# Arisan Bodong Keluarga
Bab 5 Novia segera membuka pintu, karena rasanya tidak mungkin ada yang membukakan pintu untuknya layaknya seorang tamu yang ada Novia malah disambut wajah Amah yang ditekuk dan mata yang mendelik, wajah wajah datar yang lainnya. Namun yang paling mencolok adalah wajah sinis Ayu istrinya Robi. Novia merasa heran dan bertanya tanya apa dia punya masalah dengannya? padahal mereka jarang bertemu. Novia memang tidak terlalu dekat dengan Ayu ataupun keluarga Diki yang lain karena dia kurang merasa cocok bersama mereka. Sebisa mungkin Novia menghindar jika ada acara yang tidak terlalu penting. Bukannya Novia sombong tapi dia sering merasa tak nyaman saja dengan cara hidup mereka. Sering sekali mereka pamer di grup WA keluarga besar ataupun di sosmed nya. Cantika dan Ayu sering pergi shopping bareng dan berlibur bareng tapi jarang sekali Novia melihat Ibu mertuanya diajak mereka. Terakhir Novia lihat Ayu memposting ketika liburan bersama teman temannya. Sedangkan Cantika sedang berlibur bersama keluarga suaminya. Dan Murni sering bercerita atau memamerkan apa yang sudah diberikan Ayu dan Cantika di grup WA keluarga. Belum acara live nya di warung kala berkumpul bersama dengan tetangga sering kali Amah membanding bandingkan Novia dan Ayu sebagai menantu. Kadang apa yang diberikan mereka pada Murni tak seberapa dibandingkan dengan apa yang sudah Novia dan Diki berikan. Tapi entah mengapa itu semua seakan tak terlihat atau bahkan tak di rasa oleh Ibu mertuanya. Kadang dalam hati Novia ada rasa kesal, kenapa Ibu mertuanya selalu membanggakan mereka. Sering Novia merasa Murni tak pernah menganggapnya ada kecuali kalau jika butuh uang saja. " Lama banget sih kamu datangnya sengaja bikin kami nunggu ya " baru juga membuka pintu sudah disambut ucapan Murni dengan mata mendelik pula. " Iya udah berasa orang penting saja kulihat " timpal Ayu. " Iya, maaf Amah setelah sholat aku makan dulu. Lagipula aku naik angkot jadi lama kena macet " Novia menekankan kata kata terakhir sambil melihat Diki untuk melihat reaksinya. Merasa disindir Diki membuang wajahnya. " Lagipula dari obrolan kemarin kan membicarakan uang arisan yang harusnya kudapatkan, yang uang arisannya itu selalu aku titip pada Amah terus apa hubungannya Ayu menungguku. Apa uang arisanku di pakai Ayu? " lanjut Novia. Seusai Novia berbicara wajah mereka tampak kaget. Novia pun jadi curiga kalau mereka sudah kompak untuk membohonginya. " Sudah sudah gak usah ribut, kamu duduk dulu Vi kita bicarakan ini baik baik. Malu sama tetangga rumah kita di gang jangan sampai mereka berfikir kalau keluarga kita ada masalah " ucap Bapak. " Ya wajarlah kalau tetangga berfikir keluarga kita ada masalah itu juga gara gara amah yang tadi pagi bikin keributan di rumahku " gumam Novia dalam hati. Novia memperhatikan di antara orang yang duduk berkumpul di ruangan itu hanya Imam Ayah mertuanya yang masih terlihat biasa saja tidak menampakan wajah kesal dan tidak suka. Imam memang cukup baik, tapi terkadang terbawa oleh Murni istrinya. Mungkin Imam merasa tidak enak atau bisa dibilang Imam itu ISTI alias ikatan suami takut istri. " Iya Pak " jawab Novia sambil duduk karena berusaha menghargai Bapak mertuanya. Posisi duduk Novia terpisah mereka berkumpul di kursi panjang setengah melingkar. Sedangkan Novia duduk sendirian di kursi sofa bulat kecil yang berada di tengah tengah mereka. Kalau diperhatikan posisi seperti itu layaknya sedang disidang saja. Imam menatap Novia " Ehemmm, gini Vi soal uang arisan kamu. Bapak tau