Rayden berusaha untuk mengendalikan perasaannya, tidak mengizinkan dirinya untuk menangis. Dia ingin bersikap tegar di hadapan Braden, tidak ingin Braden merasa dirinya sebagai anak yang mudah menangis!“Aku … aku juga sangat gembira bisa menjadi saudara kandung kalian, apalagi bergabung menjadi anggota keluarga kalian!” Mata Rayden semakin memerah. Braden yang pengertian itu langsung memeluk Rayden, lalu berusaha untuk menenangkannya. “Selama beberapa tahun ini, kamu selalu sendirian di luar sana, kami sungguh minta maaf. Tapi kamu mesti percaya dengan Mama. Jangan sampai kamu membencinya.”“Mama benar-benar nggak tahu keberadaanmu. Kalau nggak, dia nggak mungkin nggak mengurusmu. Dia pasti akan mengerahkan seluruh tenaganya untuk melindungimu. Mama kita memang nggak begitu pintar, tapi dia sangat baik!”“Demi melahirkan kita, dia telah menerima banyak penderitaan. Dia benar-benar sangat mencintai kita. Di dalam hatinya, kita lebih penting daripada apa pun! Jadi, kalau dia tahu keber
Rayden juga tidak merahasiakannya. “Aku belajar dari seorang guru di internet. Aku sangat merindukan Mama dan menjadi sangat tertutup. Aku nggak suka untuk berinteraksi dengan orang lain. Papa khawatir aku akan bosan. Jadi, dia membelikan komputer untukku. Dia berharap aku bisa berteman dari internet.”“Kemudian, aku kenal dengan guruku. Berhubung dia sama sepertiku, juga sedang mencari seseorang. Kami merasa kami senasib dan memiliki kesamaan topik pembicaraan. Kemudian, kami pun menjadi teman di internet.”“Dia mengatakan aku sangat berbakat, sama seperti dirinya di saat kecil dulu. Dia juga mengatakan, setelah aku memiliki kemampuan, aku baru bisa dengan cepat mewujudkan keinginanku. Dia berinisiatif untuk mengajarku. Aku pun belajar darinya demi segera menemukan Mama.”Braden merasa penasaran. “Siapa gurumu itu?”Rayden menggeleng. “Aku juga nggak jelas dengan identitasnya. Setahuku, dia orangnya sangat hebat. Sayangnya, sampai saat ini, dia masih belum menemukan orang yang dia car
Tentu saja perasaan Braden terhadap Caden tidak bisa dibandingkan dengan Rayden. Dia berkata dengan perlahan, “Tapi Mama nggak akan tinggal di sini. Seandainya kamu ingin bersama Caden, mungkin kamu nggak bisa bersama dengan Mama.”“Mama, dia … apa bisa dia nggak pergi?”“Seharusnya … nggak mungkin. Masalah waktu itu telah meninggalkan luka dalam di hati Mama. Dia nggak bersedia untuk tinggal di sini.”“Bagaimana kalau Papa menyadari kesalahannya dan meminta maaf, bahkan menyukai Mama?”Braden terdiam sejenak, lalu berkata, “Semua itu tergantung kemauan Mama. Kalau dia bersedia untuk memaafkan Caden dan juga menyukainya, mungkin dia akan memilih untuk menetap di kota ini. Hanya saja, kemungkinan ini sangat kecil. Dia telah melukai Mama. Apalagi, sekarang dia juga nggak menyukai Mama. Seharusnya sulit baginya untuk mengakui kesalahan apalagi minta maaf.”Rayden segera berkata, “Semua itu karena Papa nggak tahu Mama adalah orang yang dia cari selama ini. Seandainya Papa tahu, sikapnya te
Kening Braden berkerut. “Ada apa?”“Aku dipergoki oleh pria berengsek itu!”“Apa? Siapa? Apa maksudmu?”“Maksudku si Caden berengsek. Tadi aku baru saja mengatasi si penguntit, lalu ingin masuk ke dalam taman bermain untuk berkumpul dengan kalian. Siapa sangka aku malah bertemu dengan Caden! Aku nggak bisa melarikan diri!”Braden merasa panik. “Kamu … kamu lagi di mana sekarang?”“Aku lagi di toilet. Si pria berengsek itu lagi menungguku di depan toilet.”“Bukannya … kamu pakai masker? Kenapa dia bisa mengenalimu?”“Aku memang pakai masker. Tapi taman bermain direservasi semuanya oleh Caden. Apalagi, hanya ada Rayden seorang anak kecil di dalam. Jadi, ketika mereka melihat kedatangan seorang anak kecil, tentu saja mereka mengira aku itu Rayden! Kemudian, dia melepaskan maskerku dan dia semakin yakin kalau aku itu Rayden.”Sebab, wajah mereka mirip sekali!“Maksudnya, sekarang dia menganggapmu sebagai Rayden? Dia nggak menyadari yang lain?”“Emm!”Braden menghela napas lega. “Baguslah k
Setelah mendengar isi percakapan mereka, Rayden pun merasa sedikit khawatir. “Apa nggak masalah Hayden menyamar menjadiku, lalu pulang bersama Papa?”Sebenarnya rencana ini tidaklah cemerlang. Hanya saja, Braden tidak kepikiran cara yang lebih efektif lagi. Dia tidak ingin membuat Rayden cemas. Jadi, dia berusaha menenangkan Rayden. “Tenang saja, kamu nggak usah khawatir. Tapi, setelah Hayden pergi dengan Caden, kamu mesti ikut aku ke taman kanak-kanak. Apa kamu bisa?”Rayden memiliki penyakit mental, jarang berhubungan dengan orang luar. Jadi, Braden agak mencemaskannya.Kening Rayden berkerut. “Emm! Aku nggak akan menyusahkan kalian.”Braden menatapnya dengan penuh kasih sayang. “Aku akan menjagamu. Nanti setelah kamu tiba di taman kanak-kanak, kamu bisa diam kalau kamu nggak ingin bicara. Aku akan menjagamu. Kamu juga bisa menggunakan kesempatan ini untuk memahami kehidupan kami. Ayo! Selagi Mama belum menyadari kita, kita segera keluar dari sini dan kembali ke taman kanak-kanak.”“
Rayden diam-diam mengintip Braden sekilas. Dia sungguh kagum terhadap abangnya yang satu ini! Berhubung Rayden tidak pintar dalam bersosialisasi, dia pun merasa Braden sangat hebat ketika berbicara dengan guru! Pantas saja dia adalah abangnya!Braden adalah panutan Rayden! Rayden ingin belajar darinya!“Hayden!” Tiba-tiba terdengar suara marah.Baru saja Rayden memasuki kelas, jantungnya hampir saja copot. Seorang anak perempuan dengan rambut kepang 2 sedang memelototinya dengan gusar. Kedua matanya kelihatan memerah, seperti baru selesai menangis saja.Kening Rayden kembali berkerut! Dia menatap anak perempuan itu dengan penuh hati-hati, lalu beralih menatap Braden. “Siapa dia?”Braden menggeleng sembari menghela napas. “Adiknya Hayden.”Rayden terbengong sejenak. “Kita punya adik perempuan?”“Diangkat sendiri oleh Hayden. Adik angkat.”Rayden terdiam membisu. Anak perempuan itu hanya menatapnya dan tidak berbicara. Saat ini, matanya semakin memerah lagi.“Dasar penipu! Kamu mengataka
Rayden tersenyum. “Kalau begitu, kelak kamu usahakan jangan menyamar menjadi Hayden. Hayden punya banyak adik perempuan angkat. Bukan hanya di dalam sekolah saja, semua perempuan yang berusia lebih kecil darinya di luar sana juga diangkatnya sebagai adik. Dia berharap bisa menjadi abang dari setiap anak perempuan di dunia ini.”Usai mendengar, ujung bibir Rayden spontan berkedut.Braden berkata, “Kegemaran kamu dengan Hayden memang berbeda. Tapi, kamu pasti akan menyukai Hayden ketika bertemu dengannya. Hayden anaknya sangat aktif dan juga mahir dalam seni bela diri. Pengawal di sisi Caden juga bukanlah tandingannya.”Kali ini, Rayden merasa sangat syok.“Aku nggak lagi berbohong. Kamu akan tahu sendiri setelah kamu berhubungan dengannya. Selain mahir dalam seni bela diri, dia juga ….” Entah apa yang dibisikkan Braden kepada Rayden, kedua mata Rayden spontan terbelalak lebar!“Dia … apa dia sehebat itu?”“Emm, Hayden itu kami nobatkan sebagai pengawal kecil Mama.”Rayden diam-diam memb
Rayden tidak suka untuk berhubungan dengan orang asing. Namun, ketika melihat Jayden, dia malah merasa sangat akrab dengannya. Kali ini, Rayden mengambil inisiatif untuk menyapanya, “Namaku Rayden. Salam … salam kenal.”“Salam kenal! Terima kasih telah bergabung menjadi bagian dari keluarga kami.”“Terima kasih?”“Emm, kehadiranmu menambah kebahagiaan dalam hidup kami. Jadi, sudah seharusnya aku berterima kasih kepadamu.”Rayden terbengong sejenak. Seketika hatinya bagai dipancar sinar matahari saja. Rasanya sangat hangat. Dia sungguh terharu dengan sikap bersahabat Braden dan Jayden. Rayden merasa dirinya bagai telah membuka pintu kesepian. Hidupnya mulai menjadi lebih berwarna. Hati Rayden terasa sangat hangat. Namun, saat ini … hati Caden terasa semakin dingin!Bagaimanapun, karakter Hayden berbeda dengan Braden. Braden bisa mengontrol rasa bencinya terhadap Caden, sebab dia merasa ada hubungan darah di antara mereka. Namun berbeda dengan Hayden, dia hanya memiliki rasa benci terh