Share

26

Author: lxmonozero
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Keringat Maya mengucur dari dahi hingga ke lehernya. Jantungnya berdegup ketakutan. Maya berjalan mundur saat kasir yang dulu menggoda Maya terus melangkahkan kakinya mendekati Maya.

Pria itu tidak berhenti menjilat bibirnya dengan sensual. Tangan kanannya menyugar rambutnya yang basah terkena air hujan. Matanya menyorot nakal memandangi dada Maya yang tercetak karena bajunya yang basah. Namun, Maya tidak menyadarinya.

"Gue Doni, masih inget gue kan?" tanya pria itu menyeringai.

Maya menelan ludahnya. Doni terus mendekat dengan senyum sinis yang terus terulas.

Maya bukannya tidak berani melawan. Hanya saja, tenaganya sudah habis sejak tadi. Saat Maya mengetahui bahwa laki-laki yang membawanya pergi adalah kasir Alfaapril dekat kontrakannya, Maya berusaha berontak dan berteriak.

Namun, usaha Maya sia-sia. Rumah kosong diperumahan elite, tentu saja minim orang-orang yang berkeliaran dirumah.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • BERONDONG   27

    "Gimana ceritanya?" tanya Elang pada Maya.Maya hanya melirik dan semakin mengeratkan pelukannya. Hari semakin sore. Rinai hujan masih menetesi bumi. Membuat Maya semakin nyaman sekaligus tenang dalam dekapan Elang."Kok elo jadi pendiem gini?" lanjut Elang bertanya pada Maya."Masih syok Elang" jawab Maya parau. Walaupun dalam hatinya kesal dengan pertanyaan Elang."Gak usah kenceng-kenceng meluknya" komentar Elang saat Maya mendusel-dusel nyaman didadanya.Maya tidak menjawab lagi. Setelah Maya lolos dari aksi penculikan Doni, Maya tidak berfikir kepada siapapun lagi kecuali Elang. Ia langsung menelpon Elang dengan sisa baterai yang hampir habis.Bibirnya masih bergetar setelah menjelaskan semua kesalahpahaman Doni. Maya tidak pernah menyangka bahwa Doni menyukainya sejak masih kecil. Maya yang tidak pernah bermain dengan Doni, ternyata diam-diam Doni selalu memper

  • BERONDONG   28

    Elang duduk di kursi sambil memainkan ponselnya. Dia tidak sendiri. Ada Maya yang sedang memasak air panas untuk membuat kopi. Bukan untuk Maya, tapi untuk Elang.Hanya kopi sachet tinggal seduh. Namun, behind the scene posisi Maya kini, telah diwarnai drama terlebih dahulu."May, bikinin kopi geh" titah Elang.Mereka baru saja sampai digarasi rumah Elang . Bahkan, mereka belum keluar dari mobil. "Belum juga napas menghirup udara diluar gue Lang" Maya mendengus sebal. Elang hanya nyengir dengan polosnya. "Balas budi" bibir Elang membentuk garis lengkung."Ck.. perhitungan" gumam Maya."Delivery aja sono ah" tolak Maya sambil menutup pintu mobil.Elang juga ikut keluar dari mobilnya mengikuti langkah Maya."Hp g

  • BERONDONG   29

    "Ayo, Kak"Elang mengangguk.Sore ini Elang dan Melan akan pergi ke pusat perbelanjaan. Hanya berdua. Tidak ada siapa pun lagi. Seperti dating namun bukan.Elang yang menawarkan diri untuk menemani Melan. Karena sejak pagi Melan mengeluh ingin pergi keluar. Namun, Roney tidak bisa. Biasalah.. urusan pekerjaan."Bang Roney kemana si, Kak?" tanya Melan memecah keheningan.Mobil Elang sudah keluar dari halaman rumah Melan. Butuh waktu sekitar sepuluh menit menuju jalan besar."Lagi ada kerjaan sama mba Nadia" jawab Elang singkat."Mba Nadia siapa?""Temennya bang Roney""Oh.. kirain pacarnya bang Roney""Emang bang Roney ada yang mau? Haha" tanya Elang bercanda.Melan ikut tertawa. Tawa elegant. Bukan tawa ngakak sohard layaknya gorilla di rumah Elang.

