Share

Bab. 93

Di sudut sebuah kafe, Luna dan Ryuki masih berbincang. Cangkir ice cappuccino di atas meja kini telah kosong.

"Oh ya, kamu tinggal di unit berapa?" tanya Ryuki.

"Aku tinggal di unit tiga lima dua," jawab Luna dengan senyum tipis.

"Bolehkah kapan-kapan aku main ke unitmu?"

"Tentu saja boleh." Luna menjawab dengan ramah.

Menyadari hari yang semakin malam, Luna mencoba beranjak dari duduknya, hendak kembali ke dalam unit. "Sudah malam. Kalau begitu, aku permisi," ujarnya sopan.

"Tunggu, Luna!" seru Ryuki tiba-tiba, membuat langkah Luna terhenti.

"Ada apa?" tanya Luna, sedikit terkejut.

Dengan sedikit gugup, Ryuki memberanikan diri untuk bertanya, "Bolehkah aku meminta nomor teleponmu?"

Tanpa keberatan, Luna kemudian memberitahukan nomor ponselnya kepada Ryuki. Setelah itu, ia berpamitan, meninggalkan Ryuki yang masih terpaku di tempat duduknya.

Pria bermata sipit itu, terus memandangi Luna yang semakin menjauh. Ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status