# Arisan Bodong Keluarga Bab 17 Novia ingin tertawa melihat mertuanya yang terlihat lucu. Biasanya Ibu mertuanya itu paling cerewet dan mau menang sendiri ternyata bisa nangis bak anak kecil di ambil permennya. Tanahnya di ambil Bu Murni sampai nangis kejer. Padahal dia dengan seenaknya menggunakan uang arisan Novia tanpa berpikir panjang memikirkan perasaan sang menantu. Setelah Bu Murni tenang Pak Imam melanjutkan bicaranya. " Begitu Pak Arif, bangunan dan tanah itu kalau dijual gak terburu buru bisa dijual sampai 100juta. Tadi saya sudah berkeliling tapi belum ada yang berminat adapun yang berminat paling tinggi minta seharga 80 juta " " Baik pak saya mengerti, lebih baik kita tanya Novia saja apa dia bersedia karena dia yang berhak menentukan. Bagaimana menurut kamu Vi? " Arif yang sedari tadi diam menyimak langsung beralih pada Novia. " Itu lebih baik Paman, tapi aku ingin ada bukti hitam di atas putih dan surat surat bangunan tersebut agar jangan ada masalah di kemudian
# Arisan Bodong KeluargaBab 18 ( Kesedihan Diki )Keluar dari rumah novia Diki segera masuk ke dalam mobil. Pandangannya tetap tak teralih pada novia. " Kenapa kamu gak mau pulang Vi, rumahmu bukan disini tapi bersamaku. Setelah mendapatkan pengganti uang arisan harusnya kamu mau pulang bersamaku. Tapi kamu malah menolak pulang padahal permasalahan kita sudah selesai. Kurang apa lagi aku rumah untuk berteduh ada, nafkah sudah kuberi ya walaupun harus berbagi dengan amah. Toh selama bertahun tahun kamu gak pernah protes. Tapi karena masalah arisan saja kamu sampai marah dan gak mau pulang. Ada apa gerangan, kenapa kamu berubah vi? " Diki membatin. " Sudah ngapain kamu melamun lihatin perempuan itu terus Amah gak suka. Gara gara dia Amah jadi kehilangan penghasilan bulanan hiks hiks " setiap mengingat kontrakan warung Bu Murni kembali terisak. " Ini semua salah Ayah, kenapa harus ngasih warung itu? Uang sewa tiap bulannya kan lumayan hiks hiks " kini Bu Murni menyalahkan suaminya.
# Arisan Bodong Keluarga Bab 19 ( Ide Licik Ayu ) Pov Bu Murni Turun dari mobil aku langsung berjalan menuju rumah tanpa mempedulikan yang lain, masuk kamar dan duduk di sisi ranjang. Bagaimana bisa warung itu jadi milik Novia. Padahal aku dulu membelinya dengan penuh perjuangan. Ku beli dari gaji Diki yang ku minta tiap bulan di tambah dengan uang kontrakan rumah yang ku punya. Aku pun sempat menggunakannya dengan membuka warung nasi tapi tak bertahan lama. Pembeli banyak yang protes katanya aku cerewet dan pelit sehingga mereka berpindah ke warung nasi di ujung jalan. Enak saja bilang aku pelit dan cerewet, ya wajar lah bahan bahan untuk masak saja kan mahal. Tapi mereka sering minta nambah nambah porsi. Pake banding bandingin aku sama warung ujung jalan. Belum lagi pegawai banyak yang minta berhenti. Paling lama sebulan kerja langsung minta keluar aku kan jadi kerepotan ngurusin warung sendiri. Kalau pas Novia libur sih enak, aku selalu memaksanya untuk membantuku di war
# Arisan Bodong Keluarga Bab 20 ( Masalah Baru ) Selesai sholat Shubuh Novia melihat ponselnya ada banyak pesan dari suaminya. Dibukanya beberapa pesan. [ Vi, kenapa kamu gak mau ikut pulang bersamaku ] [ Vi kamu masih marah ya? ] [ Vi aku kangen kamu dan anak anak ] Tak semua Novia baca karena malas. " Dasar gelaaayy, udah kayak abg putus cinta saja. Lebih baik aku cepat mandi tak berniat untuk membalas pesan pesan nya. Kini dia menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Namun Ibunya melarang karena sudah ada Nania.dan dirinya yang menyiapkan sarapan. Lagipula semua sudah beres. Novia lebih memilih untuk mandi saja. Selesai mandi dia bergegas ke meja makan disana sudah ada segelas susu dan roti bakar kesukaannya. Selain itu ada nasi goreng dan teh manis hangat. " Mmmhhh ini pasti buatan ibu, emang ibu ini pengertian banget heheee " batinnya. Diantara yang lain jarak tempat kerja Novia paling jauh. Jadi dia bangun paling pagi, bahkan sebelum yang lain kemeja makan dia