Setelah berhasil melepas seragam cleaning servicenya, Elfira kini menyamar menjadi salah satu dokter di rumah sakit milik Bergas.Dalam persembunyiannya selama bertahun-tahun lamanya, Elfira belajar banyak hal dari mulai ilmu bela diri hingga ilmu mata-mata.Cukup dia menjadi lemah saat berada dalam tawanan lelaki terkutuk bernama Adnan Al-Hakim. Lelaki yang sudah menghancurkan hidupnya!Berkat bantuan Alfina sang saudara kembar, akhirnya Elfira bisa terbebas dari jerat Adnan dan menjalani kehidupannya dalam persembunyian untuk mempersiapkan rencana balas dendamnya.Setelah melalui banyak hal pahit dan getir dalam hidupnya, kini di usia senjanya, Elfira justru menjelma menjadi wanita kuat dan akan memulihkan kembali nama baik Jervian yang kini tercemar.Elfira yakin, dibalik perubahan sikap Fadli alias Jericho, ada sesuatu yang aneh dan tak biasa. Itulah sebabnya, kini Elfira akan menyelidiki semuanya.Dengan kemampuan mata-mata yang dimilikinya, Elfira berhasil masuk ke dalam ruangan
Dua minggu setelah siuman dan kondisi kesehatannya membaik, Fadli pun diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit dan disarankan untuk melakukan proses rawat jalan.Kepala Fadli masih diperban saat itu.Kepulangannya disambut oleh kedua orang tua Tazkia dan Rafa, serta Angela, Edhie, Aster dan juga Milly.Mereka membuat pesta kecil-kecilan di halaman rumah Tazkia dan Fadli."Angela," ucap Tazkia saat dirinya sedang menyiapkan makan malam di dapur dibantu oleh Angela. Fadli sedang mengobrol di ruang tamu bersama Edhie dan kedua orang tua Tazkia sementara Rafa sedang bermain dengan Aster dan Milly di teras."Ya?" sahut Angela yang sedang memotong sayuran."Apa, amnesia itu bisa membuat sifat dan sikap seseorang berubah?" tanya Tazkia yang pada akhirnya memutuskan untuk bercerita.Memendam semuanya sendirian selama satu minggu ini, Tazkia merasa tidak tahan. Terlebih dengan pertanyaan demi pertanyaan tidak masuk akal yang terus dilontarkan Fadli padanya."Maksudmu?" Tanya Angela menoleh dan m
Setelah penemuan mayat yang ternyata adalah mayat lelaki bernama Dimas yang selama ini menjadi incaran polisi setelah dinyatakan bersalah atas kematian Arini dan Damar, Fadli dan Tazkia yang awalnya dibawa ke kantor polisi kini diperbolehkan pulang setelah Tazkia menceritakan mengenai kondisi kesehatan yang dialami suaminya pada polisi.Polisi kemudian mengkonfimasi kebenaran atas kesaksian Tazkia langsung ke rumah sakit yang bersangkutan tempat di mana Fadli menjalani operasi otak hingga dinyatakan amnesia."Tadi, aku udah khawatir banget polisi bakal nahan kamu Mas karena kamu yang nemuin lokasi mayatnya Dimas. Tapi yang aku bingung, kenapa kamu bisa tau kalau di situ ada mayat?" tanya Tazkia begitu dirinya dan Fadli sedang berada di perjalanan pulang."Aku juga nggak tau Kia. Pas tadi kamu ajak aku ke taman itu, tiba-tiba aku teringat sesuatu di mana ingatan tersebut menuntun aku ke area itu." jelas Fadli saat itu. Fadli mengesah dan menyandarkan kepalanya yang tiba-tiba saja mulai
Hari ini, Fadli ada jadwal Check Up ke rumah sakit.Karena jadwalnya berbarengan dengan jadwal Check up kandungan Tazkia, jadilah mereka berpisah di lobi rumah sakit."Nanti kalau kamu selesai duluan, telepon aku ya?" Ucap Fadli saat itu."Iya Mas.""Hati-hati," ucap Fadli seraya membelai pipi Tazkia. Lelaki itu tersenyum tulus.Hampir satu bulan berlalu sejak dirinya siuman dari koma, Tazkia terus mendampinginya. Menjaganya siang dan malam.Bahkan dalam kondisi sang istri yang kini sedang hamil tua, Tazkia tak sama sekali mengeluh.Beribu perhatian tulus, kesabaran dan kelembutan Tazkia perlahan menghadirkan perasaan lain dalam batin Fadli.Sebuah perasaan yang Fadli sendiri tak tahu bagaimana cara mendefinisikannya.Perasaan ini terasa asing, tapi menyenangkan. Membuatnya damai.Berada di sisi Tazkia membuat Fadli bahagia."Selamat pagi, Dok." Sapa Fadli ketika memasuki ruangan sang dokter."Pagi, Dokter Fadli. Bagaimana keadaannya? Masih ada keluhan?" tanya seorang dokter bedah sya
