Setelah mendengar isi percakapan mereka, Rayden pun merasa sedikit khawatir. “Apa nggak masalah Hayden menyamar menjadiku, lalu pulang bersama Papa?”Sebenarnya rencana ini tidaklah cemerlang. Hanya saja, Braden tidak kepikiran cara yang lebih efektif lagi. Dia tidak ingin membuat Rayden cemas. Jadi, dia berusaha menenangkan Rayden. “Tenang saja, kamu nggak usah khawatir. Tapi, setelah Hayden pergi dengan Caden, kamu mesti ikut aku ke taman kanak-kanak. Apa kamu bisa?”Rayden memiliki penyakit mental, jarang berhubungan dengan orang luar. Jadi, Braden agak mencemaskannya.Kening Rayden berkerut. “Emm! Aku nggak akan menyusahkan kalian.”Braden menatapnya dengan penuh kasih sayang. “Aku akan menjagamu. Nanti setelah kamu tiba di taman kanak-kanak, kamu bisa diam kalau kamu nggak ingin bicara. Aku akan menjagamu. Kamu juga bisa menggunakan kesempatan ini untuk memahami kehidupan kami. Ayo! Selagi Mama belum menyadari kita, kita segera keluar dari sini dan kembali ke taman kanak-kanak.”“
Rayden diam-diam mengintip Braden sekilas. Dia sungguh kagum terhadap abangnya yang satu ini! Berhubung Rayden tidak pintar dalam bersosialisasi, dia pun merasa Braden sangat hebat ketika berbicara dengan guru! Pantas saja dia adalah abangnya!Braden adalah panutan Rayden! Rayden ingin belajar darinya!“Hayden!” Tiba-tiba terdengar suara marah.Baru saja Rayden memasuki kelas, jantungnya hampir saja copot. Seorang anak perempuan dengan rambut kepang 2 sedang memelototinya dengan gusar. Kedua matanya kelihatan memerah, seperti baru selesai menangis saja.Kening Rayden kembali berkerut! Dia menatap anak perempuan itu dengan penuh hati-hati, lalu beralih menatap Braden. “Siapa dia?”Braden menggeleng sembari menghela napas. “Adiknya Hayden.”Rayden terbengong sejenak. “Kita punya adik perempuan?”“Diangkat sendiri oleh Hayden. Adik angkat.”Rayden terdiam membisu. Anak perempuan itu hanya menatapnya dan tidak berbicara. Saat ini, matanya semakin memerah lagi.“Dasar penipu! Kamu mengataka
Rayden tersenyum. “Kalau begitu, kelak kamu usahakan jangan menyamar menjadi Hayden. Hayden punya banyak adik perempuan angkat. Bukan hanya di dalam sekolah saja, semua perempuan yang berusia lebih kecil darinya di luar sana juga diangkatnya sebagai adik. Dia berharap bisa menjadi abang dari setiap anak perempuan di dunia ini.”Usai mendengar, ujung bibir Rayden spontan berkedut.Braden berkata, “Kegemaran kamu dengan Hayden memang berbeda. Tapi, kamu pasti akan menyukai Hayden ketika bertemu dengannya. Hayden anaknya sangat aktif dan juga mahir dalam seni bela diri. Pengawal di sisi Caden juga bukanlah tandingannya.”Kali ini, Rayden merasa sangat syok.“Aku nggak lagi berbohong. Kamu akan tahu sendiri setelah kamu berhubungan dengannya. Selain mahir dalam seni bela diri, dia juga ….” Entah apa yang dibisikkan Braden kepada Rayden, kedua mata Rayden spontan terbelalak lebar!“Dia … apa dia sehebat itu?”“Emm, Hayden itu kami nobatkan sebagai pengawal kecil Mama.”Rayden diam-diam memb
Rayden tidak suka untuk berhubungan dengan orang asing. Namun, ketika melihat Jayden, dia malah merasa sangat akrab dengannya. Kali ini, Rayden mengambil inisiatif untuk menyapanya, “Namaku Rayden. Salam … salam kenal.”“Salam kenal! Terima kasih telah bergabung menjadi bagian dari keluarga kami.”“Terima kasih?”“Emm, kehadiranmu menambah kebahagiaan dalam hidup kami. Jadi, sudah seharusnya aku berterima kasih kepadamu.”Rayden terbengong sejenak. Seketika hatinya bagai dipancar sinar matahari saja. Rasanya sangat hangat. Dia sungguh terharu dengan sikap bersahabat Braden dan Jayden. Rayden merasa dirinya bagai telah membuka pintu kesepian. Hidupnya mulai menjadi lebih berwarna. Hati Rayden terasa sangat hangat. Namun, saat ini … hati Caden terasa semakin dingin!Bagaimanapun, karakter Hayden berbeda dengan Braden. Braden bisa mengontrol rasa bencinya terhadap Caden, sebab dia merasa ada hubungan darah di antara mereka. Namun berbeda dengan Hayden, dia hanya memiliki rasa benci terh
