Share

Bab 156

Penulis: Chestnut
Di luar, Klara terus-menerus memanggil nama Yasmin. Itu membuat suasana hati Yasmin makin kacau.

Klara tahu Yasmin tidak akan membuka pintu. Setelah lelah berteriak, Klara pun pergi.

Yasmin bersandar ke pintu dengan mata berkaca-kaca.

Di dalam kekacauan ini, dia memikirkan kejadian yang nanti akan terjadi.

Perceraian Jason dan Klara akan membuat orang-orang fokus pada Yasmin.

Yasmin yang sedang menyembunyikan ketiga anak takut akan hal itu.

Makin Yasmin memikirkannya, dia makin panik.

Oleh karena itu, Klara tidak boleh bercerai dengan Jason, 'kan?

Namun, apa yang bisa dilakukan Yasmin? Apa dia benar-benar harus mencari Daniel dan menyuruh Daniel berbicara dengan ayahnya?

Bukankah itu terlalu konyol?

Kalau bukan karena Jason dan Daniel mempunyai marga yang sama, mereka pasti sudah berkelahi.

Selain itu, perceraian Jason dan Klara disebabkan Daniel. Bagaimana mungkin Daniel akan ikut campur?

Yasmin menyandarkan kepalanya ke pintu. Kepalanya tidak berhenti berpikir.

Peluangnya kecil, tapi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asra Era Wati
kurang seru yasmin ngak perna bahagia.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 157

    Awalnya dia ingin mencari Daniel dan membicarakan soal Klara, tapi sepertinya sudah tidak bisa lagi.Yasmin hanya bisa pergi.Di sebuah restoran mewah.Irene menatap pria yang sedang duduk di seberangnya itu. Selama ini dia menyukai pria itu. Meskipun dia sudah pergi ke luar negeri, dia tidak pernah melupakan pria itu.Beberapa tahun sudah berlalu dan pria itu makin menawan.Untungnya, Irene juga telah menjaga penampilannya."Pencapaianmu nggak mengejutkanku sedikit pun," kata Irene. "Bagiku, kamu memang pria yang luar biasa."Daniel menatap Irene sambil berkata, "Kamu masih sama."Irene tertawa dengan anggun. "Kenapa?"Daniel tidak menjawab dan hanya tersenyum. Dia mengangkat gelasnya, lalu berdenting dengan gelas Irene. Setelah Daniel meminum anggurnya, bibirnya basah sedikit.Irene meletakkan gelasnya, lalu bertanya, "Dengan pencapaianmu yang sekarang, apa kamu sudah punya orang yang kamu sukai?""Nggak ada."Irene pun tidak bertanya lagi. Tampaknya ada suasana yang tidak dapat dije

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 158

    "Apa?" Wajah Yasmin pun memucat. "Apa lukanya parah?""Hanya sebesar ibu jari. Klinik sekolah sudah menanganinya. Aku meminta maaf atas nama sekolah. Ini kelalaian kami," kata Raymond dengan tulus. "Sekarang Julia sedang bermain di kantorku. Kemarilah setelah kamu punya waktu kosong."Yasmin memijit pelipisnya. Tubuhnya menjadi dingin karena tadi dia terkejut. "Nggak apa-apa. Aku akan pergi ke sana setelah makan siang karena aku sedang di luar.""Baik."Rachel yang diam-diam menguping segera kembali ke kursinya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Setelah Yasmin mengakhiri panggilan, dia kembali.Rachel bertanya, "Ada apa?""Seorang rekan kerja mencariku. Nggak ada apa-apa."Setelah Yasmin dan Rachel selesai makan, mereka pergi.Rachel menawarkan mengantar Yasmin, tapi Yasmin menolaknya.Yasmin bukan mau pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita. Dia naik taksi langsung ke sekolah.Selama perjalanan, dia tidak sadar kalau dia telah diikuti.Rachel menghentikan mobilnya di se

