Share

Bayangan Ingatan

TUMANGGALA menunggu kelanjutan cerita itu. Ia merasa lelaki tua di hadapannya kembali sengaja menggantung ucapan. Hanya untuk menarik napas sebentar sebelum melanjutkan lagi.

Akan tetapi setelah beberapa saat berlalu, rupanya si lelaki tua hanya diam. Justru kepalanya kemudian menunduk, menekuri pasir pantai di bawah kakinya.

"Aku belum pernah mengalami peperangan melawan Jenggala seperti dirimu, Ki. Melawan kerajaan-kerajaan lain juga tidak," ujar Tumanggala kemudian.

Sang prajurit memilih memberi tanggapan agar suasana di antara mereka tidak hening membisu. Terbukti si lelaki tua angkat kepalanya setelah mendengar ucapan Tumanggala.

"Ketika aku diterima sebagai prajurit, Panjalu adalah kerajaan pemenang perang yang menguasai seluruh bekas wilayah Kahuripan. Tidak ada lagi musuh yang harus diperangi, maupun datang memerangi Panjalu.

"Tugas-tugas yang aku jalankan lebih sering berupa pengawalan. Baik mengawal para petinggi kerajaan yang bepergian k

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status