Di Kompleks Futuria.Setelah sopir yang diutus Caden meninggalkan tempat, ketiga bocah cilik baru membangunkan Tiara.Tiara menyadari mereka sedang berada di dalam kompleks. Dia pun merasa syok.“Bukannya kita pergi ke Kediaman Keluarga Senjaya? Kenapa kita bisa ada di sini? Apa yang terjadi?”Para tukang bohong mulai beraksi.“Sepertinya karena efek obat, Mama Tiara ketiduran begitu sampai di Kediaman Keluarga Senjaya. Kami nggak tega buat bangunin Mama Tiara. Jadi, kami masuk sendiri.”“Kami sudah minta maaf sama mereka. Mereka juga sudah memaafkan kami. Perbincangan berakhir dengan menyenangkan. Setelah itu, kami pun pulang.”“Tapi, kami menyadari Mama masih belum bangun. Jadi, anggota Keluarga Senjaya mengutus sopirnya untuk mengantar kita pulang.”Ketiga bocah cilik saling menimpali. Tiara pun terbengong ketika mendengarnya. “Apa … iya seperti itu? Apa mereka nggak persulit kalian?”“Tentu saja nggak. Perbincangan kami sangat menyenangkan.”Tiara pun menghela napas lega. Tiba-tiba
“Aku sudah membantu mereka, mereka sangat terharu? Jadi, mereka bersedia untuk makan bersamaku?” tanya Caden.“Iya! Itu maksudku! Nggak gampang untuk bisa mendapatkan kesempatan ini. Papa harus menghargainya. Demi menunjukkan ketulusan hatimu, Papa masak saja masakan andalanmu!”Caden terdiam membisu. Kenapa Caden tiba-tiba merasa dirinya sangat tidak bernilai? Setelah mengulurkan bantuan, dia malah mesti traktiran?Ketika menyadari ayahnya tidak berbicara, Rayden kembali menimpali, “Bukannya Papa mau mengejar Mama? Tentu saja Papa mesti jalin hubungan baik sama anak-anaknya! Dulu sikap Papa terhadap Mama sangat nggak bagus, Braden dan yang lainnya juga nggak suka sama Papa.”“Kalau bukan karena bantuan Papa hari ini, mereka juga nggak bakal setuju buat makan bersama Papa! Jadi, Papa jangan merasa sedih, malahan Papa harusnya merasa gembira. Jangan nggak tahu diri!”Sindiran sang putra memang terasa sangat mematikan!Caden menggigit bibir bawahnya, lalu bertanya, “Apa Naomi juga ikut?”
Ketika Caden tiba di Happy Bar, Dylan sedang bersama dengan seorang wanita muda di dalam ruang VIP. Tubuh wanita itu sedang menempel di tubuh Dylan. Mereka sedang bermesra-mesraan. Saat melihat Caden masuk ke ruangan, Dylan menyuruh wanitanya untuk menyapa. “Panggil Kak Caden.”Semua orang juga tahu Caden adalah teman baik Dylan. Hubungan mereka sangatlah akrab.Bahkan lebih sulit untuk bertemu Caden daripada bertemu dengan Dylan. Ditambah lagi, dengan Caden yang terkenal dengan temperamen buruknya. Ketika si wanita bertemu dengan Caden, dia merasa antusias, gugup, dan juga takut.“Kak … Kak Caden.”Tanpa melihat si wanita sama sekali, Caden langsung berjalan ke hadapan Dylan. Dia menyalakan rokok, lalu duduk bersilang dan bersandar di sofa.Si wanita yang tidak dihiraukan merasa penat. Dia menatap Dylan dengan mata memerah. “Kak Dylan.”Dylan mencubit pipi si wanita muda, lalu mengeluarkan selembar kartu bank kepadanya. Dia menghibur, “Kamu jangan ladeni dia. Dia bukan punya bias sam
