Angela baru saja selesai membaca biografi Adnan Al-Hakim yang diberikan Regi padanya malam ini.Di mana Angela pun baru mengetahui bahwa ternyata, Adnan Al-hakim adalah Ayah Fadli dan Arini.Sejauh dirinya mengenal sosok Fadli, Angela hanya sebatas tahu bahwa ayah kandung Fadli masih hidup dan tengah menjalani hukuman di penjara akibat membunuh istrinya, alias Ibunda Fadli sendiri. Hanya saja, Angela tak pernah tahu siapa sebenarnya identitas asli Ayah kandung Fadli itu."Setahuku, Adnan Al-Hakim itu hanya memiliki dua orang anak kembar laki-laki, bernama Jericho dan Jervian," gumam Angela pada Milly.Milly yang jadi ikutan membaca biografi Adnan Al-Hakim karena merasa penasaran.Saat itu, Angela dan Milly sudah pulang ke kediaman mereka."Kakak kenal dengan Adnan Al-Hakim?" Tanya Milly kemudian."Siapa yang tidak kenal dengan dokter gila itu? Dia yang sudah membunuh kedua orang tuaku, Milly!""Apa? Jadi, dia pembunuh berantai itu? Orang yang sudah memenggal kepala korbannya untuk dij
Suasana malam di pinggiran kota London begitu dingin dan sepi.Edhie baru saja memparkirkan kendaraannya di depan ruko yang ditempatinya bersama sang adik, Aster.Mengeluarkan kunci duplikat, Edhie membuka pintu dan menutupnya kembali dari dalam.Mendapati Aster yang masih terjaga dan tampak serius bermain game di kamarnya."Jangan begadang terus. Tidur!" ujar Edhie yang kedatangannya jelas mengejutkan Aster."Kakak! Ngagetin aja!" Protes gadis berusia dua puluh dua tahun itu.Aster mengekor langkah Edhie ke arah dapur dan berkata, "barusan Milly kirim email ke aku, dia bilang Kak Angela dapat tugas penting di Jakarta dari seseorang. Dan orang itu merekrut kita juga."Edhie yang saat itu berada di kamar mandi seketika teringat pada telepon yang diterimanya dari Angela sore tadi.Selesai menggosok gigi dan mencuci muka, Edhie beranjak keluar dari kamar mandi dan melihat sang adik masih berdiri di ambang pintu dapur."Kamu ngapain di sini? Bukannya tidur!" Tegur Edhie lagi."Kenapa sih
Kediaman Fadli dan Tazkia tampak sepi setelah acara tahlilan baru saja selesai.Usai bebenah lalu menemani Rafa hingga tertidur, Tazkia kembali ke ruang tamu untuk menemani keluarganya yang masih berada di sana.Setidaknya, keadaan rumah yang ramai mungkin bisa membuat kondisi Fadli lebih baik.Sejak kepulangan mereka dari acara pemakaman Arini pagi tadi, Fadli terus saja melamun.Lelaki itu hanya sesekali tersenyum tipis saat beberapa tetangga menyapanya untuk memberikan ucapan duka cita dan semangat.Keadaan Fadli memang membuat Tazkia cukup khawatir, itulah sebabnya, Tazkia meminta kedua orang tuanya untuk menginap di kediamannya menemani dirinya dan Fadli.Sayangnya, Mira malam itu harus pulang karena besok dia harus bekerja sementara jarak rumah Fadli dari lokasi kerjanya lebih jauh."Mau Fadli antar pulang Mba?" Tawar Fadli yang akhirnya bicara juga.Mira tersenyum lebar dan menggeleng. "Nggak usah. Mba pulang sendiri aja. Udah pesen taksi online juga. Kamu istirahat aja Fadli,
Pagi ini, mentari bersinar cerah di angkasa.Namun, sebuah video yang tersebar di jagad maya membuat geger seantero Indonesia, di mana dalam video itu terputar sebuah adegan sadis pembunuhan terhadap seorang wanita bernama Mira Yulianti.Dalam video berdurasi satu menit lima belas detik itu, terlihat tubuh Mira yang hanya mengenakan pakaian dalam sudah bersimbah darah dan tergantung di dalam kamarnya.Dari hasil autopsi pihak kepolisian, Mira diduga dianiaya sebelum akhirnya dibunuh.Hal itu terbukti dari adanya beberapa luka sayatan di wajah, leher dan tangan, serta sundutan rokok di beberapa titik tertentu tubuhnya.Selain penganiayaan berat, Mira juga kehilangan dua potong jari tengahnya serta empat gigi bagian depan atas dan bawah, di mana bagian tersebut tidak ditemukan di lokasi kejadian.Berat dugaan, si pembunuh sengaja mengambil bagian tersebut meski belum diketahui apa motifnya.Diketahui Mira adalah seorang pegawai kantoran yang cukup sukses. Di usianya yang sudah melewati
