Share

06. ~BCSI~

Penulis: Himawarin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-05 12:57:03

"Kau sungguh ingin tau alasannya?"

"Ya. Katakan!"

Karan terdiam, laki-laki itu malah betah memandangi wajah cantik Arcelia.

Kesal dengan tingkah Karan, Telapak tangan Arcelia lantas menutup kedua mata Karan secara kasar. Hingga kepala Karan membentur kepala ranjang.

"Aku bilang katakan, kamu pikir aku bisa mengerti bahasa kalbu? Hanya dengan melihat matamu yang melotot seperti itu!" Sewot Arcelia.

Lagi-lagi Karan dibuat tertawa. Ia meraih jemari Arcelia yang menutupi mata kemudian mengecupnya.

"Aku harus mencuci tanganku menggunakan disinfektan!" Sinis Arcelia usai menarik tangannya.

"Bukankah ini yang kamu mau? Diperlakukan dengan lembut?"

Arcelia menatap sinis, ia harus benar-benar waspada menghadapi seorang Karan yang memiliki jurus seribu muslihat.

"Bukan. Aku ingin cerai! Berhenti berbicara omong kosong, Karan!"

"Baiklah, tidak ada alasan tertentu mengapa aku memberikan neraka diawal untukmu. Tujuannya untuk menguji seberapa manusiawi dan seberapa layak kamu disebut gadis yang baik untuk dipercaya, menjadi istri seorang Karan tidak mudah," jelas Karan.

Shock? Tentu saja, bahkan bibir Arcelia tanpa sadar terbuka karena alasan yang sangat tidak masuk akal. "Kelakuanmu sungguh diluar semesta, Karan. Bagaimana mungkin menguji sementara kamu saja tidak seperti manusia." Arcelia berucap dengan kepala yang menggeleng pelan.

Karan tersenyum miring, ia mendekatkan wajahnya hendak melakukan sesuatu, namun, Arcelia lebih dulu mencegah, telapak tangannya mendorong wajah Karan.

"Mengapa harus aku? Apa salahku!" Bentak Arcelia. Menurutnya, Karan seperti memiliki dendam kesumat terhadap dirinya.

"Satu-satunya kesalahanmu adalah menerima lamaranku. Kamu sudah masuk ke dalam hidupku, maka tidak ada jalan keluar bagimu." Karan menampilkan ekspresi devil-nya.

Menggelengkan kepala, berkali-kali pun Arcelia mencoba mencerna alasan yang dikatakan oleh Karan tetap saja gadis itu tidak dapat memahaminya.

Karan menatap lekat wajah Arcelia yang terlihat sekali tidak terima alasannya.

"Sekarang giliranku bertanya, mengapa kamu mau menerima lamaranku?"

Karan tahu betul hubungan dekat antara Arcelia dengan Bryan. Bagaimana cara adiknya yang memandang Arcelia dengan tatapan penuh cinta. Dan begitu pula Arcelia yang kerap tersenyum senang ketika mengobrol dengan Bryan.

Hanya dilihat dari situ saja sudah jelas jika keduanya saing mencintai. Tidak ada yang namanya sahabat antara laki-laki dan perempuan. Pasti ada rasa diantara keduanya.

"Karena aku tertipu oleh wajah malaikatmu! Itu adalah kesialan terbesar dalam hidupku."

Dahulu, saking mengagumi Karan. Arcelia kerap menanyakan hal apa pun mengenai Karan terhadap Bryan. Dari kesukaan, hal yang paling dibenci hingga Arcelia tahu jika Karan alergi terhadap udang.

Apa lagi ketika Karan menolongnya, saat Arcelia hendak dilecehkan oleh teman Bryan. Bagaimana kerennya Karan melindungi dirinya hingga babak belur. Hal itu membuat Arcelia memandang Karan semakin baik bak seorang malaikat.

Kini baik Arcelia dan Karan, sama-sama terdiam. Mereka sama-sama tidak percaya dengan alasan yang diberikan.

"Hanya karena itu?" tanya Karan sangat tidak yakin.

"Ya, makanya cerai saja!"

"Kak! boleh aku masuk?" Suara Bryan terdengar.

Karan segera mengambil posisi, mendekap erat Arcelia.

"Lepaskan. Tidak seperti ini jika ingin membunuhku!" Arcelia meronta.

"Diamlah. Atau aku akan melakukannya sekarang supaya dilihat oleh Bryan," bisik Karan mengancam.

Arcelia berhenti meronta, ia tidak mau ambil resiko. Karan itu sangat berbahaya, ada kalanya ia harus pura-pura mengalah untuk menang.

"Aku sudah tidak minat membuatmu jadi gelandangan, membunuhmu sepertinya pilihan terbaik!"

Karan terkekeh mengejek. Ia semakin mengeratkan dekapannya.

"Masuk saja! Tidak dikunci!" Teriak Karan menjawab pertanyaan Bryan.

Bryan muncul dari balik pintu, pria itu memalingkan wajah saat melihat betapa mesranya pengantin baru itu. "Maaf, aku mengganggu, ya?"

"Tidak." Karan membalas dengan singkat.

"Katanya, Kakak kambuh alerginya, sekarang bagaimana kondisi, Kakak?" Bryan bertanya kondisi Karan. Namun fokus laki-laki itu tertuju pada Arcelia yang wajahnya tenggelam di dada Karan.

"Sudah membaik. Istriku sangat bisa diandalkan dalam merawatku."

Brayan mengangguk dengan senyum tipis. "Syukurlah. Oh, iya. Selain itu, aku disuruh kakek memanggil Arcelia-"

"Arcelia sekarang sudah menjadi istriku, kurang sopan jika kamu memanggil hanya dengan namanya, Bray." Karan memangkas ucapan Brayan.

"Maaf, maksudku, kakek menyuruh kakak ipar untuk sarapan bersama," tutur Brayan.

"Karan aku butuh sarapan, untuk melawanmu," kata Arcelia pelan.

"Baiklah, kita lihat seberapa kuat kamu bisa melawanku." Karan berbisik. Dari sudut pandang Bryan terlihat seperti Karan sedang mengecup Arcelia.

"Arcelia, akan turun sebentar lagi. Kamu ke ruang makan saja dulu," ucap Karan pada Bryan.

Mendengar pintu kamar tertutup. Arcelia segera menjauhkan dirinya. "Lihat saja, aku akan kabur. Tidak akan kembali ke kamar ini!"

"Lakukan saja, aku jamin, orang tuamu akan mengembalikanmu kemari," balas Karan percaya diri.

Arcelia mengabaikannya. Gadis itu pergi dengan langkah yang dihentakan, lalu menutup pintu dengan begitu keras.

"Arcelia!" Karan memegang dadanya karena terkejut. Laki-laki itu menarik napas dalam lalu menghembuskannya.

"Ya ampun, menghadapi satu gadis seperti menghadapi sepuluh harimau. Semoga tensiku tidak melonjak." Karan mengusap-usap dadanya.

Usai sarapan, Arcelia tidak kembali ke kamar. Gadis itu memilih keluar beralasan ingin melihat taman bunga yang ada di bagian samping rumah. Sebenarnya ia butuh waktu untuk mencari solusi menghadapi Karan.

Cukup lama Arcelia terdiam menatap bunga yang indah, namun ia belum menemukan solusi apa pun. Gadis itu menghela napas berat.

Satu kelopak bunga mawar tiba-tiba berada di depannya. Arcelia pun lantas menoleh. "Bryan?"

Sementara di dalam kamar. Karan duduk dengan perasaan resah. "Apa dia benar-benar kabur? Harusnya sudah kembali."

Mengabaikan rasa pusing yang masih tersisa. Karan lantas beranjak dari duduknya, ia keluar untuk mencari Arcelia.