Raut wajah Caden berubah muram.Setelah terjadi sesuatu dengan Brian, Keluarga Senjaya menghabiskan banyak uang untuk menyelidiki masalah itu. Mereka bahkan membuat iklan pengumuman di internet akan memberi imbalan besar. Tak sedikit peretas dan pembunuh ikut serta dalam penyelidikan ini. Hanya saja, pelaku tetap tidak berhasil ditemukan.Caden juga menyuruh Steven untuk menyelidiki masalah itu, tetapi tidak ada hasilnya. Siapa sangka semua ini adalah ulah Leon!“Apa informasimu akurat?”“Akurat. Kalau nggak akurat, aku juga nggak bakal kasih tahu kamu. Kamu tahu sendiri aku punya koneksi untuk bisa mendapatkan informasi. Koneksiku cukup luas.”Caden mendengus dingin. “Sepertinya aku sudah memandang remeh pria itu.”Dari insiden Brian, dapat diketahui bahwa Leon bukanlah orang yang gampang dihadapi. Ada banyak orang yang turun tangan ingin menyelidiki masalah itu, mereka malah tidak berhasil mendapatkan informasi apa pun!Dylan menimpali lagi, “Bukan cuma itu saja, Leon juga beri tahu
Saat ini, di Kompleks Futuria.Leon sudah tiba di rumahnya Tiara. Begitu bertemu dengan Naomi, dia segera bertanya, “Apa kamu dan anak-anak baik-baik saja?”“Emm?” Naomi masih tidak mengerti.Leon berkata, “Aku baru saja tahu orang yang menyebar gosip kehamilan Jessica adalah anakmu. Apa Jessica cari gara-gara sama kamu dan anak-anak?”Ketika mendengar pertanyaan Leon, Naomi baru tahu kenapa dia sepanik ini. Dia segera membalas, “Nggak, kok. Semuanya sudah terselesaikan.”Leon bertanya dengan syok, “Sudah terselesaikan? Bagaimana caranya? Apa Jessica nggak persulit kalian?”“Nggak, kok. Tadi dia suruh pihak sekolah untuk menghubungi kami. Katanya, masalah itu sudah selesai diatasi. Kamu nggak usah khawatir.”Leon menghela napas panjang.“Aku sungguh syok ketika mendengar kabar itu. Sudah lama kamu nggak kembali ke Kota Jawhar, kamu juga nggak paham dengan situasi di ini. Jessica punya hubungan dekat sama Bos Grup Pangestu, si Caden. Itulah alasannya Jessica berani bersikap semena-mena.
Leon tersenyum. “Oke, kalau begitu, kalian kembali ke rumah sana. Aku masih ada rapat mesti segera kembali ke perusahaan. Nanti kita kumpul lagi kalau ada waktu luang.”“Emm.” Tiara melambaikan tangan untuk berpamitan.Naomi juga tersadar dari lamunannya. Dia melambaikan tangan terhadap Leon.Pintu lift ditutup. Ekspresi Leon segera berubah.Setelah keluar lift, Leon membalas telepon tadi. “Apa yang terjadi?”“Kamu diincar.”“Siapa?”“Aku juga nggak tahu. Seharusnya bukan orang itu.”Leon memasuki mobilnya dengan kening berkerut. Dia membanting kuat pintu, lalu bertanya, “Apa mungkin anggota Keluarga Nandara?”“Bisa jadi. Jangan-jangan pak tua itu menyadari ada yang aneh?”“Sudah lama putrinya kehilangan kontak. Dia pasti merasa panik.”“Apa kamu nggak perlihatkan video Camila kepadanya?”“Sudah. Dia juga percaya. Hanya saja, pria tua itu licik sekali. Jadi, nggak boleh lengah.”“Lenyapkan saja?”“Nggak boleh! Sekarang masih belum saatnya!”Orang di ujung telepon berkata, “Sekarang aku
Caden memang tidak keberatan Naomi makan masakannya. Hanya saja, Naomi malah keberatan.Ketika mendengar kabar Rayden mengajak ketiga anaknya untuk makan malam di rumahnya, Naomi langsung merasa gugup.“Kenapa mesti makan di sana? Bukannya kita bisa makan di sini? Kalian ingin makan apa? Mama bisa persiapkan untuk kalian.”Naomi sangat tidak suka anak-anak berhubungan dengan Caden.“Mama nggak usah masak. Hari ini Papa sudah masak. Kita juga sudah sepakat. Malam ini makan di rumahku.”Naomi merasa bingung. “Dia masak? Apa ada yang istimewa dengan hari ini?”“Nggak ada.”“Jadi, kenapa dia malah traktir makan?”Rayden sembarangan mencari alasan. “Papa beliin aku Lego model terbaru. Aku ingin menyelesaikannya bersama mereka. Jadi, aku sekalian ajak kalian makan di rumah.”Naomi bertanya lagi, “Apa nggak bisa pasang Lego di sini?”“Nggak bisa. Setelah dipasang, nanti susah untuk dipulangkan ke rumah.”Naomi sungguh galau.Pada saat ini, Braden maju untuk menenangkannya. “Hanya makan saja.
Biasanya orang-orang akan memikirkan kelezatan dari makanan laut ini. Sementara, Naomi hanya memedulikan soal uang!Tanpa menunggu balasan dari Caden, Naomi pun bertanya, “Tadi pagi kamu kasih aku 2 miliar. Malamnya kamu malah beliin makanan laut semahal ini. Sebenarnya ada apa sama kamu? Dari mana asal uangmu?”Caden tidak membalas. Alhasil, Naomi semakin gelisah lagi. “Kamu … jangan-jangan kamu melakukan transaksi ilegal?”Caden sungguh tidak berdaya. “Sebenarnya apa yang ada di dalam kepalamu? Semen?”“Kepalamu yang isi semen!” sindir Naomi kembali, lalu bertanya lagi, “Kalau uangmu didapatkan secara terang-terangan, kenapa kamu nggak jelasin ke aku?”Caden menunduk. Dia mengenakan sarung tangan untuk mengambil lobster dan kepiting yang sudah dibersihkan untuk dimasukkan ke dalam oven. Sekarang, dia sedang siap-siap untuk menumis sayuran hijau. Jelas sekali, dia malas untuk meladeni Naomi.Naomi yang berdiri di samping Caden tidak berhenti bertanya. Tiba-tiba suaranya semakin keras
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu
Tiba-tiba, suara Naomi tidak terdengar lagi. Dia pingsan karena terlalu lelah dan emosional. Caden yang panik segera menggendong Naomi dan berjalan ke mobil.Setelah naik ke mobil, Caden menghidupkan mesin dan penghangat mobil. Kemudian, dia mengambil selimut di bagasi dan menyelubungi tubuh Naomi.Sesudah itu, Caden bergegas kembali ke kursi pengemudi dan pergi ke rumah sakit. Caden tidak mengkhawatirkan Andrew karena Andrew tahu batasan. Dia pasti bisa melindungi dirinya.Caden berencana membuat perhitungan dengan Samuel setelah mengurus Naomi. Dia memang ingin menghabisi Samuel sekarang, tetapi Naomi lebih penting.Caden membawa Naomi ke rumah sakit terdekat. Semuanya baru beres sesudah diurus selama hampir 1 jam. Ketika Andrew datang, Naomi sedang diinfus.Naomi memakai baju pasien dan matanya terpejam. Dia mengernyit, napasnya tidak terlalu stabil. Sudah jelas dia sangat ketakutan.Caden duduk di samping Naomi. Dia menggenggam tangan Naomi dan menempelkannya di bibirnya. Caden mem
Caden berpikir sejenak, lalu berkata, "Suruh mereka tingkatkan kewaspadaan. Nggak usah turun ke laut untuk tangkap orang di perahu. Interogasi orangnya setelah perahu itu menepi."Andrew terkejut. Perahu itu sangat mencurigakan karena muncul di jalur nomor 5 pada saat-saat seperti ini. Kenapa Caden tidak pergi ke tempat itu?Andrew tidak tahu apa yang dipikirkan Caden, dia juga tidak bertanya. Andrew menyampaikan perintah Caden kepada bawahan, lalu mengakhiri panggilan telepon.Hujan lebat belum reda, tetapi Caden tetap berdiri di tempat. Dia juga rela kehujanan dan tidak kembali ke mobil.Andrew menemani Caden di samping. Setelah beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara di sekitar. Mereka melihat 2 orang naik ke tepi laut.Samuel bertanya, "Bagaimana kondisimu? Apa kamu baik-baik saja?"Naomi tidak menjawab pertanyaan Samuel. Dia melepaskan alat selam yang berat dan terbatuk-batuk karena tersedak air.Andrew tertegun, dia benar-benar tidak menyangka Samuel dan Naomi akan datang ke tem
Saat tengah malam, tiba-tiba ombak besar menerjang. Perahu hampir terbalik saat dihempas ombak. Nakhoda mengernyit. Dia menggerakkan tangannya di depan Samuel.Naomi baru tahu ternyata nakhoda itu bisu. Dia memberi tahu Samuel angin makin kencang dengan bahasa isyarat. Mungkin sebentar lagi turun hujan lebat, jadi sangat berbahaya jika mereka melanjutkan perjalanan dengan perahu.Samuel seperti sudah mengecek cuacanya sejak awal. Ekspresinya tetap terlihat tenang. Dia melihat jam tangan dan berucap pada nakhoda, "Jalankan sesuai rencana."Nakhoda mengangguk, lalu lanjut mendayung perahu. Samuel mengambil 2 alat selam, lalu menghampiri Naomi dan bertanya, "Bisa pakai, nggak?"Naomi bertanya balik, "Kita mau turun ke laut?"Samuel menyahut, "Iya, angin makin kencang. Sebentar lagi hujan, jadi nggak aman kalau kita terus berada di perahu."Naomi bertanya lagi, "Apa kita lebih aman kalau turun ke laut?"Samuel menjawab dengan sabar, "Aku bawa kamu ke tempat yang lebih aman. Kita nggak bisa
Perahu terombang-ambing sehingga membuat Naomi gelisah. Dia takut kegelapan dan air. Setiap berdiri di tepi laut, Naomi merasa seperti ada sesuatu yang akan melompat keluar dari dasar laut.Naomi melihat ke luar sesaat, lalu segera mengalihkan pandangannya. Tubuh Naomi gemetaran. Dia takut pada kegelapan dan lautan yang luas ini. Naomi takut pada Samuel yang menggila karena dibutakan dendam.Naomi juga takut terjadi sesuatu pada Caden. Dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Samuel. Dia hanya ingin bersama Caden dan membesarkan anak-anak dengannya.Wajah Caden dan anak-anak saat tertawa muncul di benak Naomi. Dia merasa sedih dan pandangannya menjadi kabur. Naomi sangat merindukan mereka.Naomi berharap Caden bisa langsung muncul di depannya. Dia ingin menghambur ke pelukan Caden dan memberitahunya dia sangat takut.....Pada saat yang sama, di tepi laut. Caden sedang memandangi lautan sembari mengernyit. Auranya sangat dingin.Andrew yang berdiri di samping Caden melapor, "
Naomi menimpali dengan ketus, "Mana ada kehidupan selanjutnya lagi? Kamu nggak usah bohongi diri sendiri! Samuel, seharusnya kamu nggak melawan Caden. Jelas-jelas kamu tahu Caden nggak melakukan apa pun dan Wanda sangat mencintai Caden."Naomi menambahkan, "Kalau kamu menyakiti Caden, kamu nggak akan merasa senang. Kamu akan makin menderita!"Samuel menanggapi, "Mana mungkin aku menderita? Caden memang nggak terlibat dalam perbuatan keji Keluarga Pangestu, tapi aku mau menghancurkan seluruh Keluarga Pangestu. Jadi, aku nggak akan melepaskan Caden!"Samuel meneruskan, "Lagi pula, Caden itu satu-satunya darah daging Darman. Kalau aku melepaskannya, bagaimana dengan aku? Kalau dia mati, aku baru bisa terlepas dari penderitaan!"Ekspresi Samuel berubah menjadi sangat mengerikan. Dia melanjutkan, "Kamu nggak tahu aku sangat takut dan putus asa saat diseret Darman di gunung waktu itu. Aku nggak akan pernah melupakan mimpi buruk itu seumur hidup! Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku, tapi
Samuel sudah menghasut Naomi beberapa kali, tetapi dia tidak pernah berhasil. Naomi tidak ingin balas dendam. Dia hanya ingin hidup tenang bersama anak-anaknya. Entah Naomi memang terlalu murah hati atau memang polos.Yang lebih memusingkan adalah Naomi tidak tertarik pada Samuel. Dia malah menyukai Caden. Itulah sebabnya Samuel terpaksa mengubah rencananya dan membawa Naomi pergi secara paksa.Samuel akan membawa Naomi menemui Baby dan menyembunyikan mereka. Setelah itu, Samuel baru kembali untuk membuat perhitungan dengan Caden.Samuel mengembuskan napas. Setelah menenangkan diri sejenak, Samuel berkata lagi, "Naomi, perasaan cinta bisa dipupuk. Nggak masalah sekarang kamu nggak menyukaiku, waktu kita masih panjang.""Setelah aku memasukkan semua anggota Keluarga Pangestu ke neraka, aku akan bawa kamu dan anak-anak ke tempat yang indah. Kita akan hidup di lingkungan yang baru. Kita menyelamatkan satu sama lain dan menghabiskan sisa hidup bersama," lanjut Samuel.Naomi memandang Samue