itu uang kami yang seharusnya kamu dapatkan tapi " " Uang dia darimana pak? jelas jelas itu uang Diki kok bisa dibilang uang dia " belum beres Imam berucap tapi dipotong istrinya. " Ugghhh dasar mertua gak jelas, masih saja itu yang diomongkan uang Diki uang Diki gak inget apa uang anaknya yang dipakai tiap bulan sedangkan aku dapat sisanya. " gumam Novia dalam hati. " Maaf Mah sudah berapa kali Via bilang uang arisan itu pure uang gajian Via. Apa Amah lupa kalau uang gajian Mas Diki paling besar di ambil Amah dan aku dapat sisa " balas Novia tanpa rasa takut. " Sudah sudah coba tenang dulu bukankah niatnya kita berkumpul untuk bicara baik baik? " ujar Imam dengan suara agak meninggi karena melihat istrinya yang sudah berdiri dan marah. Novia dan Murni langsung terdiam, sekilas terlihat Murni mencebikan bibirnya sambil duduk di kursinya kembali. " Begini Vi sebenarnya uang arisan itu seharusnya udah kamu dapatkan dari setahun lalu. Waktu itu Amah menukar nomor nya dengan saudara yang lain dengan alasan untuk biaya nikah robi " lanjut Imam. " Sebentar Pak, maksud Bapak setahun lalu Via sudah menang arisan dan uangnya di pakai biaya nikah Robi?" Novia memperjelas ucapan Bapak mertuanya. " Iya Vi, Bapak minta maaf gak bilang sama kamu dulu " jawabnya. Seketika emosi Novia langsung naik dan langsung berdiri " Oh jadi gitu, kalian pakai uangku tanpa izin dulu padaku, dan uang itu di pakai untuk biaya menikah Robi. Hahaaa yang benar saja " Novia tertawa kencang. Lalu dia memandangi mereka satu persatu. Diki dan Robi menundukan wajahnya. Berbeda dengan Murni yang wajahnya merah pada. " Apa maksudmu tertawa? " pekik Murni. Sebenarnya Novia tertawa untuk apa juga tidak tau. Apakah tertawa karena melihat gaya hidup mereka yang selalu ingin dilihat waahh tapi sebenarnya zonk atau menertawakan diri sendiri yang terlalu naif dan jadi sangat bodoh? Novia menghentikan tawanya " Jelas saja aku tertawa, bukankah lucu kalian memakai uangku tanpa izin terlebih dahulu. Yang lebih lucunya lagi dipakai untuk biaya menikah. Hey apa kalian gak malu menikah memakai uang hasil keringatku hanya karena ingin dilihat orang lain hebat dan banyak duit. Kenapa kalian gak nabung terlebih dahulu jangan pakai hak orang dong apalagi gak minta izin " ucap Novia seraya memandang kearah Robi dan Ayu. Kini wajah Robi dan Ayu memerah menahan marah. " Dan 1 lagi aku tekankan itu uangku yang kalian pakai " Tiba tiba Murni langsung berdiri dan berucap sambil berteriak " Aturan darimana itu uangmu, tak pernah kamu hargai keringat suamimu. Wajarlah kalau Robi memakai uang kakaknya karena mereka bersaudara" Mendengar itu rasanya Novia ingin muntah " Apa gak salah amah bicara seperti itu, apa perlu aku hitung dan catat berapa pengeluaran rumah tangga kami setiap bulan dan berapa gaji yang Mas Diki berikan padaku. Setiap bulan Mas Diki memberi uang pada amah 4 juta karena alasan harus bantu biaya Ikbal sekolah dan biaya untuk rumah ini. 1 juta untuk bensin 2 juta diberikan padaku. Aku memang mendapat 2 juta setiap bulan tapi uang itu sering di minta kembali dengan banyak alasan " " Halahhh baru gitu saja perhitungan, aku juga suka ngasih sama amah. Apa perlu aku bilang " Ayu menjawab ucapan Novia. Pandangan Novia langsung beralih pada Ayu, Novia merasa kesal sekali ketika Ayu ikut menjawab karena status mereka sama sama menantu apalagi dengan tidak ada rasa bersalahnya sudah memakai uangnya. " Oh ya berapa uang yang kamu kasih pada Amah, apa sebesar uang yang telah diberikan olehku? " ucap Novia sedikit