Share

Bab 2 - Yura

Setelah mengikuti upacara pelantikan Agora, para petani tersebut memutuskan untuk kembali ke desa mereka, namun belum sampai keluar dari wilayah kota Batavara, mereka semua langsung mendapatkan tindakan diskriminatif dari para penduduk disana, dimana ada dari ras Moor yang berteriak meminta mereka semua untuk berjalan melintasi tanah,

“hei kaum Shod, kalian itu tidak pantas menginjak jalan kami, sekarang kalian semua berjalan melalui tanah”

“iyaa cepat lakukan!”

Melihat perlakuan para penduduk kota terhadapa para petani, Kabiri sang jendral perang hanya bisa terdiam, sementara sang khalif beserta kelompok petani yang mengikuti nya, hanya bisa tunduk dengan apa yang di perintahkan oleh ras Moor.

Dan setelah mereka semua keluar dari wilayah kota, Aji yang merasa jengkel pun langsung mengutarakan isi hati nya, dengan mengatakan,

“ini adalah mimpi buruk bagi kami, hidup kita akan selalu tertindas”,

“iya benar! Apa yang harus kita lakukan tuan,” ucap salah satu dari mereka yang bertanya kepada sang Khalif,

Dan setelah mendengar pertanyaan itu, sambil menggelengkan kepalanya, sang khalif pun berkata “tidak ada, kita tidak akan bisa melakukan apa-apa, kita Cuma bisa menanti kedatangan Azzar (sang penyelamat)”.

“20 tahun lagi tuan? Itu bukan waktu yang singkat” jawab salah seorang petani disana,

“lalu…? Kalian mau apa” Dengan nada yang kesal Narsik melontarkan pertanyaan itu, bahkan dia kembali mencoba mengingatkan para petani disana dengan berkata “Apa kalian sekarang berencana ingin melakukan pemberontakan? Kalau iya, berarti kalian berniat ingin menghapus keturunan kalian semua, kalian akan binasa”,

“Perhatikan, ada berapa ksatria hebat yang berdiri di belakang Agora? Ada berapa jendral Tangguh yang siap mengorbankan nyawa untuk melindungi-Nya,"

“jadi sekarang akan lebih baik, jika kalian semua, cukup jalani hidup kalian dan ikuti aturan yang telah di tentukan oleh tuan Agora”, ucap sang Khalif dengan raut wajah yang kesal.

Tak lama kemudian muncul lah Ratih, yang berteriak memanggil suaminya yaitu Aji,

“Aji.., aji,…” teriak Ratih yang berlari menghampiri mereka semua,

“hey Ratih ada apa?" Tanya sang Khalif yang penasaran melihat kecemasan di wajah Ratih,

“ini tuan, sesaat setelah saya selesai memandikan si bayi, detak jantungnya tiba tiba berhenti”, ucap Ratih sambil menangis memegang tangan suaminya, sehingga setelah mendengar penjelasan tersebut dengan cepat mereka semua langsung bergegas menuju ke kediaman Ratih.

“dimana bayi nya”

“ada di dalam tuan”

Dan setelah sang Khalif menggendong serta memeriksa detak jantung dari bayi tersebut, dia pun merasa sangat menyesal. Begitu juga dengan Ratih yang hanya dapat menangis karena kebahagiaannya memiliki sang buah hati, kini telah sirnah begitu saja,

Namun di saat bayi itu di bawa keluar dari dalam rumah, cahaya sinar matahari pun langsung terpancar ke seluruh tubuhnya, sehingga di moment itulah, sang bayi kembali menggerakan tangan nya, bahkan dia hingga menangis dengan suara yang sangat lantang,

“oeee,.. oeee”

“wooah? Bagaimana bisa?” Ucap salah seorang dari mereka yang merasa sangat bingung, sementara Ratih serta Narsik, hanya dapat terdiam dengan mulut yang terbuka lebar.

Bahkan sang khalif semakin di buat kebingungan setelah ada sebuah tanda yang seketika muncul di kening bayi tersebut,

“hey lihat, ada sesuatu di kening nya”, seru sang khalif sambil memperlihatkannya kepada para petani disana,

“Tidak ada apa-apa di kening nya tuan, tapi lihat bola mata anak itu berubah menjadi biru” ucap para petani disana,

Sehingga dengan adanya pernyataan tersebut, Narsik mulai meyakini satu hal dalam dirinya, yaitu dia, dapat melihat sesuatu yang tidak bisa di lihat oleh manusia pada umumnya. Namun di balik rasa bingung yang sang khalif alami, dia langsung meminta Ratih untuk segera membawa bayi nya,

“Ratih, bawa bayi ini masuk ke dalam,”

“Baik tuan”, ucap Ratih sambil meraih bayi di tangannya

“ayo semua nya, kita kembali bekerja, biar kan Ratih mengurus bayi nya”

Dan sesaat sebelum mereka beranjak dari kediaman Ratih, sang khalif kembali menoleh ke arah Ratih kemudian bertanya, “Ratih, siapa nama anak itu”

Mendengar pertanyaan itu, sambil tersenyum Ratih pun menjawab “Yura”

“nama yang bagus” Ucap sang Khalif seraya pergi dari sana.

***

10 tahun kemudian, di pedalaman hutan yang terletak di desa Raksa, Yura yang kini sudah tumbuh menjadi pria remaja, di hari itu dirinya tengah sibuk berburu rusa Bersama dengan teman sebaya nya,

lalu disaat yura dan ke dua teman nya itu melihat keberadaan seekor rusa, mereka ber tiga langsung berlari mengejar rusa tersebut,

“ayo Yura, lari lebih cepat lagi, kita tangkap itu rusa.” Ucap salah satu temannya yang memegang sebuah tombak.

“hey tunggu,” teriak Yura yang kala itu tertinggal cukup jauh

Tetapi tak lama kemudian ketika Yura berhasil menyusul kedua temannya, dia pun di buat bingung dengan prilaku temannya tersebut yang sedang duduk dengan wajah penuh ketakutan

“hei, kalian berdua kenapa? Dimana rusa itu?” Tanya yura yang berdiri di hadapan kedua teman nya,

“yu,,, yu.,, yura,,, di,, di belakang mu,” ucap salah satu teman nya yang merasa sangat ketakutan, sementara Yura, mulai meyakini jika di belakangnya sudah terdapat seekor binatang buas yang siap menerkam mereka, dimana ternyata binatang buas tersebut adalah seekor serigala yang sangat besar.

Sehingga di momen inilah bola mata Yura pun seketika berubah menjadi biru, bahkan disaat yura menoleh menatap ke arah serigala yang mulai menyerang nya, tiba tiba saja serigala itu langsung meringkuk ketakutan seolah bertemu dengan sesuatu yang sangat mengerikan.

Dan melihat hal tersebut, kedua teman Yura pun merasa sangat terkejut, begitu pula dengan Yura, yang tidak menyangka bahwa hewan buas sebesar itu, bisa sangat takut ketika melihat wajahnya.

“yura, apa yang kamu lakukan?” Tanya salah satu teman nya yang kala itu masih meringkuk ketakutan

“aku tidak melakukan apa-apa” jawab Yura yang masih merasa heran

“hewan itu sudah pergi, lebih baik kita kembali pulang, ayo Yura!”

Namun ketika mereka ber tiga baru saja masuk ke wilayah desa, Ratih yang sempat mendapatkan kabar jika putra asuh nya terancam oleh terkaman hewan buas langsung menghampiri Yura yang kala itu sedang berjalan

“Nak, ibu sudah bilang! Jangan terlalu dalam masuk ke dalam hutan” ucap Ratih yang kala itu merasa sangat khawatir

“maaf bu, aku hanya ingin mengejar rusa”

“barusan ada kabar kalau kalian sedang di kejar oleh serigala, lalu bagai mana kalian bisa selamat dari ancaman serigala itu?” tanya salah satu warga yang berada disana

“kami tidak melakukan apa-apa paman, tapi ketika serigala itu melihat wajah Yura, serigala itu malah ketakutan lalu pergi begitu saja” ucap salah satu teman Yura,

tetapi bersamaan dengan kebingungan yang dirasakan oleh seluruh orang disana, tiba tiba saja pasukan tentara dari kota Batavara datang kesana, sehingga Ratih serta para warga yang lain nya, sontak langsung berbaris untuk menyambut kedatangan para tentara tersebut.

“sedang apa kalian semua disini“ tanya salah satu tentara yang melihat mereka berdiri di perbatasan desa.

“tidak ada, kami baru saja ingin kembali ke desa” jawab salah satu petani disana

"lalu tuan tuan ini ingin kemana?" tanya salah seorang petani kepada pemimpin pasukan tersebut,

“Kami ingin menuju ke balai sekarang, tetapi sebelum kami tiba di balai desa kalian, salah satu dari kalian sekarang pergi ke kediaman Khalif, dan sampaikan padanya, kalau tuan Agora membutuhkan 15 orang Wanita dari desa kalian,” ucap pemimpin dari pasukan tersebut,

“tapi maaf tuan, untuk apa 15 wanita ini”

“sekali lagi ada yang mangajukan pertanyaan, maka saya tak akan segan untuk menghabisi nyawa kalian, jadi lebih baik turuti, dan jangan bertanya lagi” seru tentara itu sambil mengeluarkan senjata nya,

Beberapa saat kemudian….

“pak Narsik,,, pak Narsik” panggil salah satu warga Raksa memenggil sang Khalif

“hey ada apa?”

itu pak, pasukan tentara Batavara datang, beliau meminta bapak untuk menyiapkan 15 orang Wanita”

“hah? Untuk apa?”

“Saya juga tidak tau pak”

“sekarang ada dimana para tentara tersebut?”

“mereka menuju ke balai pak”

“ayo kita kesana”

Dan setibanya sang Khalif di Balai desa, para petani serta pasukan tentara dari Batavara pun juga terlihat sudah berkumpul disana, sehingga sang khalif memutuskan untuk langsung menghampiri salah satu tentara tersebut kemudian bertanya,

“maaf tuan, sebelum kami memberikan permintaan tuan, saya ingin bertanya untuk apa ke 15 wanita ini”

“nanti malam akan ada tamu dari bangsa Alkimi, tuan Agora ingin memberikan mereka persembahan, dan beliau bermaksud ingin mempersembahan 15 wanita dari kaum kalian untuk menghibur para Alkimi tersebut”

Dan mendengar ucapan tersebut sang Khalif serta para petani disana merasa sangat terkejut, terutama para Wanita, mereka semua seketika menjadi sangat takut.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status