  • BERONDONG   30

    Maya tertawa terbahak-bahak di kontrakannya. Acara Talk Show yang tayang pukul 11.30 WIB tersebut sukses mengocok perut Maya.Malam ini Maya sengaja tidak kembali ke rumah Elang. Karena Maya pulang dari melayani pelanggannya sampai larut malam. Jadi, Maya pulang ke lokasi terdekat.Sebelumnya, Elang juga menanyakan keberadaannya. Maya sudah cemas takut jika nanti pulang terkena semprot dari mulut seksi Elang. Namun, tidak ada balasan lagi setelah Maya membagikan lokasinya."Njir, pedes. " keluh Maya setelah menghabiskan cemilan yang berbumbu cabai giling."Haaaahhhhhh.."Tanpa pikir panjang, Maya berlari menuju dapur. Air minum dingin segera ia keluarkan dari kulkas."Masih pedes gilaaa!!" Maya menggeram menahan rasa panas yang membakar lidahnya."Sialan! Bibir gue udeh kek abis operasi filler" jari telunjuk maya mengusap bibirnya yang te

  • BERONDONG   31

    "Hai, Juwi" Roney menggoda wanita yang sedang berjalan melewatinya.Tangan wanita itu dua-duanya penuh karena membawa semangkuk soto dan minuman dingin."Ciihhh.." Elang berdecih jijik.Elang heran dengan hidup Roney yang seperti tidak memikirkan masa depan. Hidupnya seolah tidak ada kesedihan yang menempel secuil pun.Padahal, Elang sendiri mengetahui bagaimana kondisi keluarga Roney. Bisa dibilang, Roney adalah pria broken home tapi gagal. Hidupnya terlihat adem ayem ditengah-tengah puing kehancuran."Apa si Lang? Tuhkan, Juwi nya pergi. Yahhhh..." Roney mendesah lesu.Elang tidak menggubris ucapan Roney."Woii, Bon! Sini lo!" teriak Roney pada teman sekelasnya. Bono-pria dengan bobot badan dua kali lipat badan Roney. Namun, lumayan tamvan."Sekalian, ambilin gue sprite, Bon!" lanjut Roney.Bon

  • BERONDONG   32

    Lang gw pergi duluGw udh bikinin bekel diatas kulalkas*kulkasBuahmya udh dipotongn didlmkulkasDimakan abjsin, gak mw tw gw05.58ReadMaya memanyunkan bibirnya. Sudah panjang lebar Maya mengetikkan pesan untuk Elang. Namun, Elang yang tidak berperasaan mengabaikan pesan Maya."Padahal online" gerutu Maya sebal.Selama Maya dirumah Elang, kontrakannya ditempati Rere. Sesekali Maya ke kontrakannya hanya untuk sekedar menyapu dan mengepel lantai. Terlihat sekali, bahwa Rere tidak pernah beres-beres. Maya bisa memaklumi, Rere sibuk. Jarang sekali Rere berada di dalam rumah berlama-lama."Kemana aja lo May?" tanya Rere sembari menjatuhkan badannya ke kasur yang baru saja dirapikan Maya.

  • BERONDONG   33

    "Gue mau resign" ucap Maya tanpa ekspresi.Rere memandang Maya lama tanpa berkedip."Resign?"Maya mengangguk."Emang elo udah dapet penggantinya?" tanya Rere dengan senyum mengejek.Maya bungkam."Elo tau kan, aturan di Cambria?" tanya Rere sambil menyesap rokoknya.Maya diam.Maya tahu."Elo kalo mau keluar dari bisnis bunda Merri. Siapkan pengganti atau siap ganti rugi" jelas Rere mantap.Maya sudah tidak bisa apa-apa. Tidak mungkin Maya mengorbankan wanita lain hanya untuk menguntungkan dirinya.Cambria memang punya aturan khusus. Tidak sembarangan keluar masuk. Kalau ingin keluar, harus siap wanita sebagai pengganti. Agar Cambria tidak kekurangan wanita penghibur nantinya.Untuk ganti rugi, Maya juga tidak bisa. Uang untuk bayar kontrakan pun Maya ha

  • BERONDONG   34

    Sejak aksi percobaan pemerkosaan yang dilakukan Doni pada Maya, Maya sudah tidak pernah lagi datang ke Alfaapril dekat kontrakannya. Rasa takut menghantui dirinya setiap hari. Namun, lebih khawatir dengan keselamatan Elang. Si kasir Alfaapril tersebut, tidak berhenti mengirimi Maya pesan teror dan pesan basa-basi ingin menyewa Maya. Tidak ada satupun pesan Doni yang Maya balas. Maya membiarkannya sampai Doni bosan, kemudian berhenti mengganggunya.Niat hati Maya ingin mengganti nomer ponselnya. Tapi, apalah daya, ribet sekali urusannya. Nomor ponsel Maya, adalah nomor yang dipakainya untuk bekerja. Jika Maya mengganti nomor, maka Maya juga harus berhadapan dengan Bunda Merri. Telinganya harus disumpel headset full bass agar tahan dengan ocehan aesthetic Bunda Merri, pengasuh para Ladies of Cambria.Lama sekali Maya melamunkan kisah hidupnya yang sudah ia jalani selama 22 tahun. Hingga tak terasa semburat

Latest chapter

  • BERONDONG   61

    Lelaki berperawakan tinggi, atletis dan berambut cepak tengah berlari mencari tempat berteduh. Hujan tidak terlalu lebat, namun cukup membasahi kaos oblongnya.Setelah berada didepan toko roti, pria itu mengibas-ngibaskan tangannya karena terkena tetesan hujan. Lumayan dingin karena tidak memakai jaket."Oon Lang Lang!" umpatnya pada dirinya sendiri."Gue kan pake mobil, ngapain gue turun buat neduh"Elang mendesah kesal merutuki kebodohannya. Namun, sepertinya tidak sia-sia Elang melipir mencari tempat teduh. Kebetulan perutnya juga sangat lapar. Jadi Elang memutuskan untuk makan dulu sebelum menjemput Rere disalon.Akhirnya Elang pun memasuki kedai makanan khas Jepang. Karena hanya itu yang ada didepan mata Elang. Ia malas muter-muter mencari makanan lain. Takut keburu lemas cacing-cacing diperutnya.Setelah masuk kedalam resto, ia langsung memesan beberapa menu."Mas, soba satu. Aoijiru sama air mineralnya satu" pesan Elang pada pelayan resto tersebut."Ada lagi mas?"Elang menggel

  • BERONDONG   60

    "Lo niat kerja apa ngga si nyet?" tegur Elang pada Roney.Sedangkan Roney sedang asyik bersama ponsel ditelinganya. Entah apa yang Roney bicarakan, tapi sesekali Roney tertawa disela pembicaraannya."Oke, siap! Bisa diatur Don. Time and place lo yang atur deh" ucap Roney tanpa mempedulikan Elang.Elang melengos jengah. Kemudian berjalan cepat diremang-remangnya malam. Elang menyusuri bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan.Terjun langsung ke lapangan di malam hari memang tidak efektif.Sulit.Tapi apadaya Elang yang berstatus pelajar hanya bisa menggunakan sisa waktunya yang sudah gelap. Namun, disela kegiatan sekolah, Elang tetap terhubung dengan bawahannya yang sedang dilapangan agar tidak ada yang teledor pada saat pengerjaan.Bau rokok menggelitik Indra penciuman Elang. Untung saja bukan rokok lintingan yang bercampur menyan. Bau-baunya sudah lama tidak Elang hirup namun tidak asing di hidungnya."Kumat lagi Lo?" tanya Elang pada orang yang kini sedang menghisap rokoknya.Ro

