Share

Bab 112

Suasana basement apartemen yang biasanya sepi itu kini diliputi ketegangan. Amanda berdiri di sana, sosoknya gemetar menahan amarah dan kepedihan yang tak terbendung. Matanya yang berkaca-kaca menatap tajam pada dua orang yang selama ini ia percayai sepenuhnya.

"Apa kamu bilang?" suara Amanda bergetar. Bibirnya tersenyum menahan pedih.

Luna dan Rayyanza terpaku, seolah disambar petir di siang bolong. Jantung mereka berdegup kencang, seakan ingin melompat keluar dari dada. "Ma-manda?" Luna tergagap, dengan suara nyaris tak terdengar.

Rayyanza berdiri kaku. Amanda menatap tajam, matanya menyala-nyala penuh amarah. "Katakan sekali lagi, Rayyan!" teriaknya, suaranya memecah keheningan malam. "Apakah benar yang kamu katakan barusan, hah?!"

Mendengar teriakan Amanda, Arshaka tiba-tiba menangis kencang. Rayyanza, tak sanggup menjawab, ia malah sibuk mengayun-ayunkan Arshaka, berusaha untuk menenagkannya.

"Aku akan menjelaskannya di rumah."

Amanda mendengus kasar. "Jadi itu benar? Barusan aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Diasri
mantap,, part luar biasa
goodnovel comment avatar
Defi Andriani
lanjut lagi kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status