Setelah Regi mengirimkan video dan pesan berupa ancaman yang dia yakini bahwa itu adalah perbuatan Fadli pada Angela, Regi terus meminta laporan terbaru mengenai hasil pengintaian yang Angela dan timnya lakukan.Sudah satu minggu berlalu sejak kematian Mira, dan sampai detik ini baik Angela mau pun Edhie, belum menemukan adanya tanda-tanda mencurigakan dari gelagat Fadli.Lelaki itu terlihat menjalani hidupnya seperti layaknya manusia lain.Dia pergi bekerja di pagi hari dan selalu pulang tepat waktu.Semua berjalan normal dan aman.Dan pagi ini, begitu Fadli berangkat bekerja lalu Edhie pun tak lama bergegas untuk memata-matai lelaki itu di rumah sakit, sementara Angela terlihat menyiram bunga di halaman rumahnya sambil mengamati keadaan sekitar.Saat itu, tanpa sengaja, Angela melihat seorang lelaki dengan pakaian serba hitam serta masker wajah hitam dan topi hitam tengah memperhatikan ke arah rumah Tazkia.Lelaki itu membawa sebuah tas ransel hitam di punggungnya.Dan dari postur t
"Aku kan sudah bilang, jangan gegabah! Apa kamu ingin mati sia-sia dan menjadi bahan eksperimen Profesor gila itu, Jervian? Bodoh!" Maki seorang wanita yang terlihat kesal.Dia menarik tangan lelaki bernama Jervian sang kekasih, lalu mengobati luka di tangan dan wajah Jervian."Ma-af..." Gumam Jervian dengan mata berkaca-kaca.Menahan tangis, si wanita terus mengerjapkan kedua bola matanya sambil terus mengobati luka Jervian."Sebenarnya, apa yang sedang kamu lakukan di sana?" Tanya wanita bergaun tidur itu lagi. Raut cemas terlihat begitu kentara di matanya."A-aku hanya ingin memastikan Tazkia dan keluarganya baik-baik saja. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri seandainya Jericho benar-benar membunuh mereka semua," air mata Jervian terjatuh saat itu. Dia meraih tubuh kekasihnya ke dalam pelukan dan menangis terisak di sana. "Aku takut Karina... Aku takut... Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana caranya aku bisa menyadarkan Jericho dari semua kejahatan yang sudah dia
Seorang lelaki dengan kedua kaki dan tangan yang terikat tampak duduk menunduk di sebuah kursi lipat.Wajahnya babak belur, sama dengan tubuhnya yang sudah remuk akibat hantaman benda tumpul berkali-kali.Seorang lelaki lain yang menggunakan pakaian serba hitam dengan wajahnya yang juga tertutup masker hitam tampak membenahi sarung tangan hitam yang dia kenakan dan berjalan memutari lelaki di kursi itu."Cepat katakan, di mana Jervian berada?" ucapnya dengan nada ancaman."A-aku tidak tahu! A-aku sama sekali tidak tahu soal itu..." jawab lelaki yang tengah sekarat di atas kursi itu. Air liurnya menetes bersamaan darah segar yang keluar dari mulutnya akibat luka dalam yang dia derita.Bugh!Satu pukulan kembali menghantam tungkai kakinya. Membuat dia kembali mengerang meski suaranya tak lagi terdengar jelas saking lemahnya dia saat ini."Apa alasanmu membohongiku dengan menyamar menjadi Kakakku selama ini dan terus menerorku di telepon?" Tanya lelaki berpakaian serba hitam itu lagi."A
"Mas? Kamu lagi ngapain?"Fadli terperanjat kaget saat dirinya dipergoki Tazkia sedang menaruh sesuatu di dalam kotak yang selama ini dia sembunyikan di lemari pakaiannya."Itu kotak apa sih Mas?" Tanya Tazkia pada Fadli yang terlihat buru-buru memasukkan kotak yang tadi dipegangnya ke dalam lemari."Oh, bukan apa-apa. Cuma barang-barang lamaku yang sayang kalau dibuang, jadi aku simpan di sini." Jawab Fadli berusaha tenang."Boleh aku lihat?" Tanya Tazkia lagi.Fadli berdiri dan meraih tubuh sang istri ke dalam pelukannya. "Nggak penting sayang. Kamu udah selesai masak? Aku laper nih, temenin aku makan yuk?" ajaknya kemudian untuk mengalihkan perhatian sang istri.Tazkia yang memang tak sama sekali curiga pun ikut keluar untuk menemani Fadli sarapan karena dia memang baru saja selesai memasak.Di meja makan Fadli hanya melihat Rafa sedang melahap nasi goreng sendirian. "Loh, Ibu sama Bapak kemana? Belum bangun?""Mereka pergi ke rumah Bu De ku. Tadi berangkat Shubuh. Katanya sih mau