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 159

    Yasmin membiarkan anak-anak menginap di sekolah malam ini, kemudian dia pergi ke Taman Royal.Saat Yasmin memasuki gerbang, dia sudah melihat mobil Daniel dari kejauhan. Rasa takut pun menyelimuti hatinya.Akan tetapi, dia hanya bisa memberanikan diri.Dia memasuki aula.Ketika Yasmin mendongak dan melihat pemandangan itu di aula, dia langsung berhenti.Daniel sedang duduk di sofa dan dia sedang merangkul wanita yang Yasmin lihat di Grup Naga.Ketika Daniel melihat Yasmin, Daniel tertegun sesaat. Akan tetapi, dia tidak melepaskan wanita itu.Irene merasa ada yang tidak betul, jadi dia menoleh. Ketika dia melihat seorang wanita cantik muncul di aula, dia segera menegakkan punggungnya. Namun, Irene tidak tampak canggung. Ini seakan-akan hal yang normal.Irene menatap Yasmin dengan bingung. Dia tidak mengerti kenapa bisa ada wanita lain di tempat ini."Ma ... maaf ...." Yasmin merasa seperti seorang penyusup. Setelah dia meminta maaf, dia berlari ke luar.Selama dia berlari keluar dari Ta

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 160

    Yasmin tidak pernah menghapus nomor Martin karena Yasmin tidak begitu memedulikannya.Terlebih lagi, setelah terjadi kejadian itu, mereka pasti tidak akan pernah berhubungan lagi.Sekarang kenapa Martin meneleponnya?Julius mendekat, kemudian bertanya, "Mama, apa itu orang jahat?"Yasmin tersadar. Dia mengelus kepala Julius sambil berkata, "Bukan." Agar anak-anak tidak khawatir, Yasmin pergi ke balkon dengan normal untuk mengangkat telepon. "Ada apa mencariku?""Aku berada di luar kompleksmu. Ayo ketemu," kata Martin."Aku merasa nggak perlu?" tanya Yasmin."Bagaimana nggak perlu? Aku punya suatu hal menarik yang ingin kubagikan denganmu."Yasmin pun mengerutkan alisnya. Hal apa yang bisa dibagikan Martin dengannya?"Aku nggak tertarik," ucap Yasmin.Martin dapat merasakan Yasmin ingin mengakhiri panggilan, jadi dia berkata, "Kalau kamu nggak turun, aku akan mengetuk pintumu."Ekspresi Yasmin menjadi jengkel. Semua orang Keluarga Guntur sama saja dengan Daniel!Dia tidak bisa membiarka

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 161

    "Ugh!" Yasmin mengernyit kesakitan."Jangan takut. Aku nggak akan memberi tahu Daniel." Martin menatap Yasmin sambil berkata, "Aku benar-benar kaget. Aku nggak menyangka ternyata dari dulu kalian sudah bersama. Yang terpenting adalah Daniel bahkan nggak tahu?"Yasmin tahu dia sudah tidak bisa menyembunyikannya lagi.Meskipun dia takut, dia harus memikirkan strategi.Setidaknya yang mengetahui hal itu bukanlah Daniel.Napas Yasmin menjadi terengah-engah, tapi ketika dia mengangkat kepalanya, tatapan matanya tenang. "Apa yang ingin kamu lakukan? Kamu mau mengancamku?""Bagaimana kalau kita bersama-sama melawan Daniel?" tanya Martin."Apa?" Yasmin kaget. "Bukankah ... kalian bersaudara?"Martin mengoreksinya, "Sepupu."Dengan kata lain, mereka tidak dekat.Reaksi pertama Yasmin adalah dia ingin menolak Martin. Melawan Daniel sama dengan mengorek kuburan sendiri.Namun, dia tahu kalau itu bukanlah jawaban yang diinginkan Martin."Bagaimana ... kamu mau melawannya?""Untuk sementara aku bel

