Share

Angelina's Revenge
Angelina's Revenge
Автор: Elpit

1. PEMBANTAIAN

Aвтор: Elpit
last update Последнее обновление: 2023-01-04 13:00:03

“Kapan Daddy pulang, Mom? Aku sudah sangat lapar.” Bibir gadis kecil itu mengerucut, dia bicara sambil mengusap perut, meyakinkan ibunya bahwa saat ini dirinya benar-benar lapar.

Wanita itu mengusap lembut puncak kepala sang putri seraya berbisik pelan. “Sebentar lagi. Mungkin Daddy terjebak macet, bersabarlah.”

Gadis kecil berusia lima tahun itu terpaksa mengangguk, lalu kembali melempar pandangannya ke arah televisi yang tengah menayangkan animasi favoritnya.

“Mom, kau mau tahu sebuah rahasia?” tanya gadis itu. Ekspresi wajahnya terlihat ingin menyampaikan sebuah rahasia besar.

“Uh’um, rahasia apa yang kau miliki, putri kecilku? Kau berani bermain rahasia dengan mommy, hm?” Sang ibu mencubit hidung putrinya dengan gemas.

Putrinya ini terkadang terlalu cerdas. Gadis kecil bernama Angelina itu, tumbuh di tengah keluarga dengan pemikiran kritis, membuatnya seringkali mengikuti pola pikir orang tuanya yang kritis. Pemikiran gadis kecil itu lebih dewasa dari usia seharusnya, sehingga seringkali ia menciptakan sesuatu yang tidak dilakukan anak-anak seusianya.

Bekerja di kejaksaan dengan mengutamakan keadilan dan kejujuran, membuat ayah Angelina memiliki banyak sekali musuh, baik yang tersembunyi maupun yang tampak di depan mata.

Sadar bahwa profesinya itu membuat keluarga tercinta berada dalam bahaya, pria itu memilih berhenti dari karirnya agar tidak menambah jumlah musuh yang mengancam keluarga kecilnya. Namun, belakangan ia harus kembali menjalani profesinya karena adanya suatu kasus alot yang membuatnya harus turun tangan.

Hari ini adalah puncak dari penyelesaian kasus alot tersebut. Pria itu harus bekerja lembur demi terselesaikannya kasus yang terbilang sulit ditaklukan. Hingga telah lewat dari jam makan malam, ia belum juga kembali ke rumah sederhananya.

“Aku selalu mendengar kekhawatiran Daddy tentang musuh-musuh yang berkeliaran di luar sana, jadi aku bertekad untuk melindungi Daddy dan Mommy,” ujar Angelina kecil dengan raut yang sangat serius.

“Jadi itu rahasiamu?”

“Bukan, itu misiku.”

“Lalu apa rahasiamu, Angelina?”

“Aku telah menyiapkan senjata!”

“Apa? Kau memiliki senjata? Senjata apa?” Sang ibu seketika panik.

Jika Angelina seperti anak kecil pada umumnya, mungkin sang ibu tidak akan sepanik ini. Ia adalah Angelina, gadis kecil yang terkadang memiliki pemikiran lebih maju dibandingkan dengan sang ibu.

“Itu rahasiaku, tapi sekarang aku akan berbagi rahasia dengan Mommy. Ayo, ikutlah ke kamarku, Mom!” Angelina antusias mengajak ibunya pergi ke kamar untuk menunjukkan senjata rahasia miliknya.

Sang ibu sangat terkejut ketika tiba di kamar Angelina, ia melihat peri kecilnya itu memperlihatkan sebuah senjata api.

“Ti-tidak! Dari mana kau mendapatkan benda itu, Nak?” Kekhawatiran sang ibu semakin menjadi-jadi.

“Aku sering melihat benda ini digunakan untuk menumpas kejahatan di film-film orang dewasa. Lalu siang tadi ada seorang pengemis menghampiriku ketika aku menunggu Mommy. Aku memberikan uang jajanku dan pria tua itu memberiku ini. Pria tua itu mengatakan benda ini akan sangat berguna saat aku dewasa nanti.”

Sang ibu seketika terduduk lemas. Wanita itu merengkuh tubuh putrinya sambil terisak. “Kau tidak akan pernah menggunakan benda itu, Nak. Berjanjilah pada mommy.”

Ketika Angelina hendak merespon ucapan ibunya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari depan.

Wanita itu cepat-cepat menghapus jejak air matanya lalu bangkit setelah melepas pelukan dari Angelina.

“Itu pasti Daddy, mommy akan membukakan pintu. Kau simpanlah benda itu dan jangan beritahu Daddy jika kau tidak ingin dihukum, kau mengerti?”

Angelina hanya mengangguk.

Sang ibu tersenyum sambil mengusap pipi Angelina, lalu segera pergi.

Brenda—ibu Angelina membuka pintu, tapi ternyata bukan suaminya yang ada di hadapannya sekarang, melainkan seorang pria berpakaian formal dan berwajah sangar.

“Maaf, ada yang bisa saya bantu?” tanya Brenda sopan.

“Di mana Freddie?” Pria itu menanyakan keberadaan Freddie—ayah Angelina.

“Dia belum pulang. Apakah Anda sudah membuat janji dengan suamiku?” tanya Brenda hati-hati, meski tidak dapat dipungkiri kecemasan menyelimuti dirinya ketika pria tersebut tiba-tiba masuk ke rumahnya tanpa permisi.

“Satu-satunya janjiku padanya adalah sebuah kematian,” ucap pria itu dengan nada dingin menusuk.

Brenda membeku di ambang pintu. Dengan suara gagap dia bertanya, “Ap-apa maksud Anda, Tuan?”

“Dia telah berani melawanku, maka itu artinya dia telah siap untuk mati!”

Mendengar ancaman dari pria tak dikenalnya itu, membuat Brenda merasa dadanya seketika sesak. Dia amat ketakutan.

Di kamar Angelina. Setelah tadi ditinggal ibunya, ia segera menyimpan kembali senjata api yang sempat ditunjukkan pada ibunya. Angelina ingin menyusul ibunya lalu menemui ayah yang baru pulang bekerja, tapi ketika menyadari jika bukan suara ayahnya yang ia dengar, Angelina mengurungkan niatnya. Ia bersembunyi di kamarnya. Meski berada di kamar, Angelina masih dapat mendengar obrolan ibunya dengan pria asing itu.

“Tuan Viktor, aku tersanjung orang seperti Anda sudi datang bertamu di gubuk sempitku ini.” Tiba-tiba terdengar suara Freddie.

Brenda merasa lega melihat suaminya pulang, tapi juga cemas karena pria yang bertamu mengancam keselamatan suaminya. Apalagi pria asing itu menginginkan kematian Freddie.

Di kamarnya, Angelina sedikit membuka pintu ketika mendengar suara ayahnya. Dia mengintip, tapi tidak berani keluar.

“Aku datang bukan untuk bertamu, aku datang untuk menghabisi nyawamu, Freddie!” ujar Viktor sambil menodongkan senjata api ke arah Freddie lalu menarik pelatuk dengan cepat dan melepaskan satu peluru.

Kejadian itu terlalu cepat hingga Freddie tidak bisa menghindar.

Namun sialnya, Brenda menjadi korban. Brenda yang sudah waspada akan terjadinya hal demikian, dengan cepat berlari ke hadapan sang suami lalu memeluknya. Alhasil, peluru panas itu menembus jantung Brenda, membuat wanita itu kehilangan nyawa tepat di pelukan suaminya.

“BRENDAAAA!” Freddie berteriak histeris. Air mata luruh begitu saja menyadari istrinya mati di pelukannya dan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Dari tempatnya berdiri, Angelina menyaksikan ibunya terbunuh dengan sadis. Angelina membekap mulutnya sekuat tenaga agar isak tangisnya tidak terdengar oleh siapa pun, terutama oleh pria asing itu.

“BEDEBAH KAU, VIKTOR!” Freddie kembali berteriak penuh amarah.

Viktor tertawa puas melihat kemarahan dan kesedihan bercampur dalam tatapan mata Freddie.

“Tidak ada orang yang bisa melawanku termasuk kau, Freddie!”

Dor!

Satu tembakan kembali melesat tepat bersarang di dada Freddie. Pria itu seketika luruh dengan napas yang tersengal. Ia berusaha bertahan dan meraih ponsel di sakunya untuk menghubungi seseorang. Namun, niatnya tidak terlaksana karena Viktor menghampiri dan menginjak tangan Freddie dengan kejamnya.

“Kau pikir masih bisa bertahan setelah aku menembak jantungmu? Bermimpilah!” ucap Viktor masih menginjak tangan Freddie.

“Ucapkan selamat tinggal pada dunia dan hiduplah bahagia bersama istrimu di alam baka!” Usai menyelesaikan kalimatnya, Viktor segera pergi meninggalkan rumah yang kini telah dibanjiri darah.

Setelah memastikan Viktor benar-benar pergi, Angelina keluar dari persembunyiannya kemudian berlari menghampiri kedua orang tuanya yang tergeletak di lantai dengan darah yang membungkus mereka.

“Mommy! Daddy! Bangunlah!” Angelina mengguncang tubuh kedua orang tuanya dengan derai air mata yang sama sekali tak bisa dihentikan. Ia melihat dengan tragis bagaimana kedua orang tuanya dibunuh, dan betapa kejamnya orang bernama Viktor itu.

“Putri daddy ....”

“Dad, kau … jangan tinggalkan aku, kumohon!” Angelina histeris.

Freddie menggeleng samar, ia tidak kuat menggerakkan anggota tubuhnya lagi. Tenaganya telah habis.

“Berjanjilah untuk menjadi wanita yang jujur dan pemberani. Kau putriku, kau harus melanjutkan perjuangan daddy untuk menegakkan keadilan dan menjunjung tinggi kejujuran.” Freddie berpesan dengan napas yang semakin tersengal.

“Dad—"

"Kami sangat menyayangimu, Angelina."

"DADDYYY!" Tangis Angelina pecah. Gadis kecil yang malang itu berteriak histeris meminta orang tuanya untuk tidak pergi. Namun, kenyataan begitu kejam, membiarkan Angelina harus hidup sebatang kara tanpa sanak saudara.

Setelah lelah menangis, Angelina mencium kening ayah dan ibunya, kemudian diakhiri menghapus air mata yang masih tersisa.

"Mommy, maafkan aku tidak bisa memenuhi janjimu. Aku akan menggunakan benda itu untuk membalaskan dendam atas kematian kalian. Aku harus membunuh pria kejam itu menggunakan benda pemberian kakek pengemis itu." Tekad anak kecil itu telah terucap tepat di samping kedua mayat orang tuanya. Anak kecil itu benar-benar lebih dewasa dari usianya.

Setelah itu, Angelina pergi ke kamar untuk mengambil senjata yang ia miliki, kemudian ia berlari keluar dari rumah itu. Angelina harus pergi sebelum polisi menemukan dirinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapter

  • Angelina's Revenge   2. BISNIS ILEGAL?

    “ANGELINA!” Gadis itu terkejut hingga menjatuhkan selembar foto sepasang suami istri yang selalu ia rindukan. Sudah 15 tahun berlalu setelah kejadian naas itu, dan selama 15 tahun itu Angelina selalu merindukan kedua orang tuanya. “Tidak bisakah kau bicara pelan-pelan?” Angelina menggerutu sambil memungut benda yang terjatuh dari tangannya akibat tadi dikejutkan. “Kau ingin aku bicara pelan-pelan? Dengar! Aku sudah memanggilmu sejak tadi, tapi kau terus saja melamun, apa yang kau lihat?” tanya pria yang tadi memanggil Angelina dengan setengah mencibir. Sudah kesekian kali rekannya memanggil nama gadis itu dan baru kali ini ia terkesiap. Terang saja jika pria itu sedikit emosi. Angelina hanya berdecak pelan tanpa merespon lawan bicaranya. Sadar diabaikan, pria itu merebut foto yang hendak dimasukkan kembali ke saku. “Kembalikan!” bentak Angelina tajam. “Apa? Aku hanya ingin tau apa yang membuatmu begitu hanyut dalam lamunan.” “Kuperingatkan kau untuk mengembalikan itu

    Последнее обновление : 2023-01-05
  • Angelina's Revenge   3. BARANG PALSU?

    Chris dan Wilson sudah berada di sebuah ruangan, tempat yang disepakati untuk melakukan pertemuan. Tempat itu terpencil, tidak mudah ditemukan oleh orang biasa, dan hanya ada satu gedung tua itu saja di wilayah tersebut. Tidak ada satu pun bangunan lain di tempat yang cukup luas di sana. Itu membuat rasa curiga yang dirasakan Max semakin menggebu. “Lihatlah! Dia bahkan melakukan pertemuan di tempat seperti ini. Tuan Wilson yang bermartabat, mengapa harus melakukan pertemuan dengan klien di tempat yang seperti tempat rongsokan ini? Aku semakin yakin bahwa bisnisnya itu bukanlah bisnis yang baik.” Max berbicara panjang lebar, tanpa berusaha untuk mengecilkan volume suaranya sedikit pun. Spontan Alex memukul perut Max sedikit kuat, hingga Max mengaduh pelan dan mengumpat. “Kubilang jaga bicaramu, Max! Dia klien kita, tugas kita menjadi pengawal, urusan lain itu bukan urusan kita. Fokus saja pada pekerjaanmu dan jangan gegabah!” Alex berkata penuh penekanan dengan sorot mata tajam

    Последнее обновление : 2023-01-09
  • Angelina's Revenge   4. KEBERUNTUNGAN

    BRAK! Tiang besi itu berhasil menyentuh lantai yang sudah dibanjiri dengan minyak tanah oleh anak buah Gerald. Dalam sekejap gedung tersebut habis dilahap api yang berkobar. Gerald dan para anak buahnya tersenyum penuh kemenangan karena merasa tidak ada yang bisa selamat dari kepungan api di dalam gedung. Namun, perkiraan Gerald salah besar. Tidak ada satu pun korban nyawa di sana. Tanpa sepengetahuan Gerald, Chris sudah membawa Wilson pergi dari tempat itu sejak beberapa menit lalu sesuai instruksi yang diberikan oleh Alex. Sedangkan Max, Alex, dan Angelina, keberuntungan masih berpihak pada mereka. Saat sejengkal lagi tiang besi tua itu menimpa tubuh Angelina, dengan sigap Alex berlari lalu menarik tubuh Angelina hingga mereka berguling ke samping untuk menghindari maut. Max merasa shock karena menerima dorongan kuat dari arah belakang secara tiba-tiba, lalu menyaksikan Angelina yang hampir tewas tertimpa bara besi, membuat Max justru mematung. Alex membantu Angelina berd

    Последнее обновление : 2023-01-10
  • Angelina's Revenge   5. ALASAN

    Angelina membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar. Bayangan pembantaian orang tuanya berkelebat. Semua itu masih jelas di ingatan meski sudah berlalu lebih dari sepuluh tahun. Angelina mengusap wajahnya kasar, tiba-tiba ia merasa gelisah dan sedikit ketakutan. Terutama ketika mengingat kejadian di mana ia hampir mati tertimpa api yang membakar besi di gedung tempo hari. “Aku tidak boleh mati sebelum aku menemukan orang yang melenyapkan nyawa kedua orang tuaku. Aku akan tetap hidup sampai aku berhasil membalaskan dendam atas kematian mereka.” Angelina berucap penuh tekad. Ya, alasan mengapa Angelina masuk ke agensi sebagai bodyguard sewaan adalah agar bisa menemukan pembunuh orang tuanya. Semakin banyak klien, maka semakin banyak kesempatan dirinya untuk menemukan pelaku. Pembunuh orang tuanya adalah seorang yang berada di kalangan atas sehingga saat dia menerima job untuk mengawal seseorang dari kalangan atas seperti Wilson, maka itu mempermudah An

    Последнее обновление : 2023-01-11
  • Angelina's Revenge   6. Bertaruh

    “Tujuanku? Kau tahu aku seorang yatim piatu, tidak ada yang bisa aku andalkan, jadi aku hanya mencari pekerjaan saja untuk mencukupi kebutuhanku, apalagi?” Angelina menjawab santai. “Cih, kau pikir aku akan percaya? Banyak pekerjaan lain di luaran sana, kalau hanya untuk mencukupi kebutuhan, kau tidak harus di sini.” Alex tidak memercayai jawaban yang dilontarkan Angelina. Angelina tertawa kecil. “Aku tidak memaksamu untuk percaya, itu hakmu. Tapi bukankah hidup itu pilihan? Dan pilihanku ada di sini, kau tahu kenapa?” “Kenapa?” “Karena aku suka tantangan,” balas Angelina dibarengi senyuman yang terlihat aneh di mata Alex. “Baiklah, aku sudah cukup menghirup udara segar, aku akan kembali ke kamar dan istirahat. Sebaiknya kau juga,” lanjut Angelina lagi. Gadis itu berbalik dan hendak pergi, tapi suara Alex berhasil menghentikan langkahnya. “Kau suka tantangan, bukan? Kalau begitu, ayo bertarung denganku!” Angelina kembali berbalik dan berhadapan dengan Alex yang entah sejak kapan

    Последнее обновление : 2023-03-06
  • Angelina's Revenge   7. Mengakui Kekalahan

    Pagi itu agensi diramaikan dengan kabar pertarungan rekan satu tim, Angelina dan Alex. Bahkan kabar itu sudah sampai di telinga Max. Pria yang sudah melewati masa pemulihan itu pun pergi menemui Alex di ruang medis. “Apa kau gila? Kau bertarung dengan Angelina? Apa yang kau pikirkan? Dasar tidak waras!” Max langsung menyerang Alex dengan beberapa pertanyaan serta makian di ujung kalimatnya. “Dan satu lagi, kau kalah, memalukan!” sinis Max. “Cih! Kau tidak sadar kau lebih memalukan? Kau diselamatkan oleh seorang gadis!” balas Alex tak kalah sinis. “Itu berbeda! Itu murni kecelakaan, sedangkan kau? Apa yang kau untungkan dari bertarung dengan seorang wanita, dan itu juga rekanmu sendiri. Kau tahu? Kau memperlambat kinerja kita, seharusnya kita sudah bisa kembali bekerja hari ini!” Max terus mengomel. “Diam! Kau sangat berisik! Aku hanya menguji kemampuannya saja, apa salahnya?” balas Alex malas. “Menguji kemampuan?” Max menuntut penjelasan. “Aku seorang kapten, aku harus memastikan

    Последнее обновление : 2023-03-07
  • Angelina's Revenge   8. Misi Baru

    “Tuan Antonio.” Angelina segera mendorong tubuh Alex agar bisa bangkit, beruntung Alex tidak berulah lagi. “Hei, kau bilang akan berbicara dengan Angelina tapi kau? Astaga! Aku tidak mengerti, semalam kau mengajak Angelina berkelahi lalu sekarang kau mau mengajaknya berkelahi di atas tempat tidur? Luar biasa!” Max tiba-tiba muncul di belakang Antonio lalu mencibir sinis. Angelina langsung gugup dan salah tingkah. Meski sebenarnya mereka tidak berbuat apa pun, tapi posisi mereka tadi benar-benar membuat salah paham siapa pun yang melihatnya, sedangkan Alex hanya memutar bola mata malas mendengar ocehan Max karena menurutnya tidak penting menanggapi ucapan seseorang yang menilainya buruk padahal tidak tahu kejadian yang sebenarnya. “Maaf, Tuan Antonio. Kami tidak sedang melakukan apa pun, kami tadi—” “Aku hanya mengerjai Angelina saja, aku ingin tahu reaksi dia ketika berada begitu dekat dengan seorang pria tapi sepertinya dia tidak terpengaruh.” Alex memotong ucapan Angelina dengan

    Последнее обновление : 2023-03-08
  • Angelina's Revenge   9. Orang Asing

    Alex, Angelina, dan Max sudah kembali beraktivitas hari ini. Alex berusaha untuk segera pulih karena ia tidak betah terus berbaring di atas tempat tidur. “Aku senang kalian baik-baik saja, dan aku harap kalian bisa melanjutkan misi sampai tuntas!” Wilson berbicara pada ketiga orang yang ia sewa untuk menjadi bodyguard. “Kami tidak akan mundur sebelum misi ini tuntas, Tuan Wilson,” balas Alex sebagai kapten. “Bagus! Atasan kalian sudah memberitahu detailnya, bukan?” “Sudah.” “Ya, itulah yang harus kalian kerjakan.” “Untuk mencari petunjuk, sebagai langkah awal, apakah Anda bisa memberitahu kami, di mana Anda menyimpan benda itu sebelumnya?” tanya Alex mulai menginterogasi. Wilson menyebutkan sebuah tempat sebagai jawaban agar Alex dan timnya bisa segera melaksanakan tugas. “Apakah ada seseorang yang tahu tempat itu selain Anda, Tuan?” “Hanya aku ... dan Chris.” Mendengar jawaban Wilson, Alex mengalihkan pandangannya pada orang kepercayaan yang selalu setia berada di samping W

    Последнее обновление : 2023-03-11

Latest chapter

  • Angelina's Revenge   30. Misi Terakhir

    Alex dan Max kembali ke markas dan menemui Antonio untuk membicarakan tentang pengunduran diri.“Aku sudah tau. Tuan Wilson memang sudah merencanakan ini sejak lama. Jadi sekaranglah waktunya?” Antonio menanggapi pengunduran diri Alex dan Max.“Tuan, terima kasih karena Anda telah merawatku dengan sangat baik, aku sangat berutang budi, aku bahkan belum bisa membalasnya sedikit pun dan sekarang aku sudah harus pergi,” kata Alex pelan.Antonio menggeleng. "Kau sudah menjadi anak yang sangat berbakti padaku, Alex. Aku tidak menyesal meskipun sekarang kau harus pergi dari sini. Aku tau apa yang aku lakukan, sejujurnya semua telah terencana, jadi aku tau hal ini akan terjadi cepat atau lambat," ujar Antonio sambil menepuk pundak pria yang telah dirawatnya sejak masih bayi. "Baiklah, aku sudah menyetujui pengunduran diri kalian, sekarang kalian pergi kerjakan apa yang sudah menjadi kewajiban kalian," lanjutnya."Sebelum pergi, aku ingin memastikan satu hal, apakah Angelina ada di sini?" ta

  • Angelina's Revenge   29. Hadiah Besar

    “Angelina, tunggu!” Max memanggil tapi Angelina tak menghiraukan.Max mempercepat langkah lalu menarik salah satu lengan Angelina. “Angelina, berhenti! Malam begitu larut, kau mau ke mana?”“Bukan urusanmu, lepaskan!” Angelina mengibaskan tangannya agar genggaman Max terlepas tapi tidak berhasil.“Tidak akan! Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri, aku akan menemanimu, Angelina.”“Max, tolonglah, sekali ini saja aku mohon jangan ganggu aku, aku ingin sendiri.” Angelina memohon dengan suara yang lebih rendah dan ia pun menundukkan kepalanya. “Tidak! Aku akan mendampingimu. Aku tahu kau dan Alex sama-sama terpukul mendengar fakta ini, di saat kalian seharusnya sudah bersama. Kalian sama-sama butuh didampingi.” Max tetap tidak meloloskan permintaan gadis itu.Seketika Angelina mendongak ketika mendengar satu kalimat yang menggelitiknya. “Apa maksudmu?”“Angelina, Alex menyukaimu, dia sudah mengakuinya. Dan kau, meskipun kau tidak menyatakannya tapi aku tahu kau menyukai Alex, iya ‘ka

  • Angelina's Revenge   28. Memori Pahit

    Setelah Alex keluar membawa Angelina, Wilson meminta keterangan pada Max mengenai tindakan Angelina yang hampir merenggut nyawanya.Max menjelaskan secara singkat karena memang ia pun tidak tahu detail kejadian yang menimpa kedua orang tua Angelina, sebab Angelina sangat tertutup untuk urusan itu. Ia hanya tahu Angelina ingin membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuanya.Wilson cukup pintar untuk menggabungkan kejadian tadi dan informasi dari Max, apalagi Angelina semoga menyebut nama Viktor, Wilson semakin yakin ada kesalahpahaman.Wilson sangat tahu siapa Viktor dan bagaimana perangainya, untuk itu ia meminta Max menghubungi Angelina untuk membahas hal ini sampai semuanya jelas. Wilson juga mengatakan jika Angelina yakin bahwa ia dan Viktor orang yang sama, maka ia siap mati di tangan Angelina agar gadis itu puas.Max menyampaikan informasi itu pada Angelina dan tentu saja Angelina sangat bersemangat untuk kembali ke ruang rawat Wilson.Tak butuh waktu lama, Angelina sampai d

  • Angelina's Revenge   27. Gagal

    Alex kembali ke rumah sakit setelah selesai mengerjakan urusannya. Bukan urusan pekerjaan, tapi urusan perasaan. Alex pergi membeli bunga. Entah mengapa ia sangat ingin menyatakan perasaannya pada Angelina.Max benar, gadis seperti Angelina sangat jarang ditemui dan ia harus bergerak cepat jika tidak ingin kehilangan kesempatan.Alex menyimpan bunganya di mobil milik Wilson, karena jika ia menyimpan di mobil milik timnya ia yakin Max akan menggodanya habis-habisan. Alex ingin menciptakan momen yang tepat sehingga bunga itu masih ia simpan untuk saat ini.Sampai di depan ruang rawat Wilson, Alex melihat Max tertidur dan tidak ada Angelina di sekitar tempat itu.Alex membangunkan Max dengan kasar karena sudah dibalut emosi. Lagi-lagi Alex memaki kecerobohan Max.“Bodoh! Di mana Angelina?” tanyanya meski ia yakin Max tidak tahu jawabnya. Ia yakin Angelina mengambil kesempatan untuk pergi ketika Max terlelap.Max tidak menjawab, ia mengedarkan pandangan lalu memaki diri sendiri ketika tid

  • Angelina's Revenge   26. Aksi Balas Dendam

    Angelina berpikir ia akan terbentur pintu, lalu Chris akan menyerangnya tanpa ampun kemudian ia akan tamat. Namun, ternyata pintu terbuka tepat ketika Chris menghantam dada Angelina. Tubuhnya yang hampir limbung dengan sigap ditahan oleh Alex.Menyadari Angelina yang sudah kepayahan, Max segera maju menyerang Chris dan Sony menggantikan Angelina.Alex memapah Angelina untuk sedikit menjauh dari ruangan lalu meminta gadis itu duduk terlebih dahulu sementara ia bersama Max akan mengurus Chris dan Sony.“Kau meninggalkannya sendiri?” tanya Max heran mengapa Alex ikut bertarung. Dia pikir Alex akan segera membawa gadis itu ke rumah sakit.“Kita harus mengurus mereka secepatnya,” balas Alex.Max tidak menanggapi, kembali fokus pada musuh. Max melawan Sony sedangkan Alex melawan Chris.“Baguslah kebusukanmu terungkap secepat ini. Tuan Wilson tidak butuh sampah sepertimu!” Alex berseru lalu detik berikutnya ia melakukan serangan bertubi-tubi untuk melumpuhkan Chris.Begitu pula Max melakukan

  • Angelina's Revenge   25. Cuci Tangan

    Alex mengingat-ingat percakapannya dengan Angelina di telepon tadi, dan ia menemukan sebuah kemungkinan saat mengingat Angelina mendebat perintahnya. Pria itu menyadari tekad Angelina sangatlah kuat, ketika sudah memutuskan maka akan terus maju tanpa peduli rintangan.Menyadari itu, Alex segera mengeluarkan alat pelacak yang dibekali Antonio, berusaha menemukan posisi Angelina. Kemudian dia membuka alat pelacak milik Wilson untuk memastikan titik koordinat keberadaan Angelina dan Chris apakah sama.“Sial!”Umpatan Alex berhasil menarik perhatian Max.“Ada apa?” tanya Max gusar.“Sudah kuduga, Angelina diam-diam mengikuti Chris,” jelas Alex dengan gigi bergemeretak.“Beri tahu aku titik koordinatnya, aku akan segera ke sana,” kata Max tergesa.“Aku sudah mengirimnya ke ponselmu, pergilah, aku harus memberitahu Tuan Wilson sebelum pergi. Aku segera menyusul.” Alex melangkah cepat ke ruang rawat Wilson setelah menyelesaikan kalimatnya.Max pun segera bergerak cepat, ia tidak ingin Angelin

  • Angelina's Revenge   24. Memasang Perangkap

    Operasi yang dilakukan Wilson telah berjalan dengan lancar, tapi kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun sehingga ia harus menjalani perawatan intensif selama beberapa hari pasca operasi.Pagi itu Alex masuk ke ruang rawat Wilson untuk pertama kalinya. Pasca operasi Wilson tidak ingin ditemui oleh siapa pun selama beberapa hari.“Tuan, bagaimana kondisi Anda?” Kalimat pertama yang keluar dari mulut Alex ketika bertemu Wilson.Wilson tersenyum. “Apa kau mencemaskanku?”“Tentu saja. Apa tidak boleh?”Kali ini Wilson bukan hanya tersenyum, tapi tertawa kecil usai mendengar jawaban Alex.“Aku senang mendengarnya,” ucap Wilson, “seperti yang kau lihat, aku sudah lebih baik sekarang,” imbuhnya.“Syukurlah.” Alex merasa lega mendengarnya. “Ini, saya kembalikan ponsel dan alat yang Tuan titipkan,” lanjut Alex sambil menyerahkan benda yang dimaksud.Wilson mendorong benda itu ke arah Alex. “Tidak perlu terburu-buru, aku juga masih tidak bisa bekerja. Lihatlah, aku masih seorang pasien.”“Apakah

  • Angelina's Revenge   23. Max Merasa Bangga

    Sial! Kenapa mereka ada di sini? Chris mengumpat dalam hati. Wajah terkejutnya tak bisa ia sembunyikan.“Tidak ada masalah besar, kami hanya membicarakan hal yang menguntungkan saja. Jika tidak ada keuntungan dalam berbisnis, lebih baik akhiri saja. Benar begitu, bukan?”Bukan Chris yang menjawab, melainkan seseorang yang sejak tadi berdebat dengan Chris. Pandangannya sengaja ia lempar pada Angelina dan Max, seolah ingin menekankan sesuatu dari kalimat yang diucapkannya.“Baiklah, karena tidak ada urusan lagi aku akan pergi,” lanjut orang itu segera melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya.Saat di kantin tadi, Chris seperti menguasai orang itu, tapi sekarang Chris justru terlihat dikuasai oleh orang itu. Siapa sebenarnya dia? Dan ada hubungan apa di antara mereka? Angelina membatin, menganalisis apa yang dia lihat.“Bisa kau jelaskan apa maksud ucapan orang tadi, Chris? Keuntungan seperti apa yang kalian bicarakan? Apakah ini menyangkut soalperusahaan Tuan Wilson,

  • Angelina's Revenge   22. Semakin Mencurigakan

    “Kalian pesanlah, aku yang traktir,” ujar Chris sesampainya di kantin. Ia menarik satu kursi untuk diduduki. “Kau tidak makan?” tanya Max sebenarnya malas menanyakan hal itu karena mereka tidak sedekat itu, hanya memastikan Chris tidak akan lenyap dari pandangannya ketika ia makan. Chris tertawa kecil. “Kau tidak perlu peduli padaku. Mereka akan mengantarkan makananku segera,” jawabnya. Max mengangguk mengerti, kemudian menyusul Angelina untuk memesan makanan. “Apa yang kau bicarakan dengannya?” tanya Angelina ketika Max tiba, sambil menunggu pesanannya jadi. Terdengar pelayan bertanya pada Max akan memesan apa. “Samakan dengannya,” ujar Max menjawab pelayan. “Tidak, aku hanya bertanya apakah dia tidak makan, itu saja,” lanjutnya menjawab pertanyaan Angelina. “Lalu?” “Antarkan ini pada Tuan Chris!” ujar salah satu pelayan pada rekannya. Max menunjuk pada pelayan itu menggunakan dagu. “Itu, makanannya sudah diantarkan tanpa dia memesan.” Angelina hanya membentuk mu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status