Share

Gua Lawendra

MENJELANG senja, Tumanggala sudah memasuki wilayah Lawadan di kawasan Brang Kidul. Gua Lawendra terletak tidak terlalu jauh dari tempat tersebut.

Namun selepas melewati Lawadan medan perjalanan berubah menanjak dan berbatu-batu. Lalu rapatnya rimbunan daun pepohonan membuat sinar matahari tak leluasa menerangi permukaan tanah.

Tumanggala terpaksa harus mengendalikan kudanya dengan sangat perlahan dan berhati-hati. Setelah menyusuri sepanjang punggungan satu pebukitan kapur, tibalah ia di muka gua yang ditandai dengan deretan beberapa obor tinggi.

"Hmmm, agaknya Ranajaya sengaja memberi tanda dengan jejeran obor itu, sehingga aku tak kesulitan menemukan gua yang dia maksudkan," ujar Tumanggala pada dirinya sendiri.

Dengan tatapan tajam Tumanggala edarkan pandangan ke sekeliling. Sepi. Tak seorang pun terlihat di sekitaran mulut gua.

Tumanggala lantas pentang sepasang telinganya lebar-lebar. Tapi juga tak ada suara-suara mencurigakan yang tertangkap

Kebo Rawis

Lawadan merupakan nama sebuah thani (desa) yang terletak di selatan Sungai Brantas, masih termasuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Panjalu. Nama ini terekam dalam sebuah prasasti yang ditemukan di Desa Wates, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Prasasti berangka tahun 1127 Saka tersebut kemudian dinamakan Prasasti Lawadan. Candra sengkala yang tertera pada prasasti ini dijadikan sebagai dasar penentuan hari jadi Kabupaten Tulungagung.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status