"Saya nikahkan kamu dengan anak perempuan saya Tazkia Andriani binti Gading Wiyono dengan Mas Kawin seperangkat alat shalat dan uang tunai sejumlah Rp 22.222.000 dibayar tunai.""Saya terima nikahnya Tazkia Indriani binti Gading Wiyono dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.""Andriani!" Ralat Gading membenarkan kesalahan Fadli.Merasa malu, kepala sang mempelai lelaki menunduk dalam. Bisa-bisanya dia melakukan kesalahan di acara sesakral ini.Suasana yang tadinya khidmat kini malah sedikit ramai karena tawa yang terdengar dari beberapa hadirin sekalian."Kita ulang dari awal lagi ya," ucap Pak penghulu menengahi.*Sebuah senyum tipis sarat kegetiran tampak di wajah pucat Tazkia.Dalam diam, sambil menatap sosok sang suami yang masih terbaring dalam tidur panjangnya, Tazkia terbayang pada momen-momen lucu saat Fadli yang terus salah dalam mengucapkan kalimat Kabulnya.Saat itu, posisi Tazkia yang paling dekat dengan Fadli hingga dia bisa melihat betapa gugupnya lelaki itu karena tan
Sekembalinya Tazkia ke ruang rawat sang suami, wanita berhijab itu kaget melihat burung pemberian Rafa sudah raib dari kandangnya.Menoleh ke arah jendela yang terbuka, Tazkia berpikir si burung melarikan diri keluar.Hanya saja, satu hal yang membuatnya heran adalah, bagaimana caranya si burung keluar dari sangkar kecil ini? Padahal jelas-jelas pintu kawatnya tertutup rapat tadi?Entahlah, Tazkia tak ingin pusing memikirkan hal-hal kecil seperti itu, hingga akhirnya dia menyimpan kembali sangkar burung itu ke laci paling bawah.Saat itu, Tazkia hendak membenahi bekas makanan milik Rafa yang masih berantakan di meja ketika dia mendengar suara Fadli bergumam pelan."Di mana aku?"Menoleh cepat ke arah sang suami, Tazkia sangat senang saat mendapati kedua bola mata Fadli yang terbuka dan sedang menatap ke arahnya. Bahkan saking senang, dia langsung menangis dan berhambur memeluk sang suami."Alhamdulillah, akhirnya kamu bangun juga, Mas..." pekiknya saat itu."Ka-kamu siapa?" Tanya Fadl
Seorang lelaki dengan tergesa keluar dari mobil pribadinya.Berlari memasuki rumah, mendapati keluarganya sudah berkumpul di ruang tamu dengan beberapa koper yang terletak tak jauh dari mereka."Kalian sudah siap? Bawa barang yang perlu saja," ucap lelaki itu dengan raut wajah yang terlihat cemas."Ini sebenarnya ada apa sih Mas? Kenapa kamu tiba-tiba nyuruh aku sama anak-anak berkemas? Emang kita mau kemana?" Tanya wanita paling dewasa di sana."Untuk saat ini, kamu dan anak-anak aku kirim dulu ke desanya Pak Anwar. Nanti aku jemput kalian kalau keadaan sudah aman dan akan kuceritakan semuanya. Oke? Ayo, Pak Anwar sudah menunggu di stasiun." Ajak lelaki itu lagi seraya membantu keluarganya membawa koper-koper mereka.Hari itu, begitu tau bahwa Regi ternyata masih hidup, Ilham langsung mengambil langkah cepat untuk menyembunyikan keluarganya agar mereka aman.Ilham tau apa yang akan terjadi pada dirinya dan keluarganya jika sampai Regi benar-benar datang menemui dirinya.Sejak Fadli m
Setelah berhasil melepas seragam cleaning servicenya, Elfira kini menyamar menjadi salah satu dokter di rumah sakit milik Bergas.Dalam persembunyiannya selama bertahun-tahun lamanya, Elfira belajar banyak hal dari mulai ilmu bela diri hingga ilmu mata-mata.Cukup dia menjadi lemah saat berada dalam tawanan lelaki terkutuk bernama Adnan Al-Hakim. Lelaki yang sudah menghancurkan hidupnya!Berkat bantuan Alfina sang saudara kembar, akhirnya Elfira bisa terbebas dari jerat Adnan dan menjalani kehidupannya dalam persembunyian untuk mempersiapkan rencana balas dendamnya.Setelah melalui banyak hal pahit dan getir dalam hidupnya, kini di usia senjanya, Elfira justru menjelma menjadi wanita kuat dan akan memulihkan kembali nama baik Jervian yang kini tercemar.Elfira yakin, dibalik perubahan sikap Fadli alias Jericho, ada sesuatu yang aneh dan tak biasa. Itulah sebabnya, kini Elfira akan menyelidiki semuanya.Dengan kemampuan mata-mata yang dimilikinya, Elfira berhasil masuk ke dalam ruangan
Dua minggu setelah siuman dan kondisi kesehatannya membaik, Fadli pun diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit dan disarankan untuk melakukan proses rawat jalan.Kepala Fadli masih diperban saat itu.Kepulangannya disambut oleh kedua orang tua Tazkia dan Rafa, serta Angela, Edhie, Aster dan juga Milly.Mereka membuat pesta kecil-kecilan di halaman rumah Tazkia dan Fadli."Angela," ucap Tazkia saat dirinya sedang menyiapkan makan malam di dapur dibantu oleh Angela. Fadli sedang mengobrol di ruang tamu bersama Edhie dan kedua orang tua Tazkia sementara Rafa sedang bermain dengan Aster dan Milly di teras."Ya?" sahut Angela yang sedang memotong sayuran."Apa, amnesia itu bisa membuat sifat dan sikap seseorang berubah?" tanya Tazkia yang pada akhirnya memutuskan untuk bercerita.Memendam semuanya sendirian selama satu minggu ini, Tazkia merasa tidak tahan. Terlebih dengan pertanyaan demi pertanyaan tidak masuk akal yang terus dilontarkan Fadli padanya."Maksudmu?" Tanya Angela menoleh dan m
Setelah penemuan mayat yang ternyata adalah mayat lelaki bernama Dimas yang selama ini menjadi incaran polisi setelah dinyatakan bersalah atas kematian Arini dan Damar, Fadli dan Tazkia yang awalnya dibawa ke kantor polisi kini diperbolehkan pulang setelah Tazkia menceritakan mengenai kondisi kesehatan yang dialami suaminya pada polisi.Polisi kemudian mengkonfimasi kebenaran atas kesaksian Tazkia langsung ke rumah sakit yang bersangkutan tempat di mana Fadli menjalani operasi otak hingga dinyatakan amnesia."Tadi, aku udah khawatir banget polisi bakal nahan kamu Mas karena kamu yang nemuin lokasi mayatnya Dimas. Tapi yang aku bingung, kenapa kamu bisa tau kalau di situ ada mayat?" tanya Tazkia begitu dirinya dan Fadli sedang berada di perjalanan pulang."Aku juga nggak tau Kia. Pas tadi kamu ajak aku ke taman itu, tiba-tiba aku teringat sesuatu di mana ingatan tersebut menuntun aku ke area itu." jelas Fadli saat itu. Fadli mengesah dan menyandarkan kepalanya yang tiba-tiba saja mulai
Hari ini, Fadli ada jadwal Check Up ke rumah sakit.Karena jadwalnya berbarengan dengan jadwal Check up kandungan Tazkia, jadilah mereka berpisah di lobi rumah sakit."Nanti kalau kamu selesai duluan, telepon aku ya?" Ucap Fadli saat itu."Iya Mas.""Hati-hati," ucap Fadli seraya membelai pipi Tazkia. Lelaki itu tersenyum tulus.Hampir satu bulan berlalu sejak dirinya siuman dari koma, Tazkia terus mendampinginya. Menjaganya siang dan malam.Bahkan dalam kondisi sang istri yang kini sedang hamil tua, Tazkia tak sama sekali mengeluh.Beribu perhatian tulus, kesabaran dan kelembutan Tazkia perlahan menghadirkan perasaan lain dalam batin Fadli.Sebuah perasaan yang Fadli sendiri tak tahu bagaimana cara mendefinisikannya.Perasaan ini terasa asing, tapi menyenangkan. Membuatnya damai.Berada di sisi Tazkia membuat Fadli bahagia."Selamat pagi, Dok." Sapa Fadli ketika memasuki ruangan sang dokter."Pagi, Dokter Fadli. Bagaimana keadaannya? Masih ada keluhan?" tanya seorang dokter bedah sya
Tazkia sudah selesai diperiksa, dokter kandungannya mengatakan bahwa kandungan Tazkia sehat dan dalam kondisi baik.Setelah mengambil vitamin di apotik Tazkia hendak menemui sang suami ke bagian bedah syaraf, ketika tanpa sengaja, Tazkia melihat Angela baru saja keluar bersama seorang lelaki dari sebuah ruangan di koridor yang hendak dia lewati.Saat Tazkia meneliti sosok lelaki yang berjalan dengan Angela lebih jelas, napas Tazkia mendadak tercekat.Mas Regi?Gumamnya membatin. Debar dadanya tiba-tiba saja mengencang, tak beraturan.Ada sebuah keinginan besar dalam dirinya yang mendorong untuk melakukan sesuatu, mengejar atau memanggil, hanya saja, sebagian dirinya yang lain justru menahan hal itu.Hingga akhirnya, Tazkia hanya mampu terpaku di tempatnya berdiri, menatap punggung Angela dan sang mantan suami yang semakin menjauh.Melangkah lesu ketika dua manusia itu sudah tak lagi terlihat oleh pandangannya, Tazkia kini sudah berada di depan pintu sebuah ruangan ICU.Merasa penasara