Setelah Daniel selesai makan, dia keluar. Wanita cantik yang berdiri di sebelahnya adalah Irene.Mata yang tajam itu melirik ke arah Yasmin. Menakutkan sekali.Yasmin yang terkejut pun mengalihkan pandangannya, lalu dia duduk dengan tegak."Dia sudah pergi. Nggak usah khawatir. Aku sudah bilang, sekarang dia hanya peduli pada Irene. Kamu sudah bukan siapa-siapa," ujar Martin sambil melirik Daniel dengan cuek.Yasmin menatap Martin dengan sinis, kemudian dia berbisik, "Kamu sengaja!"Martin pun tidak menutup tujuannya. "Apa kamu nggak ingin melihat apa reaksi Daniel? Reaksi seperti apa yang kamu harapkan?"Yasmin menundukkan kepalanya dan mulai berpikir.Benar.Tidak peduli apa yang Yasmin lakukan, kalau Daniel mengabaikannya, berarti Yasmin bisa pergi, 'kan?Dia sama sekali tidak usah menunggu selama setengah tahun.Lebih tepatnya, meskipun dia menetap di Kota Imperial, dia akan aman-aman saja.Tentu saja Yasmin masih punya rahasia mengenai anak-anaknya. Meskipun tinggal di Kota Imperi
Angin malam menerpa wajah Yasmin. Rasa dinginnya menyebar ke seluruh tubuh Yasmin.Tiba-tiba muncul cahaya yang menyilaukan. Dalam sekejap, kegelapan tersebut pun menghilang.Yasmin yang merasa silau pun mengangkat tangannya untuk menutup matanya. Secara naluriah, dia berbalik dan berlari. Bukan ke arah kompleks, melainkan ke jalan di seberang.Namun, jalan di depannya dihalangi oleh pengawal.Ketika Yasmin menoleh, seseorang yang membelakangi cahaya lampu sedang berjalan menghampirinya. Bayangan menutupi wajah orang itu sehingga Yasmin tidak bisa melihatnya dengan jelas.Akan tetapi, Yasmin tahu siapa orang itu ....Yasmin yang ketakutan menelan ludah.Makin mendekat orang itu, Yasmin makin takut. Yasmin merasa keberaniannya hampir menghilang.Daniel mendekat sambil bertanya dengan suaranya yang datar, tapi menakutkan itu, "Apa yang sedang kalian lakukan?""Nggak ada apa-a .... Ah!" Sebelum Yasmin bisa menyelesaikan kalimatnya, wajahnya sudah dicengkeram oleh Daniel dengan kuat."Kamu
Melihat Daniel mendekat, Yasmin yang ketakutan pun berlari."Aa!" Yasmin merasakan hawa dingin, kemudian bagian belakang lehernya dicengkeram dan itu membuatnya berteriak kesakitan. Setelah itu, dia dilempar ke sofa. "Aa!"Yasmin masih ingin kabur, tapi kemudian sebuah tangan menggenggam kakinya dan dia ditarik kembali."Aa! Jangan!" Yasmin hendak meraih bantal yang sebenarnya tidak berguna baginya.Namun, bantal tersebut jatuh. Ia seakan-akan juga ingin meninggalkan Yasmin.Ketika Yasmin sadar apa yang ingin dilakukan Daniel padanya, Yasmin bertanya dengan panik, "Apa kamu tega melakukan ini pada Irene?"Daniel berhenti sesaat.Napas Yasmin terengah-engah. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang.Apa itu efektif?Seharusnya begitu! Kalau kamu sudah mempunyai wanita yang kamu sukai, bagaimana mungkin kamu akan melakukan hal itu dengan wanita lain?Ini tidak normal!Walaupun jelas sekali kalau Daniel bukanlah orang normal. Dia itu orang gila!Ketika Daniel mengangkat kepalanya, tatapa
"Takut?" tanya Martin dengan nada ceria sambil melihat Yasmin. "Makin dia menyuruhmu jangan menemuinya, seharusnya kamu makin sering muncul di hadapannya. Mungkin suatu hari dia akan menyuruhmu pergi dari Kota Imperial karena dia marah?"Yasmin tidak termakan umpan Martin. Dia menatap lurus Martin dan berkata, "Kamu kira meskipun Daniel menyuruhku pergi dari Kota Imperial, aku bisa pergi?"Maksud Yasmin adalah karena Martin mengetahui rahasianya, Yasmin masih harus berhati-hati terhadap Martin.Bagaimana kalau Martin memberi tahu Daniel tentang anak-anak setelah dia pergi? Sampai ujung dunia pun, Daniel pasti akan menangkap Yasmin. Kalau begitu, bukankah Yasmin akan mati?"Kamu sangat nggak memahamiku. Kalau dia benar-benar mengizinkanmu pergi dari Kota Imperial, aku juga akan melepaskanmu."Yasmin pun menatap Martin dengan curiga.Menurut dengan pengalaman sebelumnya, ini terasa seperti sebuah jebakan."Aku tahu kamu nggak percaya padaku, tapi kali ini aku serius," kata Martin dengan
