‘Akhirnya tertidur juga,’ batin Ariana sembari menatap Felix yang tengah tertidur dengan tenang dan nyenyak. Bahkan, Ariana juga melihat sedikit senyum di wajah Felix. Melihatnya saja membuat dada Ariana tenang rasanya.Setelah puas memperhatikan wajah anaknya, Ariana memutuskan untuk keluar dari kamar Felix. Baru saja ia menutup pintu dan membalikkan badannya, ia terkejut saat melihat sosok Saka tengah bersandar di dinding dan menatapnya.Saka terlihat seolah sudah menunggunya untuk keluar dari kamar Felix sedari tadi. Setelah melihat Ariana, Saka membalikkan badannya dan memberi pandangan pada Ariana untuk mengikuti langkahnya.“Ikut aku,” perintah Saka pada Ariana. Seperti biasa, tidak ada nada hangat dalam caranya berbicara.‘Ada apa lagi kali ini,’ batin Ariana kebingungan. Meski begitu, ia mengikuti langkah Saka tanpa protes.Kali ini, Saka tidak membawa Ariana ke ruangannya, melainkan mereka duduk di ruang tengah. Setelah Saka duduk, barulah Ariana ikut duduk dan memilih sofa y
“Selamat siang, Presdir,” ucap Ariana, Alano, dan Sutradara yang datang dengan Nichole.“Ah, iya. Selamat siang,” balas Saka dengan nada suaranya yang seperti biasa. Untung saja ia bisa mengendalikan keterkejutannya meski sedikit canggung. “Ada perihal apa kalian datang kemari tanpa memberi kabar terlebih dahulu?”Mendengar hal itu, Nichole melangkah maju dan mencoba menjelaskannya pada Saka. “Presdir, mereka semua di sini ingin menyampaikan masalah skandal yang menimpa para pemain drama yang diproduksi oleh agensi kita. Saya tidak tahu apakah Anda sudah melihatnya atau belum, tetapi mereka sudah melakukan konferensi pers untuk meredakan rumornya.”Kali ini, Sutradara maju mendekati Saka. “Presdir. Saya sebagai penanggung jawab untuk proyek ini ingin menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang menimpa kita kemarin. Ini semua di luar kendali kami dan kami sendiri juga tidak tahu dari mana rumor itu berasal dan siapa yang menyebarkannya. Kami akan berusaha lebi
“Apa benar Paman Tampan adalah papa Felix yang asli?” tanya Felix dengan mata besarnya yang membulat sempurna.Ariana mengangguk. Ia masih merasa bersalah karena sudah berbohong pada anaknya. “Benar, Paman Saka sebenarnya adalah papa kandungmu, Felix,” ucap Ariana mencoba meyakinkan anaknya.“Tapi, kenapa Paman Tampan tidak pernah bilang pada Felix kalau dia papa Felix?” tanya Felix bingung. “Apa Paman Tampan tidak suka kalau Felix anaknya?”Ariana tersentak mendengar penuturan Felix. “Tidak! Mana mungkin begitu. Buktinya, Paman Saka kan baik padamu. Dia kasih kamu banyak hadiah. Emm … Paman Saka cuma bingung saja bagaimana menjelaskannya pada Felix karena baru kali ini bertemu dengan Felix setelah sekian lama.”“Benarkah?” Felix bangkit dari tidurnya dan merangkak mendekati Ariana. “Beneran Paman Tampan sayang sama Felix?”Ariana terdiam menatap mata berbinar anaknya. “Iya. Mana mungkin dia tidak sayang pada anaknya sendiri, kan? Apalagi Felix itu anak yang pintar. Dia pasti sangat s
Mendengar suara Saka yang meninggi, Ariana tersentak. “Ba-baiklah. Aku akan bawa Felix pulang sekarang juga,” ucap Ariana dengan suara bergetar.Wanita itu langsung saja mematikan teleponnya tanpa menunggu balasan dari Saka. Ia tidak mau mendengar suara pria itu lagi. Ia tidak suka saat ada orang yang berteriak padanya, apalagi dengan alasan tidak jelas.‘Huh, menyeramkan sekali, sih!’ gerutu Ariana dalam hati sembari mengelus dada. Ia berusaha menenangkan diri sebelum berjalan menuju Felix dan Jake yang menunggunya.“Mama!” sapa Felix dengan mulut yang sedikit belepotan karena sisa es krim yang tadi ia makan.Ariana tersenyum pada Felix dan mengambil tisu basah yang selalu ia bawa. “Felix, sekarang kita pulang, ya? Tiba-tiba ada urusan mendadak yang harus Mama urus,” ucap Ariana.“Eh? Kenapa tiba-tiba?”Ariana menoleh pada Jake dan mengangguk. “Iya, maaf, Jake. Kami harus pulang sekarang. Tidak usah repot-repot mengantarkan kami pulang, aku akan panggil taksi saja.”“Tapi, nanti–”“T
“Paman Tam—Eh, Papa?!”Felix yang melihat kedatangan orang yang sudah ia tunggu-tunggu itu segera turun dari kasurnya. Kaki kecilnya berjalan cepat ke arah Saka yang baru saja masuk ke kamarnya.“Sst!” Saka meletakkan jari telunjuknya di depan bibir ketika melihat Ariana yang tertidur pulas. Felix segera menghentikan langkahnya dan menutup mulut. Ia mengangguk cepat setelah paham dengan maksud Saka.Akan tetapi, Ariana yang tertidur tidak membuat reuni ayah dan anak itu terasa canggung. Saka segera menarik Felix ke dalam gendongannya. Terlihat senyum lebar di kedua sudut bibir laki-laki itu.“Sst, Mama sedang tidur. Mama sepertinya capek sekali hari ini. Jangan sampai membuat Mama terbangun, ya, Pa,” bisik Felix di telinga Saka.Mendengar hal itu, Saka berusaha menahan tawanya. Ada desiran aneh dalam dadanya ketika mendengar Felix memanggilnya dengan sebutan ‘Papa’. Tidak pernah Saka membayangkan dirinya akan disebut seperti itu oleh orang lain. Awalnya, ia berpikir akan biasa saja,
“Apa? Aku juga ikut?” Ariana menatap Saka dengan pandangan tidak percaya.“Iya, ikutlah bersama kami,” ucap Saka sekali lagi. “Cepat ganti bajumu. Jangan membuatku malu karena kamu pergi dengan pakaian seperti itu!”“Ba-baiklah! Beri aku waktu sebentar,” seru Ariana. Ia segera bangkit dan berlari ke kamarnya.Ariana langsung berlari ke kamar mandi, ia membersihkan wajahnya agar lebih segar, untungnya ia sudah mandi bersamaan dengan Felix mandi tadi. Ia segera membuka lemari pakaiannya dan mencari gaun mana yang paling cocok untuk acara keluarga Wilson. “Ya ampun, kenapa tiba-tiba mengajakku ikut juga, sih?” gumam Ariana kewalahan. “Duh, apa tidak apa-apa untukku ikut? Aku bahkan belum mempersiapkan diri!”Akhirnya, pilihan Ariana jatuh pada gaun putih dengan pita abu-abu. Ia memilihnya tanpa pikir panjang. Ia hanya pernah memakai gaun itu sekali saat datang ke acara penghargaan.Tak hanya itu, Ariana pun mencoba memakai riasan dalam waktu singkat. Untungnya, ia berhasil siap dalam wa
Ariana dan Saka sama-sama mematung. Sementara itu, Felix masih menunggu mereka melakukan apa yang ia minta.“Benarkah? Kalau begitu Papa juga harus melakukannya.”“Apa?” respon Ariana dengan mata membulat. Berbeda dengannya, Felix justru berteriak kegirangan.Ketika Ariana menoleh ke arah Saka, ternyata pria itu sudah berjalan ke arahnya dan tiba-tiba saja jarak mereka menjadi sangat dekat. Secara spontan Ariana pun langsung menutup matanya rapat-rapat.Cup!Kecupan ringan mendarat di pipi Ariana. Karena tidak merasakan apapun lagi, Ariana pun perlahan membuka matanya. Tangannya dengan gemetar menyentuh bekas kecupan Saka. Meski sangat singkat, tetapi Ariana bisa merasakan sisa bibir Saka di sana. Rasa panas pun menjalar di pipi Ariana.“Sudah,” ucap Saka dengan memasang wajah datarnya. Ia tidak berekspresi apa pun dan bersikap seolah ia tidak pernah mencium pipi Ariana. “Papa pergi dulu, ada pekerjaan yang harus Papa urus,” ucapnya pada Felix.Saka berjalan dan melirik ke arah Ariana
‘Besok, temui papa di ruang kerja Papa. Ada hal yang ingin Papa bicarakan denganmu.’Sudah beberapa hari sejak Arnold mengatakan hal itu pada Saka, tetapi Saka belum juga sempat berangkat ke sana. Karena hari ini ia sedang tidak banyak kerjaan, Saka pun akhirnya menyempatkan diri untuk menemui ayahnya.Saka tidak datang sendirian. Ia kali ini mengajak Felix untuk ikut dengannya. Setelah melihat kedekatan Felix dengan kakek dan neneknya, Saka bisa melihat adanya kesempatan untuk membuat orang tuanya menyukai Felix. Ia ingin Felix semakin dekat dengan keluarganya.Apalagi, ketika Saka akan memberitahukan kedatangannya pada Arnold dan Diana, mereka langsung senang. Diana seketika bercerita bahwa ia sangat ingin bertemu dengan Felix, tetapi tidak tahu bagaimana caranya.“Sebentar lagi kita akan sampai, Felix,” ucap Saka saat mereka sudah memasuki kawasan mansion. “Bagaimana perasaanmu?”“Aku sudah tidak sabar bertemu sama Kakek dan Nenek!” jawab Felix antusias.Saka tersenyum kecil meliha