Di beri tahu oleh salah satu ART. Karan lantas berjalan menuju taman. Namun langkahnya terhenti kala dari kaca besar yang menunjukkan pemandangan taman. Terlihat ada Bryan yang tengah berdiri di samping Arcelia.

"Apa maksudmu memberiku bunga? Apa ini belasungkawa?" Tanya Arcelia dengan sinis. Ia tidak menerima bunga itu.

Tersenyum tipis, Bryan menoleh menatap wajah Arcelia dengan tatapan begitu dalam. "Aku tidak menyangka kamu tiba-tiba jadi Kakak iparku." Suara Bryan terdengar lirih.

"Kamu salah satu orang yang harus disalahkan. Mengapa kamu tidak bilang jika Karan laki-laki yang seperti itu! Mengapa kamu membual tentang kebaikan Karan!"

Jika saja Bryan jujur mungkin Arcelia tidak akan menerima lamaran Karan. Sebab pusat informasi kebaikan Karan adalah dari Bryan.

"Kak Karan memang baik, Arcelia. Ada apa denganmu, bukankah ini yang kamu inginkan?" Bryan mencoba merelakan gadis yang ia cintai untuk sang kakak.

Arcelia tidak menjawab, gadis itu memalingkan wajah lalu berjalan cepat meninggalkan Bryan. Namun naas, kakinya tersandung hingga terjatuh. "Mengapa kesialanku masih berlanjut!" Racau Arcelia sembari memukul rumput.

Bryan segera menghampiri Arcelia. Laki-laki itu mengangkat Arcelia tanpa ijin. "Turunkan aku, Bry! Kau tidak boleh menyentuhku sembarangan!"

Melihat pemandangan seperti itu, Karan mengepalkan tangannya. Laki-laki itu berpaling berjalan kembali ke kamar. "Sudah aku duga. Arcelia pasti memiliki alasan lain mau menikah denganku. Bisa-bisanya dia berduaan dengan laki-laki lain."

Beberapa pun menit berlalu. Arcelia baru kembali ke kamar. Baru saja dia masuk disambut oleh Karan.

Byur.

Dengan tega Karan menyiramnya menggunakan satu ember air.

"Karan! Apa yang kamu lakukan apa kamu gila!"

Bab terkait

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    07. ~BCSI~

    "Karan! Apa yang kamu lakukan? Apa kamu gila!"Pakaian yang dikenakan Arcelia kini basah kuyup. Hingga mencetak dibagian tertentu.Melihat pemandangan indah, wajah marah Karan seketika berubah menjadi datar. 'Sial! Jangan lemah hanya karena melihat itu, Karan!' Makinya dalam hati.Melihat wanita seksi biasanya tidak berpengaruh pada Karan, namun entah mengapa melihat Arcelia cukup membuat jiwa lelakinya terusik. Mungkinkah efek halal.Karan meraih pergelangan tangan Arcelia, menyeret sang istri masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Arcelia kesulitan berjalan karena pergelangan kaki yang masih sakit akibat terkilir."Kamu apa-apaan sih!" Arcelia mencoba melepaskan cengkraman tangan Karan.Menoleh pada Arcelia, Karan menatap wajah sang istri begitu intens. "Sekali saja, apa kamu tidak bisa menurut pada suami?" ucapnya dengan nada dingin. Tidak seperti sebelumnya.'Peran apa lagi yang sedang dia mainkan?' batin Arcelia bingung."Lepas bajumu," perintah Karan.Reflek, Arcelia menyilangkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    08. ~BCSI~

    "Karan! Jangan!" Arcelia berteriak histeris, otaknya saat ini benar-benar buntu, tidak bisa menemukan cara menghindari Karan dengan keadaan seperti ini.Karan tetap menggendong Arcelia menuju tempat tidur, laki-laki itu sempat terhuyung akibat kepala yang masih terasa pusing."Karan, kamu tidak bisa melakukan ini padaku!"Karan masih tidak perduli, ia meletakkan Arcelia di atas kasur, posisi laki-laki itu berada di atas Arcelia, menggunakan kedua tangan untuk menopang tubuhnya."Bisa! Aku berhak atas dirimu, Arche!" Katanya menekan."Tapi aku tidak mau! Kamu jahat, Karan!"Karan menatap Arcelia dengan tajam. "Bagaimana pun diriku, nyatanya aku sekarang adalah suamimu, Arche. Jadi terima saja."Karan mengambil posisi, tangannya meraih satu kaki Arcelia yang terkilir."Jangan menyentuhku, Karan!"Karan semakin menulikan pendengarannya laki-laki itu tetap melakukan apa yang harus ia lakukan."Sakit! Pelan-pelan, Karan. Ini sangat sakit!" Pekik Arcelia."Diamlah, aku pastikan rasa sakitny

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    09. ~BCSI~

    Karan penasaran, antara Arcelia memang tidak rela ia sentuh karena gadis itu mencintai pria lain. Atau memang mutlak karena dirinya.Sejenak Arcelia menghentikan gerakan tangannya. "Definisi jahat bukan hanya tentang yang kamu sebutkan tadi. Bagiku, suami yang berani mendua apa lagi melalukan hal seperti itu dengan wanita lain. Maka dia layak untuk dimusnahkan dari muka bumi. Namun, kejahatan verbal juga tidak kalah mengkhawatirkan.""Maksudmu, aku melakukan kejahatan jenis kedua? Aku, hanya meminta hakku, Arche. Apa itu termasuk jenis kejahatan bagimu?""Ya, caramu yang sangat kasar lalu bagaimana kamu mengancam akan memberikan neraka, apakah menurutmu itu tidak jahat?""Aku melakukan itu karena ada alasannya." Karan masih belum sadar juga."Oke, anggap saja begitu. Lalu dengan keadaan kita ini suami istri aneh yang saling bermusuhan tidak ada sedikit kepercayaan diantara kita. Kemudian jika satu bayi terlahir, masa depannya akan terancam suram. Pernahkah kamu berpikir ke sana, Karan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    10. ~BCSI~

    "Arcelia!"Karan berjalan menuju jendela, masih terkunci dengan baik. Laki-laki itu berpindah memeriksa walk in closet, namun tidak ada Arcelia di sana.Saat keluar dari dalam walk in closet, Karan melihat Arcelia baru saja keluar dari kamar mandi. Laki-laki itu lantas berlari dan memeluk Arcelia."Karan! Kenapa kamu selalu membuatku terkejut! Lepas!" Sewot Arcelia, gadis itu masih sangat mengantuk ia terbangun karena panggilan alam yang tidak bisa ditahan."Awas! Aku mau tidur!" Karan masih tetap memeluk Arcelia. 'Ya tuhan, aku kira dia hilang.'Sementara itu, Noah melihat keduanya dari celah pintu. "Semoga Karan benar-benar mencintai Arcelia. Atau dia akan lebih hancur dari sebelumnya."Karan melepaskan pelukannya, laki-laki itu menggendong Arcelia ala bridal style."Karan! Tolong jangan mengajak ribut untuk saat ini, aku sangat mengantuk!""Aku hanya mau mengantarmu ke tempat tidur," katanya sembari melangkah menuju ranjang, Karan pun meletakkan Arcelia dengan hati-hati di atas ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    11. ~BCSI~

    Disaat Arcelia masih termenung, tiba-tiba hembusan angin hangat menyapa telinganya."Jangan merancang sesuatu yang akan memberatkanmu, aku tau apa yang sedang kamu pikirkan, istriku," bisik Karan, laki-laki itu yang telah meniup pelan daun telinga Arcelia.Terkejut dan kesal, Arcelia lantas mendorong Karan hingga laki-laki itu membentur dinding. Lengan gadis itu kini menekan leher Karan. "Karan, aku benar-benar sangat ingin membunuhmu!" Geram Arcelia.Karan menggulirkan bola matanya kesamping. Lalu memberi senyum lebar. Melihat tingkah aneh Karan membuat Arcelia mengikuti arah pandang laki-laki itu, Arcelia segera menurunkan tangannya ketika melihat kakek tengah terdiam menatap mereka. "Hati-hati, jangan menunjukkan ketidak akuran kita di luar kamar. Kakek sedang shock melihat apa yang kamu lakukan padaku," lirih Karan."Suamiku, maaf. Aku tidak tahu kamu yang datang. Aku terlalu waspada, karena berada di tempat baru." Arcelia berucap dengan keras supaya kakek mendengarnya. Telapak t

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    12. ~BCSI~

    'Si*l! Bisa-bisanya di saat seperti ini dia bercanda!' Arcelia mengumpat dalam hati. Rasa iba yang sempat menyapa seketika sirna karena candaan Karan."Aku tau, pasti kamu sedang mengumpatiku." Lagi-lagi Karan berbisik."Tidak usah sok tahu!" sinis Arcelia. Gadis itu belum mengalihkan tatapannya, penasaran namun enggan bertanya.Karan kembali menyeret Arcelia. "Mari keluar dari sini," bisiknya sembari menunjuk pada kalek yang berjalan keluar dari kamar.Arcelia hanya mampu mengikutinya. "Jika aku bertanya, apa kamu akan menjawab?"Karan pun mengangguk. "Jangankan menjawab pertanyaanmu, bahkan aku akan merelakan bibirku untuk-"Ucapan Karan terhenti oleh telapak tangan Arcelia yang menutup bibir laki-laki itu. "Tidak bisakah sekali saja otakmu tidak berpikir ke arah-akh!" Arcelia terkejut ketika Karan menggesernya secara mendadak.Byur, kuah sup panas mengguyur kaki Karan yang sempat Arcelia injak. Jika saja Karan tidak bergerak cepat maka Arcelia yang akan tersiram kuah sup itu.Arcel

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    13. ~BCSI~

    13"Kamu meminta maaf, kan? Aku tidak salah mendengarnya?" Karan diam saja. Laki-laki itu hanya mengeratkan dekapannya. "Karan!""Hm.""Kamu meminta maaf, itu berarti sadar, kan? Sadar atas semuanya," cecar Arcelia hati-hati supaya tidak kelewat mengucap kata cerai."Lupakan." Suara Karan terdengar berbeda. Laki-laki itu mengangkat wajahnya lalu mengambil jarak dari Arcelia."Temani kakek di sini. Aku mau istirahat sebentar, setelah itu, aku harus mulai bekerja." Usai mengucapkan hal itu, Karan beranjak dari duduknya lalu berjalan dengan pelan kakinya masih terasa nyeri.Arcelia ikut beranjak. "Kamu bisa berjalan sendiri? Tidak perlu dipapah?""Iya bisa."Arcelia terdiam melihat Karan yang terus melangkah semakin menjauh. "Dia kenapa? Kali ini dia menjadi Karan versi sebelum menikah yang misterius. Ya ampun, aku benar-benar kesulitan menebak, Karan yang sebenarnya yang mana. Yang jelas dia sedikit berbahaya dan sialnya dia suamiku."Arcelia benar-benar menemani kakek sampai selesai

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    14. ~BCSI

    Brak!Pintu ruang kerja Karan terbuka secara brutal hingga Fela dan Karan tersentak kaget."Karan!"Kedua mata Arcelia membola melihat Karan dan Fela, wajahnya begitu panik. Nafas gadis itu kembang kempis karena berlari menuju ruangan ini.Karan tersenyum tipis, laki-laki itu lekas mengangkat gelas berisi es kopi buatan Fela. Ia bawa menuju bibirnya."Jangan!" Arcelia berlari sekuat tenaga. Gadis itu segera menepis gelas kopi yang sudah sampai di bibir Karan hingga tumpah.Melihat itu, Fela mengepalkan telapak tangannya. Misinya dipastikan gagal akibat ulah Arcelia."Kamu sempat meminumnya tidak?" tanya Arcelia panik."Memang kenapa? Itu es kopi tidak mungkin berisi sianida," ujar Karan santai.Jemari Arcelia segera mengecek bibir Karan, gadis itu mendekatkan wajahnya, hidungnya membaui bibir Karan, untuk memastikan ada aroma kopi atau tidak.Apa yang Arcelia lakukan membuat Karan mematung. Laki-laki itu mengira Arcelia hendak menciumnya."Aman." Arcelia memundurkan wajahnya sembari m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10

Bab terbaru

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    68. BCSI

    Perkelahian sengit pun terjadi, Aarav benar-benar serius setiap melayangkan serangannya.Kedua laki-laki dewasa itu sudah mendapat lebab di masing-masing bagian tubuh.'Untuk orang yang sangat sibuk mengurus perusahaan raksasa, dia cukup tangguh,' batin Karan.Buk! Karan lengah, wajahnya terkena tinju keras oleh Aarav."CK. Lemah begini jadi suami Arcelia," ejek Aarav mulai menyerang mental Karan.Mulai mengurangi rasa sopan, Karan pun membalasnya, "Meski lemah. Setiap aku pernah menjadi penyelamat istriku." Ingat mental Karan tidak selemah itu."Cih. Sudah lemah, sombong pula. Kau memang menyelamatkannya, tetapi tetap saja akulah hidupnya," ucap Aarav semakin menjadi-jadi.'Sepertinya dia memang tidak beres. Mana ada seorang kakak mengatakan hal seperti itu. Baiklah akan aku buat sadar dengan pukulan ini.'Karan pun berhasil memukul wajah Aarav. "Jelas posisi kita berbeda. Kamu kakaknya, dan aku suaminya yang sekarang bertahta dihati Arcelia. Kamu memiliki batasan, sementara aku ti

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    67. BCSI

    Dahi Arcelia berkerut karena mendengar pertanyaan Karan. "Mengapa bertanya seperti itu?""Tidak apa-apa. Hm. Dia sangat positif, ya?"Arcelia terkekeh. "Apa kamu cemburu dengan kakak iparmu sendiri?""Sedikit, kamu terlihat sangat manja padanya."Arcelia tidak habis pikir dengan apa yang Karan katakan, Karan terlalu berlebihan. "Karan. Kak Aarav itu kakak kandungku, kamu memiliki aliran darah yang sama, begitu juga dengan Azka.""Aku lega mendengarnya. Tapi, apa kalian memang sedekat itu?"Arcelia lantas mengangguk. "Jangan berpikir macam-macam. Kami benaran kakak beradik. Kak Aarav adalah malaikat dalam hidupku, aku harap kamu juga bisa dekatnya, layaknya kakak adik."'Tatapanya saja seperti laser padaku. Aku tidak yakin bisa menjadi ipar yang rukun dengannya.' Karan membatin."Dia melarang untuk tidak menggangu waktu kalian. Apa itu tidak terlalu kejam? Aku kan suamimu.""Kami jarang sekali bertemu. Apa lagi semenjak aku pindah ke sini, aku dan kak Aarav bertemu hanya sekitar setah

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    66. ~BCSI

    Kini semuanya berkumpul, duduk di ruang keluarga termasuk Azka.Semua rasa penasaran Karan telah terjawab. Ethan satu circle dengan kakak Arcelia yang bernama Aarav. Dan Karan yakin masih ada lagi orang-orang luar biasa yang mengenal bahkan dekat dengan Arcelia mengingat seorang Aarav adalah kakaknya.Dengan rumah yang bisa dibilang sederhana untuk ukuran konglomerat seperti orang tua Arcelia, orang di luar sana pasti tidak akan menyangka jika keluarga yang berada di dalamnya adalah sultan. Bahkan Karan sendiri sempat menganggap Arcelia kalangan biasa.'Mereka sangat pandai menyembunyikan jati diri. Tidak aku sangka ternyata aku telah menikahi seorang putri.'"Kalian akan menginap, kan?" Tanya Abbas, ayah Arcelia.Arcelia lantas menoleh, ia belum membicarakan ini dengan Karan. "Jika Arcelia menginginkannya. Kami akan menginap, Ayah," jawab Karan.Arcelia mengangguk. "Kita menginap."Abbas tersenyum senang. "Karan, kamu belum mengenal putra pertamaku. Saat kalian menikah dia tidak bis