Yasmin tidak mengatakan apa-apa dan ikut Kezia keluar.Di koridor, Kezia melepaskan kacamata hitamnya, lalu bertanya, "Apa kamu tahu Irene Suharly?"Yasmin mengangguk. "Apa hubungannya denganku?""Apa? Bukankah kamu selalu melengket dengan Daniel? Sekarang kenapa tiba-tiba jadi cuek?" Kezia menyindir, "Dulu aku kira Daniel sangat menyukaimu. Ternyata kamu begitu cepat digantikan orang lain.""Aku akan menjelaskan padamu sekali lagi. Daniel nggak menyukaiku, karena ... hubunganku dengan tanteku, dia hanya ingin menyiksaku," ujar Yasmin.Yasmin tidak sanggup menerima rasa 'suka' yang seperti itu!"Oh, ya?" Kezia menyilangkan kedua lengannya di depan dada. Dia berkata dengan tenang, "Aku sudah memberi tahu Irene kalau kamu dan Daniel entah sudah tidur berapa kali."Ekspresi Yasmin pun berubah. "Apa katamu?""Selesai syuting, aku pulang untuk mencari Kak Daniel. Lalu, aku malah melihat wanita itu sedang berbicara tentang piano dengan Kak Daniel. Oh, ya. Dengar-dengar dia seorang guru piano
Pipi Yasmin terasa pedih.Setelah Yasmin dapat berdiri dengan stabil, tatapan matanya menjadi sinis.Cindy bertanya dengan ketakutan, "Ke ... kenapa kamu menampar orang?"Kezia menyindir Cindy, "Siapa yang menyuruhmu berbicara?"Cindy yang merasa dipermalukan pun menggigit bibirnya dan tidak bersuara lagi.Kezia berdiri di depan Yasmin. Dengan sangat marah, dia berkata, "Menamparmu? Sekarang aku bahkan ingin sekali membunuhmu! Kalau bukan karena kamu mengunggah fotoku di internet, apa sekarang aku akan diserang orang-orang? Yasmin, kamu berani sekali!""Itu nggak ada hubungannya denganku." Yasmin menurunkan tangannya. Satu sisi pipinya terdapat bekas tangan yang jelas.Kezia memaki Yasmin sambil menunjuk-nunjuk wajahnya, "Nggak ada? Selain kamu yang mengetahuinya, siapa lagi? Jadilah orang yang berani mengakui perbuatannya! Aku sudah tahu wanita jalang sepertimu yang suka menggoda pria bukanlah wanita baik!"Setelah itu, Yasmin mendorong Kezia dengan kuat.Kezia yang lengah pun terdoro
"Kalau begitu, silakan pergi ke Departemen HR untuk menghitung total gajimu. Bagaimanapun juga, kamu akan dibayar lunas.""Terima kasih." Yasmin sama sekali tidak berjuang. Setelah dia keluar dari kantor manajer, dia pergi ke kantor Departemen HR.Untuk apa dia berjuang? Itu tidak berguna.Tanpa persetujuan Daniel, jangankan tiga kali, melapor Yasmin sebanyak tiga ratus kali pun tidak berguna.Daniel menyuruh Yasmin jangan sampai mereka bertemu lagi. Alhasil, Yasmin bahkan sudah tidak dapat bekerja dengan damai lagi.Yasmin tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia mendapatkan semua gajinya.Sebelum dia pulang, dia memberi tahu supervisor dan Cindy.Mereka terkejut dan sedih, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.Tidak ada barang yang perlu dikemas Yasmin. Dia pulang. Dia duduk di kereta bawah tanah yang murah dan nyaman menuju ke rumahnya.Akan tetapi, setelah Yasmin melihat jalur kereta bawah tanah di atasnya, dia turun di pusat kota.Dia langsung mendapatkan gaji sebesar 60 juta. Di
Eric berada di belakang untuk melaporkan rincian investasi. Dia pun memasuki kantor.Daniel melepaskan jas hitamnya, kemudian meletakkannya di sandaran sofa dengan asal. Dia menuju ke meja kantornya sambil membuka kancing kemejanya.Melihat Daniel tidak mengatakan apa-apa, itu berarti dia lumayan puas dengan laporan Eric.Kemudian, Eric diam sejenak sebelum berkata, "Nona Yasmin sudah ... berhenti dari Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita. Keluarga Kezia nggak bisa memaafkan Nona Yasmin, jadi saya hanya bisa memecatnya."Begitu Eric selesai berbicara, dia merasa takut karena Daniel diam saja.Meskipun Daniel juga tidak menanggapi laporannya yang sebelumnya, saat ini Eric berkeringat dingin karena tekanan yang dirasakan di dalam kantor.Saat Eric mengira dia telah melakukan sesuatu yang bodoh, dia mendengar Daniel berkata dengan cuek, "Oke."Eric pun menganggukkan kepalanya dengan waswas sebelum dia keluar.Begitu Eric menutup pintu, dia baru merasakan jantungnya berdebar.Daniel terlihat t
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati