Share

58. Get Ready!

Penulis: HANINA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Malam harinya Karin sudah bersiap dengan dandanan make-up yang sempurna. Ia bertekad harus bisa mendapatkan mangsa baru demi kelanjutan hidup mapan tanpa harus susah payah bekerja. Ditemani Tata, Karin meluncur ke sebuah klub malam elit di kawasan Jakarta Selatan.

"Bagaimana penampilan gue, Ta?" Karin tak henti-hentinya berkaca memeriksa make-up di wajahnya.

"Sempurna, gaun terusan ini pas melekat di tubuh elo. Terlihat sèksi dan menarik, apalagi depan belakang berisi semua, Rin." Tata berkata jujur, tubuh Karin yang tinggi semampai sangat proporsional. Berisi di bagian yang tepat, sehingga gaun séksi yang ia kenakan semakin terlihat sempurna.

"Kalau gitu, gue semakin yakin nanti malam bakal nyantol kelas kakap." Karin mengibaskan rambut pirangnya hasil dari pewarnaan salon kecantikan terkenal.

"Sip deh, kalau elo punya semangat yang tinggi." Tata semakin bersemangat memberi motivasi kepada Karin agar gadis itu tidak menginap lagi di apartemennya. Tata memang bersahabat baik dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BROKEN (INDONESIA)    59. Pindah ke Amerika

    Suara gaun yang dirobek oleh Mark, mendominasi ruangan VIP di hotel yang akan digunakan mereka untuk mengarungi lautan nàfsu. Mata sayu Mark memancarkan api bìrahi yang siap melahap tubuh mòleknya Karin. Karin yang sedikit terkejut dengan aksi Mark yang merobek gaunnya hanya tersenyum simpul sampil mempersiapkan hatinya karena hampir satu bulan, ia tidak melakukan hubungan badan dengan lawan jènis. Mark sudah kalap, melihat keindahan tubuh Karin menaikkan level hormon kelelakiannya. Ia lalu mengangkat tubuh Karin lalu membantingnya ke atas ranjang. Mark yg kesadarannya sudah dipengaruhi oleh alkohol sudah tidak bisa mengendalikan kewarasannya. Tanpa menunggu Karin untuk sedikit bernapas, Mark langsung menerjang Karin setelah ia melucuti seluruh bajunya. Bagaikan singa yang kelaparan, Mark melampiaskan nàfsunya. Karin yang biasanya selalu mendèsah ketika melakukan kontak fisik dengan lawan jènisnya, kini harus menjerit karena Mark melakukannya dengan kasar. Karin tidak merasakan nìk

  • BROKEN (INDONESIA)    60. I Found You!

    "Membawaku ke Amerika?" Karin menganga mendengar perkataan Mark. "Yeah, I want you to be my queen, beautiful." Mark mencubit hidung mancung Karin. "But …? No excuse!" Mark sudah mendekatkan wajahnya ke wajah Karin. Ia ingin menikmati bibir ranum milik Karin yang sangat menggoda hasratnya. Pintu terbuka apartemen terbuka. "Ups sorry," Tata muncul ketika pintu terbuka dari dalam. Ia langsung berbalik arah dan kembali masuk ke dalam apartemen. Mark menghentikan langkahnya untuk keluar dari apartemen. "Your friend?" "Yup aku nggak punya rumah, sekarang numpang di apartemen temanku." "Besok aku akan membelikan apartemen untukmu. So kamu nggak usah numpang lagi." "Eh jangan, nggak usah!" Karin yang biasanya matre menolak maksud baik dari Mark. "Besok aku akan menjemputmu jam delapan pagi." Mark mendorong tubuh Karin untuk masuk. "Bye see you tomorrow." Mark meninggalkan Karin yang mematung. "Wow black card, mimpi apa lo semalem?" Tata langsung keluar dari tempat persembunyiannya.

  • BROKEN (INDONESIA)    61. Will You Marry Me?

