Arimbi

Arimbi

last updateHuling Na-update : 2023-07-30
By:Β  IndkhrsyaOngoing
Language:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
15 Mga Ratings. 15 Rebyu
41Mga Kabanata
3.1Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:Β Β 

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Menikah dengan orang Kota bukanlah keinginan Hanna. Semua berjalan begitu saja dan sangat cepat. Hanna terjebak dengan Sultan yang sedang berlibur ke desanya, bermalam di sebuah kemah. Atas desakan sang paman Hanna terpaksa menikah dengan Sultan, dan rela dibawa olehnya ke mana pun dia pergi. Masa depan Hanna hancur saat Sultan mengurungnya di rumah, bahkan tidak memperlakukannya sebagai istri. Sosok Sultan yang baik hati dan lemah lembut hilang. Hanna sangat tertekan harus mengikuti aturan Sultan, termasuk keinginannya yang menganggap Hanna cinta pertamanya yang tidak tergantikan. Arimbi. Istrinya yang mengalami sakit jiwa.

view more

Kabanata 1

Arimbi 1 - Mansion Sultan

Dengan langkah berat Hanna masuk ke dalam rumah megah yang suram. Bangunannya kokoh dan kuat, cantik, dan terawat. Akan tetapi Hanna bisa merasakan kengerian yang tersembunyi di balik mewahnya istana Sultan Bhayangkari. Seorang lelaki dewasa yang telah menjadi suaminya akibat terjebak hujan di pondok. Hanna menyusuri ruangan dengan kedua mata cokelatnya, dari sudut ke sudut. Hingga pandangannya terhenti pada sebuah foto sepasang pengantin yang tersenyum bahagia. Deg! Aliran darah Hanna berdesir saat mengetahui jika Sultan telah memiliki istri, bukan seorang lajang seperti dugaannya.

"Ayo! Akan aku tunjukkan kamarmu." Sultan berjalan di depannya dengan gagah, melewati beberapa ruangan.

Tidak ada yang bisa Hanna lakukan selain mengikutinya, meskipun rasanya dia ingin sekali melarikan diri. Namun, Hanna tidak memiliki kemampuan. Di saat Sultan berhenti tiba-tiba wanita berkerudung putih itu menabrak dadanya, Hanna langsung menunduk. Dengan perasaan takut Hanna berjengit ketika Sultan memegang kedua pundaknya yang bergetar.

"Kenapa kamu seperti orang ketakutan?" tanya Sultan, mata gelapnya menyala.

Hanna menggeleng lambat. Dia tidak kuasa menahan tangisnya di hadapan Sultan yang tampak mengerikan. Melihat Hanna menangis Sultan jadi naik darah, tanpa berkata apapun ditariknya wanita itu dengan kasar. Lalu, mengempaskannya di sebuah kamar yang bernuansa gelap. Tidak ada cahaya matahari yang masuk, karena semua jendela tertutup rapat.

"Mulai hari ini nama kamu Arimbi." Sultan berkata tegas. Sama sekali tidak ada rasa kasihan terhadap Hanna.

"Arimbi?" tanya Hanna bergetar.

"Ya, Arimbi, istriku satu-satunya. Bukankah sekarang kamu istriku?

"Tapi namaku Hanna, bukan Arimbi."

"Jangan membantah!" bentaknya.

Spontan Hanna terdiam. Sekarang Sultan Bhayangkari adalah suaminya yang wajib dia patuhi. Sekalipun itu permintaan yang di luar nalarnya, Hanna tetap tidak bisa menolak. Di sini Hanna hanya mengikuti apapun yang Sultan inginkan, termasuk mengganti namanya menjadi Arimbi.

"Kita baru saja sampai dari perjalanan yang cukup melelahkan. Tidurlah, aku akan kembali begitu kamu bangun."

Sepeninggal Sultan dengan cepat Hanna bangkit dan berjalan ke arah jendela. Hanna dapat melihat bangunan-bangunan tinggi yang tersusun. Biasanya setiap pagi Hanna sudah berada di sawah, menanam sayur mayur, umbi-umbian, dan padi. Akan tetapi kini Hanna berdiri di suatu kamar asing yang akan menjadi tempat tinggalnya sampai menua nanti.

"Paman ..." lirihnya sedih. Hanna menyeka sudut matanya, saat teringat sang paman yang tinggal di desa.

