Share

BAB 19

Walaupun rasanya Layla ingin membakar kertas-kertas ini, nyatanya ia tidak boleh. Bisa hancur dunia dan seisinya jika Layla melakukan itu. Jadi, ia hanya meletakkannya di meja makan sebelum makan salad buah yang tadi sempat dibuatnya.

“Aldimas udah makan belum, ya?”

“Ah, masa bodoh!”

“Emangnya dia pernah peduli juga sama aku?”

“Tapi... dia, kan, lagi sakit.”

Layla terus berdebat dengan dirinya sendiri sambil memakan sarapannya. Matanya terus melirik ke arah pintu kamar Aldimas. Pria itu memang menyebalkan, tapi bagaimanapun mereka tetap tinggal dalam satu rumah.

Perdebatan batin itu terus berlanjut sampai sebuah dering ponsel mengejutkannya. Layla melirik ponselnya di atas meja. Nama Diego Januerja muncul di sana.

‘Buat apa pengacara Aldimas telepon aku pagi-pagi? Apa... Aldimas ngajuin cerai gara-gara kejadian itu?’

Tiba-tiba Layla merasa bersemangat. Kalau benar Aldimas ingin mengajukan cerai di hari ketujuh ini, sejahteralah hidupnya.

“Halo, Mas Diego?” sapa Layla di telepon.

Tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status