# Arisan Bodong KeluargaBab 15" Aku juga gak bisa bantu bayar Mah, duit darimana coba gaji honorer Mas Robi gak akan cukup, untuk sehari hari saja aku masih dibantu mamaku belum untuk susu dan pampers Chila " Ayu menolak mentah mentah usulan Ibu mertuanya. " Iya Mah aku gak sanggup, kami saja masih kekurangan ini malah di suruh bayar " Robi turut menimpali ucapan istrinya. Sepasang suami istri itu lupa jika awal permasalahan ini karena hajatan mereka. Sekarang mereka malah cuci tangan. Pak Imam hanya geleng geleng kepala, baru di kasih satu usulan saja sudah ribut seperti di pasar. " Kalau pada gak mau patungan terus siapa yang mau bayar. Jangan sampai harus aku yang bayar, duit darimana? gajiku saja sebagian besar di ambil Amah " tegas Diki, jangan sampai dia yang kena getahnya lagi. " Kalian gimana sih, kalau misal pada gak mau patungan lantas siapa yang mau bayar? " Bu Murni bicara dengan nada tinggi. Semua langsung terdiam. " Bukan gitu Mah, uang arisan yang dipakai kan cuk
# Arisan Bodong KeluargaBab 16Novia masuk ke dalam kamarnya, dia melihatnya kakaknya sedang tersenyum menatap ponselnya. " Ada yang lucu Teh? " tanya Novia. " Hehee ini Mas Diki mu loh barusan nelpon. Maaf ya Teteh tadi jawab panggilannya habis bunyi terus takut penting " Novia mengangguk, dia juga malas untuk ngobrol dengan suaminya. Untung saja kakaknya yang tadi menjawab. Bahkan dia tidak bertanya ada kepentingan apa Diki menghubunginya. Kakaknya Manda hari ini ulang dari luar kota setelah 8 bulan tidak pulang. Dia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor posisinya juga lumayan bagus. Manda belum menikah karena dia ingin mengejar karir. Manda pun sempat berkuliah tidak seperti Novia yamg langsung menikah. " Kamu gak penasaran Diki ngomong apa? " goda Manda. " Gak, aku malas. Mending kita ngobrol saja kan sudah lama kita gak ketemu " jawab Novia. Manda melihat keengganan adiknya membahas soal suaminya. Dia paham karena tadi Ibunya sudah bercerita sedikit perihal rumah tangg
# Arisan Bodong Keluarga Bab 17 Novia ingin tertawa melihat mertuanya yang terlihat lucu. Biasanya Ibu mertuanya itu paling cerewet dan mau menang sendiri ternyata bisa nangis bak anak kecil di ambil permennya. Tanahnya di ambil Bu Murni sampai nangis kejer. Padahal dia dengan seenaknya menggunakan uang arisan Novia tanpa berpikir panjang memikirkan perasaan sang menantu. Setelah Bu Murni tenang Pak Imam melanjutkan bicaranya. " Begitu Pak Arif, bangunan dan tanah itu kalau dijual gak terburu buru bisa dijual sampai 100juta. Tadi saya sudah berkeliling tapi belum ada yang berminat adapun yang berminat paling tinggi minta seharga 80 juta " " Baik pak saya mengerti, lebih baik kita tanya Novia saja apa dia bersedia karena dia yang berhak menentukan. Bagaimana menurut kamu Vi? " Arif yang sedari tadi diam menyimak langsung beralih pada Novia. " Itu lebih baik Paman, tapi aku ingin ada bukti hitam di atas putih dan surat surat bangunan tersebut agar jangan ada masalah di kemudian
# Arisan Bodong KeluargaBab 18 ( Kesedihan Diki )Keluar dari rumah novia Diki segera masuk ke dalam mobil. Pandangannya tetap tak teralih pada novia. " Kenapa kamu gak mau pulang Vi, rumahmu bukan disini tapi bersamaku. Setelah mendapatkan pengganti uang arisan harusnya kamu mau pulang bersamaku. Tapi kamu malah menolak pulang padahal permasalahan kita sudah selesai. Kurang apa lagi aku rumah untuk berteduh ada, nafkah sudah kuberi ya walaupun harus berbagi dengan amah. Toh selama bertahun tahun kamu gak pernah protes. Tapi karena masalah arisan saja kamu sampai marah dan gak mau pulang. Ada apa gerangan, kenapa kamu berubah vi? " Diki membatin. " Sudah ngapain kamu melamun lihatin perempuan itu terus Amah gak suka. Gara gara dia Amah jadi kehilangan penghasilan bulanan hiks hiks " setiap mengingat kontrakan warung Bu Murni kembali terisak. " Ini semua salah Ayah, kenapa harus ngasih warung itu? Uang sewa tiap bulannya kan lumayan hiks hiks " kini Bu Murni menyalahkan suaminya.
# Arisan Bodong Keluarga Bab 19 ( Ide Licik Ayu ) Pov Bu Murni Turun dari mobil aku langsung berjalan menuju rumah tanpa mempedulikan yang lain, masuk kamar dan duduk di sisi ranjang. Bagaimana bisa warung itu jadi milik Novia. Padahal aku dulu membelinya dengan penuh perjuangan. Ku beli dari gaji Diki yang ku minta tiap bulan di tambah dengan uang kontrakan rumah yang ku punya. Aku pun sempat menggunakannya dengan membuka warung nasi tapi tak bertahan lama. Pembeli banyak yang protes katanya aku cerewet dan pelit sehingga mereka berpindah ke warung nasi di ujung jalan. Enak saja bilang aku pelit dan cerewet, ya wajar lah bahan bahan untuk masak saja kan mahal. Tapi mereka sering minta nambah nambah porsi. Pake banding bandingin aku sama warung ujung jalan. Belum lagi pegawai banyak yang minta berhenti. Paling lama sebulan kerja langsung minta keluar aku kan jadi kerepotan ngurusin warung sendiri. Kalau pas Novia libur sih enak, aku selalu memaksanya untuk membantuku di war
# Arisan Bodong Keluarga Bab 20 ( Masalah Baru ) Selesai sholat Shubuh Novia melihat ponselnya ada banyak pesan dari suaminya. Dibukanya beberapa pesan. [ Vi, kenapa kamu gak mau ikut pulang bersamaku ] [ Vi kamu masih marah ya? ] [ Vi aku kangen kamu dan anak anak ] Tak semua Novia baca karena malas. " Dasar gelaaayy, udah kayak abg putus cinta saja. Lebih baik aku cepat mandi tak berniat untuk membalas pesan pesan nya. Kini dia menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Namun Ibunya melarang karena sudah ada Nania.dan dirinya yang menyiapkan sarapan. Lagipula semua sudah beres. Novia lebih memilih untuk mandi saja. Selesai mandi dia bergegas ke meja makan disana sudah ada segelas susu dan roti bakar kesukaannya. Selain itu ada nasi goreng dan teh manis hangat. " Mmmhhh ini pasti buatan ibu, emang ibu ini pengertian banget heheee " batinnya. Diantara yang lain jarak tempat kerja Novia paling jauh. Jadi dia bangun paling pagi, bahkan sebelum yang lain kemeja makan dia sudah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 21 ( Kenangan Adrian Dan Novia ) Novia segera membalas kembali pesan kakaknya. [ Ya sudah teh biar aku saja kesana sepulang kerja, nanti aku kasih tahu ke Bu Ningsih sekarang warung itu punyaku. Makasih ya Teh ] send Pesan balasan sudah terkirim Novia kembali memasukan ponselnya ke dalam sakunya. " Kenapa Via kok mukanya masam gitu " Adrian berkata sambil menggoda Novia. Via merupakan panggilan khusus untuk Novia dari Adrian semasa mereka masih bersama. " Isshh kamu tuh berani ya manggil aku gitu, mentang mentang gak ada orang " Novia mengerucutkan bibirnya. " Kamu tuh masih tetap seperti dulu, kalau lagi marah nambah kelihatan manisnya " ucap adrian membuat hati Novia berbunga bunga. " Duh kakang jangan terus menggodaku bisa khilaf aku nanti hahaaa. Astagfirullah Novia ingat kamu masih istri orang. Lama lama disini imanku bisa terkikis " batin Novia dalam hati. " Ada masalah? kalau mau cerita saja sama aku pasti aku dengarin " lanjut Adria
#Arisan Bodong Keluarga Bab 22 ( Masih Dalam Kenangan ) Flash back on Hari itu sepulang dari acara perpisahan disekolah Adrian menghubungi Novia untuk bertemu. Niatnya ingin menyampaikan kalau Adrian sekeluarga akan segera pindah. Mungkin ini terasa mendadak, walau sebenarnya rencana ini sudah beberapa minggu kebelakang. Adrian bingung untuk menyampaikan pada Novia bahwa dia akan segera pindah. Mereka janjian di cafe tempat biasa makan berdua, Adrian datang lebih awal. 15 menit kemudian Novia sudah sampai dia berjalan menuju ke arah meja dimana Adrian menunggu. Kemudian dia duduk berhadapan dengan Adrian. " Hai Rian, maaf ya telat. Tadi aku harus membantu Ibu dulu. Oh iya selamat ya kamu berhasil meraih juara umum di sekolahmu. Ayahmu pasti bangga " Novia tersenyum manis sekali sambil mengacungkan jempolnya. " Ah iya gak masalah, makasih ya ini juga berkat dukungan kamu agar aku selalu giat belajar. Ayo Vi kita pesan makanan dulu " mereka pun memesan dan menyantap pesa