"K-kalian siapa?" Tanya seorang lelaki paruh baya dengan tubuhnya yang hanya berbalut celana dalam saja. Tubuh rentanya terduduk di atas kursi kayu dengan kedua tangan dan kaki yang diikat, sementara di atas tempat tidur kecil yang berantakan itu, sesosok tubuh wanita tanpa busana tengah pingsan setelah wajahnya mendapat bogem mentah Milly.Saat tim Angela mendatangi tempat tinggalnya, lelaki itu terpergok sedang berhubungan dengan salah satu pelacur pinggir jalan."Apa benar, anda Ayah kandung Karina?" Tanya Angela yang kini berdiri di hadapan lelaki paruh baya bernama Kasim itu.Milly tampak siaga di ambang pintu kamar, sementara Edhie berjaga di depan rumah, dan Aster sedang mengobrak-abrik kamar yang di duga bahwa itu adalah kamar milik Karina."I-iya, saya Ayah Karina," akunya dengan bibir gemetar saking takut."Di mana Karina berada sekarang?" Tanya Angela lagi."Sa-saya tidak tahu. Karina sudah tidak pulang selama satu bulan belakangan semenjak anaknya meninggal. Tolong, lepask
"Cukup! Cukup Jericho! Hentikan kegilaanmu!" ucap Jervian setelah berhasil menggagalkan niatan Fadli untuk membunuh Kasim.Fadli bangkit seraya mengusap sudut bibirnya yang terluka setelah mendapat bogem mentah dari Jervian.Senyum menawannya mengembang lebar. Tatapannya sempat tertuju ke arah seorang wanita yang bersembunyi di balik tubuh Jervian saat itu.Wanita yang tak lain adalah Karina."Akhirnya, pasangan pecundang ini keluar juga dari persembunyian!" umpat Fadli saat itu. "Tidak taukah kamu, bahwa selama ini aku merindukanmu, Kak?" tambahnya seolah masalah yang terjadi di antara mereka hanyalah masalah sepele."Karina, cepat bawa Ayahmu ke rumah sakit," perintah Jervian pada wanita yang saat itu datang bersamanya. Tak sama sekali menghiraukan kicauan Fadli."Aku tidak akan meninggalkanmu hanya berdua dengan lelaki gila ini!" balas Karina memegang erat lengan sang kekasih.Fadli tersenyum kecut mendengar ucapan Karina. Memaki dalam hati, suatu hari nanti dia akan merobek mulut
"Halo, Pak Bergas, Maaf, saya lalai. Fadli dalam keadaan kritis bersama Jervian sekarang! Apa yang harus saya lakukan?" Lapor mata-mata Bergas yang seketika menelepon Bergas mengenai apa yang terjadi malam ini."BODOH!" Maki Bergas terdengar marah. "Share loc lokasimu, aku akan datang membawa ambulance! Jangan sampai ada warga sekitar yang tau!""Baik, Pak!"Begitu sambungan telepon itu terputus, Bergas pun lekas beranjak mendatangi lokasi yang diberikan anak buahnya tersebut.Melihat kondisi Fadli yang cukup parah, sama halnya dengan Jervian, Bergas pun meminta pihak medis di rumah sakit miliknya untuk bisa menolong kedua-duanya."Ini lobus frontal, keretakannya sangat parah. Itulah sebabnya, saat ini Dokter Fadli koma dan tidak merespons rasa sakit. Kondisinya kritis dan tampak tidak menjanjikan." jelas salah satu Dokter terbaik di rumah sakit milik Bergas."Bagaimana dengan Jervian?" tanya Bergas lagi."Beberapa peluru menembus perutnya. Mengakibatkan kerusakan yang parah pada bagia
"Setelah melakukan penyelidikan dan pencarian sekian tahun, akhirnya polisi berhasil memecahkan kasus pembunuhan berantai "si pemburu jari" yang meresahkan warga Ibukota. Tadi malam, berlokasi di sekitar daerah Jalan Baru, polisi menemukan lokasi persembunyian si pembunuh. Di sana ditemukan bukti berupa gigi-gigi korban yang hilang serta identitas si pembunuh yang bernama Jervian yang ternyata adalah anak dari pembunuh berantai keji si pemburu kepala, Dokter Adnan Al-Hakim yang berhasil selamat dari insiden kebakaran lima belas tahun silam.""Dalam perburuan, Jervian berhasil dilumpuhkan pihak kepolisian dan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Demi kepentingan penyidikan, polisi akan menyembunyikan wajah asli pelaku karena dikhawatirkan akan menimbulkan trauma mendalam bagi para keluarga korbannya.""Seorang Profesor bernama Bergas Pramudya pemilik Rumah Sakit Abigail Pramudya, menyatakan bahwa penelitiannya atas Gen Psikopat yang bisa diturunkan kini terbukti keakuratannya