  • BERONDONG   59

    Maya sangat mengeluhkan kenapa di dunia ini ada hari Senin? Hari Senin terlalu zombie baginya. Bahkan malam Jumat kliwon pun kalah dengan yang namanya hari Senin.Seperti Senin sore kali ini."Jagain adek gue ya, May!" titah Roney dari balik kemudinya.Maya tidak menjawab. Hanya menyuguhkan wajah yang tertekuk berlipat-lipat. Roney terkekeh saat melihat Maya yang manyun sambil melihat jalanan."Nyampe kontrakan lo setrika tuh muka lo. Kusut amat" ucap Roney sambil tertawa.Maya tidak menjawab lagi.Roney kemudian terdiam karena hanya dirinya yang tertawa,"Euh, gak lucu ya?" ucap Roney kikuk.Maya tidak keberatan kalau saja hubungan antara dirinya dan adik Roney dalam kondisi baik. Maya masih menyimpan sedikit kesal dengan Melan yang cantik dan tidak sopan itu. Setelah kejadian salahpaham di rumah Elang dulu tentunya.Padahal sudah sangat lama. Tapi, Maya masih sulit berdamai."Dari tadi lo belom ada ngomong loh May. Gak gatel tu mulut dari tadi ham hem ham hem doang kek Nissa Sabyan?"

  • BERONDONG   58

    "Emhhh.."Tubuh Elang yang menggiurkan menggeliat di sela tidurnya. Tidak lama kemudian ia menguap dan perlahan membuka matanya yang terasa berat.Cahaya matahari yang begitu hangat menelisik masuk melalui jendela yang tertutup tirai putih. Rupanya hari sudah pagi. Ah, ataukah sudah siang?Elang tidak tahu."Pagi sayang" sapa seorang wanita dengan suara serak.Mata Elang menyipit mengadaptasikan dengan cahaya yang memenuhi ruangan bernuansa putih itu. Agar terlihat jelas siapa kini wanita yang ada disampingnya.Wanita cantik dengan badan yang tertutupi selimut tebal. Pundaknya yang putih terlihat menggoda dengan hiasan rambut yang jatuh terurai.Elang terpana sebentar. Lalu akhirnya...Sadar.Elang tidak memakai celana kolor. Ia coba raba-raba sekali lagi memastikan memang tidak ada sehelai kainpun yang menempel diselangkangannya."Sial!"Elang memejamkan matanya sambil mengepal tanda menyesal."Re, pake baju kamu!" Ucap Elang tegas.Raut wajah Rere pucat pasi. Tidak menyangka sambuta

  • BERONDONG   57

    Tangan Elang yang terkepal ia pukul-pukulkan ke pahanya. Hatinya terasa panas. Nafasnya pun memburu. Apa yang tadi ia lihat sungguh diluar dugaan. Elang tidak rela Maya berpenampilan seperti itu. Elang juga tidak suka ketika Maya bermanja pada orang lain.Semua tentang Maya, Elang tidak suka."Ck... Sebenci ini gue sama dia" batin Elang.Elang masih tidak mengerti ini perasaan apa. Seperti benci namun tidak berkepanjangan. Elang benci hanya pada saat tertentu saja. Selebihnya...Nyaman."Door!!"Seorang wanita cantik menepuk pundak Elang lumayan keras dengan suara yang nyaring. Wanita itu kemudian memeluk leher Elang dan mencium pipi Elang dengan gemas."Kaget gak yang?" tanya Rere disertai tawa renyah."Jantung aku kaya mau turun ke usus tau Rere.." jujur Elang sambil berusaha melepaskan pelukan Rere."Haha... Lagian ngelamun aja si. Ngelamunin aku yah yang?" Rere mencium pipi Elang lagi.Elang mulai risih,"Udah ya Re. Malu diliat orang-orang" tegur Elang dengan lembut.Elang tidak b

  • BERONDONG   56

    "Apa jangan-jangan lo udah dimasukin sama dia Tan?"Maya melotot kaget,"Ngawur lo setan!"Jantung Maya hampir copot saat ditembak pertanyaan seperti itu. Bukan "udah" tapi "hampir". Setelah pengakuan malam itu...Maya dan Elang saling menikmati manisnya bibir-bibir mereka yang polos.Mereka awam dan belum pernah melakukan deep kissing.Sayang sekali.Maya menggeleng-gelengkan kepalanya berharap momen itu tersapu dari otaknya.Ngeri-ngeri sedepNgeri hamilNgeri ngeliat badan bugil laki-lakiMaya begidig sendiri membayangkannya."Lah kok mukanya merah?" skak Toro dengan tawa renyah."Ahhh.. udah sih ini mah anjir. Si Elang beruntung banget bangke" Toro tertawa lagi.Plak!"Apaan si Tor!" Maya memukul lengan Toro."Gue ga pernah anu sama Elang ya. So tau aja lo!" Maya kemudian mencubit lengan Toro karena merasa tidak puas kalau hanya memukulnya saja."Aaaa... deuh deuhh deuh! Sakit woy!""Ngapain kalian nyebut-nyebut pacar gue?"Toro dan Maya menoleh dengan terkejut. Rere sudah ada disa

