Share

BATAVARA (Lahirnya Sang Penyelamat)
BATAVARA (Lahirnya Sang Penyelamat)
Penulis: yusna firdaus

Bab 1 - Kenaikan Agora

Kenaikan Agora

Di kesunyian hutan yang di terangi akan cahaya rembulan, terdapat seekor burung hantu yang tengah menikmati tenangnya suasana malam, namun ketenangan burung tersebut seketika terganggu, akibat ada nya suara bising dari rumput yang bergoyang, yang mana itu tercipta dari Langkah kaki para pasukan tentara yang sedang berlari seolah sedang melakukan pengejaran.

“kejar ... jangan biarkan dia lolos,” ucap salah seorang tentara tersebut memberikan perintah kepada para pasukannya.

“ingat… tuan meminta kita untuk tidak membiarkan anak itu hidup,"seru salah satu dari mereka yang masih berlari

Hingga tak lama kemudian, tepat disaat mereka sudah melihat keberadaan target nya, yang nyatanya juga merupakan seorang prajurit seperti mereka, dengan segera mereka pun langsung meluncurkan beberapa serangan menggunakan senjata lasernya,

Dimana ketika beberapa serangan tersebut mengarah kepadanya, targetnya itu berusaha menghindarinya dengan berlari zig-zag melompat-lompat seolah sedang melangkah di udara,

“hei dia melakukan weav, luncurkan lebih banyak serangan”. Ucap salah satu dari mereka,

namun disaat ada salah satu laser yang mengarah kepada bayi di tangannya, pria itu pun dengan segera membalikan tubuhnya sehingga serangan tersebut, langsung melubangi bagian tubuhnya.

Dan dengan begitulah, dia pun akhirnya terjatuh dari ketinggian tebing air terjun, sementara karena merasa yakin jika mereka telah berhasil menjalankan tugasnya, seseorang yang memimpin pasukan itu pun berkata “katakan kepada tuan, kalau kita telah berhasil menjalan kan perintahnya”

Akan tetapi tanpa mereka sadari, ternyata disaat pria itu terjatuh, tepatnya di tengah kesadarannya yang mulai meghilang dia masih sempat melempar bayi tersebut hingga tersangkut di sebuah pohon yang tumbuh di dinding tebing,

Oleh sebab itulah di keesokan pagi nya, sang bayi akhirnya di temukan oleh sekelompok petani yang ingin memulai beraktivitas,

“hei ada sesuatu di atas” ucap salah satu petani yang melihat adanya sebuah kain tersangkut di atas pohon, bahkan rasa penasaran para petani itu semakin bertambah di kala kain yang mereka lihat mulai bergerak

“itu bergerak, coba periksa”

Hingga tak lama berselang, dikala salah satu dari mereka sampai ke pohon itu, diapun langsung berteriak,

“ada bayi”, bayi nya masih hidup”

Mendengar kabar tersebut, seorang petani Wanita Bernama Ratih, langsung berteriak meminta untuk segera membawa bayi itu turun dari sana,

Dan ketika sang bayi sudah berhasil di evakuasi, Ratih pun berkata, “kenapa bayi ini ada di atas pohon ya, apa yang terjadi sama mahkluk yang tidak berdosa ini”

“mungkin bayi ini adalah Azzar (sang penyelamat)” ucap salah satu dari mereka

“husshh, ga mungkin, para Agastya (peramal) bilang kalau Azzar baru akan tiba 20 hingga 30 tahun lagi” bantah ratih yang skeptis dengan adanya sebuah ramalan. Kemudian Ratih pun kembali mengatakan

“kalau kalian mengizinkan boleh ga aku merawat bayi ini”, sudah 10 tahun saya dan Aji belum di karuniai anak,”

“apa suami mu si Aji akan terima sama kehadiran bayi itu” jawab salah seorang petani disana

“pasti, dia pasti mau” dengan sangat yakin Ratih pun mengatakan hal tersebut,

“yaudah, tapi kamu minta persetujuan dulu sama Khalif (Pemimpin desa)”

“baik, itu bukan hal yang sulit”, ucap Ratih sambil tersenyum menatap wajah mungil yang ada dihadapan nya

***

Di tempat yang berbeda di sebuah kota Bernama Batavara, kota megah yang di huni oleh ras benama Moor, tengah disibukan dengan adanya sebuah upacara pelantikan untuk menyambut pemimpin mereka yang baru, yaitu Agora.

Dan karena Agora ini di kenal sebagai pemimpin yang sangat tegas, para warga disana khususnya ras Moor, begitu sangat antusias menyambut masa kepemimpinan nya,

Sementara itu tepat di dalam istana kota, seorang penasehat Bernama Barwah, datang menghampiri Agora untuk memintanya agar segera bersiap

“maaf tuan, sekarang sudah waktunya”, semua orang sudah menanti kehadiran tuan”

“baik, tapi sebelum upacara pelantikan di mulai, panggil para kecoak di desa Raksa untuk datang kesini, saya ingin mereka tau, siapa tuan mereka yang baru”

“laksanakan tuan” ucap Barwah sambil menundukan kepalanya

Sementara itu di desa Raksa tepatnya di rumah sang Khalif yang Bernama Narsik, terlihat lah Ratih yang baru saja tiba disana bersama dengan Aji serta juga para petani lain nya

“Pak Narsik… pak Narsik…”, ucap salah satu petani yang berteriak memanggil Sang khalif

“iyaa,.. ada apa?” jawab sang Khalif tersebut seraya keluar dari rumahnya.

“ini pak, kami menemukan adanya bayi di bukit air terjun, dan bayi ini masih dalam keadaan hidup, namun Ratih Bersama Aji bermaksud ingin merawat anak ini, gimana menurut bapak?”

“coba perlihatkan bayi nya”

Mendengar permintaan tersebut, Ratih langsung menghampiri sang Khalif untuk menunjukan bayi yang ada ditangan nya, sehingga setelah melihat rupa dari bayi tersebut, sang khalif langsung tersenyum sambil mengatakan,

“darah biru”

Mendengar ucapan itu, Ratih yang bingung pun bertanya, “apa maksud nya tuan”

“tidak ada, rawat dia dengan baik Ratih”

Setelah mengatakan hal tersebut, dari kejauhan terlihatlah seseorang yang berteriak meminta mereka semua agar segera datang ke kota untuk menghadiri pelantikan Tuan baru mereka yaitu Agora

“pak Narsik, Para petinggi Batavara meminta kita semua untuk datang ke acara pelantika”

Mendengar kabar tersebut sang Khalif meminta mereka semua untuk datang ke kota, namun tidak dengan Ratih,

“ayok semua nya segera bergegas, kumpulkan semua orang, kita hadiri acara pelantikan tuan Agora,”

“Untuk mu Ratih, kau diam saja dirumah, beri asupan anak itu, aku yakin sepanjang malam dia belum makan apa-apa”

“baik tuan” ucap Ratih yang kemudian langsung berjalan menuju kediamannya.

Tak lama kemudian ketika para petani dari desa Raksa sudah mulai berkumpul, mereka pun langsung bergegas menuju ke istana kota Batavara, tetapi setibanya disana, keberadaan mereka malah di asingkan oleh penghuni kota yang tak lain adalah ras Moor,

Bahkan nyatanya, ras Moor ini memang selalu mendiskriminasi para petani tersebut termasuk juga sang khalif,

“hei lihat, mau apa itu kaum shod kesini”

“awas kalau ada dari kalian yang menyentuh salah satu dari mereka, kalian harus membersihkan diri selama 7 hari”

“shod, tuan Agora gak akan pernah menganggap keberadaan kalian, jadi mendingan kalian pulang aja sana”

Beragam cacian yang di lontarkan oleh ras Moor, membuat para petani tersebut hanya bisa berjalan menundukan kepalanya, namun disaat ada salah satu penduduk kota yang ingin menyerang mereka dengan sebuah tongkat, serangan tersebut langsung di halau oleh jendral pasukan khusus Batavara, yang Bernama Kabiri

“berhentilah mendiskriminasi mereka, kedatangan mereka kesini adalah permintaan dari tuan Agora, jadi jika ada dari kalian semua yang menentang keberadaan mereka, berarti kalian juga menentang perintah tuan Agora”

Mendengar pernyataan tersebut, mereka semua pun langsung terdiam, sehingga Kabiri sang jenderal perang, kembali mengatakan, “tenang Khalif, kamu dan orang orang mu dalam perlindungan ku, sekarang ayok kita ke istana kota”ucap Kabiri sambil mengangkat salah satu tangannya seolah mempersilahkan para petani tersbut untuk segera melangkah.

Tak lama berselang ketika mereka semua tiba di depan istana kota, upacara pelantikan pun di mulai, yang mana Upacara tersebut di selenggarakan begitu megah, ratusan tentara berdiri memegang senjata, membuat barisan yang begitu indah, dimana ketika salah satu tentara berteriak menyebut nama Agora, mereka semua langsung berdiri menyambut hadir nya Tuan baru mereka.

Setelah irama musik penyambutan selesai dimainkan, Agora yang sudah berdiri di hadapan seluru warga nya pun, akhirnya mulai berbicara,

“teruntuk kalian khususnya dari ras Moor, berbahagailah! Karena mulai detik ini hidup kalian akan sejahtera”

“dibawah kepemimpinan ku, yaitu Agora putra dari Argantara, Batavara akan menduduki semua wilayah, dan seluruh umat manusia akan tunduk kepada ras Moor”

“dan teruntuk kalian kaum Shod, selalu tundukan kepala kalian ketika berhadapan langsung dengan ras Moor, kalian harus patuh dengan apa yang di perintahkan oleh mereka semua, dan ingat, kalian dilahirkan untuk menjadi budak kami, dan jangan pernah terbesit di benak kalian kalau kalian bisa hidup berdampingan dengan ras Moor.”

Mendengar apa yang pemimpin mereka katakan, seluruh masyarakat khususnya ras Moor, merasa sangat Bahagia, namun tidak dengan para petani termasuk sang khalif hanya bisa pasrah dengan takdir di kehidupan mereka.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status