    "Mark …!" Karin terkejut setengah mati, orang yang sedang dihindari malah sudah berada tepat di hadapannya. "Beautiful, kenapa menghindar? Apa maksudmu dengan mengembalikan kartu ini?" Mark memicingkan matanya. Tidak sulit untuk menemukan Karin, orang suruhannya dengan mudah mencarinya karena mereka punya jaringan dengan preman penguasa Ibu Kota. "M-Mark, a-aku …." Karin ketakutan sampai seluruh tubuhnya bergetar, suaranya terdengar lirih dan terbata-bata. "Hey beautiful, I like you." Mark langsung berlutut di depan Karin, ia bersimpuh sambil memegang kaki Karin. Pengunjung kafe di mall langsung mengerubungi Mark dan Karin, bahkan beberapa orang ada yang mengambil photo dan video. Karin menoleh ke kanan dan ke kiri, ia merasa malu menjadi pusat perhatian pengunjung mall. "Beautiful, forgive me, hum …?" Mark memandang Karin dengan tatapan mengiba. Karin kebingungan dengan permintaan Mark yang tidak ingin ia terima. Namun pandangan pengunjung mall seakan menghakimi Karin yang masi

  • BROKEN (INDONESIA)    62. Yes, I Do

    Risa diam tak bergeming, pikirannya kosong. Ia tidak menyangka kalau Al akan melamarnya secepat ini."Will you marry me, Risa Aulia?" Al berjalan mendekati Risa sedangkan anak-anak panti memberi jalan Al lalu melingkari mereka yang berada di tengah."Al …." Mata Risa berkaca-kaca, berbagai rasa berkecamuk dalam batinnya. Wanita manapun akan bahagia mendengar ajakan untuk menikah. Apalagi permintaan itu datangnya dari seorang berondong muda yang mempunyai berbagai kelebihan."Risa, will you …."~~~~~~~Bandung."Selamat

  • BROKEN (INDONESIA)    63. Menjadi Saksi Nikah Mantan

    "Yes I do." Al tersenyum lalu ingin memeluk Risa. Tangannya tergantung di udara setelah menyadari mereka berada di dalam kerumunan anak-anak panti. "Anak-anak, terima kasih, ya …?" Sekarang kalian masuk ke dalam. Di dalam sudah tersedia aneka minuman dan camilan." "Ye …." Mereka berseru riang karena tahu Al selalu membelikan mereka makanan dan minuman enak yang jumlahnya tidak sedikit. "Pinter, ya? Memanipulasi anak-anak demi kepentingan pribadi." Risa menghapus sisa-sisa air matanya. "Nggak pinter, nggak akan bisa dapatin kamu." Al langsung merengkuh tubuh mungil Risa dalam pelùkannya. "Terima kasih sudah mau menerimaku." Al mendaratkan bibir tipisnya di pucuk kepalanya Risa. Wangi shampo yang melekat di rambut Risa menjadi salah satu aroma yang menjadi favoritnya Al. "Udah, lepasin, belum halal juga!" Risa mendorong tubuh Al. "Hahaha, iya-iya, secepatnya akan aku resmikan hubungan kita supaya sah secara agama dan negara." ***Satu bulan kemudian di Puncak Bogor. Karin berjal

  • BROKEN (INDONESIA)    64. Sah!

    Karin mengerjap tatkala silau sinar mentari pagi menerobos masuk melalui sela gorden yang terbuka. Ia merasakan sesuatu yang berat menimpa tubuhnya. Ya sesuatu itu adalah Mark yang melingkarkan tangan di perut rata Karin sedangkan kepalanya terbenam di leher Karin. Embusan napas hangat Mark memberikan sensasi lain padanya. Karin tersenyum simpul membayangkan percintaan panasnya. Semalam, Mark, memperlakukannya dengan sangat lembut dan hati-hati. Mark bahkan sempat menanyakan gaya dan cara apa yang bisa membuat Karin nyaman. 'Ah mungkin aku yang salah menilainya. Mark laki-laki yang baik dan mapan. Apalagi yang aku cari. Aku harus melupakan Mas Danu secepatnya dan membuka hati untuk Mark.' Karin mengelus rambut pirang Mark. "Morning, Bautiful?" Suara Mark terdengar serak memecah keheningan. "Morning, Honey." Karin mengubah nama panggilannya kepada Mark. "Honey? Panggilan nama yang Manis, aku suka itu." Mark tersenyum sekilas lalu kembali memejamkan matanya. "I'm sorry." "For …?"