mengejek. " Jangan sombong kamu Mbak, baru segitu saja sudah besar kepala. Benar yang Amah bilang wajar saja kalau aku memakai uang itu karena aku adik Mas Diki " tiba tiba saja Robi ikut bicara. " Baguss ternyata semua ikut bicara, sudah kuduga mereka pasti mau main keroyokan. Disaat seperti ini aku berharap paman segera datang bukan karena takut tapi setidaknya kalau 2 kepala untuk menghadapi mereka akan lebih baik " Novia membatin. " Hahaaa ya wajar, tentu saja sangat wajar andai yang kamu pakai itu benar benar uang kakakmu. Apa kamu tidak dengar dari awal aku bilang kalau itu uang hasil keringatku. Uang kakakmu sudah di pakai untuk memenuhi kebutuhan di rumah ini. Apa masih kurang jelas? " dengan lantang Novia bicara. Dia sudah tidak peduli dengan tetangga andai mereka mendengar keributan di rumah itu. " Dasar menantu kurang ajar dibiarkan malah ngelunjak " Murni hendak menghampiriku dengan mengangkat tangannya. Tapi baru 2 langkah Imam sudah menghalangi. " Lalu kamu Mas jangan diam saja dong harusnya kamu menjelaskan pada semua terutama adikmu agar dia tahu uang siapa sebenarnya yang dia pakai. Dengan kamu diam saja seakan membenarkan apa yang dilakukan mereka. Mana tanggung jawab kamu sebagai suami " Novia beralih bicara pada Diki dan berharap akan ketegasannya. " Heh kamu tidak sopan berani bicara lantang pada suami, dasar anak kurang didikan. Apa Ibumu tidak mendidikmu untuk bicara sopan agar bisa menghargai orang lain. Masih untung aku mau merestui kalian menikah " Murni menunjuk Novia dengan penuh amarah. " Jangan bawa bawa nama Ibuku. Dan apa Amah tidak salah bicara? karena aku tidak pernah merasa kurang didikan Ibuku dan Pamanku selalu mendidikku dengan baik penuh kasih sayang. Justru aku lihat Amah yang tidak bisa mendidik anak anak Amah yang seenaknya dan tidak bertanggung jawab memakai uangku bahkan suamiku tidak bisa bersikap tegas layaknya seorang suami jangan merasa Amah lebih baik dari Ibuku " Novia pun ikut berdiri dan bicara lantang tapi tiba tiba. Plaaakk.. " Jaga ucapanmu novia" Tiba tiba pipi kiri Novia terasa perih dan kebas karena ditampar..# Arisan Bodong KeluargaBab 6 ( Kedatangan Arif )Pov NoviaPlaaakk.." Jaga ucapanmu Novia"Tiba tiba pipi kiriku terasa perih dan kebas karena ditampar. Ternyata Mas Diki yang menampar pipiku. Sakit? tentu saja sakit, tapi lebih sakit hati ini. Dia ya dia suamiku Diki Wisesa telah menamparku. Aku menatap suamiku dengan rasa tak percaya karena telah berani menamparku. Dan sekilas kulihat senyum puas dari Amah, Ayu dan Robi.Braaakk Tiba tiba pintu ada yang mendorong dengan keras, dan kulihat ada Paman Arif memandang kami dengan tatapan tajam. Kulihat semua kaget, apalagi Mas Diki dia sampai mundur dan mendekati Amah.Huhhh baru segitu saja dia udah takut dan mau bersembunyi di ketiak Ibu nya. Tapi aku sangat bersyukur dengan kedatangan Paman setidaknya aku tidak menghadapi mereka sendirian. Paman seperti penyelamat untukku dan memberi tenaga baru. " Apa maksudnya ini, kenapa Novia sampai di tampar? " Paman bertanya dengan suara lantang dan menggelegar.Mereka semua terlihat kaget
# Arisan Bodong KeluargaBab 7 ( Keputusan Arif )Pov Novia BraaakkkPaman menggebrak meja di depannya, sampai sampai semua terlonjak kaget. Ayu sampe menggeserkan posisi duduknya makin merapat pada Robi dan mereka berpegangan tangan dengan wajah pucat. Amah mengusap dadanya. Sedangkan Ayah dan Mas Diki makin menundukan wajah mereka.Aku tidak pernah melihat Paman sampai semarah itu. Jangankan mereka aku saja yang sudah lama mengenalnya juga kaget." Malu saya mendengarnya, Diki anak anda dan Novia istrinya yang otomatis menjadi anak anda juga. Tapi kenapa anda begitu perhitungan sampai sampai rumah yang mereka tempati juga harus membayar sewa tiap bulan apa itu tidak berlebihan? sementara uang gaji Diki lebih banyak diberikan pada anda " Paman berkata dengan suara keras. Kemudian Paman menarik nafasnya mungkin untuk meredakan amarahnya." Saya sudah paham sekarang bagaimana perlakuan keluarga ini pada Novia dan saya juga baru tau masalah yang Novia hadapi. Novia tidak pernah bercer
Pov DikiNamaku Diki Wisesa, anak pertama dari 4 bersaudara. Aku lahir dari keluarga sederhana dan bekerja disebuah pabrik Garment besar dikotaku. Disini posisiku lumayan, walaupun aku tidak sekolah tinggi seperti adik-adikku tapi berkat keuletan dan kemampuanku menyelesaikan pekerjaan dan menyelesaikan setiap permasalahan aku dipercaya memegang posisi Supervisor di bagian produksi.Bapakku bekerja serabutan semenjak bapak pensiunan sebagai Guru Sekolah Dasar. Uang pensiunnya tidak besar tapi lumayan lah bisa untuk makan. Sedangkan ibuku biasa dipanggil Amah hanya seorang IRT tapi berkat kepintarannya mengatur uang atau lebih tepatnya berkat kepelitannya Amah bisa membeli rumah dan memiliki kontrakan, bahkan sempat memiliki warung nasi di pasar dekat rumah kami. Dari yang kudengar Amah sangat cerewet pada pembeli, sehingga banyak pembeli yang kabur dan beralih ke warung nasi yang lain.Adik perempuanku bernama Cantika, dia sudah menikah dan memiliki 2 anak laki laki yang duduk di sek
Pov DikiSepulang kerja aku langsung ke rumah amah, dari kemarin aku gak pulang. Waktu itu pulang dan ribut dengan Novia. Karena alasan itu di pabrik aku sengaja tidak menemui Novia. Selain kesal aku malas kalau nanti dia bertanya lagi soal uang arisannya." Baru pulang mukamu udah kusut begitu kenapa Dik ? " tanya amah.Padahal tak usah bertanya pun dia sudah tau kenapa, aku diam tak menjawabnya malas untuk berdebat." Ditanya kok gak jawab malah diam saja, gak sopan kamu sama orang tua " aAmah kembali bicara dan sekarang terdengar ketus." Kenapa Amah bertanya kan sudah tau masalah apa yang sedang kuhadapi. Ini semua gara gara Amah " aku menyalahkan Amah, ya jelas aku menyalahkannya kan yang punya usul untuk memakai uang arisan itu Amah. Padahal aku sudah bilang untuk tidak memakainya.Aku sudah tau karakter Novia walaupun selama ini dia diam bukan karena dia takut, tapi karena dia berusaha bersabar dan berusaha menghargai Amah sebagai mertuanya.Bukan aku tidak tahu bagaimana perl
# Arisan Bodong KeluargaBab 10Adzan shubuh terdengar dari mesjid komplek perumahan, Novia terbangun dan keluar kamar untuk mengambil wudhu.Dia melihat pamannya berjalan menuju pintu rumah memakai baju koko yang pastinya menuju ke mesjid. Novia segera ke kamar mandi, ternyata ada Ibunya yang baru beres wudhu dan menyapanya. " Sudah bangun Vi, sekarang kerja nya jauh ya jadi harus pergi buru buru kan? "" Ngga Bu hari ini aku mau izin ambil cuti sehari. Mau istirahat dulu " jawab Novia, setelah semalam berpikir akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. " Oh ya sudah gimana baiknya saja. Nanti biar Ibu yang siapkan sarapan lagian udah lama kita gak ngumpul makan bareng Emah. Dan sebaiknya segera dipikirkan solusi untuk masalah kamu kasihan sekolah Keyla terganggu " " Iya bu secepatnya aku bereskan, aku juga gak mau menggantungkan masalah. Aku wudhu dulu ya " Novia segera ke kamar mandi tak mau Ibunya bertanya lagi, biarlah masalah ini dia dan pamannya yang hadapi.
