# Arisan Bodong Keluarga
Bab 6 ( Kedatangan Arif ) Pov Novia Plaaakk.. " Jaga ucapanmu Novia" Tiba tiba pipi kiriku terasa perih dan kebas karena ditampar. Ternyata Mas Diki yang menampar pipiku. Sakit? tentu saja sakit, tapi lebih sakit hati ini. Dia ya dia suamiku Diki Wisesa telah menamparku. Aku menatap suamiku dengan rasa tak percaya karena telah berani menamparku. Dan sekilas kulihat senyum puas dari Amah, Ayu dan Robi. Braaakk Tiba tiba pintu ada yang mendorong dengan keras, dan kulihat ada Paman Arif memandang kami dengan tatapan tajam. Kulihat semua kaget, apalagi Mas Diki dia sampai mundur dan mendekati Amah. Huhhh baru segitu saja dia udah takut dan mau bersembunyi di ketiak Ibu nya. Tapi aku sangat bersyukur dengan kedatangan Paman setidaknya aku tidak menghadapi mereka sendirian. Paman seperti penyelamat untukku dan memberi tenaga baru. " Apa maksudnya ini, kenapa Novia sampai di tampar? " Paman bertanya dengan suara lantang dan menggelegar. Mereka semua terlihat kaget, apalagi Mas Diki karena dia takut sekali pada Paman Arif. Dulu dia pernah melihat Paman menghajar 2 orang preman berbadan besar sekaligus sendirian dengan tangan kosong karena mereka berniat mengganggu perjalanan kami ketika kami pergi wisata ke sebuah kota. " Maaf Pak Arif, mari silahkan duduk kita bicarakan secara baik baik " ujar Ayah yang tak kalah gugup. " Baiklah tapi saya tegaskan saya tidak terima dengan tamparan yang diterima Novia tadi. Seumur hidup saya tidak pernah membentaknya apalagi menyakiti fisiknya. Dan saya tegaskan pada kamu Diki, akan ada perhitungan atas apa yang kamu lakukan tadi pada Novia " mendengar itu wajah Mas Diki langsung pucat. Kemudian Paman segera duduk di kursi yang aku duduki tadi dan aku mengambil kursi untuk duduk di sebelahnya. " Oke saya minta penjelasan dan ingin tau permasalahannya apa sehingga sampai Novia ditampar ". " Iya salah Novia ngomong gak sopan seperti tidak pernah di didik atau mungkin memang tidak pernah di didik " ujar Amah sambil membuang muka. " Ssstttt Mah tolong jangan bicara dulu, kita harus bicara dengan kepala dingin. Kita harus hargai kedatangan Pak Arif sebagai orang tua Novia " Ayah bicara kepada Amah dia keliatan segan pada Paman apalagi Amah dipandang dengan tatapan mata yang tajam oleh Paman. " Lebih baik saya bertanya pada Novia terlebih dahulu Pak Imam. Coba Vi ceritakan pada Paman apa permasalahannya!" Paman bertanya padaku, sebenarnya paman sudah tau secara garis besarnya karena aku sudah menceritakannya dan mengirimkannya via wa. Tapi agar lebih jelas lagi maka kuceritakan dari awal. Kulirik dengan ujung mataku Mas Diki menelan ludahnya dengan kasar sepertinya dia sudah ketakutan. " Begini Paman 2 tahun lalu aku ikut arisan keluarga Mas Diki, per bulan 3 juta lamanya 2 tahun. Amah memberitahuku kalau aku menang di nomor akhir. Buat aku sebenarnya tidak masalah kalau menang di akhir supaya nanti aku tidak punya hutang lagi. Nah oktober ini bulan terakhir arisannya lalu aku menanyakan pada Amah soal uang arisan itu. Padahal seharusnya aku mendapatkannya minggu kemarin tapi aku menunggu kabar dari Amah takutnya butuh waktu dari panitia arisan untuk mengumpulkan uangnya terlebih dahulu. Namun Amah tak pernah menyerahkan uangnya bahkan kabar pun tak ada. Kemarin aku memberanikan diri untuk bertanya pada Amah, tapi jawabannya uangnya gak ada dan Amah balik marah karena aku mendesaknya meminta jawaban uang itu kemana. Tentu saja aku tak terima kalau sampai uang itu tak ada, itu bukan jumlah uang yang sedikit. Padahal rencananya uang itu akan aku gunakan untuk membeli rumah sederhana agar kami tak usah mengontrak lagi. Tadi malam sepulang dari amah aku dan Mas Diki bertengkar di rumah soal uang arisan tersebut dan berakhir dengan Mas Diki pulang ke rumah Amah dan tidur di sini. Kemudian tadi pagi Amah datang ke rumahku dan ribut kembali karena Amah marah aku menuntut uang itu. Akhirnya Ayah memutuskan agar malam ini aku datang kesini untuk membicarakan kembali soal uang arisan tersebut. Dan ternyata aku mendapat jawaban yang lebih mengejutkan ternyata uang arisan itu sudah digunakan Amah untuk biaya Robi menikah tahun lalu tanpa sepengetahuanku " aku menghela nafas sebentar untuk melanjutkan ucapanku karena aku sudah bicara banyak. " Terus terang aku kecewa " ucapanku terbata karena menahan tangis, ada perasaan lega karena bisa mengeluarkan rasa kesal ku. Selama aku bercerita kulihat Mas Diki menundukan wajahnya tak berani menatapku dan Paman. Sedangkan Amah dan Ayu memasang wajah ketus. Emang dasar gak tau malu. " Benar seperti itu kejadiannya Pak Imam? " tanya Paman pada Ayah. " Eh iya pak arif maaf jangan salah faham dulu. Saya atas nama keluarga meminta maaf atas...." bapak tak melanjutkan ucapannya karena dipotong amah. " Loh kenapa Ayah minta maaf kita gak salah wajar dong kita pakai uangnya. itu kan uang Diki uang anak kita " potong Amah tanpa rasa malu. " Nah ini Paman omongan yang gak bisa aku terima, Amah selalu memakai alasan kalau itu uang Mas Diki padahal uang itu pure uang gajiku. Aku sering kerja lembur agar mendapat uang lebih supaya kebutuhan rumah tercukupi " aku pun membalas ucapan Amah. " Tapi kan Diki memberikan gajinya padamu, jangan selalu merasa itu semua uangmu padahal ada uang Diki yang kamu gunakan " ucap Amah. " Memang Mas Diki selalu memberikan gajinya tapi itu tidak semuanya Paman, aku hanya mendapat sisa. Dalam sebulan aku hanya mendapat 2 juta itu pun di pertengahan bulan uangnya akan diminta kembali dengan alasan uang bensin kurang atau Amah meminta tambahan uang. Amah juga jangan lupa aku harus bayar uang kontrakan tiap bulan untuk rumah yang aku tempati " aku menjelaskannya pada Paman. " Benar itu Diki yang diucapkan Novia barusan? " tanya Paman pada Mas Diki. Yang di tanya hanya diam. " Jawab benar atau tidak ? " Paman membentaknya karena tak juga mendapat jawaban " Be benar Paman " jawabnya terbata. " Jangan membentak Diki dong, salahnya dimana kalau Diki memberikan sebagian gajinya untuk Ibu dan keluarganya itu hal yang wajar wajar saja. Sedari kecil saya yang merawatnya dan menyekolahkannya. Novia hanya sebatas istri yang dinikahi ketika dewasa dan mereka bertemu ketika Diki sudah berhasil " Amah ikut menimpali. Paman terlihat mengerutkan keningnya mendengar jawaban Amah " Tentu saja itu tidak masalah asalkan dalam batas wajar, bukan memberikan sebagian besar gajinya. Karena sesudah menikah seorang suami mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya. Apa Ibu tidak malu berkata seperti itu, jangan lupa anda punya anak perempuan dan mempunyai mertua yang memiliki keluarga juga. Saya harap anak perempuan anda tidak mengalami apa yang di alami Novia " " Jadi anda mendo'akan hal buruk untuk anak saya " Amah merasa kesal dengan ucapan Paman. " Saya tidak mendo'akan hal buruk untuk anak anda hanya saja saya mengingatkan karena biasanya hal buruk yang kita perbuat akan berbalik pada kita. Dan 1 lagi yang tadi Novia ucapkan apa benar setiap bulan Novia harus bayar sewa untuk rumah yang di tempatinya? " paman melanjutkan ucapannya. " Benar Paman, setiap bulan aku harus membayar uang sewa " jawabku. Kulihat Ayah dan Mas Diki menundukan wajahnya. " Wajarlah kalau harus bayar uang sewa, rumah itu kan memang untuk dikotrakan bukan untuk di isi gratis " timpal Amah. Paman memelototkan matanya mendengar ucapan Amah dannnn braaakkk Paman menggebrak meja di depannya, sampai sampai semua terlonjak kaget. Ayu sampe menggeserkan posisi duduknya makin merapat pada Robi. Mereka berpegangan tangan dengan wajah pucat. Amah mengusap dadanya. Sedangkan Ayah dan Mas Diki makin menundukan wajah mereka.# Arisan Bodong KeluargaBab 7 ( Keputusan Arif )Pov Novia BraaakkkPaman menggebrak meja di depannya, sampai sampai semua terlonjak kaget. Ayu sampe menggeserkan posisi duduknya makin merapat pada Robi dan mereka berpegangan tangan dengan wajah pucat. Amah mengusap dadanya. Sedangkan Ayah dan Mas Diki makin menundukan wajah mereka.Aku tidak pernah melihat Paman sampai semarah itu. Jangankan mereka aku saja yang sudah lama mengenalnya juga kaget." Malu saya mendengarnya, Diki anak anda dan Novia istrinya yang otomatis menjadi anak anda juga. Tapi kenapa anda begitu perhitungan sampai sampai rumah yang mereka tempati juga harus membayar sewa tiap bulan apa itu tidak berlebihan? sementara uang gaji Diki lebih banyak diberikan pada anda " Paman berkata dengan suara keras. Kemudian Paman menarik nafasnya mungkin untuk meredakan amarahnya." Saya sudah paham sekarang bagaimana perlakuan keluarga ini pada Novia dan saya juga baru tau masalah yang Novia hadapi. Novia tidak pernah bercer
Pov DikiNamaku Diki Wisesa, anak pertama dari 4 bersaudara. Aku lahir dari keluarga sederhana dan bekerja disebuah pabrik Garment besar dikotaku. Disini posisiku lumayan, walaupun aku tidak sekolah tinggi seperti adik-adikku tapi berkat keuletan dan kemampuanku menyelesaikan pekerjaan dan menyelesaikan setiap permasalahan aku dipercaya memegang posisi Supervisor di bagian produksi.Bapakku bekerja serabutan semenjak bapak pensiunan sebagai Guru Sekolah Dasar. Uang pensiunnya tidak besar tapi lumayan lah bisa untuk makan. Sedangkan ibuku biasa dipanggil Amah hanya seorang IRT tapi berkat kepintarannya mengatur uang atau lebih tepatnya berkat kepelitannya Amah bisa membeli rumah dan memiliki kontrakan, bahkan sempat memiliki warung nasi di pasar dekat rumah kami. Dari yang kudengar Amah sangat cerewet pada pembeli, sehingga banyak pembeli yang kabur dan beralih ke warung nasi yang lain.Adik perempuanku bernama Cantika, dia sudah menikah dan memiliki 2 anak laki laki yang duduk di sek
Pov DikiSepulang kerja aku langsung ke rumah amah, dari kemarin aku gak pulang. Waktu itu pulang dan ribut dengan Novia. Karena alasan itu di pabrik aku sengaja tidak menemui Novia. Selain kesal aku malas kalau nanti dia bertanya lagi soal uang arisannya." Baru pulang mukamu udah kusut begitu kenapa Dik ? " tanya amah.Padahal tak usah bertanya pun dia sudah tau kenapa, aku diam tak menjawabnya malas untuk berdebat." Ditanya kok gak jawab malah diam saja, gak sopan kamu sama orang tua " aAmah kembali bicara dan sekarang terdengar ketus." Kenapa Amah bertanya kan sudah tau masalah apa yang sedang kuhadapi. Ini semua gara gara Amah " aku menyalahkan Amah, ya jelas aku menyalahkannya kan yang punya usul untuk memakai uang arisan itu Amah. Padahal aku sudah bilang untuk tidak memakainya.Aku sudah tau karakter Novia walaupun selama ini dia diam bukan karena dia takut, tapi karena dia berusaha bersabar dan berusaha menghargai Amah sebagai mertuanya.Bukan aku tidak tahu bagaimana perl
# Arisan Bodong KeluargaBab 10Adzan shubuh terdengar dari mesjid komplek perumahan, Novia terbangun dan keluar kamar untuk mengambil wudhu.Dia melihat pamannya berjalan menuju pintu rumah memakai baju koko yang pastinya menuju ke mesjid. Novia segera ke kamar mandi, ternyata ada Ibunya yang baru beres wudhu dan menyapanya. " Sudah bangun Vi, sekarang kerja nya jauh ya jadi harus pergi buru buru kan? "" Ngga Bu hari ini aku mau izin ambil cuti sehari. Mau istirahat dulu " jawab Novia, setelah semalam berpikir akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. " Oh ya sudah gimana baiknya saja. Nanti biar Ibu yang siapkan sarapan lagian udah lama kita gak ngumpul makan bareng Emah. Dan sebaiknya segera dipikirkan solusi untuk masalah kamu kasihan sekolah Keyla terganggu " " Iya bu secepatnya aku bereskan, aku juga gak mau menggantungkan masalah. Aku wudhu dulu ya " Novia segera ke kamar mandi tak mau Ibunya bertanya lagi, biarlah masalah ini dia dan pamannya yang hadapi.
# Arisan Boding Keluarga Bab 11 Ada pesan balasan dari Ayu, Novia langsung membukanya.[ Apa kamu merasa ? ]Melihat balasan Ayu, Novia tersenyum sinis [ Ya merasa, merasa banyak duit hahaaa ]Jawab Novia di iringi emoticon tertawa ngakak banyak. Kali ini dia tak mau mengalah dari adik iparnya itu. Karena menurutnya posisinya sama. Yaitu sama sama menantu. Apalagi masalah ini berawal dari Ayu.[ Halah baru punya duit segitu saja sudah takabur, buatku itu kecil ][ ngomong doang, bukti zonk ] Lama di tunggu, tapi tak ada lagi balasan dari Ayu. Sebenarnya Novia malas ngurusin hal seperti itu karena hanya buang buang waktu saja. Namun kali ini egonya mulai timbul karena sudah malas dengan sikap mertua dan ipar iparnya. Menurut Novia mereka tipe orang yang hanya berani di sosmed dan menyindir sama halnya seperti pengecut. Tapi kalau reader punya pendapat lain ya terserah sih hehee.Ddrrtt DdrrtttPonsel Novia kembali berbunyi, tapi kali ini bukan dari Ayu melainkan dari grup keluarg
Pov Novia Pulang dari bermain Keyla tertidur. Novia pergi ke kamar untuk beristirahat sebentar. Meski lelah namun itu semua terganti dengan tawa Keyla. Melihat foto foto di tempat bermain, Novia jadi teringat rumah tangganya yang sudah berjalan sekitar 6 tahun. Selama itu dia bertahan bersama Diki tanpa ada perubahan. Tok tok tokLamunannya buyar ketika Atikah memanggilnya. " Vi dipanggil pamanmu "" Iya bu sebentar " Novia merapihkan rambutnya sebentar lalu keluar kamar." Gimana hari ini Bi, Keyla gak ada masalah kan, terus diki ada hubungi kamu gak ? " tanya Arif. " Keyla baik baik saja paman, hari ini aku mengajaknya jalan jalan. Usul paman bagus juga nyuruh aku libur pikiran sedikit terbuka heheee. Mas Diki tadi wa bahkan menelpon tapi gak aku balas biarin saja dulu lah biar dia mikir juga " jawab Novia santai. Arif mengangguk " Langkah kamu gimana ke depannya? sekolah Keyla juga harus dipikirkan. Saran paman sebaiknya kamu pindah nggak baik tinggal disana apalagi kamu baya
# Arisan Bodong KeluargaBab 13Sampai di ruangannya Novia langsung duduk di meja kubikelnya. Lori datang membawa mug berisi kopi susu favoritnya." Duh yang sudah liburan, asik nih " goda Lori seraya duduk di kursinya. " Ya lumayan sih buat nenangin pikiran sebentar. Setidaknya kepala gak terlalu mumet gara gara uang arisan itu " balas Novia seperti tidak semangat. " Wah masih lanjut nih masalahnya? gimana uangnya balik gak? "" Ckck boro boro, yang ada malah tambah ribet " Novia pun menceritakan kejadian malam itu ketika dia berkumpul bersama keluarga suaminya. Bahkan Novia menceritakan ketika Diki men@mp@rnya. Lori sampai menutup mulutnya dengan sebelah tangan mendengar cerita apa yang di alami Novia. Sebenarnya Novia juga malu untuk bercerita, namun dia sudah sangat dekat dengan Lori sehingga sudah terbiasa curhat. " Ih gak nyangka ya Pak Diki bisa berbuat seperti itu. Padahal dia kelihatan banget sayang sama Teteh. Tapi kalau dari cerita cerita Teteh sepertinya dia terpengar
# Arisan Bodong KeluargaBab 14" Ah sial Novia menolak permintaanku untuk menyicil uang arisannya. Aku sudah menduga kalau ini tidak akan berhasil. Bagaimana aku menyampaikannya pada Amah. Pasti bakal ceramah panjang lebar seperti gerbong kereta.Kenapa juga Novia mengatakan kalau dia merasa dipojokan di grup keluarga, apa ada hal yang ngga aku tau ya? " Diki terus bergumam.Dia bingung cara menyampaikan hasil pertemuannya dengan Novia. Ibunya pasti akan memarahinya dan berkata kalau dia tidak becus. Tapi saat ini dia lebih penasaran tentang isi percakapan di grup keluarganya. Diki pun membuka ponselnya untuk melihat grup keluarga. Di scroll keatas karena sudah banyak pesan yang menumpuk. Dia memang jarang membuka grup keluarga, isinya memang membosankan. Yang dilihat hanya Cantika dan Ayu yang sering memamerkan kegiatannya.Entah itu makanan, beli barang baru atau acara liburan keluarga mereka. Sisanya paling komenan Amah yang memuji muji mereka.Jarang sekali dia lihat Novia ikut