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    65. ~BCSI

    "Aku benar-benar merindukanmu," katanya kemudian kembali memeluk Arcelia setelah mencium pucuk kepala gadia itu."Bukankah kamu sangat sibuk? Suatu keajaiban kamu pulang," ucap Arcelia.Laki-laki itu memasang wajah sedih. "Dari kata-katamu sepertinya kamu tidak meringankan aku, ya." Arcelia terkekeh pelan, ia kemudian membalas pelukan laki-laki itu. "Mana mungkin aku tidak merindukanmu."Di tempatnya, Noah menahan Karan sekuat tenaga. Laki-laki itu selalu melontarkan kata mutiara supaya Karan tenang."Lihat! Gunakan otak cerdasmu. Kali ini Arcelia memeluknya!" Geram Noah.Karan terdiam membantu, ia seakan dalam mimpi, kebahagiaan yang baru terjadi kini seakan lenyap begitu saja dengan pemandangan yang mengerikan di depan sana.Arcelia mengurai pelukannya, ia tatap laki-laki di depannya dengan senyum yang begitu lebar. "Sekarang mana hadiah untukku?"Laki-laki itu mencibir, kemudian berpura-pura merajuk. "Apa kamu hanya mengharap hadiah dariku?""Tidak sih. Tapi sepertinya kurang leng

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    64. ~BCSI

    Dari balik kaca besar lantai dua, tepatnya di dalam kamar. Mona berdiri,. pandangannya menatap ke bawah di mana ada Arcelia yang tengah mengobrol dengan kakek."Sayang sekali wanita itu tidak berada dipihakku. Keberaniannya akan sangat menguntungkan jika saja Bryan tidak terlambat menjeratnya."Mona akui, sisi berani dan tegas Arcelia sangat cocok untuknya. Akan tetapi karena di kubu yang berbeda dan selalu membuat dirinya naik pitam membuat Mona saat ini begitu geram pada Arcelia."Sekarang kamu masih bisa tertawa dengan pak tua itu. Tunggu saja tanggal mainnya," gumamnya dengan tatapan sinis dan kebencian.Sementara itu di taman bunga.Arcelia tengah menemani kakek meminum teh."Terimakasih Arcelia," ucap Kakek."Untuk apa, Kek? Aku tidak melakukan apa pun," kata Arcelia bingung.Tersenyum tipis, mata tua kakek menatap bunga yang bermekaran di depan mereka. "Kamu telah membuat Karan berwarna dan segar seperti bunga-bunga itu."Terkekeh pelan, Arcelia menggeleng. Dirinya tidak merasa

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    63. ~BCSI

    Arcelia terdiam, dalam benaknya menghitung beberapa teman serta mengingat semua sikap prilaku mereka terhadap dirinya.Sementara itu, Karan menunggu dengan penuh harap."Sepertinya tidak ada yang berlebihan. Diantara mereka memang Bryan yang bersikap sangat perhatian," ucap Arcelia.Karan menghela napas kecewa. Ia pikir akan mendengar cerita tentang malaikat. 'Kalau seperti itu. Apa si malaikat ini orang yang terobsesi dengan Arcelia. Apa mungkin seperti yang Noah bilang kalau yang dimaksud nama malaikat, malaikat pencabut nyawa?'---Esok hari.Arcelia yang suka dengan kegiatan memasak, pagi ini hendak membuat bekal untuk Karan.Dari ambang pintu dapur, ia melihat Mona yang tengah memberi tahu para pekerja untuk memasak."Kalau dilihat sih kayak orang bener, nggak taunya monster," batin Arcelia.Ia mempertahatikan setiap pergerakan Mona, siapa tahu wanita itu akan menyisipkan bubuk aneh ke dalam bahan makanan, sejenis r4cvn, mungkin?"Jangan pakai itu. Bryan tidak suka." Terdengar su

