Share

Bab 76

Di area ruang tunggu rumah sakit, di depan pintu kamar operasi, ketegangan terasa begitu kental. Ditambah dengan aroma anti septik yang menyengat memenuhi udara, seolah menegaskan betapa klinis dan sterilnya tempat tersebut.

Hanya suara langkah kaki para perawat dan bunyi monoton dari mesin-mesin medis yang memecah keheningan, membuat keadaan semakin terasa mencekam.

Nikita duduk di salah satu kursi. Ia tampak sangat gelisah dan tak mampu membendung air matanya. Sesekali ia menyeka wajah dengan tangan yang gemetar. Pandangannya kosong, terpaku pada lantai yang dingin.

Di sebelahnya, Rayyanza duduk dengan gelisah. Tangannya tak henti-hentinya meremas ujung kursi, matanya terus menatap pintu ruang operasi.

Sesekali ia menghela napas dalam, menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan rasa takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Rayyanza menoleh pada Nikita yang sedari tadi menangis terisak. Kaki dan tangannya tampak sedikit gemetar. "Tenang saja, Kak Luna pasti kuat dan selam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status