Antara Iba dan Curiga

Antara Iba dan Curiga

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Oleh:   Nisa Fitri  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
10Bab
34Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sinopsis

Selena difitnah sebagai pembunuh yang menyebabkan tewasnya istri Tuan Kael. "Tangkap wanita itu! Seret dia ke ruang bawah tanah." "Baik Tuan." Selena tetap menyangkal dan memohon hingga membuat Tuan Kael sedikit percaya namun tetap mencurigainya.Hingga suatu waktu Selena berhasil mengumpulkan beberapa petunjuk mencurigakan yang bisa membersihkan namanya. Seperti apakah petunjuk itu? Dan siapakah pembunuh sebenarnya? Ikuti terus kisahnya.. #Selamat membaca 🙂

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

Hujan deras mengguyur malam itu, menciptakan genangan air yang memantulkan kilatan petir. Di sebuah ruang tamu megah, tubuh seorang wanita tergeletak tak bernyawa di atas lantai marmer putih yang kini ternoda darah. Suara jerit tangis pelayan menggema, namun yang paling menghancurkan adalah tatapan Kael—tatapan seorang suami yang baru saja kehilangan cinta sejatinya. Di sudut ruangan, Selena berdiri terpaku. Tangannya gemetar, matanya nanar memandang pisau berlumuran darah yang entah bagaimana bisa tergeletak di dekat kakinya. Dia tidak tahu apa yang terjadi, hanya ingatan samar-samar saat dirinya datang untuk menyampaikan laporan kerja kepada istri Tuan Kael beberapa jam lalu. "Ini pasti mimpi buruk,"gumamnya, napasnya terengah. Namun, jeritan pelayan tiba-tiba menghentikan lamunannya. "Itu dia pelakunya! Selena! Aku melihatnya masuk tadi, dan sekarang... Nyonya sudah mati!" Kata-kata itu menggema seperti lonceng kematian di telinga Selena. Pandangannya mengabur saat pa...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
10 Bab
Bab 1
Hujan deras mengguyur malam itu, menciptakan genangan air yang memantulkan kilatan petir. Di sebuah ruang tamu megah, tubuh seorang wanita tergeletak tak bernyawa di atas lantai marmer putih yang kini ternoda darah. Suara jerit tangis pelayan menggema, namun yang paling menghancurkan adalah tatapan Kael—tatapan seorang suami yang baru saja kehilangan cinta sejatinya. Di sudut ruangan, Selena berdiri terpaku. Tangannya gemetar, matanya nanar memandang pisau berlumuran darah yang entah bagaimana bisa tergeletak di dekat kakinya. Dia tidak tahu apa yang terjadi, hanya ingatan samar-samar saat dirinya datang untuk menyampaikan laporan kerja kepada istri Tuan Kael beberapa jam lalu. "Ini pasti mimpi buruk,"gumamnya, napasnya terengah. Namun, jeritan pelayan tiba-tiba menghentikan lamunannya. "Itu dia pelakunya! Selena! Aku melihatnya masuk tadi, dan sekarang... Nyonya sudah mati!" Kata-kata itu menggema seperti lonceng kematian di telinga Selena. Pandangannya mengabur saat pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya
Bab 2
Selena memeluk lututnya erat, air mata terus mengalir tanpa henti. Rasa dingin dan lembap di ruang bawah tanah itu seperti menjadi perwujudan nasibnya yang suram. Dia tak henti-hentinya menangis, memikirkan bagaimana hidupnya berubah begitu drastis dalam sekejap. "Nyonya... kenapa ini terjadi pada saya? Kenapa mereka tidak percaya?" isaknya, suaranya terdengar lirih, nyaris tenggelam dalam gemuruh keheningan. Dia masih bisa mengingat dengan jelas malam itu—sosok wanita misterius yang melompat dari jendela kamar Nyonya Arlena. "Itu bukan saya... itu dia!" Selena berbisik, hampir berteriak, namun suaranya hanya bergema di dinding dingin penjaranya. Rasa takut terus menggerogotinya, tapi lebih besar dari rasa takut itu adalah kesedihannya. Selena merindukan Nyonya Arlena yang selama ini memperlakukannya seperti keluarga. Senyum lembut Nyonya, perhatian kecilnya, hingga cara dia memanggil Selena dengan suara hangatnya. Semuanya terasa seperti mimpi buruk. Namun kini, orang yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya
Bab 3
"Dia benar-benar tidak masuk akal!"gumam Selena, menendang ember kecil di sudut ruangan. Ember itu meluncur dan menabrak tembok, membuat suara gaduh yang mengganggu keheningan. Selena jatuh terduduk di lantai dingin, air matanya mulai mengalir lagi. Ia menatap langit-langit ruangan yang penuh debu, mencoba mencari cara untuk membebaskan dirinya dari situasi ini. "Bagaimana aku bisa membuktikan apa pun kalau aku terkunci di sini? Orang itu jelas berada di luar. Apakah dia ingin aku berbicara dengan tembok?" Selena berbicara sendiri, nada sarkastis dalam suaranya semakin menonjol. Namun, di balik rasa putus asanya, Selena mulai menyusun rencana. "Kalau aku tidak bisa keluar, aku harus membuat mereka yang ada di luar masuk ke sini." Selena mengusap air matanya dan mulai berpikir keras. Dia tahu bahwa tidak ada jalan keluar kecuali dia menggunakan akalnya. "Aku harus memanfaatkan setiap orang yang datang ke tempat ini. Mungkin penjaga, mungkin siapa pun. Aku harus membuat mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya
Bab 4
"Hahaha..tentu saja,dia pernah bekerja padaku dan menggoda suamiku,dia berniat membunuhku namun salah sasaran yang terbunuh adalah suamiku,hatiku begitu pedih." Ucap wanita itu berakting menangis penuh drama. "Dan kematian istrimu bisa jadi rencananya untuk mendapatkanmu,apalagi kamu seorang pria kaya dan tampan pewaris segalanya." Kael semakin kesal mendengar cerita itu,dia langsung masuk ke mobilnya.Berniat akan menghancurkan Selena,Kael seolah terhipnotis oleh cerita bohong yang dibuat Bianca yang belum tentu ada bukti kebenarannya. Dia berbalik dan berjalan menuju mobilnya, meninggalkan Bianca berdiri di bawah payung merahnya. Saat Kael masuk ke mobil dan menutup pintu, dia sempat menatap kaca spion. Bianca masih berdiri di sana, menatap ke arahnya dengan senyum kecil yang penuh arti. Hujan semakin deras, menyamarkan sosok wanita itu. Tapi entah kenapa, ada sesuatu tentang Bianca yang terus mengganggu pikirannya, seolah dia membawa misteri yang belum terpecahkan. Kael m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya
Bab 5
Sementara itu, Selena mencoba memperbaiki situasi. "Saya serius, Tuan. Kalau sofanya mau tetap jadi kenangan, mungkin perlu dilap atau dilapis ulang. Saya bisa bantu bersihkan." Kael memijit pelipisnya, lalu menatap Selena tajam. "Satu kata lagi tentang sofa itu, aku pastikan kamu tidur di lantai." Selena tersenyum kikuk, mengangguk cepat, dan segera berlalu, meninggalkan para pelayan yang mencoba menahan tawa mereka agar tak kena semprot Kael lagi. "Sofa kenangan ya... menarik juga," bisik salah satu pelayan sambil cekikian. Setelah suasana agak reda, Kael memutuskan untuk memberikan hukuman lain pada Selena. Dia masih kesal dengan komentar spontan Selena soal sofa kenangannya. "Selena," panggil Kael, suaranya tegas. Selena, yang baru saja hendak mengambil kain lap untuk membersihkan meja, menoleh dengan ekspresi waspada. "Ya, Tuan?" "Kamu bilang tadi ingin membantu. Baiklah, ini kesempatanmu. Pergilah ke dapur dan masak makan malam untukku." Mata Selena membelalak."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya
Bab 6
Selena menghela napas, berjalan menuju tangga yang mengarah ke ruang bawah tanah. Ada sedikit rasa kecewa di dalam hatinya, namun dia tahu, ini adalah hidupnya sekarang—sebuah hidup yang terkekang oleh tuduhan yang tak adil. "Aku tidak peduli dengan apa yang mereka pikirkan," gumamnya dalam hati. "Aku akan buktikan kebenaran, bahkan jika aku harus bertahan dengan perlakuan ini."Begitu sampai di ruang bawah tanah yang dingin dan gelap, Selena langsung menuju tempat tidurnya. Hanya ada selembar selimut lusuh yang menjadi temannya di malam hari. Dia merebahkan diri, menatap langit-langit yang kosong. "Tuan Kael... jika kamu benar-benar mencintai Nyonya,kamu juga harus percaya padaku," pikir Selena, namun pikirannya segera terganggu dengan suara langkah kaki yang terdengar di lantai atas. "Apa mereka masih terus membicarakanku?" Selena bergumam dengan kesal, namun dia segera menenangkan diri. Tidak ada gunanya terlalu memikirkan mereka. "Yang penting sekarang, aku harus buktikan kebenar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya
Bab 7
Selena pun berhenti dan menoleh ke arah Kael. "Sebelum kamu pergi,buatkan dulu kopi untukku! Tapi jangan salah lagi seperti masakan tadi." Selena hanya mengangguk kemudian pergi ke dapur. Selena berjalan perlahan menuju kamar Kael dengan segelas kopi ditangannya sambil bergumam "Di malam begini dia ingin minum kopi,apa tidak takut insomnia?ini kan waktunya tidur.Aku saja sudah mengantuk." Selena kembali menguap.Kael yang mendengar langkah kaki Selena langsung berdiri di depan pintu dan menegurnya dari jauh. "Kenapa lama sekali? Kamu malah berbicara sendiri.Cepat bawa kesini!" "Ah iya Tuan..maaf." Selena segera membawa kopi yang sudah ia buat dengan hati-hati. Kopi tersebut sudah tercium aromanya yang harum, meski di dalam hati Selena masih merasa cemas akan reaksi Kael terhadap segala hal yang ia lakukan. Ia berjalan cepat menuju ruang tempat Kael duduk, berharap kali ini tak ada yang salah. Sesampainya di depan Kael, ia menyodorkan cangkir kopi dengan kedua tangan. **"Ini kop
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya
Bab 8
Pintu ruangan terbuka perlahan, dan sosok Bianca muncul dengan langkah percaya diri. Gaun satin berwarna merah tua membalut tubuhnya, dengan belahan dada yang terlalu rendah untuk diabaikan. Aroma parfum mewahnya segera memenuhi udara, meninggalkan jejak yang tajam namun menggoda. Bibirnya yang merah menyala membentuk senyuman yang dipaksakan, namun tatapan matanya jelas—ia memiliki tujuan yang tersembunyi. Kael, yang sedang sibuk menata dokumen di meja kerjanya, hanya melirik sekilas sebelum kembali memfokuskan perhatiannya pada tumpukan kertas di hadapannya. Tidak ada ketertarikan, tidak ada kekaguman, hanya tatapan dingin yang seolah mampu menembus niat di balik setiap gerakan Bianca. "Kael…" panggil Bianca dengan suara yang lembut, hampir mendesah, seakan namanya adalah mantra yang hanya bisa ia ucapkan dengan bisikan. Tanpa mengangkat wajahnya, Kael menjawab datar, "Duduklah." Bianca tersenyum kecil, lalu melangkah anggun menuju kursi di seberang Kael. Dengan gerakan yang dis
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya
Bab 9
“Jangan bicara sembarangan! Kamu tidak tahu apa-apa tentangku. Kamu hanya pembantu!” desis Bianca tajam, matanya memancarkan amarah yang tertahan. Selena tidak gentar. Dengan rahang yang mengeras dan mata yang kini dipenuhi keberanian, ia berbisik tegas, “Aku tahu… aku tahu setiap detail yang kamu lakukan terhadap suamimu.” Bianca membeku sejenak, ekspresinya berubah. Ia melirik sekilas ke arah Kael yang sedang sibuk menelepon seseorang sambil menandatangani dokumen-dokumen di mejanya. Pria itu tampak terlalu tenggelam dalam tugasnya dan tak peduli dengan apa yang terjadi di antara kedua wanita itu. Melihat kesempatan itu, senyum licik tersungging di bibir Bianca. “Kamu menyebutku pembunuh? Mana buktinya? Bukankah kamu juga pembunuh dan sudah terbukti jelas membunuh Arlena?” Wajah Selena menegang, tetapi ia segera menepis rasa gentarnya. “Aku tidak melakukannya. Aku curiga kamulah dalang di balik tewasnya Nyonya Arlena.Dan sekarang kamu mencoba mendekati Tuan Kael membuatku se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya
Bab 10
Selena masih berdiri di tengah taman, memandangi bunga yang tampak begitu hidup meski sinar matahari sore mulai meredup. Jemarinya perlahan menyentuh kelopak bunga itu, seakan berharap bisa merasakan kembali kehangatan sosok Arlena melalui setiap seratnya. Tanpa disadari, air mata mulai menggenang di sudut matanya, memburamkan pandangannya akan bunga yang begitu berarti baginya. Butiran air mata itu akhirnya jatuh, mengalir perlahan di pipinya yang pucat. "Nyonya… setiap benda di sekitarku selalu mengingatkanku padamu. Senyummu, suaramu, dan caramu membuat segalanya terasa begitu indah di rumah ini." bisik Selena dengan suara bergetar. Angin sore berhembus pelan, seolah mengusap lembut wajahnya, membawa serpihan kenangan yang kini hanya tinggal bayangan di dalam benaknya. Selena buru-buru menghapus air matanya dengan punggung tangan, berusaha menenangkan dirinya. "Tuan Kael masih membutuhkan bantuanmu, Selena. Kamu tidak boleh lemah…" gumamnya pada dirinya sendiri, mencoba membang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status