Share

2

Author: lxmonozero
last update Last Updated: 2021-08-18 12:06:41

Jam istirahat kedua sudah habis dari lima belas menit yang lalu. Tapi, guru belum juga masuk ke kelas. Alhasil, suasana kelas tidak terkondisikan.

Semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kegiatannya seperti ghibahin orang, nonton K-pop sambil teriak-teriak, nonton XXX dipojokan, gitaran sambil nyanyi-nyanyi tidak jelas dan sebagainya.

Sama halnya dengan cowok yang duduk diatas meja dengan menyandarkan punggunya ditembok. Dia asyik dengan handphonenya. Entah apa yang dia mainkan.

"Lang!"

"Anter gue, yuk!" ajak Roney menyadarkan Elang dari kesibukan memainkan ponselnya.

"Kemana, Ron?" tanya Elang dengan mata fokus ke ponselnya.

"Gue mau ketemu orang" jawab Roney pelan.

Elang mengerutkan dahinya "Siapa?"

"Ayolah, anterin gue dulu" jawab Roney sekenanya.

Elang memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. Tanpa basa-basi menuju ke parkiran. Roney tersenyum senang dan membuntuti Elang dari belakang.

"Anterin gue ke jalan Cassablanca" ucap Roney menyuruh Elang.

"Hum?" Elang menghidupkan

mobilnya.

"Bukannya itu..." Elang tidak melanjutkan ucapannya.

Jalan itu terdengar familiar di telinganya. Tapi, Elang tidak tahu itu tempat apa dan dimana letaknya.

"Iya. Buruan ah" titah Roney setelah memakai seatbeltnya.

"Emang itu dimana si?" tanya Elang.

Roney menepuk jidatnya.

"Gue kira lo tau"

Elang menggelengkan kepalanya.

                               ***

Ting!

Maya membuka pesan yang masuk ke ponselnya.

Gue lagi otewe

"Okay!" ucap Maya tanpa membalas pesan tersebut.

Maya kini sedang di Cambria Club. Tepatnya, berada didepan clubnya. Maya ingin masuk. Tapi, dia sedang sakit. Dua jam lagi club itu baru buka. Bisa saja sih, Maya masuk. Karena Maya juga memegang kunci cadangan. Tapi, lagi-lagi Maya sedang tidak mood dan perutnya sedang bermasalah.

Tidak lama kemudian, mobil sport hitam terpakir tidak jauh dari tempat Maya berdiri.

"kayanya itu deh" batin Maya.

Seorang lelaki keluar dari mobil itu. Tapi, bukan dari bagian pengemudi.

"Ngegrab kah dia?" batin Maya menebak.

"Hai...  " sapa Roney dengan senyuman.

"Manis" batin Maya memuji.

"Hai, juga" balas Maya. Maya dan Roney saling berjabat tangan.

"Maya Imelda,ya?" tanya Roney ramah.

"Iya. Anda?" tanya balik Maya.

"Roney Satria"

"Masih SMA?"

"Iya. Kelas tiga"

"Ohh.."

Roney terdiam bingung harus mengeluarkan kalimat apa lagi.

"Sebentar ya" pamit Roney.

Kemudian Roney berlari menuju parkiran menghampiri Elang.

Tok .. tok .. tok.

Roney mengetuk kaca mobil.

"Kenapa?" tanya Elang.

"Elo cabut duluan aja" jawab Roney.

"Terus elo balik sama siapa?" tanya Elang yang membuat Roney berfikir.

Roney menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Hee.. gatau" jawab Roney dengan cengiran polosnya.

"Gue tungguin disini"

"Pulang aja, Lang. Takutnya gue lama. Gue gapapa" bujuk Roney.

Elang terdiam untuk berfikir. Jika itu maunya Roney. Yasudah.

"Yaudah. Gue duluan ya"

Roney mengacungkan jempolnya.

"Makasih, Lang" ucap Roney tulus.

Elang mengangguk.

"Selamat bersenang-senang!"

"Haha.. bisa ae lu"

Mobil Elang keluar dari parkiran. Roney bergegas menemui Maya lagi.

"Siapa? Grab?" tanya Maya penasaran.

"Haha. Bukan. Itu temen gue" jujur Roney.

"Oh.. elo gak punya mobil?"

"Nggak..." jawab Roney pelan. Kepala Roney menunduk malu.

"Aishh.. salah sasaran gue" batin Maya.

