Share

Akal Licik

MALAM di Bhumi Panjalu sudah sempurna dalam kegelapan. Bulan purnama yang tak lagi bulat penuh memancarkan sinar lembutnya di langit. Sang bayu sesekali berembus mengantar hawa dingin.

Suasana hening malam berubah riuh manakala lima penunggang kuda melintasi jalan tanah berdebu.  Sekitar tiga ratus depa (kira-kira 550 meter) sebelum mencapai tapal batas Kotaraja, mereka berhenti di muka satu gubug kecil.

"Kita berpisah di sini," kata salah seorang dari mereka.

Dalam remang siraman cahaya bulan, masih terlihat jelas jika lelaki paruh baya yang barusan berkata adalah Kridapala. Dengan demikian, lima orang berkuda itu tak lain adalah komplotan yang baru saja mencelakai Tumanggala dan isteri di Gua Lawendra.

Sebelumnya, setelah membuang tubuh Tumanggala ke sungai, Ranajaya dan Sudhatu segera menyusul Kridapala dan Wipaksa yang keluar gua lebih dulu. Lalu Triguna yang bertugas mengawasi keadaan agak jauh dari gua, turut bergabung pula.

Berlima mere

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status