sudah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 21 ( Kenangan Adrian Dan Novia ) Novia segera membalas kembali pesan kakaknya. [ Ya sudah teh biar aku saja kesana sepulang kerja, nanti aku kasih tahu ke Bu Ningsih sekarang warung itu punyaku. Makasih ya Teh ] send Pesan balasan sudah terkirim Novia kembali memasukan ponselnya ke dalam sakunya. " Kenapa Via kok mukanya masam gitu " Adrian berkata sambil menggoda Novia. Via merupakan panggilan khusus untuk Novia dari Adrian semasa mereka masih bersama. " Isshh kamu tuh berani ya manggil aku gitu, mentang mentang gak ada orang " Novia mengerucutkan bibirnya. " Kamu tuh masih tetap seperti dulu, kalau lagi marah nambah kelihatan manisnya " ucap adrian membuat hati Novia berbunga bunga. " Duh kakang jangan terus menggodaku bisa khilaf aku nanti hahaaa. Astagfirullah Novia ingat kamu masih istri orang. Lama lama disini imanku bisa terkikis " batin Novia dalam hati. " Ada masalah? kalau mau cerita saja sama aku pasti aku dengarin " lanjut Adria
#Arisan Bodong Keluarga Bab 22 ( Masih Dalam Kenangan ) Flash back on Hari itu sepulang dari acara perpisahan disekolah Adrian menghubungi Novia untuk bertemu. Niatnya ingin menyampaikan kalau Adrian sekeluarga akan segera pindah. Mungkin ini terasa mendadak, walau sebenarnya rencana ini sudah beberapa minggu kebelakang. Adrian bingung untuk menyampaikan pada Novia bahwa dia akan segera pindah. Mereka janjian di cafe tempat biasa makan berdua, Adrian datang lebih awal. 15 menit kemudian Novia sudah sampai dia berjalan menuju ke arah meja dimana Adrian menunggu. Kemudian dia duduk berhadapan dengan Adrian. " Hai Rian, maaf ya telat. Tadi aku harus membantu Ibu dulu. Oh iya selamat ya kamu berhasil meraih juara umum di sekolahmu. Ayahmu pasti bangga " Novia tersenyum manis sekali sambil mengacungkan jempolnya. " Ah iya gak masalah, makasih ya ini juga berkat dukungan kamu agar aku selalu giat belajar. Ayo Vi kita pesan makanan dulu " mereka pun memesan dan menyantap pesa
# Arisan Bodong Keluarga Bab 23 ( Perasaan Iri Ayu ) Pov Ayu Setahun jadi menantu di keluarga ini aku merasa tidak nyaman. Dulu sebelum menikah dengan Robi Amah begitu baik. Dia selalu memuji dan menyanjungku. Aku selalu di utamakan dan dinomor satukan. Sampai sekarang pun masih seperti itu Sebelum menikah aku bekerja menjadi resepsionis di sebuah hotel kecil, Robi pun sudah mengetahuinya. Tapi aku bilang pada Amah aku bekerja sebagai sekretaris di hotel besar. Aku yakin Amah pun tak akan paham. Aku terpaksa membohonginya karena menurut Robi Amah menginginkan menantu yang bekerja di kantoran. Amah orang yang gila hormat, sifat pamer dan ingin dipuji sudah jadi hal yang melekat di dirinya. Bahkan untuk memenuhi keinginannya kami sering kali harus berhutang. Contohnya seperti Cantika kakak Robi dia sampai rela menyicil mobil dengan harga yang tak sesuai dengan penghasilannya. Mungkin gajinya cukup untuk mencicil mobil saja, tapi dia juga kan butuh makan. Kadang ak
# Arisan Bodong Keluarga Bab 24 ( Diskon Untuk Ningsih ) Bu Murni sedang duduk menonton TV tapi dia tak fokus. Bibirnya terus tersenyum mengingat kejadian tadi pagi. Tak sabar menunggu besok untuk mengambil uang lagi Flash back On Pagi pagi jam 7 ponsel Bu Murni sudah berdering terus dari tadi. " Ada apa sih, gak tahu apa jam segini kan masih repot ngurusin kerjaan rumah? " Bu Murni segera mengambil ponsel miliknya. Di lihatnya ada pesan masuk dari Ayu. [ Amah udah liat grup belum, tuh si novia kirim kirim foto ] " Kirim foto? kirim foto apa ya, kok si Ayu heboh sampe berkali kali telepon. Coba kubuka dulu grupnya " gumam Bu Murni. " Ternyata benar Novia kirim beberapa foto. Novia mengirim foto bukti transfer dan foto perjanjian jual beli, huh dasar mantu kurang ajar bikin sengak saja. Menabur garam diatas luka, senang sekali sepertinya sudah ngambil hartaku. Untung pesannya baru aku lihat, coba kalau dari tadi pasti habis aku m@ki tuh menantu kurang aj@r " Ada
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling