# Arisan Bodong Keluarga
Bab 2 Setelah kejadian pertengkaran kemarin Novia tidak keluar kamar lagi. Dia menangis dan kelelahan hingga tertidur jam 4 shubuh. Untung saja sudah beberapa minggu Ibunya tinggal bersamanya karena tak ada yang mengasuh putrinya Keyla. Wanita yang sebelumnya mengasuh Keyla pulang kampung untuk menikah dan sampai saat ini Novia belum menemukan penggantinya. Ibunya bersedia mengasuh Keyla untuk sementara sampai menemukan pengganti. Terkadang Keyla di bawah ke rumah Ibunya menginap di rumahnya. Karena keyla memang belum sekolah. Ketika terbangun Novia tak melihat ada Diki di sampingnya. Karena penasaran Novia menuju ruang tamu dan ruang keluarga, Diki tetap tak ada. " Dasar anak Mama tiap ribut pulang kesana " gumamnya. Rumah Novia tidak terlalu besar hanya ada dua kamar tidur, ruang keluarga dan ruang TV serta satu dapur dan satu kamar mandi. Rumah tersebut salah satu rumah kontrakan milik mertuanya. Meski begitu Novia tetap harus membayar uang sewa setiap bulannya. Awalnya Novia dan Diki tinggal di rumah mertuanya, karena Novia ingin terpisah dengan alasan ingin mandiri maka mertuanya memberi syarat. Mereka di izinkan terpisah namum tetap tinggal di lingkungan yang sama. Maka di pilihlah salah satu kontrakan milik orang tua Diki yang boleh ditempati dengan biaya sewa satu juta sebulan. Demi keinginannya terpisah dari mertua, Novia menyanggupinya. Menurut perhitungannya sama saja, ketika tinggal di rumah orang tua Diki, Novia tetap membayar listrik dan Air Pam. Belum lagi biaya makan, dengan adanya dia di sana semua kebutuhan rumah lebih banyak di tanggung Novia. " Bu " Novia berpapasan dengan Ibunya mereka sama sama mau ke kamar mandi. " Kamu baik baik saja kan? " " Iya Bu aku baik. Maaf kemarin aku tertidur. Key gak rewel kan Bu? " Novia balik bertanya pada Ibunya. " Key gak rewel tidur sama Ibu, kamu saja dulu yang ke kamar mandi. Ibu mau ke dapur dulu " Novia segera ke kamar mandi, tadi malam dia tertidur sehingga tidak mengganti baju. Sebentar lagi adzan Shubuh Novia mandi dan berwudhu. Cukup lama Novia di kamar, setelah sholat dia melanjutkannya dengan mengaji. Semenjak ada Ibunya setiap pagi sarapan sudah tersedia di meja. Novia sudah melarang tapi Ibunya bersikeras melakukannya karena sudah terbiasa. " Wangi banget masakan Ibu, cacing di perut sudah pada demo kasihan dari kemarin gak makan heheee " kekeh Novia. Novia duduk di meja makan bersiap untuk sarapan. Atikah tersenyum karena melihat putrinya sudah terlihat biasa. Namun dia belum mau bertanya tentang masalah kemarin. Meski samar dia mendengar tentang masalah uang. " Makanlah, kamu pasti lapar banget. Kemarin malam kamu kan gak makan karena langsung masuk kamar " Novia makan dengan lahapnya, masakan Ibunya yang nikmat benar benar mengembalikan moodnya. Bruugghhh Terdengar suara pintu yang di dorong dan terbentur dengan tembok. " Novia, Novia... " " Udah Mah, jangan teriak teriak malu masih pagi. Lihat para tetangga jadi kumpul karena Amah " " Sudah Bapak gak usah banyak omong ini urusan Amah " Terdengar jelas di telinga Novia suara kedua mertuanya seperti sedang berdebat. Untung saja sarapan Novia sedikit lagi jadi dia memilih melanjutkan sarapannya karena tanggung juga tak mau merusak moodnya pagi ini. Sepertinya Atikah paham dengan maksud Novia, dia pun memilih diam. Braakkk " Bagus ya, kamu enak enak sarapan suami gak di urus malah makan di rumah mertua " Murni Ibu mertua Novia menggebrak meja. " Bu, jangan gitu dong. Kasihan Novia sedang sarapan " tegur Imam Bapak mertua Novia. " Gak apa Pak, saya sudah selesai sarapannya. Tadi Amah bilang apa? saya gak mengurusi Mas Diki? saya gak ada nyuruh Mas Diki kesana. Lagipula bukannya Mas Diki anak kesayangan Amah? kenapa Amah seperti keberatan? " balas Novia dengan santai. Meski kesal Novia tak mau di anggap tak sopan pada mertuanya. Dia tetap berkata biasa dan tak mau bersikap kasar. " Nih nih ini, mantu modelan gini. Coba Bu Atikah ajarin anaknya supaya lebih sopan. Kerjaannya ngebantah sama suami dan mertua. Kalau kamu merajuk bukan begini caranya...." " Cukup Mah " potong Novia, wajahnya kini menghadap pada mertuanya. Sekuat tenaga Novia menahan emosi. " Bukannya Amah yang bertanya kenapa Mas Diki gak di urus? kan sudah aku jawab Mah. Gak usah bawa bawa Ibu aku. Ibu gak pernah ikut campur urusan rumah tanggaku. Dan Amah bilang apa, merajuk? untuk apa merajuk? " lanjut Novia. " Ya itu, kamu pasti merajuk kan gara gara uang arisan kemarin. Baru juga uang segitu di ributin " jawab Murni seraya mendelikan matanya. " Cuma? itu uang jumlahnya banyak. 72 juta Mah, kalau Amah bilang cuma sekarang aku minta ganti. 72 juta se-ka-rang! " " Eh, itu ya gak bisa lah. Kamu pikir itu uang sedikit? " kilah Murni. " Nah itu Amah tahu itu bukan uang sedikit, bukannya Amah tadi bilang cuma? kalau gitu balikin dong Mah. Jangan cuma bisa ngomong saja " " Eh dasar gak sopan kamu ya " tangan Murni sudah terangkat namun dia sekilas melihat besannya Atikah melotot. Tangannya yang sudah terangkat kembali diturunkan. " Kenapa Mah gak jadi, malu? Ibu ku pun tak pernah menamparku " nafas Novia naik turun menahan emosi. Dia masih ingat wanita di depannya Ibu kandung dari suaminya yang berarti Ibunya juga. " Sudah sudah Vi, maafin Amah ya. Mungkin pagi ini sedang banyak pikiran. Maaf Bu Atikah sepagi ini kami sudah membuat keributan. Karena pagi ini Novia akan berangkat kerja, sebaiknya Novia berangkat saja dulu. Vi, nanti pulang kerja sebaiknya kamu ke rumah ya. Kita selesaikan baik baik, Bapak yakin pasti ada jalan keluarnya " Imam mencoba melerai keributan mereka, selain masih pagi dia juga malu pada tetangga. Sepagi ini mereka sudah berkumpul di depan rumah ingin melihat keributan di rumah menantunya. " Baiklah Yah, memang aku mau berangkat kerja. Sebaiknya kita selesaikan nanti sore " Akhirnya Imam pamit pada besannya, sedangkan istrinya berjalan keluar rumah terlebih dahulu. Benar saja para tetangga sudah berdiri di depan rumah. Mereka berbisik bisik seraya menatap wajah Imam dan Murni. " Apa, ngapain lihat lihat? masih pagi bukannya kerja. Ini malah kepo urusan orang " bentak Murni pada Ibu-ibu yang berkumpul di depan rumah. Suaminya mendorong tubuhnya agar pulang. Tak mau menambah keributan dengan tetangga. Novia yang sudah selesai sarapan pamit pada Ibunya untuk pergi. Biasanya dia akan berangkat dengan suaminya. Tapi kali sepertinya dia akan pergi sendiri mengingat hubungan mereka sedang tidak baik. Keluar pintu Novia kaget melihat tetangga berkumpul di depan rumah seperti membicarakannya. " Haduuhh ini pasti gara gara Amah tadi berteriak teriak " gumamnya dalam hati. " Maaf Ibu-ibu permisi ya mau lewat hehee " " Vi ada apa sih pagi pagi sudah bikin heboh " tanya seseibu. " Gak ada Bu, tadi anak ayam Amah hilang jadi nyari kesini heheee. Assalammu alaikum Ibu-ibu " balas Novia dan berlalu pergi tak mau panjang lebar.# Arisan Bodong Keluarga Bab 3 Sampai di rumah Murni masih kesal, dia terus menyebut nama Novia dan menyebutnya sebagai menantu tak tahu diri. " Sudahlah Mah tak usah marah marah, malu sama tetangga. Mereka pasti membicarakan keluarga kita " " Ah merekanya saja yang kepo suka ikut campur urusan orang " balas Murni masih dengan wajah sangarnya. " Bapak tadi udah janjiin Novia buat datang, emang Bapak udah ada uang buat bayar?Lagian Pak gak usah di bayar itu kan pasti uang Diki " Imam menggelengkan kepalanya, seingatnya Novia selalu bilang jika arisan itu 100% uang dia. Karena uang Diki lebih banyak di berikan pada istrinya. Untuk nafkah pun Novia hanya mendapat sisa gaji Diki. " Amah hubungi dulu Robi dan Ayu, mereka kan yang pakai uang itu. Bagaimana pun uang itu akan di tuntut Novia karena itu memang haknya," " Tapi Pak..." " Sudah Mah, cepat hubungi mereka. Bapak gak mau masalah ini berlarut larut. Jangan sampai tetangga menilai kita buruk " Imam memotong ucapan istri
# Arisan Bodong Keluarga Bab 4 Sesuai permintaan Mas Diki dan Amah aku pulang buru buru. Turun di gerbang menuju jalan rumahku dengan berjalan kaki. Seharusnya sih naik ojeg tapi karena mengulur waktu sambil menunggu jawaban paman Arif aku memilih jalan kaki. Daerah rumahku termasuk jalan yang cukup ramai. Walaupun jalannya tidak terlalu besar tapi banyak kendaran roda empat yang lewat. Tepat di gerbang depan jalan masuk rumahku ada pasar tradisional yang cukup ramai. Di sinilah warung nasi kepunyaan amah dulu, padahal posisinya cukup strategis tapi sayang amah kurang ramah pada pembeli sehingga warungnya gak bertahan lama. Dan sekarang warung itu disewakannya pada orang lain menjadi warung kelontong. Aku menyusuri jalanan sambil sesekali menyapa tetangga yang berpapasan. Dan entah kenapa hatiku terasa gelisah seperti akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Ya Allah semoga semua baik baik saja. 10 menit berjalan kaki akhirnya aku sampai di rumah, sebenarnya tadi aku
# Arisan Bodong Keluarga Bab 5 Novia segera membuka pintu, karena rasanya tidak mungkin ada yang membukakan pintu untuknya layaknya seorang tamu yang ada Novia malah disambut wajah Amah yang ditekuk dan mata yang mendelik, wajah wajah datar yang lainnya. Namun yang paling mencolok adalah wajah sinis Ayu istrinya Robi. Novia merasa heran dan bertanya tanya apa dia punya masalah dengannya? padahal mereka jarang bertemu. Novia memang tidak terlalu dekat dengan Ayu ataupun keluarga Diki yang lain karena dia kurang merasa cocok bersama mereka. Sebisa mungkin Novia menghindar jika ada acara yang tidak terlalu penting. Bukannya Novia sombong tapi dia sering merasa tak nyaman saja dengan cara hidup mereka. Sering sekali mereka pamer di grup WA keluarga besar ataupun di sosmed nya. Cantika dan Ayu sering pergi shopping bareng dan berlibur bareng tapi jarang sekali Novia melihat Ibu mertuanya diajak mereka. Terakhir Novia lihat Ayu memposting ketika liburan bersama teman temannya. Sedangkan
# Arisan Bodong KeluargaBab 6 ( Kedatangan Arif )Pov NoviaPlaaakk.." Jaga ucapanmu Novia"Tiba tiba pipi kiriku terasa perih dan kebas karena ditampar. Ternyata Mas Diki yang menampar pipiku. Sakit? tentu saja sakit, tapi lebih sakit hati ini. Dia ya dia suamiku Diki Wisesa telah menamparku. Aku menatap suamiku dengan rasa tak percaya karena telah berani menamparku. Dan sekilas kulihat senyum puas dari Amah, Ayu dan Robi.Braaakk Tiba tiba pintu ada yang mendorong dengan keras, dan kulihat ada Paman Arif memandang kami dengan tatapan tajam. Kulihat semua kaget, apalagi Mas Diki dia sampai mundur dan mendekati Amah.Huhhh baru segitu saja dia udah takut dan mau bersembunyi di ketiak Ibu nya. Tapi aku sangat bersyukur dengan kedatangan Paman setidaknya aku tidak menghadapi mereka sendirian. Paman seperti penyelamat untukku dan memberi tenaga baru. " Apa maksudnya ini, kenapa Novia sampai di tampar? " Paman bertanya dengan suara lantang dan menggelegar.Mereka semua terlihat kaget
# Arisan Bodong KeluargaBab 7 ( Keputusan Arif )Pov Novia BraaakkkPaman menggebrak meja di depannya, sampai sampai semua terlonjak kaget. Ayu sampe menggeserkan posisi duduknya makin merapat pada Robi dan mereka berpegangan tangan dengan wajah pucat. Amah mengusap dadanya. Sedangkan Ayah dan Mas Diki makin menundukan wajah mereka.Aku tidak pernah melihat Paman sampai semarah itu. Jangankan mereka aku saja yang sudah lama mengenalnya juga kaget." Malu saya mendengarnya, Diki anak anda dan Novia istrinya yang otomatis menjadi anak anda juga. Tapi kenapa anda begitu perhitungan sampai sampai rumah yang mereka tempati juga harus membayar sewa tiap bulan apa itu tidak berlebihan? sementara uang gaji Diki lebih banyak diberikan pada anda " Paman berkata dengan suara keras. Kemudian Paman menarik nafasnya mungkin untuk meredakan amarahnya." Saya sudah paham sekarang bagaimana perlakuan keluarga ini pada Novia dan saya juga baru tau masalah yang Novia hadapi. Novia tidak pernah bercer
Pov DikiNamaku Diki Wisesa, anak pertama dari 4 bersaudara. Aku lahir dari keluarga sederhana dan bekerja disebuah pabrik Garment besar dikotaku. Disini posisiku lumayan, walaupun aku tidak sekolah tinggi seperti adik-adikku tapi berkat keuletan dan kemampuanku menyelesaikan pekerjaan dan menyelesaikan setiap permasalahan aku dipercaya memegang posisi Supervisor di bagian produksi.Bapakku bekerja serabutan semenjak bapak pensiunan sebagai Guru Sekolah Dasar. Uang pensiunnya tidak besar tapi lumayan lah bisa untuk makan. Sedangkan ibuku biasa dipanggil Amah hanya seorang IRT tapi berkat kepintarannya mengatur uang atau lebih tepatnya berkat kepelitannya Amah bisa membeli rumah dan memiliki kontrakan, bahkan sempat memiliki warung nasi di pasar dekat rumah kami. Dari yang kudengar Amah sangat cerewet pada pembeli, sehingga banyak pembeli yang kabur dan beralih ke warung nasi yang lain.Adik perempuanku bernama Cantika, dia sudah menikah dan memiliki 2 anak laki laki yang duduk di sek
Pov DikiSepulang kerja aku langsung ke rumah amah, dari kemarin aku gak pulang. Waktu itu pulang dan ribut dengan Novia. Karena alasan itu di pabrik aku sengaja tidak menemui Novia. Selain kesal aku malas kalau nanti dia bertanya lagi soal uang arisannya." Baru pulang mukamu udah kusut begitu kenapa Dik ? " tanya amah.Padahal tak usah bertanya pun dia sudah tau kenapa, aku diam tak menjawabnya malas untuk berdebat." Ditanya kok gak jawab malah diam saja, gak sopan kamu sama orang tua " aAmah kembali bicara dan sekarang terdengar ketus." Kenapa Amah bertanya kan sudah tau masalah apa yang sedang kuhadapi. Ini semua gara gara Amah " aku menyalahkan Amah, ya jelas aku menyalahkannya kan yang punya usul untuk memakai uang arisan itu Amah. Padahal aku sudah bilang untuk tidak memakainya.Aku sudah tau karakter Novia walaupun selama ini dia diam bukan karena dia takut, tapi karena dia berusaha bersabar dan berusaha menghargai Amah sebagai mertuanya.Bukan aku tidak tahu bagaimana perl
# Arisan Bodong KeluargaBab 10Adzan shubuh terdengar dari mesjid komplek perumahan, Novia terbangun dan keluar kamar untuk mengambil wudhu.Dia melihat pamannya berjalan menuju pintu rumah memakai baju koko yang pastinya menuju ke mesjid. Novia segera ke kamar mandi, ternyata ada Ibunya yang baru beres wudhu dan menyapanya. " Sudah bangun Vi, sekarang kerja nya jauh ya jadi harus pergi buru buru kan? "" Ngga Bu hari ini aku mau izin ambil cuti sehari. Mau istirahat dulu " jawab Novia, setelah semalam berpikir akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. " Oh ya sudah gimana baiknya saja. Nanti biar Ibu yang siapkan sarapan lagian udah lama kita gak ngumpul makan bareng Emah. Dan sebaiknya segera dipikirkan solusi untuk masalah kamu kasihan sekolah Keyla terganggu " " Iya bu secepatnya aku bereskan, aku juga gak mau menggantungkan masalah. Aku wudhu dulu ya " Novia segera ke kamar mandi tak mau Ibunya bertanya lagi, biarlah masalah ini dia dan pamannya yang hadapi.