Share

Bab 5 - Hala

Setelah keluar dari dalam hutan,

“kakek, itu ibuku,” ucap Yura sambil menunjukan jari telunjuk nya ke arah Ratih,

Sementara setelah melihat putranya yang baru saja keluar dari dalam hutan, Ratih pun segera berlari kemudian berteriak memanggil namanya, bahkan dia juga langsung memeluknya dengan sangat erat

“nak, kenapa kamu membahayakan dirimu?” ujar ratih yang menangis seraya memeluk putranya,

“sudah bu, jangan menangis, aku ga apa apa kok, lagi juga serigala itu tidak membahayakan ku,”

“jangan bikin ibu khawatir lagi ya nak, ibu Cuma punya kamu” ucap Ratih sambil menyentuh wajah Yura, sedangkan sang khalif yang melihat kehadiran pria tua yang datang Bersama Yura, tanpa dia pun langsung bertanya kepadanya,

“maaf, anda siapa tuan? Apa anda yang telah menyelamatkan Yura dari serigala disana?”

Namun belum sempat menjawab pertanyaan tersebut, Yura pun kembali berkata, “oh iya bu, aku tadi didalam hutan ketemu kakek ini, katanya dia mau bertemu dengan ibu,”

Dan setelah mendengar ucapan tersebut, Ratih yang bingung pun langsung bertanya, “ada apa tuan? Apa kita saling mengenal?”

“kita tidak saling mengenal, tapi maaf, bisakah kita mencari tempat yang lebih nyaman untuk berbicara?” ucap pak tua tersebut sambil memperhatikan kondisi disana,

“ayo Ratih kita ke kediamanmu,” ajak sang Khalif yang merasa penasaran dengan sosok pria tua itu,

Tak lama berselang, setibanya mereka di kediaman Ratih, sambil membuka penutup wajahnya pria tua ini pun akhirnya mulai memperkenalkan dirinya di hadapan Ratih dan juga Khalif, “nama saya Doris, saya merupakan bangsa Kadiparta,”

Mendengar nama kadiparta sang Khalif pun merasa sangat terkejut, bahkan dia hingga menunjukan rasa takut di wajahnya, sehingga Doris yang menyadari akan hal itu, langsung berkata, “tenang khalif, aku tau tuanmu Agora adalah musuhku, tapi aku juga tau bahwa Agora selalu bersikap buruk dengan kalian para petani, jadi aku menganggap jika kalian bukanlah bagian dari Batavara,”

“lalu apa tujuan tuan kesini?” tanya khalif yang masih merasa khawatir,

“kedatangan ku kesini adalah karena anak ini, dan Khalif aku rasa kamu mengetahuinya jika Yura ini memiliki darah biru,”

“bagaimana kamu bisa mengatakan hal itu?”

Mendengar hal tersebut sambil tersenyum Doris pun berkata, “tentu aku bisa mengatakannya, karena kamu memiliki garis keturunan Agastya (Peramal),”

Sontak ucapan tersebut pun membuat Ratih merasa sangat terkejut, sementara Khalif, kembali mengajukan pertanyaan kepadanya, “lalu tuan, apa tujuan mu yang sebenarnya, jika Yura memiliki darah biru?”

“tujuan ku ingin melindunginya, tapi sebelum itu, aku ingin bertanya apakah Ratih atau suaminya yaitu aji, memiliki darah yang sama dengan Yura?”

“tidak tuan,” jawab Ratih sambil menatap Yura, yang kala itu berada di luar rumah,

“siapa yang memberikan Yura kepadamu?”

“tidak ada tuan, 10 tahun yang lalu kami menemukannya di bukit air terjun sewaktu dia masih bayi,”

“10 tahun yang lalu? Apa itu bertepatan dengan kematian Aglaia, tuan putri kalian?”

“iya tuan, itu terjadi setelah peperangan besar yang terjadi antar empat wilayah, bukankah bangsamu juga ikut serta dalam perang itu?” ucap khalif yang langsung mengajukan pertanyaan tersebut,

“iya, dan akibat perang itulah, selama 10 tahun ini kami terpaksa bersembunyi di dalam gua”

“kami??” tanya sang Khalif kepada doris,

“iya, 10 dari kami memutuskan untuk bersembunyi disana, bangsa kami dihabisi oleh Agora, wilayah kami sudah dirampas dan sekarang telah menjadi milik batavara, jadi kami yang selamat, terpaksa harus bersembunyi, dan hanya bisa menanti sampai hari dimana azzar tiba,

Mendengar ucapan tersebut, Ratih pun kembali mengajukan pertanyaan kepadanya, “lalu tuan, apa kamu berpikir jika Yura ini salah satu anak dari bangsa Kadiparta yang selamat?”

“mungkin, tapi saya belum bisa memastikan, karena darah biru bukan hanya terdapat dari bangsa kami saja, ke empat wilayah yang berperang di 10 tahun yang lalu, mereka semua memiliki darah biru yang sama,”

***

Di tempat yang berbeda, tepatnya di istana kota Batavara, Agora yang memikirkan perkataan Haidar mulai mengerahkan seluruh pasukan untuk berburu, mencari anak-anak yang selamat dari perang yang terjadi pada 10 tahun yang lalu,

“barwah, kerah kan para pasukan, serta perintahkan seluruh kesatria untuk berburu mencari anak-anak yang memiliki darah biru, dan janjikan mereka semua hadiah bila berhasil mendapatkannya,”

Dan setelah memberikan perintah tersebut kepada penasihatnya, sang jendral perang yaitu Kabiri, datang menghampiri Agora, “Apa tuan memanggil saya,?” ucap kabiri yang datang sambil menundukkan kepalanya,

“kabiri, pada perang 10 tahun lalu, ternyata ada banyak bayi yang selamat dan masih hidup hingga sekarang, aku ingin engkau kerah kan para kesatria termasuk dirimu, untuk berburu mencari anak-anak itu, mungkin sekarang mereka semua berusia 10 hingga 15 tahun,”

“baik tuan,”

Namun belum sempat pergi dari sana, Agora pun kembali memanggilnya, “Kabiri, jangan lupakan sumpahmu, hidupmu untuk Batavara dan kesetiaanmu hanya untuk kaisar Nya,”

Mendengar ucapan itu Kabiri hanya menundukkan kepalanya seraya pergi dari sana,

Sementara itu di kediaman Ratih,

“Khalif, Ratih, kalian berdua tidak perlu khawatir, aku kesini tidak akan membawa Yura untuk ikut dengan ku, aku hanya ingin melindunginya dan memastikan keselamatannya,”

“iya tuan,”

“Yura sempat berkata, kemarin Agora mengutus pasukannya datang ke desa kalian untuk mengambil 15 wanita, apa kalian tau untuk apa ke-15 wanita itu?”

“iya tuan kami tau, mereka meminta ke-15 wanita untuk di persembahkan kepada bangsa Alkimi yang sedang berkunjung ke Batavara”ucap Khalif dengan wajah yang sedih,

“Alkimi ada di Batavara, berarti gak lama lagi Agora akan tau jika masih ada beberapa anak-anak berdarah biru yang selamat,”

Dan mendengar perkataan tersebut, Ratih pun semakin mengkhawatirkan keselamatan Yura, sehingga dengan rasa cemas itulah dia pun kembali mengatakan, “lalu tuan, apakah itu tandanya Yura akan di bunuh?”

“tentu, karena Agastya sempat meramalkan jika Azzar akan muncul dari mereka yang berdarah biru, jadi ketika perang di 10 tahun yang lalu, Agora mengambil kesempatan itu untuk menghabisi bayi yang berdarah biru”

“lalu tuan, bukankah ras moor juga berdarah biru?” ujar Ratih mengajukan pertanyaan itu

“iya, mereka juga berdarah biru oleh sebab itulah sebelum perang itu berlangsung, Agora sudah mulai merampas bayi laki-laki yang terlahir dari ras Moor, dengan menyebarkan rumor jika bayi laki-laki yang terlahir di batavara merupakan sebuah aib,”

“dan jika memang nantinya Agora akan memburu anak-anak berdarah biru, lalu bagaimana cara dia menandakan anak-anak tersebut tuan?”

“memancing anak itu mengeluarkan kekuatannya, karena setiap anak-anak berdarah biru, mereka pasti memiliki Hala yang berbeda, dan hala yang dimiliki oleh Yura, itu adalah hala yang sangat luar biasa,” ujar Doris sambil menatap ke arah Yura.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status