Tap! Tap! Ketukan sepatu terdengar nyaring. Untuk mendengarkan lebih Hanna pun menempel pada jendela, dan melihat seorang perempuan berambut panjang dengan gaun bewarna merah. Wanita itu berjalan sambil menunduk sehingga Hanna tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Ketika Hanna mulai menebak-nebak siapa wanita itu seseorang muncul mengejarnya dengan napas tersenggal. Mungkin pelayan.

"Nyonya Arimbi, tunggu!"

Arimbi? Batin Hanna berteriak. Sultan mengganti namanya dengan nama itu. Sudah Hanna pastikan wanita bergaun merah itu pemilik nama Arimbi. Lalu, kenapa Sultan memberi namanya pada Hanna? Masih bertanya-tanya Hanna berusaha membuka jendela kamarnya yang sepertinya telah terkunci mati.

***

Setelah membersihkan dirinya Sultan membuka kamar ibunda tercinta. Sudah seminggu lebih Sultan tidak mengunjunginya, tentu saja dia rindu. Keadaan Ningsih masih sama seperti kemarin, saat Sultan berpamitan dengannya. Lemah dan tidak berdaya. Peluang untuk sembuh memang tidak ada lagi, tapi Sultan ingin sang bunda hidup lebih lama. Sambil membelai rambut putihnya Sultan bercerita, meski ibunda masih tertidur nyenyak.

"Sultan, apa itu kamu?" tanyanya saat tersentak. Matanya mengerjap cepat.

"Iya, Bunda, ini Sultan."

"Oh, Sayang. Bunda sangat merindukan dirimu. Apa kamu juga membawa Arimbi pulang?" Ningsih bertanya lagi.

Sultan tersenyum miris. Sejak Arimbi kehilangan akalnya, Sultan memang tidak mempertemukan mereka lagi. Ningsih yang sakit-sakitan, lumpuh dan tidak dapat melihat membuat Sultan enggan menghadapi masalah baru. Cukup sudah melihat Arimbi yang gila, dan Sultan tidak ingin kehilangan bundanya. Memberitahu keadaan Arimbi yang sebenarnya tentu akan membuat Ningsih serangan jantung.

"Iya, Bunda, Sultan juga membawa Arimbi pulang," jawabnya mantap.

Sultan membayangkan wajah Hanna. Menikahi wanita itu bukan tanpa tujuan yang jelas. Dialah yang akan menjadi Arimbi. Istri satu-satunya dan menantu kesayangan bundanya.

"Syukurlah! Akhirnya Arimbi kembali. Bunda juga sangat merindukannya. Di mana Arimbi? Kenapa dia tidak datang menjenguk, Bunda?" Ningsih tampak heran. Wajahnya juga berubah sedih.

Sultan pun memakluminya. Istrinya itu memang sangat dekat dengan sang bunda. Bahkan, mereka tidak seperti mertua dan menantu, tetapi bagaikan ibu dan anak kandung. Maka dari itu hingga sekarang Arimbi mempunyai tempat di hati Sultan. Istrinya Arimbi paling bisa membuat bunda bahagia.

"Dia sedang tidur, Bun. Kita baru saja sampai, jadi Arimbi sangat lelah."

"Katakan pada Arimbi setelah bangun nanti Bunda ingin bertemu. Bunda tidak mau makan jika bukan Arimbi yang menyuapi Bunda," katanya tegas.

Untuk jawaban dari permintaan yang terakhir Sultan menahannya, karena mereka belum berbicara. Sultan tidak akan mengiyakan permintaan bunda sekarang. Sultan perlu membuat kesepakatan terlebih dulu pada Arimbi yang baru, walau kemungkinan ada penolakan dia akan tetap memaksa. Tentu saja butuh waktu yang tidak sebentar, dan Sultan berharap Hanna bukan termasuk wanita pembangkang.

"Sultan tinggal dulu ya, Bun." Sultan pun mengecup kening ibundanya. Dia ingin menemui Arimbi yang pertama.

Senyum Sultan mengembang begitu melihat Arimbi di taman belakang. Wanita cantik itu sedang menikmati senja dan langit yang mendung. Mata indahnya menengadah ke atas, dengan senyuman yang selalu tampak mempesona bagi Sultan. Melihat kedatangannya Ratih bangkit, dan sedikit membungkuk. Selama ini Sultan mempercayakan Ratih yang merawat dan mengurus Arimbi.

"Sore, Tuan." Dia menyapa ramah.

Sultan mengangguk, lalu bertanya. "Bagaimana keadaan Arimbi?"

"Seperti yang Tuan lihat, nyonya Arimbi tampak baik-baik saja, bahkan sekarang dia bertambah aktif."

Seakan mengerti Ratih menyingkir, mempersilakan Sultan duduk di sebelah Arimbi. Cukup lama Sultan tidak mendapat respons apapun. Arimbi hanya fokus memandang ke atas, tidak memedulikannya sama sekali. Dengan lembut Sultan menggenggam tangannya, mengambil perhatian Arimbi seutuhnya. Seperti biasa wanita itu tidak pernah menolak saat Sultan menyentuhnya, bahkan dia malah menatapnya dalam.

"Kamu sudah makan?" tanya Sultan sambil mengusap rambut Arimbi.

Tidak ada jawaban. Semenjak sakit jiwa Arimbi memang jadi banyak diam. Bahkan, Sultan pikir Arimbi tidak mengerti dengan pertanyaannya, tapi sebagai suami dia selalu berusaha mengajak berbicara. Sebenarnya Sultan bisa saja membawa Arimbi ke RSJ untuk perawatan ekstra, yang menjadi masalah dia tidak bisa jauh dari cintanya itu, apalagi harus bolak balik menjenguk. Itu sangat merepotkan.

"Sayang, kamu terlihat sangat cantik hari ini." Masih dengan kata-kata yang sama Sultan menangguhkannya, kemudian mengecup pipi Arimbi mesra.

----------

Next? Kasi semangat dong.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Indkhrsya
Tolong, berikan rating ya! :)
2021-06-24 10:26:25
0
user avatar
Hyuncha
Baru baca sampe bab 9, tapi serius ceritanya bagus😻
2021-06-21 11:42:43
0
user avatar
KhunDK
Ceritanya bagus kak Baru baca dikit langsung bikin tertarik
2021-06-21 11:25:50
0
user avatar
Senada
Next terus kk, ditunggu kelanjutannya.
2021-06-21 11:21:59
0
user avatar
ade suhendra
ok,muter muter xeeitanya
2021-06-12 08:15:16
0
user avatar
ade suhendra
Oke juga sich walaupun agak.aneh
2021-06-11 06:53:41
0
user avatar
Senada
Hay kk, sukses terus yah. Maaf mau numpang promo. siapa tau kkΒ² disini berkenan untuk mampir juga kecerita aku. "Radit dan Tia" by Senada. Berharap banget atas kehadirannya. terimakasih πŸ₯°πŸ™πŸ₯°πŸ₯°
2021-06-03 13:33:20
0
user avatar
Lysa_Yovita22
Hana layak untuk bahagia. πŸ₯ΊπŸ₯ΊπŸ₯Ί.
2021-06-01 11:20:09
0
default avatar
Ittata
Sultan mau dong jadi istri kamu hhe, tapi aku udah nikah 😭😭 Hana nurut aja. Bagus kok namanya diganti jadi Arimbi πŸ˜€
2021-05-25 16:26:03
0
default avatar
Ittata
Sultan mau dong jadi istri kamu hhe, tapi aku udah nikah 😭😭 Hana nurut aja. Bagus kok namanya diganti jadi Arimbi πŸ˜€
2021-05-25 16:26:03
0
default avatar
Ittata
Sultan mau dong jadi istri kamu hhe, tapi aku udah nikah 😭😭 Hana nurut aja. Bagus kok namanya diganti jadi Arimbi πŸ˜€
2021-05-25 16:26:02
0
default avatar
Ittata
Sultan mau dong jadi istri kamu hhe, tapi aku udah nikah 😭😭 Hana nurut aja. Bagus kok namanya diganti jadi Arimbi πŸ˜€
2021-05-25 16:26:02
0
default avatar
Ittata
Sultan mau dong jadi istri kamu hhe, tapi aku udah nikah 😭😭 Hana nurut aja. Bagus kok namanya diganti jadi Arimbi πŸ˜€
2021-05-25 16:26:02
0
default avatar
Ittata
Sultan mau dong jadi istri kamu hhe, tapi aku udah nikah 😭😭 Hana nurut aja. Bagus kok namanya diganti jadi Arimbi πŸ˜€
2021-05-25 16:26:02
0
user avatar
AnggiaFM
Semangat ya kak nulisnya. Ditunggu lanjutannya πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ
2021-05-25 14:58:05
0
41 Kabanata
Arimbi 1 - Mansion Sultan
Dengan langkah berat Hanna masuk ke dalam rumah megah yang suram. Bangunannya kokoh dan kuat, cantik, dan terawat. Akan tetapi Hanna bisa merasakan kengerian yang tersembunyi di balik mewahnya istana Sultan Bhayangkari. Seorang lelaki dewasa yang telah menjadi suaminya akibat terjebak hujan di pondok. Hanna menyusuri ruangan dengan kedua mata cokelatnya, dari sudut ke sudut. Hingga pandangannya terhenti pada sebuah foto sepasang pengantin yang tersenyum bahagia. Deg! Aliran darah Hanna berdesir saat mengetahui jika Sultan telah memiliki istri, bukan seorang lajang seperti dugaannya."Ayo! Akan aku tunjukkan kamarmu." Sultan berjalan di depannya dengan gagah, melewati beberapa ruangan.Tidak ada yang bisa Hanna lakukan selain mengikutinya, meskipun rasanya dia ingin sekali melarikan diri. Namun, Hanna tidak memiliki kemampuan. Di saat Sultan berhenti tiba-tiba wanita berkerudung putih itu menabrak dadanya, Hanna langsung menunduk. Dengan perasaan takut Hanna berjengit ket
last updateHuling Na-update : 2021-05-22
Magbasa pa
Arimbi 2 - Aku bukan Arimbi
Hanna baru saja bangun dari tidurnya yang tidak nyaman. Serangan terus mengganggu alam bawah sadar Hanna, seperti petunjuk bahwa hidupnya di rumah ini tidak akan aman. Keringat mengucur deras dari dahi ke pipinya dengan napas tidak beraturan. Mimpi itu bagaikan nyata. Ya Allah! Hanna menangkup dadanya yang masih belum stabil. Keinginannya untuk melarikan diri semakin besar saat membayangkan Sultan berubah menjadi monster mengerikan seperti di dalam mimpi. Kejam dan bringas."Selamat malam, Nona Arimbi." Secara tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, menampilkan seorang wanita bertubuh gempal dengan senyuman terpaksa.Wanita itu masuk tanpa memedulikan Hanna yang bersidekap ketakutan. Dengan tajam kedua mata Marlina berputar seakan mencari sesuatu, dan tertawa saat menemukan barang yang dicari. Ransel milik Hanna. Tangannya yang tegap merengut ransel tersebut, lantas melemparnya ke luar pintu."Bu, kenapa kamu membuangnya? Itu pakaianku yang aku bawa dari desa.""Ka