  • BROKEN (INDONESIA)    65. Papa Rindu

    Puncak Bogor Jawa Barat. "Honey, enough." Karin terkekeh mendengar Mark merayunya lagi. Ini sudah yang ke berapa lagi, Karin tidak bisa menghitungnya. Sejak Karin berinisiatif untuk merayu Mark, seharian mereka saling memuaskan satu sama lain tanpa lelah hanya terjeda dengan mengisi perut mereka karena lapar. Seluruh ruangan vila mereka coba, dari ruang tamu, dapur, kamar mandi bahkan balkon tempat terbuka juga mereka gunakan untuk melebur nàfsu yang seolah tidak bisa dipadamkan. Mark selalu meminta Karin untuk melayaninya, laki-laki itu beralasan satu bulan lamanya ia rela tidak melakukan hubungan badan demi menjaga hati dan raganya untuk Karin. "The last one's, okay." Napas Karin terengah berkejaran dengan napas Mark yang saat ini berada di atas ránjang. "Okay, I promise you, Beautiful." Mark langsung menerjang tubuh Karin kembali. Suara rintihan kembali terdengar di antara suara sengal napas dan suara désahan dari mereka berdua. "Beautiful …" "Honey …." ***Jakarta. "Sah!"

  • BROKEN (INDONESIA)    66. Aku akan Menunggumu

    Hampir satu jam Danu duduk di depan makam Satria di bawah guyuran air hujan. Segala keluh kesah telah ia keluarkan. Ada rasa sedikit lega setelah mengeluarkan unek-unek di hatinya. Walaupun hanya suara petir dan air hujan yang nenanggapinya. "Papa pulang dulu, Nak. Besok Papa akan datang kemari lagi. Mungkin dalam satu minggu ini Papa akan datang ke sini setiap hari karena Papa dalam masa libur kerja. Jangan khawatir, Mama dalam keadaan yang sangat baik. Walaupun kami berpisah, Papa Akan selalu mendoakan untuk kebahagiaan Mama, Sayang." Danu mengelus batu nisan Satria sebelum meninggalkan area pemakaman. Danu juga membacakan doa untuk mendiang Satria dan Hendi, mertuanya.Danu berjalan gontai menuju jalan raya. Mungkin karena efek air hujan, tubuhnya mulai menggigil kedinginan. Ditambah suasana hati yang sedang galau benar-benar membuat sistem imun di tubuhnya menjadi lemah.Sudah lama Danu berdiri namun tak ada satu pun taksi yang lewat. Pandangan Danu mulai mengabur, kepalanya mulai

Bab terbaru

  • BROKEN (INDONESIA)    99. Selamanya Bahagia

    Delapan belas tahun telah berlalu, tapi pernikahan kedua Danu dan Risa semakin romantis. Walaupun umur keduanya tidak lagi muda. Seperti saat ini, di taman belakang saat sore hari, Danu dan Risa menghabiskan waktu bersama pada hari sabtu, minggu atau hari libur lainnya. Mereka akan duduk berdua sambil berpelukan dan bercerita keseharian mereka ketika tidak bersama. Danu akan bercerita keadaan kantor beserta permasalahannya dan Risa bercerita tentang keadaan rumah dan Satria. Bocah bule yang ditemukan di depan pintu yayasan sosial milik Risa itu kini tumbuh sebagai remaja tampan dan sangat aktif. Dingin di luar tapi sangat cerewet di saat-saat tertentu. Seperti saat ini, remaja tampan itu sudah menggoda kedua orang tua angkatnya dengan bercie-cie ria. "Astaga, kalian, mataku ternodai." goda Satria yang tiba-tiba muncul lalu mengolok kemesraan Danu dan Risa. "Kamu juga gitu, nanti, kalau udah ketemu cewek yang kamu suka." jawab Danu yang belum mau melepaskan pinggang istrinya. "Ish …