Tazkia sudah selesai diperiksa, dokter kandungannya mengatakan bahwa kandungan Tazkia sehat dan dalam kondisi baik.Setelah mengambil vitamin di apotik Tazkia hendak menemui sang suami ke bagian bedah syaraf, ketika tanpa sengaja, Tazkia melihat Angela baru saja keluar bersama seorang lelaki dari sebuah ruangan di koridor yang hendak dia lewati.Saat Tazkia meneliti sosok lelaki yang berjalan dengan Angela lebih jelas, napas Tazkia mendadak tercekat.Mas Regi?Gumamnya membatin. Debar dadanya tiba-tiba saja mengencang, tak beraturan.Ada sebuah keinginan besar dalam dirinya yang mendorong untuk melakukan sesuatu, mengejar atau memanggil, hanya saja, sebagian dirinya yang lain justru menahan hal itu.Hingga akhirnya, Tazkia hanya mampu terpaku di tempatnya berdiri, menatap punggung Angela dan sang mantan suami yang semakin menjauh.Melangkah lesu ketika dua manusia itu sudah tak lagi terlihat oleh pandangannya, Tazkia kini sudah berada di depan pintu sebuah ruangan ICU.Merasa penasara
"Semua akan baik-baik saja, Kia. Jika memang kamu merasa takut, Aster dan Milly akan menginap di rumahmu malam ini. Percayalah, Fadli akan baik-baik saja ""Tapi, jika memang benar di kepala Mas Fadli sekarang terdapat otak Jervian, aku khawatir Mas Fadli akan menjadi seperti Jervian...""Tidak-tidak akan. Semua bisa diatasi dengan cara memperlakukan Fadli dengan baik. Beri dia perhatian lebih. Ketulusan cintamu. Kasih sayang. Aku yakin, semua itu mampu meluruhkan sisi jahat dari otak Jervian yang ada di kepala Fadli saat ini. Semua kembali pada dirimu. Kamu yang harus memperjuangkan Fadli agar dia bisa tetap menjadi dirinya yang dulu. Seorang suami yang baik untukmu."*Itulah sederetan kalimat wejangan dari Angela saat tadi Tazkia hendak berpamitan pulang.Sampai detik ini Tazkia bahkan belum menengok keadaan Fadli di kamar mereka karena sejak kepulangan mereka dari kediaman Angela dan Edhie tadi, Tazkia langsung mengurung diri di kamar Rafa.Kenyataan bahwa perubahan yang terjadi p
Hari berganti seiring detak jarum jam yang terus berputar.Sejak pertemuannya dengan Adnan dua minggu yang lalu, Fadli memang terus berusaha menggali lebih dalam memori ingatannya yang terpecah.Kejadian demi kejadian mengerikan itu datang silih berganti dalam ingatannya.Sejauh ini, Fadli berusaha untuk tidak terhasut kata-kata Adnan yang mengatakan bahwa dialah pembunuh yang sesungguhnya.Bukan Jervian.Fadli terus memungkiri hal itu dan mencoba menjalani kehidupannya dengan baik bersama Tazkia, juga Rafa.Bahkan niatnya untuk mencari tahu siapa sebenarnya orang bernama Bergas dan Syarif itu dia urungkan karena Fadli yang memang terlalu takut menghadapi kenyataan.Selama dia bisa meredam naluri membunuh dalam dirinya, Fadli pikir dia tak perlu mengkhawatirkan apapun lagi.Hari ini, adalah hari pertama Fadli kembali bekerja di rumah sakit.Seperti biasa, setelah sarapan, Tazkia pun mengantar kepergian sang suami di teras."Kamu yakin bisa nyetir sendiri Mas?" Tanya Tazkia saat itu. "
POV Fadli a.k.a JerichoHarusnya, malam ini menjadi malam yang sempurna untukku merasakan kehangatan keluarga.Berkumpul bersama Ibu dan Ayah mertuaku serta istri dan anakku.Sejak aku terbangun dari koma pasca cidera kepala yang aku alami, semua memang berubah.Aku merasa hidupku lebih berarti. Lebih indah. Lebih bermakna.Tazkia menjelma menjadi istri yang sempurna di mataku dan kepintaran Rafa, membuatku bangga menjadi Ayahnya. Bahkan, kebaikan dan perhatian kedua orang tua Tazkia membuatku merasakan kasih sayang orang tua yang sudah lama tak aku dapatkan.Entah bagaimana kehidupanku di masa lalu, semua memang masih menjadi misteri bagiku.Aku masih terus berusaha untuk mengumpulkan dan menyusun setiap keping ingatan yang hadir dalam benakku hingga aku mengetahui bahwa kini, di dalam kepalaku, terdapat sebagian otak milik Jervian. Saudara kembarku sendiri.Jervian yang dikenal masyarakat sebagai pembunuh berantai yang sangat keji.Awalnya, aku merasa frustasi akan hal itu.Aku keta