Awalnya dia ingin mencari Daniel dan membicarakan soal Klara, tapi sepertinya sudah tidak bisa lagi.Yasmin hanya bisa pergi.Di sebuah restoran mewah.Irene menatap pria yang sedang duduk di seberangnya itu. Selama ini dia menyukai pria itu. Meskipun dia sudah pergi ke luar negeri, dia tidak pernah melupakan pria itu.Beberapa tahun sudah berlalu dan pria itu makin menawan.Untungnya, Irene juga telah menjaga penampilannya."Pencapaianmu nggak mengejutkanku sedikit pun," kata Irene. "Bagiku, kamu memang pria yang luar biasa."Daniel menatap Irene sambil berkata, "Kamu masih sama."Irene tertawa dengan anggun. "Kenapa?"Daniel tidak menjawab dan hanya tersenyum. Dia mengangkat gelasnya, lalu berdenting dengan gelas Irene. Setelah Daniel meminum anggurnya, bibirnya basah sedikit.Irene meletakkan gelasnya, lalu bertanya, "Dengan pencapaianmu yang sekarang, apa kamu sudah punya orang yang kamu sukai?""Nggak ada."Irene pun tidak bertanya lagi. Tampaknya ada suasana yang tidak dapat dije
"Apa?" Wajah Yasmin pun memucat. "Apa lukanya parah?""Hanya sebesar ibu jari. Klinik sekolah sudah menanganinya. Aku meminta maaf atas nama sekolah. Ini kelalaian kami," kata Raymond dengan tulus. "Sekarang Julia sedang bermain di kantorku. Kemarilah setelah kamu punya waktu kosong."Yasmin memijit pelipisnya. Tubuhnya menjadi dingin karena tadi dia terkejut. "Nggak apa-apa. Aku akan pergi ke sana setelah makan siang karena aku sedang di luar.""Baik."Rachel yang diam-diam menguping segera kembali ke kursinya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Setelah Yasmin mengakhiri panggilan, dia kembali.Rachel bertanya, "Ada apa?""Seorang rekan kerja mencariku. Nggak ada apa-apa."Setelah Yasmin dan Rachel selesai makan, mereka pergi.Rachel menawarkan mengantar Yasmin, tapi Yasmin menolaknya.Yasmin bukan mau pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita. Dia naik taksi langsung ke sekolah.Selama perjalanan, dia tidak sadar kalau dia telah diikuti.Rachel menghentikan mobilnya di se
Yasmin membiarkan anak-anak menginap di sekolah malam ini, kemudian dia pergi ke Taman Royal.Saat Yasmin memasuki gerbang, dia sudah melihat mobil Daniel dari kejauhan. Rasa takut pun menyelimuti hatinya.Akan tetapi, dia hanya bisa memberanikan diri.Dia memasuki aula.Ketika Yasmin mendongak dan melihat pemandangan itu di aula, dia langsung berhenti.Daniel sedang duduk di sofa dan dia sedang merangkul wanita yang Yasmin lihat di Grup Naga.Ketika Daniel melihat Yasmin, Daniel tertegun sesaat. Akan tetapi, dia tidak melepaskan wanita itu.Irene merasa ada yang tidak betul, jadi dia menoleh. Ketika dia melihat seorang wanita cantik muncul di aula, dia segera menegakkan punggungnya. Namun, Irene tidak tampak canggung. Ini seakan-akan hal yang normal.Irene menatap Yasmin dengan bingung. Dia tidak mengerti kenapa bisa ada wanita lain di tempat ini."Ma ... maaf ...." Yasmin merasa seperti seorang penyusup. Setelah dia meminta maaf, dia berlari ke luar.Selama dia berlari keluar dari Ta
Yasmin tidak pernah menghapus nomor Martin karena Yasmin tidak begitu memedulikannya.Terlebih lagi, setelah terjadi kejadian itu, mereka pasti tidak akan pernah berhubungan lagi.Sekarang kenapa Martin meneleponnya?Julius mendekat, kemudian bertanya, "Mama, apa itu orang jahat?"Yasmin tersadar. Dia mengelus kepala Julius sambil berkata, "Bukan." Agar anak-anak tidak khawatir, Yasmin pergi ke balkon dengan normal untuk mengangkat telepon. "Ada apa mencariku?""Aku berada di luar kompleksmu. Ayo ketemu," kata Martin."Aku merasa nggak perlu?" tanya Yasmin."Bagaimana nggak perlu? Aku punya suatu hal menarik yang ingin kubagikan denganmu."Yasmin pun mengerutkan alisnya. Hal apa yang bisa dibagikan Martin dengannya?"Aku nggak tertarik," ucap Yasmin.Martin dapat merasakan Yasmin ingin mengakhiri panggilan, jadi dia berkata, "Kalau kamu nggak turun, aku akan mengetuk pintumu."Ekspresi Yasmin menjadi jengkel. Semua orang Keluarga Guntur sama saja dengan Daniel!Dia tidak bisa membiarka
"Ugh!" Yasmin mengernyit kesakitan."Jangan takut. Aku nggak akan memberi tahu Daniel." Martin menatap Yasmin sambil berkata, "Aku benar-benar kaget. Aku nggak menyangka ternyata dari dulu kalian sudah bersama. Yang terpenting adalah Daniel bahkan nggak tahu?"Yasmin tahu dia sudah tidak bisa menyembunyikannya lagi.Meskipun dia takut, dia harus memikirkan strategi.Setidaknya yang mengetahui hal itu bukanlah Daniel.Napas Yasmin menjadi terengah-engah, tapi ketika dia mengangkat kepalanya, tatapan matanya tenang. "Apa yang ingin kamu lakukan? Kamu mau mengancamku?""Bagaimana kalau kita bersama-sama melawan Daniel?" tanya Martin."Apa?" Yasmin kaget. "Bukankah ... kalian bersaudara?"Martin mengoreksinya, "Sepupu."Dengan kata lain, mereka tidak dekat.Reaksi pertama Yasmin adalah dia ingin menolak Martin. Melawan Daniel sama dengan mengorek kuburan sendiri.Namun, dia tahu kalau itu bukanlah jawaban yang diinginkan Martin."Bagaimana ... kamu mau melawannya?""Untuk sementara aku bel
Setelah Daniel selesai makan, dia keluar. Wanita cantik yang berdiri di sebelahnya adalah Irene.Mata yang tajam itu melirik ke arah Yasmin. Menakutkan sekali.Yasmin yang terkejut pun mengalihkan pandangannya, lalu dia duduk dengan tegak."Dia sudah pergi. Nggak usah khawatir. Aku sudah bilang, sekarang dia hanya peduli pada Irene. Kamu sudah bukan siapa-siapa," ujar Martin sambil melirik Daniel dengan cuek.Yasmin menatap Martin dengan sinis, kemudian dia berbisik, "Kamu sengaja!"Martin pun tidak menutup tujuannya. "Apa kamu nggak ingin melihat apa reaksi Daniel? Reaksi seperti apa yang kamu harapkan?"Yasmin menundukkan kepalanya dan mulai berpikir.Benar.Tidak peduli apa yang Yasmin lakukan, kalau Daniel mengabaikannya, berarti Yasmin bisa pergi, 'kan?Dia sama sekali tidak usah menunggu selama setengah tahun.Lebih tepatnya, meskipun dia menetap di Kota Imperial, dia akan aman-aman saja.Tentu saja Yasmin masih punya rahasia mengenai anak-anaknya. Meskipun tinggal di Kota Imperi
Angin malam menerpa wajah Yasmin. Rasa dinginnya menyebar ke seluruh tubuh Yasmin.Tiba-tiba muncul cahaya yang menyilaukan. Dalam sekejap, kegelapan tersebut pun menghilang.Yasmin yang merasa silau pun mengangkat tangannya untuk menutup matanya. Secara naluriah, dia berbalik dan berlari. Bukan ke arah kompleks, melainkan ke jalan di seberang.Namun, jalan di depannya dihalangi oleh pengawal.Ketika Yasmin menoleh, seseorang yang membelakangi cahaya lampu sedang berjalan menghampirinya. Bayangan menutupi wajah orang itu sehingga Yasmin tidak bisa melihatnya dengan jelas.Akan tetapi, Yasmin tahu siapa orang itu ....Yasmin yang ketakutan menelan ludah.Makin mendekat orang itu, Yasmin makin takut. Yasmin merasa keberaniannya hampir menghilang.Daniel mendekat sambil bertanya dengan suaranya yang datar, tapi menakutkan itu, "Apa yang sedang kalian lakukan?""Nggak ada apa-a .... Ah!" Sebelum Yasmin bisa menyelesaikan kalimatnya, wajahnya sudah dicengkeram oleh Daniel dengan kuat."Kamu
Melihat Daniel mendekat, Yasmin yang ketakutan pun berlari."Aa!" Yasmin merasakan hawa dingin, kemudian bagian belakang lehernya dicengkeram dan itu membuatnya berteriak kesakitan. Setelah itu, dia dilempar ke sofa. "Aa!"Yasmin masih ingin kabur, tapi kemudian sebuah tangan menggenggam kakinya dan dia ditarik kembali."Aa! Jangan!" Yasmin hendak meraih bantal yang sebenarnya tidak berguna baginya.Namun, bantal tersebut jatuh. Ia seakan-akan juga ingin meninggalkan Yasmin.Ketika Yasmin sadar apa yang ingin dilakukan Daniel padanya, Yasmin bertanya dengan panik, "Apa kamu tega melakukan ini pada Irene?"Daniel berhenti sesaat.Napas Yasmin terengah-engah. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang.Apa itu efektif?Seharusnya begitu! Kalau kamu sudah mempunyai wanita yang kamu sukai, bagaimana mungkin kamu akan melakukan hal itu dengan wanita lain?Ini tidak normal!Walaupun jelas sekali kalau Daniel bukanlah orang normal. Dia itu orang gila!Ketika Daniel mengangkat kepalanya, tatapa