Share

Bab 6 - Kesatria dua Wilayah

"bagaimana Yura akan selamat dari tentara Agora, tuan?" tanya Ratih dengan penuh rasa khawatir,

dan setelah menatap Yura selama beberapa detik, Doris pun langsung berkata, "aku akan melatih dia untuk bisa melindungi dirinya, dan mungkin akan ku jadikan dia kesatria paling tangguh yang pernah ada," ucap nya dengan penuh keyakinan,

"lalu di mana kau akan melatihnya tuan?"

"aku akan melatihnya di dalam gua tempat dimana aku bersembunyi,"

namun belum sempat mereka menyelesaikan perbincangannya, tiba tiba saja Doris merasakan ada sesuatu yang mendatangi mereka, sehingga sambil mengambil posisi siaga, diapun mengatakan, "ada yang datang!"

"srekk"

dan ucapan itu, seketika membuat Ratih serta Khalif merasa sangat khawatir ...

sementara itu, di sebuah tempat yang berisikan para pasukan Batavara, Kabiri datang menghampiri seluruh tentara disana untuk memberikan perintah kepada mereka semua, agar segera bergerak mencari anak-anak berdarah biru,

"semuanya dengarkan!"

"saat ini tuan Agora telah menurunkan perintah kepada kita semua, untuk menangkap seluruh anak berusia 10 hingga 15 tahun yang memiliki darah biru, tangkap mereka hidup- hidup dan serahkan kepada tuan Agora! sekarang kalian semua boleh bersiap dan bergerak!"

namun tak lama setelah mengatakan hal tersebut, tiba-tiba saja ada seseorang yang melontarkan ejekan terhadap nya, seolah ingin memancing emosinya,

"kabiri ,, kabiri ,, hahaha ... tegas, dan sangat terlihat gagah, dengan penuh semangat engkau memerintahkan bala tentara, tetapi apakah kesetiaan mu itu masih dapat dipercaya?"

ucap seorang kesatria berambut panjang, dengan sebuah kampak besar ditangan nya, dimana kesatria ini bernama Blaz,

lalu sambil melangkah menghampiri kabiri, dia pun kembali berkata, "masih jadi pertanyaan untuk ku, kenapa seluruh kesatria atau jendral di batavara ini tunduk kepadamu ya? seberapa hebat kah dirimu kabiri?" ucap Blaz sambil mendorong tubuh kabiri menggunakan dadanya,

"aku tidak hebat Blaz, tapi kalau kau merasa sangat penasaran dengan ku, maka kau bisa mencobanya," ucap kabiri dengan senyum di wajahnya

melihat perseteruan yang terjadi diantara mereka berdua, para tentara disana memutuskan untuk melangkah mundur secara perlahan, seolah ingin memberikan ruang kepada mereka berdua untuk melakukan pertarungan,

lalu sambil melangkah mengitari kabiri yang sedang berdiri, Blaz pun memberikan peringatan kepadanya, "sudah lama sekali kabiri, aku menunggu momen seperti ini, jadi jangan ragu-ragu untuk mengeluarkan seluruh kemampuan mu, karena aku sendiri juga tidak akan menunjukan rasa belas kasih ku kepada mu,"

"tidak menggambarkan sosok kesatria bukan, jika bnyak bicara?"maju Blaz," teriak Kabiri sambil berlari melakukan serangan, begitu pula dengan Blaz .

"hiyaa ... "

dan dengan menggunakan Hala, yang ada pada diri mereka, bumi pun seketika bergetar dengan sangat keras, dan angin mulai bertiup dengan sangat kencang, tetapi baru saja kabiri mengeluarkan api dari kedua tangannya, serta Blaz yang baru saja ingin mengayunkan kampak besar miliknya tiba tiba saja

"swinngg ,,," "zlepp,"

muncul lah salah satu ksatria lainnya yang menghentikan pertarungan mereka,

dan dia  adalah Tetis, sosok ksatria yang memiliki kemampuan dalam mengendalikan bayangan, dimana dengan kemampuannya tersebut, dia dapat dengan mudah menghentikan pergerakan mereka berdua, hanya dengan menancapkan sebuah pedang di bayangannya,

"hey Tetis, lepaskan kami! jangan ganggu kami!" ucap blaz dengan nada suara yang membosankan,

"kalian berdua ini telah membuat keributan,"

" dan jika tuan Agora hingga mengetahuinya, maka kalian berdua akan di hukum, lagi pula sekarang juga bukan saatnya untuk bertarung!"

dan kamu blaz! sudahilah, sekarang belum saatnya" seru Tetis dengan tegas meminta mereka berdua untuk berhenti,

di lain sisi, tepatnya di dalam istana Batavara, Agora yang tengah duduk di singgasana nya, dia pun di hampiri oleh pemimpin Alkimi yang tak lain adalah Fabiac,

"tuan ku Agora," ucap Fabiac sambil menundukan kepalanya,

"katakan Fabiac,"

"kami telah menemukan serta menangkap Artemi, jadi malam ini kamu akan mendapatkan keinginan mu," 

"kerja bagus fabiac!  lalu apa yang kau inginkan sebagai imbalannya?"

"aku hanya ingin bertanya tuan, kapan bangsa Alkimi bisa menempati wilayah kadiparta?"

sebuah pertanyaan yang mampu membuat Agora tersenyum, sehingga dengan senyuman nya itu dia pun kembali berkata,

"segeralah bersiap! karena setelah Artemi meramalkan apa yang ingin aku ketahui, maka kalian bisa segera menempati wilayah tersebut,"

**

sementara setelah mengetahui jika yang datang menghampiri mereka adalah seorang kesatria bernama Dion, Doris pun merasa cukup lega, karena ternyata Dion ini adalah salah satu pasukan Kadiparta yang bersembunyi bersamanya di dalam gua,

"ternyata kau Dion!" ucap Doris yang menyambut kedatangannya,

"tuan Doris aku mendapatkan informasi, jika bangsa Alkimi telah menangkap Artemi,dan sekarang mereka sedang menuju ke Batavara," ujar Dion sambil melepaskan topeng dari wajahnya,

dan sadar jika topeng yang di gunakan Dion, adalah topeng yang sempat Khalif temukan, saat berjalan menuju kehutan, dia pun langsung membahasnya,

"maaf tuan, tadi aku menemukan topeng yang sama persis seperti milik tuan, tetapi disaat aku mengambilnya topeng tersebut hilang begitu saja, seperti ada seseorang yang merampasnya,"

"iya itu aku, maaf ya jika tadi membuat kalian berdua menjadi takut," dengan santainya Dion mengatakan hal tersebut,

"oh iya khalif, ratih! Dion ini adalah salah satu kesatria dari kadiparta, dia memiliki kemampuan dapat berlari secepat cahaya, dah khalif apakah tadi dia mengganggu kalian berdua?" tanya Doris kepada sang Khalif,

"tidak tuan, dia tidak mengganggu kami, tadi kami hanya terkejut saja,"

dan setelah mendengar jawaban dari sang Khalif, Doris pun kembali menyambung perbincangannya dengan Dion, "Dion, barusan kamu bilang Artemi telah di tangkap?"

"iya tuan,"

"berarti kita sudah tidak memiliki banyak waktu lagi!"

"jadi Dion, informasikan kepada yang lain untuk segera mencari anak -anak berdarah biru, berapapun jumlah yang kalian dapatkan, lindungi mereka," ucap Doris dengan raut wajah yang cemas,

"siap tuan," ujar Dion seraya bergegas pergi dari sana.

tak lama setelah kepergian Dion, Yura yang sedari tadi berada di luar rumah, diapun memutuskan untuk masuk kedalam, kemudian menagih janji yang sempat Doris katakan,

"kakek, kau kan sudah bertemu dengan ibu, mana janji mu untuk menunjukan kekuatan mu kepada ku,"

mendengar pertanyaan itu, sambil menundukkan tubuhnya agar dapat sejajar dengan Yura, Doris pun berkata, "akan aku tunjukan, tapi tidak bisa disini!"

"lalu di mana kek?"

"kita kembali ke gua, apakah kamu mau?" 

"aku mau, tapi aku harus meminta izin terlebih dahulu kepada ibu." ucap Yura sambil menatap ke arah Ratih,

dan sambil meneteskan air matanya, Ratih pun menganggukkan kepalanya, seolah pertanda jika dirinya, mengizinkan putranya untuk ikut dengan Doris menuju ke gua,

sementara setelah melihat kesedihan yang nampak di wajah Ratih, Doris pun menghampirinya kemudian berkata, "kamu enggak perlu khawatir Ratih, kamu bisa menemuinya di sana kapan pun yang kamu mau, dan percayalah kelak putra asuh mu ini akan menjadi pelindung untuk mu"  ucap Doris sambil menepuk pundak Ratih,

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status