Kebetulan mobil telah berhenti. Hayden membuka pintu mobil, lalu menuruni mobil.Berhubung Hayden pernah berkunjung ke rumah, dia juga sudah familier dengan tempat ini. Dia memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana, lalu melangkahkan kakinya ke depan gedung.Hayden bahkan tidak ingin semobil dengan Caden sedetik pun!Rasanya terlalu tertekan! Terlalu tersiksa! Hayden bahkan tidak diperbolehkan untuk memukulnya. Bagaimana mungkin Hayden sanggup untuk menahannya!Caden duduk di dalam mobil sembari menatap bayangan punggung putranya dari kaca jendela mobil. Hatinya sungguh terasa sangat, sangat, sangat, dan sangat sakit! Rasa sakit ini bagai diterjang banjir bandang yang menghanyutkan!Kali ini, Caden tidak sanggup mengendalikan ekspresinya lagi. Dia sungguh merasa sakit hati.Steven membukakan pintu mobil untuk Caden. Hatinya juga ikut terasa sakit ketika melihat majikannya. “Kak Caden, kamu tenangkan dirimu dulu. Rayden nggak akan memperlakukanmu seperti ini. Jelas sekali kalau dia b
Setelah Caden mendengar pengakuan Naomi, emosinya langsung membara. Dia berkata dengan geram, “Naomi, sepertinya kamu memang sudah bosan hidup!”Hati Naomi sungguh gugup saat ini. Jantungnya berdetak kencang hingga hampir meledak!Tadi saat di taman bermain, tiba-tiba Caden menelepon Naomi mengatakan bahwa dia membawa Rayden pulang duluan. Naomi pun disuruh untuk pulang dengan menaiki taksi. Caden bahkan berpesan untuk tidak perlu memasak makan malam untuk Rayden hari ini.Waktu itu, Naomi merasa ada yang janggal. Dia sempat bertanya alasannya. Hanya saja, Caden malah memarahi Naomi cerewet.Namun, setelah dipikir-pikir, Caden adalah ayah kandungnya Rayden. Dia tidak mungkin akan melukai Rayden. Jadi, Naomi juga tidak berpikir kebanyakan, langsung meninggalkan taman bermain dan pergi ke supermarket. Naomi berencana memasak makan malam untuk Tiara dan ketiga bocah cilik. Dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk menebus mereka karena telah menelantarkan mereka demi menjaga Rayden.Sia
Hayden bagai seekor monster yang sedang emosi saja. Tanpa berbasa-basi, dia langsung melakukan penyerangan! Caden yang gesit itu langsung menghindari serangan dengan mundur beberapa langkah. Jujur saja, Caden juga merasa sangat kaget. “Rayden, apa yang kamu lakukan?”“Jangan omong kosong! Kalau berani, ayo kita berkelahi!” Dapat diketahui betapa emosinya Hayden saat ini. Dia kembali melayangkan serangan.Tentu saja Caden tidak akan memukulnya. Hanya saja, jurus yang dilayangkan Hayden sangatlah hebat. Caden pun terus mundur beberapa langkah untuk menghindar.Caden melangkah mundur dan Hayden melakukan seangan.Meja dan kursi berjatuhan. Vas bunga disenggol hingga hancur berkeping-keping. Tidak berhenti terdengar suara gaduh dari dalam kamar seluas 100 meter persegi ini.Caden takut pecahan kaca akan melukai putranya. Dia ingin memaksa putranya untuk menenangkan dirinya. Namun, dia malah terkena tinjuan dari “putra kandungnya”!Usia Hayden memang masih kecil. Namun, tinjuannya sangat m
Caden berusaha untuk memendam amarahnya, lalu bertanya, “Bagaimana aku menindasnya?”Setelah mendengar ucapan Caden, amarah di hati Hayden semakin membara lagi. “Apa kamu sendiri nggak sadar dengan apa yang kamu lakukan?”Kening Caden berkerut. Dia memalingkan kepalanya. “Aku nggak tahu. Aku nggak merasa aku telah menindas Naomi.”“Kamu … kamu ….” Emosi Hayden seketika membara. Ibunya saja sudah menangis. Sekarang Caden malah mengatakan dia tidak menindas ibunya! Keterlaluan sekali!Hayden mengepal erat kedua tangannya hendak turun tangan lagi. Namun, aksinya ditahan oleh Steven. “Rayden, kita bicarakan baik-baik. Kamu, kamu, kamu … kamu tenangkan dirimu. Semuanya bisa dibicarakan.” Namun, Hayden tidak bisa menahan amarahnya. “Dia sudah membuat mamaku menangis. Sekarang dia malah bilang dia nggak menindas mamaku! Kamu memang bukan gentleman, malah menindas seorang wanita! Setelah menindas, kamu malah nggak berani mengakui perbuatanmu. Dasar pengecut! Orang seperti kamu malah ingin men