  • BROKEN (INDONESIA)    98. Akhir Bahagia

    Hati Danu seakan ingin melompat dari dalam dadanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, takut jika yang dilihatnya adalah halusinasi. Dengan mencubit kulit di lengannya, laki-lski itu memastikan jika yang dilihatnya adalah kenyataan. "Mas Danu," panggil Risa lirih. "Mas." "Eh iya," Danu terlonjak dengan panggilan Risa. Ia bangun dari ranjang lalu mendekati Risa. "Sayang," Danu menangkup wajah Risa yang malam ini terlihat sangat cantik dengan sentuhan make-up minimalis. "Malam ini …?" Risa menganggukkan kepalanya yang disambut senyum lebar dari bibir tipisnya Danu. "Maaf, telah membuat Mas, menunggu lama." "Tidak apa, Mas rela menunggumu." Danu langsung memèluk tubuhnya Risa dengan erat sambil mengècupi puncak kepalanya. Ia menarik kedua tongkat yang menyangga tubuhnya Risa lalu mengangkat tubuh mungil itu ke atas rànjang. Dengan pelan-pelan, Danu membaringkan tubuh istrinya. Pandangan mereka bertemu, Risa tersipu malu ketika suaminya menatapnya dengan lekat. Tatapan mata itu

  • BROKEN (INDONESIA)    97. Mas Danu

    Risa kaget, ia tentu merasakan tonjolan itu. Ia juga paham jika Danu sedang terangsang. Salahnya, ia tergesa-gesa sehingga tidak sengaja terpeleset lalu mengakibatkan insiden yang tidak diinginkannya. "M-maaf," ucap Risa dengan malu-malu. Sebenarnya sudah satu bulan yang lalu ia sudah membuka hatinya untuk menerima kehadiran Danu seutuhnya sebagai seorang suami. Dirinya pun sudah siap jika suatu saat, Danu meminta haknya. Namun ia malu untuk mengatakannya, ketulusan Danu dan perhatiannya selama ini. Dapat Risa rasakan jika tidak pura-pura atau dibuat-buat. Ia juga bisa melihat, tatapan penuh cinta dari Danu selaku ditujukan padanya ketika mereka berhadapan. Jujur, ia sedikit minder dengan keadaan fisiknya yang cacat, yang hanya mempunyai satu kaki. "Oh, tidak apa, kamu baik-baik saja, sayang. Eh … R-ris," mulut Danu selaku gatal untuk memanggil istri tercintanya itu dengan sebutan sayang. "A-aku baik-baik saja, Dan." Risa tak kalah canggung. Posisi mereka dan keadaan dirinya yang ha

  • BROKEN (INDONESIA)    96. Insiden Manis

    "Dan," panggil Risa setelah mendengar nama Karin. Saat ini mereka sedang berada di ruang makan untuk sarapan. "Ris, Karin, meninggal tadi malam di rumah sakit pusat rehabilitasi penyakit AIDS." jelas Danu, yang tahu jika Risa penasaran dengan panggilan telepon yang baru dijawabnya dan menyebutkan nama Karin. "Sebaiknya kamu cuti untuk menghadiri proses pemakamannya Karin. Bagaimanapun, dia pernah menjadi bagian penting dalam hidupmu." ucap Risa tulus. "Ris, kamu …?" "Aku sudah memaafkannya, aku pikir, semua sudah takdir dari Tuhan." "Terima kasih, Ris." Danu tidak menyangka, Risa akan begitu mudah memaafkan kesalahan Karin yang begitu besar padanya di masa lampau. Hati wanita itu sangat baik."Aku tidak bisa ikut, kondisiku yang begini, tidak memungkinkan dan tidak ada yang mengurus Satria.""Benar, sebaiknya, kamu di rumah, jagain Satria." Danu pikir, keputusan itu sudah tepat demi kebaikan semua. "Sudah, sana cepat berangkat sebelum jalanan ramai, daripada terjebak macet nanti.

