Share

Bab. 85

Matahari pagi mulai masuk melalui dinding kaca yang luas. Luna menggeliat manja dan mulai membuka matanya setelah semalaman ia tidur dengan nyenyak. Ia segera beranjak dari tempat tidur, melangkah menuju kamar Arshaka.

Dibukanya pintu kamar dengan perlahan. Tampak Sus Runi tengah menggendong Arshaka seraya memegang botol susu. Bayi tampan itu tengah rakus menghisap susunya.

"Selamat pagi, Bu." Sus Runi menoleh dan menyapa Luna dengan ramah.

Luna mendekat, memegang jari-jemari Arshaka dengan lembut. Jari mungil itu langsung melingkar di telunjuk Luna. "Hallo anak mama," sapanya, yang dilanjut dengan mencium jari mungil itu.

Luna mengerutkan dahi, memandangi kuku mungil Arshaka yang sebelumnya panjang dan belum sempat di potong sejak ia lahir. "Sus, kamu sudah memotongnya?" tanya Luna tanpa menaruh curiga.

"Eum ... i-iya, Bu." Sus Runi menjawab dengan terbata.

"Baguslah. Aku sempat kebingungan bagaimana cara memotongnya. Aku takut melukai tangan mungilnya," kata Luna. "Oh, ya. Keman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status