“Ehem!” Saka berdeham untuk menetralisir detak jantung dan kepanikan sesaatnya.Ariana yang mulai sadar dengan apa yang ia lakukan pun akhirnya menyadari jika dirinya sedang memeluk orang lain dengan seenaknya, tanpa izin dari orang tersebut. Ariana mundur beberapa langkah, lalu mendongak untuk melihat siapa orang tersebut.Wajah Ariana semakin pucat ketika mengetahui siapa orang yang baru saja ia peluk itu. “Astaga! Ya ampun, maafkan saya, Tuan Saka! Saya benar-benar tidak sengaja! Saya kira tadi saya mendengar dan melihat hantu!””Alis Saka mengernyit. “Hantu?” gumam Saka keheranan.“I-itu ....” Ariana berusaha memikirkan alasan yang sesuai. Ia malu karena sudah dewasa tetapi masih saja takut dengan hantu. “Tuan, saya permisi dulu. Saya akan kembali ke atas dan melihat Felix. Permisi!” ujar Ariana mengubah topik pembicaraan dan berlari meninggalkan Saka seorang diri di sana.Berlari menaiki tangga yang tinggi dan banyak membuat napas Ariana berderu cepat. Ia berusaha mengatur napasn
“Presdir, apa Anda sudah tahu tentang berita yang sedang trending hari ini?” tanya Nichole pada Saka yang sibuk menandatangani berkas-berkas yang ia bawa.“Tentang dollar yang turun tadi pagi? Sudah,” jawab Saka tanpa mengalihkan tatapannya dari berkas-berkas di depannya. “Kalau berita yang lain aku belum lihat karena sibuk.”“Bukan!” keluh Nichole dan menghela napas panjang. “Ini tentang Nona Ariana, Presdir.”Saka menghentikan kegiatannya begitu mendengar nama Ariana disebutkan. Ia mendongakkan wajahnya dan menatap Nichole dengan pandangan bertanya.“Berita apa yang kamu maksud?” tanya Saka memastikan.Nichole tidak langsung menjelaskan, ia membuka dulu ponselnya dan menunjukkan berita yang ia maksud pada Saka. “Berita ini, Presdir. Gempar sekali di media sosial, bahkan beberapa orang sampai marah karena kasus ini.”Saka membaca berita itu dengan sebelah mata. “Oh, berita ini.” Saka menyerahkan ponsel Nichole kembali dan melanjutkan pekerjaannya. “Jangan pernah menunjukkan berita sep
Keduanya terdiam sejenak dan saling memandang satu sama lain. Rasanya, waktu berhenti untuk beberapa detik sampai akhirnya Ariana yang tersadar terlebih dahulu. Ariana dengan cepat memalingkan wajahnya dan menjauh dari Saka.“Ma-maaf.” entah mengapa, Ariana ingin meminta maaf.Saka yang sebenarnya tidak tidur itu pun bangkit dari posisinya. Diam-diam, Ariana mencoba melirik ke arah Saka. Raut wajahnya yang menekuk seperti itu membuat Ariana merasa sedikit ketakutan. Ia takut membuat suasana hati Saka memburuk karena kelakuannya.“Ikut aku. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu,” ucap Saka tanpa menatap ke arah Ariana.Ariana melihat pandangan Saka yang datar dan dingin. Tanpa banyak bicara dan hanya bisa pasrah, Ariana berjalan mengikuti Saka yang keluar dari kamar Felix. Mereka sampai di ruang kerja Saka. Pria itu segera duduk di kursi yang ada di sana, sementara Ariana hanya berdiri dan tidak berani bergerak sedikit pun. Apalagi ketika Saka menatapnya dengan tatapan menginterogasi.
‘Akhirnya tertidur juga,’ batin Ariana sembari menatap Felix yang tengah tertidur dengan tenang dan nyenyak. Bahkan, Ariana juga melihat sedikit senyum di wajah Felix. Melihatnya saja membuat dada Ariana tenang rasanya.Setelah puas memperhatikan wajah anaknya, Ariana memutuskan untuk keluar dari kamar Felix. Baru saja ia menutup pintu dan membalikkan badannya, ia terkejut saat melihat sosok Saka tengah bersandar di dinding dan menatapnya.Saka terlihat seolah sudah menunggunya untuk keluar dari kamar Felix sedari tadi. Setelah melihat Ariana, Saka membalikkan badannya dan memberi pandangan pada Ariana untuk mengikuti langkahnya.“Ikut aku,” perintah Saka pada Ariana. Seperti biasa, tidak ada nada hangat dalam caranya berbicara.‘Ada apa lagi kali ini,’ batin Ariana kebingungan. Meski begitu, ia mengikuti langkah Saka tanpa protes.Kali ini, Saka tidak membawa Ariana ke ruangannya, melainkan mereka duduk di ruang tengah. Setelah Saka duduk, barulah Ariana ikut duduk dan memilih sofa y
“Selamat siang, Presdir,” ucap Ariana, Alano, dan Sutradara yang datang dengan Nichole.“Ah, iya. Selamat siang,” balas Saka dengan nada suaranya yang seperti biasa. Untung saja ia bisa mengendalikan keterkejutannya meski sedikit canggung. “Ada perihal apa kalian datang kemari tanpa memberi kabar terlebih dahulu?”Mendengar hal itu, Nichole melangkah maju dan mencoba menjelaskannya pada Saka. “Presdir, mereka semua di sini ingin menyampaikan masalah skandal yang menimpa para pemain drama yang diproduksi oleh agensi kita. Saya tidak tahu apakah Anda sudah melihatnya atau belum, tetapi mereka sudah melakukan konferensi pers untuk meredakan rumornya.”Kali ini, Sutradara maju mendekati Saka. “Presdir. Saya sebagai penanggung jawab untuk proyek ini ingin menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang menimpa kita kemarin. Ini semua di luar kendali kami dan kami sendiri juga tidak tahu dari mana rumor itu berasal dan siapa yang menyebarkannya. Kami akan berusaha lebi
“Apa benar Paman Tampan adalah papa Felix yang asli?” tanya Felix dengan mata besarnya yang membulat sempurna.Ariana mengangguk. Ia masih merasa bersalah karena sudah berbohong pada anaknya. “Benar, Paman Saka sebenarnya adalah papa kandungmu, Felix,” ucap Ariana mencoba meyakinkan anaknya.“Tapi, kenapa Paman Tampan tidak pernah bilang pada Felix kalau dia papa Felix?” tanya Felix bingung. “Apa Paman Tampan tidak suka kalau Felix anaknya?”Ariana tersentak mendengar penuturan Felix. “Tidak! Mana mungkin begitu. Buktinya, Paman Saka kan baik padamu. Dia kasih kamu banyak hadiah. Emm … Paman Saka cuma bingung saja bagaimana menjelaskannya pada Felix karena baru kali ini bertemu dengan Felix setelah sekian lama.”“Benarkah?” Felix bangkit dari tidurnya dan merangkak mendekati Ariana. “Beneran Paman Tampan sayang sama Felix?”Ariana terdiam menatap mata berbinar anaknya. “Iya. Mana mungkin dia tidak sayang pada anaknya sendiri, kan? Apalagi Felix itu anak yang pintar. Dia pasti sangat s
Mendengar suara Saka yang meninggi, Ariana tersentak. “Ba-baiklah. Aku akan bawa Felix pulang sekarang juga,” ucap Ariana dengan suara bergetar.Wanita itu langsung saja mematikan teleponnya tanpa menunggu balasan dari Saka. Ia tidak mau mendengar suara pria itu lagi. Ia tidak suka saat ada orang yang berteriak padanya, apalagi dengan alasan tidak jelas.‘Huh, menyeramkan sekali, sih!’ gerutu Ariana dalam hati sembari mengelus dada. Ia berusaha menenangkan diri sebelum berjalan menuju Felix dan Jake yang menunggunya.“Mama!” sapa Felix dengan mulut yang sedikit belepotan karena sisa es krim yang tadi ia makan.Ariana tersenyum pada Felix dan mengambil tisu basah yang selalu ia bawa. “Felix, sekarang kita pulang, ya? Tiba-tiba ada urusan mendadak yang harus Mama urus,” ucap Ariana.“Eh? Kenapa tiba-tiba?”Ariana menoleh pada Jake dan mengangguk. “Iya, maaf, Jake. Kami harus pulang sekarang. Tidak usah repot-repot mengantarkan kami pulang, aku akan panggil taksi saja.”“Tapi, nanti–”“T
“Paman Tam—Eh, Papa?!”Felix yang melihat kedatangan orang yang sudah ia tunggu-tunggu itu segera turun dari kasurnya. Kaki kecilnya berjalan cepat ke arah Saka yang baru saja masuk ke kamarnya.“Sst!” Saka meletakkan jari telunjuknya di depan bibir ketika melihat Ariana yang tertidur pulas. Felix segera menghentikan langkahnya dan menutup mulut. Ia mengangguk cepat setelah paham dengan maksud Saka.Akan tetapi, Ariana yang tertidur tidak membuat reuni ayah dan anak itu terasa canggung. Saka segera menarik Felix ke dalam gendongannya. Terlihat senyum lebar di kedua sudut bibir laki-laki itu.“Sst, Mama sedang tidur. Mama sepertinya capek sekali hari ini. Jangan sampai membuat Mama terbangun, ya, Pa,” bisik Felix di telinga Saka.Mendengar hal itu, Saka berusaha menahan tawanya. Ada desiran aneh dalam dadanya ketika mendengar Felix memanggilnya dengan sebutan ‘Papa’. Tidak pernah Saka membayangkan dirinya akan disebut seperti itu oleh orang lain. Awalnya, ia berpikir akan biasa saja,