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    62. ~BCSI

    Arcelia masih terdiam di tempatnya, sementara Bryan mulai melangkah masuk ke dapur dengan sepasang mata yang menatap lurus pada Arcelia.Melihat pergerakannya Bryan yang sudah melewati pintu, Arcelia lantas membuang pandangan kemudian melangkah menuju pintu.Saat keduanya hendak saling melewati, Bryan berucap, "Arche, boleh minta waktunya sebentar?"Arcelia berhenti, namun gadis itu diam saja.Bryan berbalik memposisikan diri di depan Arcelia. Reflek Arcelia sedikit melangkah mundur.Pergerakan Arcelia yang menjauh darinya membuat hati Bryan yang masih terluka bagai disiram air jeruk nipis, perih, panas dan sakit sekali.Meski hal yang Arcelia lakukan sangat wajar tetapi rasanya sungguh sangat menyakitkan.Untuk memberi ruang, Bryan mengambil satu langkah mundur. Bryan tersenyum kecut, laki-laki itu pun berucap, "Kamu tidak perlu takut, Arche. Aku hanya ingin meminta maaf untuk hal yang sangat tidak pantas yang telah aku lakukan."Arcelia mengangguk pelan, dirinya bingung harus mengat

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    61. BCSI

    Karan menggeleng sangat pelan, laki-laki itu kemudian berbisik, "Ikuti saja alurnya, percaya pada Arcelia, kamu dengar, kan kalau ini menyangkut nyawa. Kesehatan orang itu memang buruk, aku tahu karena pernah melakukan kerja sama dengan beliau.'Noah nyaris berdecih. 'Percaya katanya? Tadi saja jika aku tidak masuk tepat waktu dia akan memukuli laki-laki itu,' gerutu Noah dalam hati.Pertemuan mendadak itu pun berakhir usai mereka mengobrol beberapa menit. Orang tua Irena pamit lebih dulu untuk ke rumah sakit.Sementara Irena saat ini lagi-lagi bersimpuh, kali ini menghadap pada Noah. "Maaf dan terimakasih banyak. Mas dokter sungguh mulia, aku sangat berterima kasih," kata Irena."Kak Noah, maaf. Ini beneran urgent. Kebetulan Kak Noah jomblo, jadi tidak ada salahnya jika mencoba berkenalan dengan temanku ini," ucap Arcelia sedikit terdengar tidak tahu diri di telinga Noah.'Sepertinya dia tertular Karan.' Noah membatin.Noah memijit pelipisnya, ia memang menginginkan pasangan. Tetapi

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    60. ~BCSI

    Napas Karan memburu saat dari sudut pandangnya melihat seorang laki-laki tengah mencium tangan Arcelia.Usai mendorong Dewa, Karan menarik tangan Arcelia. Menaruh sang istri di belakangnya."Karan, kamu salah paham," ucap Arcelia seraya menyentuh lengan laki-laki itu."Salah paham apanya? Dia sudah kurang ajar berani menyentuhmu!" Tekan Karan menggeram. Sepasang mata sipitnya menatap tajam pada Dewa.Sedari malam ia sudah dihantui rasa takut akan kehilangan Arcelia. Setelah tadi Arcelia panik dan terburu-buru datang hanya untuk laki-laki lancang yang baru saja mencium tangan sang istri."Karan, dia-""Teman macam apa yang mencium tangan temanya, Arche?" Potong Karan. Raut wajah laki-laki itu sudah tidak bisa didefinisikan.Kombinasi marah, khawatir, ingin mengamuk menjadi satu.Dewa yang baru saja bangun dari jatuhnya lantas mendekat pada Karan. "Maaf. Anda benar-benar salah paham. Aku tadi tidak mencium tangan Arcelia, hanya sedang memohon-""Memohon agar mau denganmu?" Lagi-lagi Kar

DMCA.com Protection Status