# Arisan Boding Keluarga Bab 11 Ada pesan balasan dari Ayu, Novia langsung membukanya.[ Apa kamu merasa ? ]Melihat balasan Ayu, Novia tersenyum sinis [ Ya merasa, merasa banyak duit hahaaa ]Jawab Novia di iringi emoticon tertawa ngakak banyak. Kali ini dia tak mau mengalah dari adik iparnya itu. Karena menurutnya posisinya sama. Yaitu sama sama menantu. Apalagi masalah ini berawal dari Ayu.[ Halah baru punya duit segitu saja sudah takabur, buatku itu kecil ][ ngomong doang, bukti zonk ] Lama di tunggu, tapi tak ada lagi balasan dari Ayu. Sebenarnya Novia malas ngurusin hal seperti itu karena hanya buang buang waktu saja. Namun kali ini egonya mulai timbul karena sudah malas dengan sikap mertua dan ipar iparnya. Menurut Novia mereka tipe orang yang hanya berani di sosmed dan menyindir sama halnya seperti pengecut. Tapi kalau reader punya pendapat lain ya terserah sih hehee.Ddrrtt DdrrtttPonsel Novia kembali berbunyi, tapi kali ini bukan dari Ayu melainkan dari grup keluarg
Pov Novia Pulang dari bermain Keyla tertidur. Novia pergi ke kamar untuk beristirahat sebentar. Meski lelah namun itu semua terganti dengan tawa Keyla. Melihat foto foto di tempat bermain, Novia jadi teringat rumah tangganya yang sudah berjalan sekitar 6 tahun. Selama itu dia bertahan bersama Diki tanpa ada perubahan. Tok tok tokLamunannya buyar ketika Atikah memanggilnya. " Vi dipanggil pamanmu "" Iya bu sebentar " Novia merapihkan rambutnya sebentar lalu keluar kamar." Gimana hari ini Bi, Keyla gak ada masalah kan, terus diki ada hubungi kamu gak ? " tanya Arif. " Keyla baik baik saja paman, hari ini aku mengajaknya jalan jalan. Usul paman bagus juga nyuruh aku libur pikiran sedikit terbuka heheee. Mas Diki tadi wa bahkan menelpon tapi gak aku balas biarin saja dulu lah biar dia mikir juga " jawab Novia santai. Arif mengangguk " Langkah kamu gimana ke depannya? sekolah Keyla juga harus dipikirkan. Saran paman sebaiknya kamu pindah nggak baik tinggal disana apalagi kamu baya
# Arisan Bodong KeluargaBab 13Sampai di ruangannya Novia langsung duduk di meja kubikelnya. Lori datang membawa mug berisi kopi susu favoritnya." Duh yang sudah liburan, asik nih " goda Lori seraya duduk di kursinya. " Ya lumayan sih buat nenangin pikiran sebentar. Setidaknya kepala gak terlalu mumet gara gara uang arisan itu " balas Novia seperti tidak semangat. " Wah masih lanjut nih masalahnya? gimana uangnya balik gak? "" Ckck boro boro, yang ada malah tambah ribet " Novia pun menceritakan kejadian malam itu ketika dia berkumpul bersama keluarga suaminya. Bahkan Novia menceritakan ketika Diki men@mp@rnya. Lori sampai menutup mulutnya dengan sebelah tangan mendengar cerita apa yang di alami Novia. Sebenarnya Novia juga malu untuk bercerita, namun dia sudah sangat dekat dengan Lori sehingga sudah terbiasa curhat. " Ih gak nyangka ya Pak Diki bisa berbuat seperti itu. Padahal dia kelihatan banget sayang sama Teteh. Tapi kalau dari cerita cerita Teteh sepertinya dia terpengar
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling