"Sepertinya kita memang harus menyelidiki asal usul kehidupan Adnan Al-Hakim dari awal lagi, Ed! Jika memang Fadli memiliki kembaran, itu artinya, hasil penyelidikan kita waktu itu benar, bahwa Adnan memiliki anak kembar itu benar! Dan yang jadi pertanyaan adalah, siapa pembunuh berantai itu sebenarnya? Fadli, atau kembarannya?" tutur Angela saat kini dirinya sedang berdiskusi memecahkan misi mereka.Wanita itu berjalan mundar-mandir di ruang tengah sambil sesekali meremas kepalanya frustasi.Sementara Milly dan Aster yang sejak awal sudah mulai mencurigai sosok Fadli justru dibuat buntu dengan adanya fakta ini."Tapikan sudah jelas pesan yang dikirim orang yang telah membunuh Mira ke Regi itu membuktikan bahwa dia adalah Fadli...""Mil, yang namanya psikopat itu pintar! Bisa jadi, dia sengaja melakukan itu supaya Regi benar-benar mencurigai Fadli lah pelakunya! Iyakan?" Potong Aster yang jadi ikutan frustasi."Kalau memang benar demikian, itu artinya bukan hanya Regi yang sudah berha
"Bagaimana perkembangannya?" Tanya seorang lelaki paruh baya dengan rambutnya yang sudah memutih, lelaki itu bertanya pada salah satu anak buah kepercayaannya."Masih sama seperti saat Dokter Adnan melakukan operasi transplantasi otak pada beberapa hewan, Dok. Operasi kedua ini gagal. Pasien hanya bertahan selama satu bulan setelah operasi." Jawab lelaki berjas hitam rapi dengan rambut klimisnya."Katakan pada Bergas, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi! Jika Adnan tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik, Bergas tau apa konsekuensinya!" Jelas lelaki paruh baya itu dengan amarah yang tercetak jelas di wajahnya."Baik, Pak.""Baiklah, apa jadwalku hari ini?""Ada pertemuan dengan Presiden di Istana Pak."*****Malam ini, usai makan bersama, seperti biasa Fadli akan menemani Rafa belajar dan mengisi PR.Tazkia baru saja selesai menggoreng pisang. Dia menaruh piring berisi pisang goreng buatannya itu di dekat Fadli, juga Rafa."Hm, Mas, kamu masih suka ketemu sama Karina? Atau, K
POV AdnanBerpuluh-puluh tahun silam...Hari ini, adalah hari di mana aku meresmikan hubunganku dengan seorang wanita bernama Alfina.Dia adalah wanita yang usianya beberapa tahun lebih tua dariku. Wanita yang cukup mapan untuk membiayai kehidupanku, meski aku tahu siapa dia sebenarnya, tapi entah kenapa, aku tak sama sekali takut padanya.Alfina adalah seorang wanita yang haus akan seks. Dia sudah menjalani profesinya sebagai seorang PSK kurang lebih lima tahun belakangan dan selama itu juga aku secara diam-diam mengawasinya dari kejauhan.Ketika tahu bahwa Alfina bukan sembarang PSK, melainkan pembunuh berdarah dingin yang akan membunuh pelanggan yang tak memenuhi kriterianya di ranjang sesuka hati, bukannya mundur dari niatanku semula untuk mendekatinya, aku justru menjadi lebih tertantang untuk mendapatkan Alfina.Pembunuhan yang dilakukan Alfina sangat hati-hati dan terencana dengan baik, bahkan sebelum dia membunuh, dia sudah mengincar korbannya terlebih dahulu. Itulah sebabnya,
"K-kalian siapa?" Tanya seorang lelaki paruh baya dengan tubuhnya yang hanya berbalut celana dalam saja. Tubuh rentanya terduduk di atas kursi kayu dengan kedua tangan dan kaki yang diikat, sementara di atas tempat tidur kecil yang berantakan itu, sesosok tubuh wanita tanpa busana tengah pingsan setelah wajahnya mendapat bogem mentah Milly.Saat tim Angela mendatangi tempat tinggalnya, lelaki itu terpergok sedang berhubungan dengan salah satu pelacur pinggir jalan."Apa benar, anda Ayah kandung Karina?" Tanya Angela yang kini berdiri di hadapan lelaki paruh baya bernama Kasim itu.Milly tampak siaga di ambang pintu kamar, sementara Edhie berjaga di depan rumah, dan Aster sedang mengobrak-abrik kamar yang di duga bahwa itu adalah kamar milik Karina."I-iya, saya Ayah Karina," akunya dengan bibir gemetar saking takut."Di mana Karina berada sekarang?" Tanya Angela lagi."Sa-saya tidak tahu. Karina sudah tidak pulang selama satu bulan belakangan semenjak anaknya meninggal. Tolong, lepask
"Cukup! Cukup Jericho! Hentikan kegilaanmu!" ucap Jervian setelah berhasil menggagalkan niatan Fadli untuk membunuh Kasim.Fadli bangkit seraya mengusap sudut bibirnya yang terluka setelah mendapat bogem mentah dari Jervian.Senyum menawannya mengembang lebar. Tatapannya sempat tertuju ke arah seorang wanita yang bersembunyi di balik tubuh Jervian saat itu.Wanita yang tak lain adalah Karina."Akhirnya, pasangan pecundang ini keluar juga dari persembunyian!" umpat Fadli saat itu. "Tidak taukah kamu, bahwa selama ini aku merindukanmu, Kak?" tambahnya seolah masalah yang terjadi di antara mereka hanyalah masalah sepele."Karina, cepat bawa Ayahmu ke rumah sakit," perintah Jervian pada wanita yang saat itu datang bersamanya. Tak sama sekali menghiraukan kicauan Fadli."Aku tidak akan meninggalkanmu hanya berdua dengan lelaki gila ini!" balas Karina memegang erat lengan sang kekasih.Fadli tersenyum kecut mendengar ucapan Karina. Memaki dalam hati, suatu hari nanti dia akan merobek mulut
"Halo, Pak Bergas, Maaf, saya lalai. Fadli dalam keadaan kritis bersama Jervian sekarang! Apa yang harus saya lakukan?" Lapor mata-mata Bergas yang seketika menelepon Bergas mengenai apa yang terjadi malam ini."BODOH!" Maki Bergas terdengar marah. "Share loc lokasimu, aku akan datang membawa ambulance! Jangan sampai ada warga sekitar yang tau!""Baik, Pak!"Begitu sambungan telepon itu terputus, Bergas pun lekas beranjak mendatangi lokasi yang diberikan anak buahnya tersebut.Melihat kondisi Fadli yang cukup parah, sama halnya dengan Jervian, Bergas pun meminta pihak medis di rumah sakit miliknya untuk bisa menolong kedua-duanya."Ini lobus frontal, keretakannya sangat parah. Itulah sebabnya, saat ini Dokter Fadli koma dan tidak merespons rasa sakit. Kondisinya kritis dan tampak tidak menjanjikan." jelas salah satu Dokter terbaik di rumah sakit milik Bergas."Bagaimana dengan Jervian?" tanya Bergas lagi."Beberapa peluru menembus perutnya. Mengakibatkan kerusakan yang parah pada bagia
"Setelah melakukan penyelidikan dan pencarian sekian tahun, akhirnya polisi berhasil memecahkan kasus pembunuhan berantai "si pemburu jari" yang meresahkan warga Ibukota. Tadi malam, berlokasi di sekitar daerah Jalan Baru, polisi menemukan lokasi persembunyian si pembunuh. Di sana ditemukan bukti berupa gigi-gigi korban yang hilang serta identitas si pembunuh yang bernama Jervian yang ternyata adalah anak dari pembunuh berantai keji si pemburu kepala, Dokter Adnan Al-Hakim yang berhasil selamat dari insiden kebakaran lima belas tahun silam.""Dalam perburuan, Jervian berhasil dilumpuhkan pihak kepolisian dan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Demi kepentingan penyidikan, polisi akan menyembunyikan wajah asli pelaku karena dikhawatirkan akan menimbulkan trauma mendalam bagi para keluarga korbannya.""Seorang Profesor bernama Bergas Pramudya pemilik Rumah Sakit Abigail Pramudya, menyatakan bahwa penelitiannya atas Gen Psikopat yang bisa diturunkan kini terbukti keakuratannya
Sejak awal, Regi memang sudah menduga ada yang tidak beres dengan Tristan.Asisten pribadinya itu terlihat mencurigakan dan tampak menutup-nutupi sesuatu dari Regi, terlebih saat Regi mencoba mengingat-ingat kembali wajah Tristan yang sepertinya tidak asing.Hingga akhirnya, Regi ingat siapa Tristan sebenarnya.Tentunya setelah dia secara diam-diam menyelidiki latar belakang kehidupan Tristan dengan membayar jasa detektif swasta terkemuka di Amerika.Dan kembalinya Regi ke Indonesia setelah dia menjelajah keliling dunia menyelesaikan pekerjaannya, Regi bermaksud untuk memberitahu Angela siapa Tristan sebenarnya.Setelah mengetahui keberadaan Angela di rumah sakit, pagi itu, Regi sengaja meminta Pak Jay sang supir pribadinya untuk beristirahat di hotel, karena dia ingin menyetir mobil sendiri.Tak terlihat Tristan berada bersamanya saat itu. Regi hanya pergi sendirian."Angela," panggil Regi yang memang sengaja menunggu Angela di pelataran parkir rumah sakit. Sebab, akan sangat tidak mu
Namaku, Tania Andriani.Aku terlahir dari rahim seorang wanita bernama Tazkia Andriani yang kini sudah hidup berbahagia bersama keluarga barunya. Bahkan setelah dia mengasingkan aku hanya karena Ayahku adalah seorang pembunuh.Kedua orang tua angkatku bilang, Tazkia tidak mau merawatku karena dia sangat membenci Ayahku dan berpikir, jika aku sudah besar nanti, aku akan menjadi seperti ayah.Yaitu, seorang pembunuh.Dan semua kekhawatiran itu memang menjadi kenyataan.Kini, aku menjelma menjadi seorang pembunuh tanpa ada siapapun yang mengetahuinya.Aku tidak menyesal menjadi seorang pembunuh karena bagiku, membunuh itu sangat mengasyikkan.Aku sangat menikmati saat-saat di mana mangsaku meregang nyawa secara perlahan-lahan.Memohon, menangis, merintih dan menghiba di hadapanku.Sayangnya, setelah bertahun-tahun berburu tanpa meninggalkan jejak, akhirnya aku melakukan kesalahan fatal saat aku membunuh seorang lelaki bernama Gerald yang ternyata adalah kekasih Cindy, dia adikku. Anak Ta
Seorang gadis berambut panjang bergelombang terlihat berjalan menyusuri trotoar pejalan kaki yang tertutup salju.Dia memasukkan kedua tangannya di balik saku jaket tebalnya.Sesekali bersiul-siul santai sekadar mengusir hawa dingin yang merasuk serta merta. Membuat tubuhnya terus menggigil.Ingin rasanya dia segera sampai di rumah untuk menghangatkan tubuh.Secangkir coklat panas dengan sepotong cake blueberry buatan sang Ibunda terbayang dalam benaknya. Mendadak perutnya jadi keroncongan.Salju yang turun di kota London pada musim dingin kali ini memang cukup lebat dari biasanya. Itulah sebabnya, banyak jalanan ditutup karena badai salju yang tak kunjung berhenti."Assalamualaikum," ucapnya seperti biasa setiap kali memasuki rumah. Meski dia dilahirkan dan menetap di kota yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, namun sebagai seorang muslim, dia wajib melaksanakan semua yang memang menjadi ajaran Agamanya, yaitu Islam. Dan mengucapkan salam adalah hal penting dalam keluarga merek
"HUKUM MATI FADLI SI PEMBUNUH!""DIA SAMA SAJA DENGAN AYAHNYA!""BAHKAN HUKUMAN MATI SAJA BELUM CUKUP UNTUK MEMBALAS PERBUATAN KEJI MEREKA!""ARAK MEREKA DAN RAJAM SAMPAI MATI!""MEREKA MONSTER YANG SANGAT MENGERIKAN!""PEMERINTAH HARUS SEGERA MENINDAK TEGAS KASUS INI!""JANGAN BODOHI MASYARAKAT LAGI!"Semua masa dari berbagai kalangan turun ke jalan, menyuarakan aksi protes atas ketidakbecusan pemerintah dan aparat kepolisian dalam mengungkap kasus pembunuhan berantai selama ini.Publik kembali dibuat tercengang saat Fadli Al-Hakim, seorang Dokter umum dengan paras tampannya, perilakunya yang sopan, bersahaja dan sangat baik itu ternyata adalah seorang psikopat!Dia lah pembunuh berantai yang sudah menghabisi hampir dua puluh nyawa manusia tidak berdosa dengan cara yang teramat sangat sadis.Melalui bukti berupa jari dan isi tulisan dalam buku diarinya, hari itu Fadli menyerahkan diri kepada pihak kepolisian hingga kabar itu pun menyebar dan memancing emosi penduduk.Wartawan dan masy
Regi terus mencoba menghubungi Fadli saat itu, namun ponsel Fadli tak juga aktif.Dia sudah mencari Fadli ke tempat yang selama ini Regi sediakan untuk Fadli bersembunyi tapi Fadli tidak ada di sana.Dan Regi sudah menduga, Fadli pasti sedang berada bersama Karina saat ini.Itulah sebabnya, Regi mengerahkan seluruh anak buahnya untuk melacak keberadaan Karina sebelum wanita itu benar-benar melakukan sesuatu terhadap Fadli.Regi menduga, tak menutup kemungkinan, Karina akan membunuh Fadli dengan tangannya sendiri sebagai pembalasan dendam atas apa yang telah terjadi kepada kekasihnya, Jervian.Tak lama, saat Regi dan anak buahnya, serta Angela dan timnya pun turut serta mencari kemana Karina membawa Fadli pergi, Regi mendapatkan sebuah pesan singkat dari seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah ibu kandung Fadli.Pesan itu berisi...Aku tau kemana Karina membawa Fadli.Dan melalui bantuan wanita itulah akhirnya Regi berhasil menemukan Fadli dan Karina.Hari itu, tengah malam buta, K
15 MaretUsiaku enam tahun.Hari ini cerah.Tapi, seekor kucing membuatku kesal dengan suaranya yang berisik ketika aku sedang bermain.Aku menangkap kucing itu dan membelah isi perutnya.Ternyata, kucing itu sedang hamil.*17 MaretDua hari setelah aku membelah perut kucing.Hari ini mendung.Ayah memukulku setelah mendapat laporan dari tetangga yang kehilangan kucing dan mengetahui aku yang telah membunuh kucingnya.Ayah memarahiku habis-habisan di depan banyak orang.Aku sangat kesal padanya, tapi Ibu selalu menghalangiku saat aku ingin membalas perbuatan Ayah terhadapku.*25 MaretSatu minggu kemudian.Hari ini gerimis.Ayah mencoba membunuh adikku, saat itu dia sedang mabuk, tapi Ibu menolong adikku, hingga akhirnya, Ibu menjadi bulan-bulanan Ayah.Jervian yang menolong Ibu waktu itu.*21 Januari.Satu tahun kemudian.Hari kematian Ibu.Ayah yang sudah membunuh Ibuku.Lelaki itu menyiksa ibu secara brutal di hadapanku.Begitu melihatku berdiri di pintu kamar, Ibu berlari ke ar
Waktu dua bulan sudah lebih dari cukup bagi Tazkia memulihkan kondisi kesehatan fisik dan mentalnya akibat kematian kedua orang tua dan janin di dalam kandungannya.Kini, Tazkia sudah benar-benar pulih dan bisa beraktifitas normal kembali.Hanya saja, satu hal yang masih menjadi tanda tanya besar dalam benak Tazkia saat ini adalah kepergian Fadli dari kehidupannya.Lelaki itu seperti menghilang di telan bumi bahkan sejak Tazkia sadar dari komanya setelah operasi, Tazkia tak pernah melihat keberadaan Fadli di sisinya.Regi bilang, Fadli ditugaskan untuk menjadi Dokter sukarelawan di desa terpencil yang letaknya berada di pelosok negeri, itulah sebabnya, Fadli akan kesulitan menghubungi Tazkia begitu juga sebaliknya.Tapi logikanya, sesulit apapun sinyal di tempat Fadli mengemban tugas saat ini, masa iya, sudah dua bulan lebih dia tak sama sekali memberi kabar pada anak dan istrinya, satu kali pun?Bukankah itu mustahil?Kembali, entah untuk yang ke berapa ratus kalinya Tazkia menengok
Bergas mengutuk kebodohannya yang sudah termakan bujuk rayu Tristan.Nyatanya, selama ini dirinya sudah dibohongi oleh Tristan yang merupakan kaki tangan Syarif.Syarif dan Tristan bekerjasama memanfaatkan dirinya agar terjalin kerjasama diantara Bergas dengan Perusahaan Gen Corporation di mana pemilik perusahaan itu ternyata adalah Regi Haidarzaim yang merupakan mantan suami Tazkia yang kini menikah dengan Fadli."Jadi selama ini, anda sudah menipu saya, Pak?" Tanya Bergas pada Syarif dalam pertemuan rahasia mereka. "Setelah apa yang sudah saya lakukan untuk anda, tapi apa yang anda lakukan pada saya?" teriak Bergas lagi saat dia mengetahui bahwa izin penelitiannya sudah benar-benar dicabut. Bahkan Syarif melarang Bergas untuk melakukan tes DNA terhadap para Ibu hamil terduga memiliki keturunan dengan Gen Psikopat.Penelitian itu resmi dihentikan dan ditutup untuk selama-lamanya setelah salah seorang peneliti lain yang merupakan anak buah Syarif mengumumkan ke publik bahwa penelitian
Sore ini Tazkia sadar setelah seharian kemarin dia mengalami koma pasca pendarahan hebat yang dialaminya.Masih dengan tubuh yang sangat lemah Tazkia hanya bisa mengedipkan mata, bahkan untuk sekadar menoleh saja dia merasa kesulitan.Tazkia tidak mendapati keberadaan siapapun di dalam ruangan rawatnya saat itu.Dalam diam, kedua bola mata Tazkia mengerjap saat hawa panas menjalarinya. Memancing bendungan air mata yang perlahan menetes di pelipisnya.Sekelebat bayangan jasad kedua orang tuanya yang tergantung dengan keadaan yang mengerikan kembali terlintas dalam benak Tazkia saat itu."Ibu... Bapak..." gumamnya dalam tangis.Pintu ruang rawat yang terbuka membuat tatapan Tazkia teralihkan.Melalui lirikan matanya saat itu, Tazkia menangkap samar sesosok tubuh lelaki yang perlahan mendekatinya.Buru-buru Tazkia memejamkan mata.Berpura-pura belum sadar."Bu Tazkia belum sadar, Pak." ucap suara asing yang tertangkap indra pendengaran Tazkia."Dokter sudah memeriksa keadaannya hari ini?
"Sayangnya, Tazkia akan sangat membencimu jika dia sampai tahu siapa kamu sebenarnya! Terlebih, tentang kisah masa lalu mu dengannya! Tentang alasan mengapa dulu kamu selalu menstalkingnya sewaktu kalian masih SMA. Bukan karena kamu yang menyukainya, tapi karena kamu yang ingin membunuhnya!""Dari mana kamu tahu soal itu?" Tanya Fadli cepat. Lelaki itu benar-benar terkejut.Karina tersenyum miring. Melipat kedua tangan di depan dada, dia kembali duduk di sofa. "Pertanyaan yang kamu ajukan itu kedengarannya sangat lucu bagiku, Jer! Jelas-jelas, kamu sendiri yang sudah menceritakan semua rahasia pribadimu padaku. Semua rencana pembunuhanmu, termasuk siapa target pembunuhanmu selanjutnya jika saja malam itu Jervian tidak menghentikanmu! Aku tau semuanya, Jer..."Fadli yang mulai termakan omongan Karina lekas mendekat dan mengambil posisi duduk di sisi wanita itu. Menarik kedua bahu Karina agar duduk menghadapnya. "Coba, katakan, katakan semua rahasia pribadiku yang kamu ketahui, jika mem