  • BROKEN (INDONESIA)    95. Berita Duka

    "Bagaimana bisa?" Risa terperangah mendengar pengakuan dosa dari Karin. Seketika dadanya terasa sesak, Papa yang sangat dicintainya meninggal gara-gara mantan madunya."Maafkan aku, Ris, aku ….""Katakan padaku, bagaimana, Papa, bisa meninggal?" titah Risa."Setelah kelahiran Satria, Mas Danu, mulai menjauhiku. Dia memutuskan untuk meninggalkanku demi Satria. Ia merasa bersalah dengan keadaan Satria yang mengidap penyakit gagal jantung. Mas Danu merasa, semua karena kesalahannya. Sewaktu, kamu, mengandung, Mas Danu tidak memperhatikanmu karena sibuk mengurusku. Ia ingin menebus kesalahannya dengan merawat Satria dan meninggalkanku.""Aku yang sudah terbiasa mendapatkan perhatian dan uang jajan darinya. Merasa

  • BROKEN (INDONESIA)    94. Memohon Pengampunan

    Mereka saling berpandangan.Danu mengerjap beberapa kali karena tidak percaya melihat kehadiran Karin di depan matanya. Mantan istri sirinya yang dulu terlihat sangat cantik dan sèksi itu sekarang terlihat layu. Karin memakai kaos dan celana training panjang yang menutupi seluruh lekuk tubuhnya. Pakaian ketat yang sudah menjadi ciri khasnya tak terlihat hari ini. Mukanya kusam tanpa make up, kulitnya tampak kering tidak seperti dulu yang terlihat glowing dan terawat."Mas Danu ….""K-karin."Karin langsung bersimpuh dihadapan Danu."Ada apa? Jangan begini, malu dilihat orang." Danu beringsut mundur ke belakang."Mas, Mas Danu, tolong aku." tangis Karin mulai pecah.

  • BROKEN (INDONESIA)    93. Bertemu Karin 2

    "Oh ya …," Mata Karin terbelalak namun kemudian berubah sendu. "Syukurlah kalau mereka bersama lagi." "Apa maksud Lo?" "Gue yang jadi duri di pernikahan mereka." jawab Karin dengan lemah. "Rin, cerita dong, ada apa sebenarnya sama Elo? Setiap rumah sakit Elo datangi. Sebenarnya Elo sakit apa?" tanya Sisi. "Atau bener, Elo hamil? Siapa bapaknya, biar kita berdua yang datangi minta pertanggung jawaban." Kali ini Tata angkat bicara. Karin hanya menggeleng. "Terus ngapain Elo nolak tawaran untuk jadi sugar babynya Tuan Adrian?" Sisi keheranan. "Sampai kapan Elo hidup menderita, tinggal di kontrakan sempit ini sedangkan mantan suami

  • BROKEN (INDONESIA)    92. Pernikahan Kedua

    Keesokan harinya.Sesuai kesepakatan bersama, pernikahan Risa dan Danu untuk yang kedua kalinya akan dilaksanakan di KUA secara sederhana sesuai dengan permintaan Risa. Tadinya Sinta tidak setuju. Bagaimanapun Sinta ingin mengadakan syukuran kecil-kecilan dari kalangan staf panti dan keluarga. Namun Risa yang bersikeras menolak, membuat Sinta tidak berani memaksakan kehendaknya. Setidaknya ia berhasil memaksa Risa untuk memakai kebaya pengantin berwarna putih. Agar terlihat lebih sacral di hari penting ini."Sudah siap!" Sinta menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sedikit lagi, Bu." jawab sang make up artis yang disewa oleh Sinta."Oke, teruskan saja, Mbak. Saya tunggu di sini." Sinta mengambil kursi lalu duduk tidak jauh dari Risa. Ia memandang Risa yang sedang disa

  • BROKEN (INDONESIA)    91. Karma

    Satu bulan kemudian."Bagaimana? Nggak mungkin kamu terus- terusan menggantung perasaan mereka, Ris?" Sinta yang sedang menimang Satria, menanyakan keputusannya tentang dua lamaran dari dua orang yang berbeda.Risa diam, bimbang dengan pilihannya."Kamu juga harus memikirkan Satria, jika kamu sudah memutuskan untuk merawatnya. Harus menyiapkan juga lingkungan pendukung untuk tumbuh kembangnya. Bukan hanya harta, tapi kelengkapan sebuah keluarga yang akan membentuk kesehatan psikisnya. Seorang anak memerlukan poker lengkap,seorang Ayah dan ibu yang akan menjadi panutan sekaligus pelindungnya. Kasih sayang dari dua orang tua, jauh lebih baik dibandingkan dengan seorang single parents. Kamu sendiri sudah pernah merasakannya, bukan?""Iya, Ma, aku tahu." Risa menatap lekat S

DMCA.com Protection Status