  • BERONDONG   55

    "Eh, boss! Ketemu di sini" Toro terkekeh melihat Elang yang sedang duduk santai di depan bar Cambria. Tepatnya sebuah cafe berornamen ala Eropa yang sangat ramai pembeli. Elang menggerling sedetik. Kemudian fokus kembali ke ponselnya,"Musibah gue ketemu lo" tutur Elang.Tanpa beban Toro ikut duduk diseberang meja yang Elang duduki."Sensi amat boy. PMS lo ya?""Gak usah sok akrab gitu. Jijik gue""Yaudah, mari kenalan. Biar makin sayang" Toro tersenyum sambil menyodorkan tangannya."Najis!"Toro menarik kembali tangannya sambil terkekeh,"Gue Riantoro. Satu angkatan sama elo""Gak nanya!""Ya Tuhan. Jutek amat" Elang diam."Nunggu siapa lo?" tanya Toro dengan ramah."Bukan urusan lo"Toro mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Kemudian berdehem,"Gue mau ketemu my baby Maya nih"Elang mendelik sesaat dan bertingkah seolah tak peduli."Bodoamat!""Gak cemburu?""Gak!""Oh!"Toro kemudian ikut memainkan ponsel yang menganggur di dalam sakunya. Toro melirik sekilas Elang lagi sebelum menata

  • BERONDONG   54

    Maya tidak bisa memejamkan matanya sejak kejadian memeluk Elang. Bibirnya tidak berhenti tersenyum malu. Untung saja kini dia berada di dalam kamar yang dulu ia tempati. Jikalau tidak, entahlah seperti apa bentuk muka Maya saat ini. Bak tomat busuk mungkin.Ada rasa hangat yang berbeda. Bukan berasal dari teh panas yang baru saja diseduh. Ini sejenis hangat yang mampu membuncahkan rasa bahagia yang tidak Maya kira. Lebih dari yang Maya harapkan.Luar biasa."Gila sih! Gue cablak banget" gumam Maya pada langit-langit kamar.Untung saja Elang menganggap ungkapan Maya itu hanya candaan saja. Sehingga tidak membuat Maya merasa rendah sekali. Walaupun dalam hati Maya sedikit sedih karena Elang menganggapnya sedang mabuk komik gopek-an.Tringgg...Maya terperanjat."Siapa sih jam segini nelpon-nelpon segala. Kan gue udah close orderan" Maya mengumpat kesal karena dering ponselnya membuyarkan khayalannya.Maya kemudian mencebikkan bibirnya setelah melihat siapa yang menelponnya."Apa?" tanya

  • BERONDONG   53

    Untung saja Elang menggunakan kacamata minusnya. Sehingga dari jarak jauh pun Elang bisa melihat Melan yang sedang berdiri menghadapnya.Elang melambaikan tangannya agar Melan mengetahui keberadaan dirinya. Detik ini Elang sangat terburu-buru ingin mengejar Maya. Jadi Elang memutuskan untuk tidak menghampiri Melan.Dalam genggaman Elang terdapat kunci mobil yang siap ia luncurkan lewat lantai agar bisa tiba di hadapan Melan tanpa harus dilempar."Kunci" gumam Elang tanpa suara.Slurrr...Kunci mobil tersebut meluncur dengan sempurna.Setelah itu Elang kembali berbalik berlari dengan cepat. Elang harus bisa mengejar Maya. Dan Elang memastikan Maya akan segera pergi dari mall ini."Udah kek belut aja dia, licin bet susah dipegang" batin Elang seraya berlari.Elang berlari menuju toilet wanita yang mana tempat tersebut adalah temp

DMCA.com Protection Status