Sejak awal, Regi memang sudah menduga ada yang tidak beres dengan Tristan.Asisten pribadinya itu terlihat mencurigakan dan tampak menutup-nutupi sesuatu dari Regi, terlebih saat Regi mencoba mengingat-ingat kembali wajah Tristan yang sepertinya tidak asing.Hingga akhirnya, Regi ingat siapa Tristan sebenarnya.Tentunya setelah dia secara diam-diam menyelidiki latar belakang kehidupan Tristan dengan membayar jasa detektif swasta terkemuka di Amerika.Dan kembalinya Regi ke Indonesia setelah dia menjelajah keliling dunia menyelesaikan pekerjaannya, Regi bermaksud untuk memberitahu Angela siapa Tristan sebenarnya.Setelah mengetahui keberadaan Angela di rumah sakit, pagi itu, Regi sengaja meminta Pak Jay sang supir pribadinya untuk beristirahat di hotel, karena dia ingin menyetir mobil sendiri.Tak terlihat Tristan berada bersamanya saat itu. Regi hanya pergi sendirian."Angela," panggil Regi yang memang sengaja menunggu Angela di pelataran parkir rumah sakit. Sebab, akan sangat tidak mu
"Saya nikahkan kamu dengan anak perempuan saya Tazkia Andriani binti Gading Wiyono dengan Mas Kawin seperangkat alat shalat dan uang tunai sejumlah Rp 22.222.000 dibayar tunai.""Saya terima nikahnya Tazkia Indriani binti Gading Wiyono dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.""Andriani!" Ralat Gading membenarkan kesalahan Fadli.Merasa malu, kepala sang mempelai lelaki menunduk dalam. Bisa-bisanya dia melakukan kesalahan di acara sesakral ini.Suasana yang tadinya khidmat kini malah sedikit ramai karena tawa yang terdengar dari beberapa hadirin sekalian."Kita ulang dari awal lagi ya," ucap Pak penghulu menengahi.*Sebuah senyum tipis sarat kegetiran tampak di wajah pucat Tazkia.Dalam diam, sambil menatap sosok sang suami yang masih terbaring dalam tidur panjangnya, Tazkia terbayang pada momen-momen lucu saat Fadli yang terus salah dalam mengucapkan kalimat Kabulnya.Saat itu, posisi Tazkia yang paling dekat dengan Fadli hingga dia bisa melihat betapa gugupnya lelaki itu karena tan
Sekembalinya Tazkia ke ruang rawat sang suami, wanita berhijab itu kaget melihat burung pemberian Rafa sudah raib dari kandangnya.Menoleh ke arah jendela yang terbuka, Tazkia berpikir si burung melarikan diri keluar.Hanya saja, satu hal yang membuatnya heran adalah, bagaimana caranya si burung keluar dari sangkar kecil ini? Padahal jelas-jelas pintu kawatnya tertutup rapat tadi?Entahlah, Tazkia tak ingin pusing memikirkan hal-hal kecil seperti itu, hingga akhirnya dia menyimpan kembali sangkar burung itu ke laci paling bawah.Saat itu, Tazkia hendak membenahi bekas makanan milik Rafa yang masih berantakan di meja ketika dia mendengar suara Fadli bergumam pelan."Di mana aku?"Menoleh cepat ke arah sang suami, Tazkia sangat senang saat mendapati kedua bola mata Fadli yang terbuka dan sedang menatap ke arahnya. Bahkan saking senang, dia langsung menangis dan berhambur memeluk sang suami."Alhamdulillah, akhirnya kamu bangun juga, Mas..." pekiknya saat itu."Ka-kamu siapa?" Tanya Fadl
Seorang lelaki dengan tergesa keluar dari mobil pribadinya.Berlari memasuki rumah, mendapati keluarganya sudah berkumpul di ruang tamu dengan beberapa koper yang terletak tak jauh dari mereka."Kalian sudah siap? Bawa barang yang perlu saja," ucap lelaki itu dengan raut wajah yang terlihat cemas."Ini sebenarnya ada apa sih Mas? Kenapa kamu tiba-tiba nyuruh aku sama anak-anak berkemas? Emang kita mau kemana?" Tanya wanita paling dewasa di sana."Untuk saat ini, kamu dan anak-anak aku kirim dulu ke desanya Pak Anwar. Nanti aku jemput kalian kalau keadaan sudah aman dan akan kuceritakan semuanya. Oke? Ayo, Pak Anwar sudah menunggu di stasiun." Ajak lelaki itu lagi seraya membantu keluarganya membawa koper-koper mereka.Hari itu, begitu tau bahwa Regi ternyata masih hidup, Ilham langsung mengambil langkah cepat untuk menyembunyikan keluarganya agar mereka aman.Ilham tau apa yang akan terjadi pada dirinya dan keluarganya jika sampai Regi benar-benar datang menemui dirinya.Sejak Fadli m