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 162

    Setelah Daniel selesai makan, dia keluar. Wanita cantik yang berdiri di sebelahnya adalah Irene.Mata yang tajam itu melirik ke arah Yasmin. Menakutkan sekali.Yasmin yang terkejut pun mengalihkan pandangannya, lalu dia duduk dengan tegak."Dia sudah pergi. Nggak usah khawatir. Aku sudah bilang, sekarang dia hanya peduli pada Irene. Kamu sudah bukan siapa-siapa," ujar Martin sambil melirik Daniel dengan cuek.Yasmin menatap Martin dengan sinis, kemudian dia berbisik, "Kamu sengaja!"Martin pun tidak menutup tujuannya. "Apa kamu nggak ingin melihat apa reaksi Daniel? Reaksi seperti apa yang kamu harapkan?"Yasmin menundukkan kepalanya dan mulai berpikir.Benar.Tidak peduli apa yang Yasmin lakukan, kalau Daniel mengabaikannya, berarti Yasmin bisa pergi, 'kan?Dia sama sekali tidak usah menunggu selama setengah tahun.Lebih tepatnya, meskipun dia menetap di Kota Imperial, dia akan aman-aman saja.Tentu saja Yasmin masih punya rahasia mengenai anak-anaknya. Meskipun tinggal di Kota Imperi

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 163

    Angin malam menerpa wajah Yasmin. Rasa dinginnya menyebar ke seluruh tubuh Yasmin.Tiba-tiba muncul cahaya yang menyilaukan. Dalam sekejap, kegelapan tersebut pun menghilang.Yasmin yang merasa silau pun mengangkat tangannya untuk menutup matanya. Secara naluriah, dia berbalik dan berlari. Bukan ke arah kompleks, melainkan ke jalan di seberang.Namun, jalan di depannya dihalangi oleh pengawal.Ketika Yasmin menoleh, seseorang yang membelakangi cahaya lampu sedang berjalan menghampirinya. Bayangan menutupi wajah orang itu sehingga Yasmin tidak bisa melihatnya dengan jelas.Akan tetapi, Yasmin tahu siapa orang itu ....Yasmin yang ketakutan menelan ludah.Makin mendekat orang itu, Yasmin makin takut. Yasmin merasa keberaniannya hampir menghilang.Daniel mendekat sambil bertanya dengan suaranya yang datar, tapi menakutkan itu, "Apa yang sedang kalian lakukan?""Nggak ada apa-a .... Ah!" Sebelum Yasmin bisa menyelesaikan kalimatnya, wajahnya sudah dicengkeram oleh Daniel dengan kuat."Kamu

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 164

    Melihat Daniel mendekat, Yasmin yang ketakutan pun berlari."Aa!" Yasmin merasakan hawa dingin, kemudian bagian belakang lehernya dicengkeram dan itu membuatnya berteriak kesakitan. Setelah itu, dia dilempar ke sofa. "Aa!"Yasmin masih ingin kabur, tapi kemudian sebuah tangan menggenggam kakinya dan dia ditarik kembali."Aa! Jangan!" Yasmin hendak meraih bantal yang sebenarnya tidak berguna baginya.Namun, bantal tersebut jatuh. Ia seakan-akan juga ingin meninggalkan Yasmin.Ketika Yasmin sadar apa yang ingin dilakukan Daniel padanya, Yasmin bertanya dengan panik, "Apa kamu tega melakukan ini pada Irene?"Daniel berhenti sesaat.Napas Yasmin terengah-engah. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang.Apa itu efektif?Seharusnya begitu! Kalau kamu sudah mempunyai wanita yang kamu sukai, bagaimana mungkin kamu akan melakukan hal itu dengan wanita lain?Ini tidak normal!Walaupun jelas sekali kalau Daniel bukanlah orang normal. Dia itu orang gila!Ketika Daniel mengangkat kepalanya, tatapa

Bab terbaru

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1181

    "Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1180

    "Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1179

    Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1178

    "Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1177

    Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1176

    Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1175

    "Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1174

    "Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1173

    "Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status