiran di tangan kirinya dan juga buku-buku yang Kiran pinjam dari perpustakaan di tangan kanannya.Kiran berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah, tempat sang sopir menjemput dirinya.Brak.Dewi tidak sengaja menjatuhkan buku-buku Kiran. Buku-buku itu memang cukup tebal, sehingga Dewi sedikit kesulitan untuk membawanya.Kiran langsung berbalik dan menatap tajam Dewi yang sedang memunguti buku-buku itu di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status