last updateHuling Na-update : 2021-05-22
Magbasa pa
Arimbi 3 - Kecurigaan Hanna
"Nona ..." panggil sebuah suara, halus.Dengan berat Hanna mengangkat kepalanya yang sejak tadi tertunduk. Rambutnya yang acak-acakkan, serta wajah penuh lebam membuat Ratih merasa kasihan. Perawat itu tidak pernah mengerti dengan tingkah laku dan perasaan Sultan. Dia bisa lembut kepada Arimbi yang pertama, tetapi menyiksa Arimbi kedua begitu tega."Makanlah," pinta Ratih mendekati Hanna, lalu menaruh makanannya di lantai. Tepat di hadapannya Hanna.Menggeleng lemah Hanna mendorong piring di depannya hingga agak jauh, dan berkata. "Aku hanya ingin pulang."Mengingat kondisinya Hanna kembali menangis, terlebih merasakan rasa sakit yang hampir menyiksa seluruh tubuh. Sultan tidak hanya memboikot dirinya, tetapi juga melukai perasaan. Setelah puas menghajar tubuh Hanna, dia mengikat kakinya di kaki ranjang, seperti seekor binatang. Sungguh keji."Nona Arimbi ..." Ratih mensejajarkan diri dengan Hanna, menatapnya pilu."Tolong aku." Hanna merintih.
last updateHuling Na-update : 2021-05-22
Magbasa pa
Arimbi 4 - Kata cinta Sultan
Dalam sujud terakhir Hanna berdoa, cukup lama dan panjang. Air matanya merembes kemana-mana saat Hanna mengadu pada sang Khaliq. Setelah salam wanita itu pun bersimpuh lagi di hadapan-Nya dengan pandangan ke atas. Hanna menceritakan berulang kali kegundahan hatinya berikut rasa tertekan yang semakin menggunung."Ya Rabb, sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui. Hamba sedang berada dalam kesulitan yang nyata, yang menyiksa jiwa raga dan batin. Kehidupan yang hamba impikan tak sesuai dengan kenyataan." Hanna menangis sesegukan, terasa sulit membicarakan semua yang di dada.Mengambil napas sejenak, Hanna pun menyeka air matanya yang terjangkau. "Ya Rabb, suamiku telah ingkar, dan dia tidak seperti yang aku bayangkan. Aku lelah, sikap dan sifatnya membuatku tertekan. Segala bentuk penyiksaannya melukai dan meremukkan tubuhku."Sekali lagi Hanna mengatur napasnya yang tidak beraturan, dengan air mata yang semakin deras mengiringi doa. "Tolong hambamu ini
last updateHuling Na-update : 2021-05-22
Magbasa pa
Arimbi 5 - Siapa Arimbi?
Membelai lembut rambut putih yang disisirnya Hanna tersenyum lebar. Di saat Hanna menyentuhnya Ningsih juga ikut menyunggingkan senyum bahagia. Keduanya tampak begitu bersahabat dalam waktu yang singkat. Meski tahu kehadirannya bukanlah sebagai Hanna melainkan Arimbi, tapi dia bersyukur telah membuat sang bunda bahagia."Minumnya, Bun." Hanna membantu Ningsih bersandar, lalu menempelkan sedotan pada mulutnya yang kering."Kamu sudah makan, Nak?" tanyanya."Sebentar lagi, Bun, Hanna memang sengaja mendahulukan Bunda dulu. Nanti Hanna pasti makan kok, Sultan tadi sudah ngajak dinner bersama.""Hanna? Sultan?"Sontak Hanna terdiam, bingung ingin menjawab apa, sementara Bunda telah menaruh rasa curiga. Hanna lupa atas perannya, dan lupa bertanya pada Sultan yang biasa dipanggil dengan sebutan apa? Di saat Hanna tengah kesulitan, Sultan datang bak Ksatria penyelamat, dia langsung mengetahui apa yang telah terjadi pada istrinya."Hmm, maksudnya kucing y
last updateHuling Na-update : 2021-05-22
Magbasa pa
Arimbi 6 - Bertemu Arimbi sebenarnya
Hari ini Ratih membawa Hanna menemui Arimbi yang sebenarnya, tadi pagi Sultan memerintahkannya sebelum berangkat kerja. Selama kedua wanita itu dipertemukan tidak ada hal yang rumit, Hanna cukup pandai menyesuaikan diri sehingga Arimbi mudah menerimanya sekalipun mereka baru pertama kali bertemu. Berkali-kali Ratih menatap Hanna yang barangkali ingin bertanya sesuatu.Tidak sedikitpun Hanna putus asa, meski sulit mengambil perhatian Arimbi, dia terus saja mengajaknya berbicara seperti teman mengobrol yang asyik. Ratih yang melihat kesungguhan Hanna sampai geleng-geleng kepala. Sultan tidak salah memilih Hanna untuk dijadikan Arimbi kedua, dia wanita yang sangat baik.Wajahnya begitu sejuk dan bersahaja."Halo, Mba, perkenalkan aku Hanna." Ini sudah yang kesekian kali Hanna memperkenalkan diri, tapi Arimbi masih belum merespons.Pandangan Arimbi masih tertuju pada langit mendung. Objek langit memang menjadi pem
last updateHuling Na-update : 2021-05-24
Magbasa pa
Arimbi 7 - Hanna cemburu
Sultan masih tertidur pulas, sementara Hanna bangun lebih cepat seperti biasanya. Melaksanakan salat subuh hingga membaca selembar Al-Qur'an. Semalam mereka sudah tidur berdua, dan Sultan terus memanggilnya Arimbi. Ada perasaan sedih yang menikam hati beserta pikiran Hanna, tapi dia terlalu lelah untuk menyuarakan isi hatinya. Sultan tetap memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan perasaan Hanna."Mas bangunlah," lirih Hanna sambil mengguncang sedikit pundak Sultan.Semalam juga Sultan memintanya untuk memanggil dirinya dengan sebutan Mas Sultan, karena Arimbi biasa memanggil seperti itu. Hanna tidak menolak, dia selalu menurut apa yang Sultan perintahkan."Mas, bangun, sebentar lagi matahari terbit." Hanna tidak putus asa, meski berulang kali Sultan mengusirnya."Pergilah, aku masih mengantuk.""Sholat subuh dulu, Mas," pinta Hanna.Sontak Sultan mengernyit, dengan sebelah mata t
last updateHuling Na-update : 2021-05-24
Magbasa pa
Arimbi 8 - Keloyalan Sultan
"Assalammu'alaikum, iya Paman ini Hanna." Suara wanita itu mengecil saat menyebut namanya. Sultan ada di belakang, jadi Hanna begitu hati-hati berbicara."Alhamdulillah, Hanna baik-baik saja. Paman ... Hanna sangat merindukan Paman. Eum, ya, Mas Sultan juga sungguh baik pada Hanna, dia selalu membuat Hanna tersenyum bahagia." Hanna tertawa pelan, sesekali melirik Sultan yang mencoba tidak peduli."Paman, kapan kita bisa bertemu?" tanyanya sedih, berharap Sultan mendengarnya dan merencenakan pertemuan mereka."Secepatnya ya, Paman? In sya Allah." Wajah Hanna pun berbinar saat sang paman juga menginginkan hal sama.Lima menit sudah berlalu, dan Hanna masih asyik berbicara pada orang di ujung telepon. Sultan mengamatinya dengan bosan. Sepuluh menit ternyata waktu yang cukup lama, sehingga dia pikir tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Tanpa berkata lelaki itu merampas teleponnya, dan mengakhirkan dengan salam.
last updateHuling Na-update : 2021-05-24
Magbasa pa
Arimbi 9 - Teman karib Sultan
Dengan penuh semangat Hanna membongkar isi lemari milik Arimbi. Senyuman terus terukir di bibirnya membayangkan kencan pertama mereka di luar. Beberapa saat lalu Marlina memberi kabar bahwa Sultan ingin Hanna segera bersiap-siap, dan mengenakan pakaian yang paling bagus. Sebenarnya seluruh pakaian Arimbi bagus semua, tapi tidak ada yang cocok di hati Hanna. Hingga akhirnya Hanna memegang sebuah gaun berenda yang menurutnya jauh lebih panjang daripada sebelumnya."Hmm, semoga saja Mas Sultan menyukainya," kata Hanna setelah berhasil mencobanya. Meski terlihat agak kuno dan kusam, tetapi cukup menutup tubuhnya sampai bawah."Arimbi, aku pulang!" teriak Sultan dari luar, sambil menenteng bingkisan."Ah, iya. Sebentar, Mas." Dengan cepat Hanna merapikan dan menyimpan kembali pakaian Arimbi ke lemari.Setelah itu dia berlari membuka pintu."Kenapa lama sekali?" tanyanya curiga.Di de
last updateHuling Na-update : 2021-05-24
Magbasa pa
Arimbi 10 - Kelembutan Hanna
"Tidak bisa!" bentak Sultan untuk ke sekian kalinya.Hanna berjengit. Untung saja bunda sudah tidur setelah meminum obat.Dengan hati-hati Hanna menyelimuti bunda, lantas berlari ke luar menuju suara Sultan. Tidak biasanya lelaki itu memarahi Ratih, apalagi kehadirannya sangat berarti bagi Arimbi. Namun, sepertinya masalah satu ini amat berat."Tuan, saya mohon. Ibu saya sedang sakit parah, dan dia membutuhkan kehadiran saya. Sungguh! Jika bukan Ibu saya yang sakit, tentu saya lebih memilih tinggal merawat Nyonya." Ratih menangis sesegukan, bahkan kedua tangannya memeluk kaki sang Tuan."Harus berapa kali aku katakan? Tidak bisa! Kamu akan tetap di sini.""Tuan, saya mohon ...""Mas, tidak semestinya kamu berbuat dzolim pada Ratih." Hanna mencoba menyadarkan Sultan.Melihat keberanian Hanna darah Sultan semakin melonjak naik. Kedua mata merahnya menatap Hanna, me
last updateHuling Na-update : 2021-05-24
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status