"Oh.." Maya menanggapi sewajarnya.

"Gue pengen ketemu elo, bukan buat make elo kok" jelas Roney.

Hati Maya mencelos mendengar salah satu kata yang diucapkan Roney. Maya teringat sesuatu.

"Elo dapet nomer gue dari siapa?" tanya Maya nyolot.

"Dari Rere"

"Rere?"

"Iya. Rere partner lo kan?"

"Kampret lu,Re" umpat Maya pelan. Namun, terdengar oleh Roney.

"Gue kira dapet dari apps. Kalo dari apps kan cowoknya gak main-main. Pasti berduit semua" batin Maya.

"Lucu banget lo May. Haha"

Maya mendelik menatap Roney yang sedang menertawakannya.

"Lucu, lucu. Kucing lo tuh lucu!" ucap Maya sebal.

"Haha. Yaudah, gemes aja deh"

Maya menatap tajam Roney tanpa membalas ucapannya.

"Hehe" Roney nyengir memamerkan giginya yang rapi.

Maya terdiam.

"Kok cakep?"

Roney menjadi salah tingkah dengan diamnya Maya. Maya diam dengan mata tidak berkedip memandangi Roney.

"Ikut gue, yuk" Roney tidak sadar menarik lengannya Maya.

Maya memandangi tangannya Roney yang kini sedang menggenggam lengannya.

"Ayo! Kok diem?"

"Seriusan mau jalan kaki?"

"Iya. Terus?"

Maya melepaskan lengannya dari genggaman Roney dan memanyunkan bibirnya.

Roney mengerti.

"Deket sini kok. Ngga nyampe 15 menit"

Maya teringat sesuatu.

Kalau bukan untuk mempertahankan hidupnya agar tidak menjadi gelandangan. Maya tidak akan repot-repot berjalan bersama Roney dibawah panasnya matahari. Ditambah perutnya yang sedang tidak baik-baik saja.

"Yaudah. Ayo!" ajak Maya semangat.

Gantian, kini Maya yang menarik tangan Roney.

"Gue masih pengen tidur dikasur"

Roney tersenyum dengan tingkahnya Maya yang menurutnya sangat lucu. Apalagi kini tangan Roney melekat dengan pas di genggaman tangan Maya.

Lagi-lagi Roney tersenyum memandangi Maya yang kini berjalan didepannya. Tangan mereka tidak lepas. Entah Maya sadar atau tidak. Roney tidak peduli.

"Salah.  Belok kanan" pandu Roney.

Maya berhenti sejenak.

"Salah ya" gumam Maya tanpa menoleh.

Kemudian Maya berbelok kearah kanan.

                          

Related chapters

  • BERONDONG   3

    🙎 Yang 🤵🏻 Apa?🙎 Sakit perut 😞🤵🏻 Haid?🙎 Heem 🤵🏻 Terus aku harus gmna?🙎 Beliin pembalut dong yang, ya ya 😙🤵🏻 OkeElang menutup layar ponselnya. Dia bergegas mengambil kunci dan menuju garasi rumahnya. Padahal, baru saja Elang merenggangkan tubuhnya di atas kasur setelah mengantarkan Roney dan kembali ke sekolah untuk mengambil tas mereka yang tertinggal.Mobil Elang sudah terparkir rapi di depan apotek. Namun, Elang bingung.Mau ditaruh dimana harga dirinya. Elang jelas malu. Diapotek itu kebanyakan pembeli wanita.Elang berdiam dimobil cukup lama. Menunggu apoteknya sepi dari pengunjung. Namun, sial. Pembeli di apotek

    Last Updated : 2021-08-18
  • BERONDONG   4

    "May, bete banget gue" ucap Rere sambil mengeringkan rambutnya."Bete kenapa lu Re?" tanya Maya dengan suapan terakhir nasi goreng buatannya."Cowok gue udah gak perhatian lagi sama gue May. Kesel gue""Elonya gak usah manja""Ya gak lah! itu kan udah jadi kewajiban laki gue buat nurutin gue. Katanya dia cinta sama gue . Cih!""Emang laki lo babu lo? Asal lo tau ya, kalo elo juga beneran cinta sama dia, elo juga gak mungkin ngelakuin hal-hal konyol ke dia, yang mungkin laki lo rasa gak mampu"Rere terdiam."Coba lo pikir. Harusnya elo itu gak usah macem-macem. Masih untung laki lo bertahan sama elo. Masih cinta, masih sayang sama elo. Seandainya cowok lo tau kelakuan elo dibelakang dia,.." Maya tersenyum miring. Membayangkan hal-hal yang terjadi jika kekasihnya Rere mengetahui siapa Rere sebenarnya."Elo juga jarang quality time k

    Last Updated : 2021-08-18
  • BERONDONG   5

    "Ngapa lu gak sekolah lagi?" tanya Roney sambil menyulut rokoknya dengan korek gas."Eh, monyet ni korek!" umpat Roney kesal karena apinya berkali-kali mati."Gue yang niup" ucap Elang tanpa dosa.Roney memicingkan matanya pada Elang tanpa berkata-kata.Dosa gak sih kalo gue cabik-cabik muka lo Lang?Sesekali semilir angin menerpa mereka. Rambut Roney yang menutupi keningnya terbelah menjadi dua. Sedangkan rambut Elang tetap anteng karena tersisir rapi dilapisi pomade.Rooftop adalah tempat favorit mereka berdua. Karena dibagian rumah Elang paling atas inilah mereka bisa menghirup angin kebebasan. Dingin yang menyentuh kulit seakan ketenangan yang menghangatkan hati mereka."Gimana kabar papa lo?"Roney mengedikkan bahunya."Masih sering nyari tante girang kali" jawab Roney tidak peduli.

    Last Updated : 2021-08-18
  • BERONDONG   6

    Keringat dingin membasahi tubuh. Roney tidak bisa tidur, perasaannya cemas tidak menentu. Rasanya Roney ingin menyayati tangannya kemudian menghisap darah hasil sayatannya tersebut.Roney sudah tidak kuat. Jantungnya berdetak semakin cepat. Mengamuk bukanlah cara yang tepat.Roney butuh seseorang. Seseorang bisa menyemangatinya, bahwa Roney pantas untuk hidup.Pisau sudah berada di tangan kanannya. Roney menggenggam gagang pisau tersebut menahan semua nafsu dalam dirinya.Roney yang berada dibalik pintu tertutup hanya menelungkup frustasi."Gue pengen sembuh!" geram Roney.Roney mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Ditengah sakau seperti itu, Roney mencoba mengetikkan sebuah pesan untuk seseorang.May? Gue butuh elo Gue butuh eloRoney menyelonjorkan

    Last Updated : 2021-08-18
  • BERONDONG   7

    Drrtttt...Maya membuka matanya malas. Ponselnya yang berada dinakas bergetar, membangunkan seluruh kesadaran Maya. Sebenarnya, Maya sudah bangun sejak beberapa menit yang lalu. Namun, Maya asyik bergelung dengan selimut tebal yang kini melilit ditubuhnya.2 pesan masuk From : Rere Mendut🙎 : Elo dimana May? From : Roney🤵 : Gue sekolah dulu 🤵: Jangan kangen gue okey 😚 Hehe ... Maya tersenyum geli membaca pesan dari Roney. Apalagi diakhir pesannya terdapat emoticon yang membuat telapak tangan Maya gemas sendiri. Gemas ingin menepuk bibir Roney jika hal itu dilakukan secara langsung oleh Roney.Dasar BerondongMaya menge

    Last Updated : 2021-08-18
  • BERONDONG   8

    Maya kini sedang berada di kontrakannya. Tetapi, tidak sendiri.Ada Roney yang menemaninya. Lebih tepatnya Roney yang memaksa ikut menemani Maya."Pengen tau kontrakan elo" Roney beralibi.Maya tidak bisa melarang. Apalagi Roney berkata seperti itu disertai dengan senyuman polosnya. Maya jadi tidak tega. Walaupun rasa dongkol sedikit bersemayam di hatinya, Maya hanya bisa mengiyakan dan membiarkan Roney ikut bersamanya."Kontrakan lo kok kotor banget?" tanya Roney setelah masuk ke dalam kontrakan Maya.Roney kemudian duduk lesehan di kasur lantai yang terbentang di depan televisi. Seragam pramuka masih melekat ditubuhnya. Dua kancing baju bagian atas, Roney biarkan terbuka.GerahRoney kemudian mengambil remote TV yang tergeletak tak berdaya di sampingnya dan menyalakannya.Maya sudah tidak heran lagi dengan kondisi kontrakannya. Kul

    Last Updated : 2021-09-08
  • BERONDONG   9

    "Elo mending pulang aja deh Ron" usir Maya dengan tidak halus."Males"Roney sedang berada dalam mode posisi wenak. Posisi tengkurap dengan bantal sebagai alas dadanya. Seragam sekolahnya sudah berganti menjadi kaos hitam bertuliskan "Pakboy". Sungguh, Roney memang up to date untuk ukuran remaja seumurannya. Sedangkan celananya tetap memakai celana coklat pramuka."Ini udah malem Ron, emang elo gak dicariin?""Gue udah gede. Udah 17 tahun""Gak nanya umur""Ngasih tau""Gak mau tau"Roney memandang kesal Maya yang berada disampingnya. Susah payah Roney mencari channel yang menayangkan drama korea. Berharap bisa menarik perhatian Maya. Namun, kini Maya sudah fokus dengan ponselnya.Kenapa bisa, barusan ngomel-ngomel sekarang jadi anteng begitu?"Gue mau malam mingguan sama elo"

    Last Updated : 2021-09-08
  • BERONDONG   10

    *Tragedi di AlfaaprilLangkah Maya bersemangat saat Alfaapril berada didepan matanya. Tidak sampai 15 menit Maya menghabiskan waktunya untuk berjalan kaki.Maya tidak ingat bahwa dia hanya membawa uang duapuluh ribu. Matanya kini sudah berbinar memandangi cemilan kesukaannya. Tanpa pikir panjang Maya mengambil semua yang dia sukai. Hingga melupakan kopi yang dipesan Roney.Setelah dirasa belanjaannya cukup, Maya mengantri dikasir dengan senyuman puas.PembloboranDrrttt...Tangan Maya bergetar. Ada pesan masuk ke ponselnya.👨 Elo dimana? Maya membuka kontak yang mengirim chat padanya untuk melihat foto profilnya."Oh. Elang" batin Maya.Selagi menunggu antrian Maya membalas chat tersebut👩 Gue lagi diluar

    Last Updated : 2021-09-08

Latest chapter

  • BERONDONG   61

    Lelaki berperawakan tinggi, atletis dan berambut cepak tengah berlari mencari tempat berteduh. Hujan tidak terlalu lebat, namun cukup membasahi kaos oblongnya.Setelah berada didepan toko roti, pria itu mengibas-ngibaskan tangannya karena terkena tetesan hujan. Lumayan dingin karena tidak memakai jaket."Oon Lang Lang!" umpatnya pada dirinya sendiri."Gue kan pake mobil, ngapain gue turun buat neduh"Elang mendesah kesal merutuki kebodohannya. Namun, sepertinya tidak sia-sia Elang melipir mencari tempat teduh. Kebetulan perutnya juga sangat lapar. Jadi Elang memutuskan untuk makan dulu sebelum menjemput Rere disalon.Akhirnya Elang pun memasuki kedai makanan khas Jepang. Karena hanya itu yang ada didepan mata Elang. Ia malas muter-muter mencari makanan lain. Takut keburu lemas cacing-cacing diperutnya.Setelah masuk kedalam resto, ia langsung memesan beberapa menu."Mas, soba satu. Aoijiru sama air mineralnya satu" pesan Elang pada pelayan resto tersebut."Ada lagi mas?"Elang menggel

  • BERONDONG   60

    "Lo niat kerja apa ngga si nyet?" tegur Elang pada Roney.Sedangkan Roney sedang asyik bersama ponsel ditelinganya. Entah apa yang Roney bicarakan, tapi sesekali Roney tertawa disela pembicaraannya."Oke, siap! Bisa diatur Don. Time and place lo yang atur deh" ucap Roney tanpa mempedulikan Elang.Elang melengos jengah. Kemudian berjalan cepat diremang-remangnya malam. Elang menyusuri bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan.Terjun langsung ke lapangan di malam hari memang tidak efektif.Sulit.Tapi apadaya Elang yang berstatus pelajar hanya bisa menggunakan sisa waktunya yang sudah gelap. Namun, disela kegiatan sekolah, Elang tetap terhubung dengan bawahannya yang sedang dilapangan agar tidak ada yang teledor pada saat pengerjaan.Bau rokok menggelitik Indra penciuman Elang. Untung saja bukan rokok lintingan yang bercampur menyan. Bau-baunya sudah lama tidak Elang hirup namun tidak asing di hidungnya."Kumat lagi Lo?" tanya Elang pada orang yang kini sedang menghisap rokoknya.Ro

  • BERONDONG   59

    Maya sangat mengeluhkan kenapa di dunia ini ada hari Senin? Hari Senin terlalu zombie baginya. Bahkan malam Jumat kliwon pun kalah dengan yang namanya hari Senin.Seperti Senin sore kali ini."Jagain adek gue ya, May!" titah Roney dari balik kemudinya.Maya tidak menjawab. Hanya menyuguhkan wajah yang tertekuk berlipat-lipat. Roney terkekeh saat melihat Maya yang manyun sambil melihat jalanan."Nyampe kontrakan lo setrika tuh muka lo. Kusut amat" ucap Roney sambil tertawa.Maya tidak menjawab lagi.Roney kemudian terdiam karena hanya dirinya yang tertawa,"Euh, gak lucu ya?" ucap Roney kikuk.Maya tidak keberatan kalau saja hubungan antara dirinya dan adik Roney dalam kondisi baik. Maya masih menyimpan sedikit kesal dengan Melan yang cantik dan tidak sopan itu. Setelah kejadian salahpaham di rumah Elang dulu tentunya.Padahal sudah sangat lama. Tapi, Maya masih sulit berdamai."Dari tadi lo belom ada ngomong loh May. Gak gatel tu mulut dari tadi ham hem ham hem doang kek Nissa Sabyan?"

  • BERONDONG   58

    "Emhhh.."Tubuh Elang yang menggiurkan menggeliat di sela tidurnya. Tidak lama kemudian ia menguap dan perlahan membuka matanya yang terasa berat.Cahaya matahari yang begitu hangat menelisik masuk melalui jendela yang tertutup tirai putih. Rupanya hari sudah pagi. Ah, ataukah sudah siang?Elang tidak tahu."Pagi sayang" sapa seorang wanita dengan suara serak.Mata Elang menyipit mengadaptasikan dengan cahaya yang memenuhi ruangan bernuansa putih itu. Agar terlihat jelas siapa kini wanita yang ada disampingnya.Wanita cantik dengan badan yang tertutupi selimut tebal. Pundaknya yang putih terlihat menggoda dengan hiasan rambut yang jatuh terurai.Elang terpana sebentar. Lalu akhirnya...Sadar.Elang tidak memakai celana kolor. Ia coba raba-raba sekali lagi memastikan memang tidak ada sehelai kainpun yang menempel diselangkangannya."Sial!"Elang memejamkan matanya sambil mengepal tanda menyesal."Re, pake baju kamu!" Ucap Elang tegas.Raut wajah Rere pucat pasi. Tidak menyangka sambuta

  • BERONDONG   57

    Tangan Elang yang terkepal ia pukul-pukulkan ke pahanya. Hatinya terasa panas. Nafasnya pun memburu. Apa yang tadi ia lihat sungguh diluar dugaan. Elang tidak rela Maya berpenampilan seperti itu. Elang juga tidak suka ketika Maya bermanja pada orang lain.Semua tentang Maya, Elang tidak suka."Ck... Sebenci ini gue sama dia" batin Elang.Elang masih tidak mengerti ini perasaan apa. Seperti benci namun tidak berkepanjangan. Elang benci hanya pada saat tertentu saja. Selebihnya...Nyaman."Door!!"Seorang wanita cantik menepuk pundak Elang lumayan keras dengan suara yang nyaring. Wanita itu kemudian memeluk leher Elang dan mencium pipi Elang dengan gemas."Kaget gak yang?" tanya Rere disertai tawa renyah."Jantung aku kaya mau turun ke usus tau Rere.." jujur Elang sambil berusaha melepaskan pelukan Rere."Haha... Lagian ngelamun aja si. Ngelamunin aku yah yang?" Rere mencium pipi Elang lagi.Elang mulai risih,"Udah ya Re. Malu diliat orang-orang" tegur Elang dengan lembut.Elang tidak b

  • BERONDONG   56

    "Apa jangan-jangan lo udah dimasukin sama dia Tan?"Maya melotot kaget,"Ngawur lo setan!"Jantung Maya hampir copot saat ditembak pertanyaan seperti itu. Bukan "udah" tapi "hampir". Setelah pengakuan malam itu...Maya dan Elang saling menikmati manisnya bibir-bibir mereka yang polos.Mereka awam dan belum pernah melakukan deep kissing.Sayang sekali.Maya menggeleng-gelengkan kepalanya berharap momen itu tersapu dari otaknya.Ngeri-ngeri sedepNgeri hamilNgeri ngeliat badan bugil laki-lakiMaya begidig sendiri membayangkannya."Lah kok mukanya merah?" skak Toro dengan tawa renyah."Ahhh.. udah sih ini mah anjir. Si Elang beruntung banget bangke" Toro tertawa lagi.Plak!"Apaan si Tor!" Maya memukul lengan Toro."Gue ga pernah anu sama Elang ya. So tau aja lo!" Maya kemudian mencubit lengan Toro karena merasa tidak puas kalau hanya memukulnya saja."Aaaa... deuh deuhh deuh! Sakit woy!""Ngapain kalian nyebut-nyebut pacar gue?"Toro dan Maya menoleh dengan terkejut. Rere sudah ada disa

  • BERONDONG   55

    "Eh, boss! Ketemu di sini" Toro terkekeh melihat Elang yang sedang duduk santai di depan bar Cambria. Tepatnya sebuah cafe berornamen ala Eropa yang sangat ramai pembeli. Elang menggerling sedetik. Kemudian fokus kembali ke ponselnya,"Musibah gue ketemu lo" tutur Elang.Tanpa beban Toro ikut duduk diseberang meja yang Elang duduki."Sensi amat boy. PMS lo ya?""Gak usah sok akrab gitu. Jijik gue""Yaudah, mari kenalan. Biar makin sayang" Toro tersenyum sambil menyodorkan tangannya."Najis!"Toro menarik kembali tangannya sambil terkekeh,"Gue Riantoro. Satu angkatan sama elo""Gak nanya!""Ya Tuhan. Jutek amat" Elang diam."Nunggu siapa lo?" tanya Toro dengan ramah."Bukan urusan lo"Toro mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Kemudian berdehem,"Gue mau ketemu my baby Maya nih"Elang mendelik sesaat dan bertingkah seolah tak peduli."Bodoamat!""Gak cemburu?""Gak!""Oh!"Toro kemudian ikut memainkan ponsel yang menganggur di dalam sakunya. Toro melirik sekilas Elang lagi sebelum menata

  • BERONDONG   54

    Maya tidak bisa memejamkan matanya sejak kejadian memeluk Elang. Bibirnya tidak berhenti tersenyum malu. Untung saja kini dia berada di dalam kamar yang dulu ia tempati. Jikalau tidak, entahlah seperti apa bentuk muka Maya saat ini. Bak tomat busuk mungkin.Ada rasa hangat yang berbeda. Bukan berasal dari teh panas yang baru saja diseduh. Ini sejenis hangat yang mampu membuncahkan rasa bahagia yang tidak Maya kira. Lebih dari yang Maya harapkan.Luar biasa."Gila sih! Gue cablak banget" gumam Maya pada langit-langit kamar.Untung saja Elang menganggap ungkapan Maya itu hanya candaan saja. Sehingga tidak membuat Maya merasa rendah sekali. Walaupun dalam hati Maya sedikit sedih karena Elang menganggapnya sedang mabuk komik gopek-an.Tringgg...Maya terperanjat."Siapa sih jam segini nelpon-nelpon segala. Kan gue udah close orderan" Maya mengumpat kesal karena dering ponselnya membuyarkan khayalannya.Maya kemudian mencebikkan bibirnya setelah melihat siapa yang menelponnya."Apa?" tanya

  • BERONDONG   53

    Untung saja Elang menggunakan kacamata minusnya. Sehingga dari jarak jauh pun Elang bisa melihat Melan yang sedang berdiri menghadapnya.Elang melambaikan tangannya agar Melan mengetahui keberadaan dirinya. Detik ini Elang sangat terburu-buru ingin mengejar Maya. Jadi Elang memutuskan untuk tidak menghampiri Melan.Dalam genggaman Elang terdapat kunci mobil yang siap ia luncurkan lewat lantai agar bisa tiba di hadapan Melan tanpa harus dilempar."Kunci" gumam Elang tanpa suara.Slurrr...Kunci mobil tersebut meluncur dengan sempurna.Setelah itu Elang kembali berbalik berlari dengan cepat. Elang harus bisa mengejar Maya. Dan Elang memastikan Maya akan segera pergi dari mall ini."Udah kek belut aja dia, licin bet susah dipegang" batin Elang seraya berlari.Elang berlari menuju toilet wanita yang mana tempat tersebut adalah temp

DMCA.com Protection Status